Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
15.INT. LOBI RUMAH SAKIT - DAY
Maya berdiri di lobi rumah sakit menunggu Bara yang sedang berpamitan dengan keluarga Bapak Johan.
Bara melangkah mendekati Maya.
BARA
Duluan saja May, biar nanti aku naik ojek online.
MAYA
Kan kita searah Bara, lagipula Indah sudah bawel minta tolong padaku untuk mengambil sampel fisik foto-foto cover kalender.
BARA
(Tersenyum)
Baiklah. Terimakasih ya.
(Bara dan Maya berjalan menuju tempat parkir mobil)
CUT TO
16. INT. APARTEMEN BARA - DAY
Bara dan Maya masuk kedalam apartemen. Maya terkejut saat Bara tiba tiba menyodorkan sepasang sendal dan celemek kepadanya.
BARA
Kamu sudah berjanji kan?
MAYA
(Bingung)
Sekarang?
(Bara tersenyum dan mengangguk. Maya menerima sandal dan celemek dari Bara dan memakainya dengan dibantu Bara. Mereka berjalan menuju dapur. Bara mengeluarkan semua bahan untuk membuat nasi tumpang dari dalam kulkas, sedang Maya hanya membantu menata bahan-bahan itu diatas meja)
MAYA
Kamu tinggal sendiri disini?
(Bara berhenti mengambil bahan dari kulkas dan menatap Maya)
BARA
Ini seperti sebuah pertanyaan terselubung yang sebenarnya pertanyaan itu adalah apakah aku sudah punya pasangan?
(Maya melempar Bara dengan tomat karena jengkel, dan Bara menagkapnya dengan tepat. Dia berjalan kearah Maya sambil membawa bahan-bahan terakhir)
BARA
Aku tidak punya siapa-siapa disini, baik keluarga ataupun pacar. Seratus persen jomblo akut.
(Bara mulai meracik bahan untuk membuat nasi tumpang dibantu Maya)
MAYA
(Tersenyum)
Tidak merasa kesepian?
BARA
Selalu.
MAYA
Lalu kenapa tidak mencari?
BARA
Kita tidak bisa menempatkan orang lain sebagai obat kesepian kita, karena kesepian berasal dari kita sendiri dan hanya kita sendiri yang mampu mengobatinya.
MAYA
Tapi tak akan ada kesepian saat kita bersama dengan orang yang kita cintai dan mencitai kita bukan?
(Bara berhenti memotong tempe dan menatap Maya)
BARA
Mungkin, patut dipertanyakan cintanya apabila ada yang merasa kesepian saat mereka bersama pasangan mereka.
(Bara mengakat tempe dan menunjukkan pada Maya)
Aku mengganti bahan tempe dengan yang segar bukan yang hampir busuk. Orang jaman dahulu mungkin termasuk almarhum ibumu menggunakan dua macam tempe , segar dan hampir busuk untuk menciptkan aroma yang berbeda dan itu yang membuat kamu tidak menyukai aromanya.
(Maya mengangguk)
BARA
Lalu kenapa tidak mencari?
(Menatap Maya dan tersenyum)
(Maya tertawa)
MAYA
Ada seorang pria yang pernah bilang padaku kalau kesan pertama melihatku adalah dingin dan cuek.
(Bara berhenti dan menatap Maya lalu tertawa)
BARA
Jangan membuatku merasa bersalah.
MAYA
Terkadang ketika kita nyaman dengan kesendirian, kita akan lupa apa itu kesepian. Aku terlalu sibuk mengejar mimpiku dan lupa bahwa aku telah kehabisan waktu.
(Tatapan kosong)
BARA
(Terkejut)
Kehabisan waktu?
MAYA
(Tersadar dan mengalihkan pembicaraan)
Aku pernah berpacaran dengan seseorang dan tidak bertahan lama karena ketika bersamanya terkadang aku merindukan kesendirianku.
BARA
Kalau kamu mencintainya, kamu tidak akan merindukan kesendirianmu, kamu akan melupakan kesendirianmu.
(Bara dan Maya saling berpandangan)
Bara
Mungkin aku ada bukan untuk dicintai atau mencintai.
MAYA
(Bingung)
Maksudmu?
BARA
Pertanyaanmu tadi, kenapa aku tidak mencari?
MAYA
Cinta adalah alasan kenapa manusia diciptakan.
BARA
Mungkin sebagian diriku bukan manusia.
(Maya terkejut menatap Bara lalu tertawa)
MAYA
Baiklah setengah manusia, sekarang ajarkan padaku bagaimana membuat nasi tumpang milenial.
(Bara tertawa menatap Maya)
(Bara menunjukkan dan mengajarkan Maya cara memasak Nasi Tumpang)
CUT TO
17. INT. APARTEMEN BARA - DAY
Bara dan Maya telah selesai memasak nasi tumpang. Semua hidangan sudah tertata rapi dimeja makan lengkap dengan menu pendampingnya. Bara mengambil kameranya dan memotret hidangan nasi tumpang dimeja lalu memotret Maya dengan nasi tumpang dihadapannya. Mereka duduk dimeja makan diiringi suara lembut Indra Lesmana lalu menyantap nasi tumpang yang tersaji secara terpisah. Nasi yang berada ditengah piring dicetak dengan mangkok kecil, lalu dipinggiran nasi ada bayam, taoge, potongan timun dan telur ayam rebus yang dibelah dua. Ikan asin layur ditarus diatas nasi, berdampingan dengan bawang merah goreng yang tampak renyah. Lalu ada mangkok kecil yang berisi kuah tumpang yang berwarna merah pucat, dengan cecek kulit sapi dan tahu putih yang berenang-renang dipermukaaannya. Dan terakhir, karak atau krupuk nasi tersaji dipiring kecil sebagai pelengkapp.
Bara menatap Maya yang mulai menyantap nasi tumpang didepannya.
BARA
(Penasaran)
Bagaimana?
MAYA
(Tersenyum)
Luar biasa seperti tampilannya. Tidak ada aroma tempe busuk seperti yang aku takutkan. Semua rasa seperti menari-nari dilidahku, segar dari sayuran, pedas dari cabai dan gurih dari santannya. Hidangan pendamping bukan sekedar pemanis, tapi benar-benar melengkapi rasa dari nasi tumpangnya.
(Tidak berhenti makan)
Aku bisa makan ini setiap hari.
(Bara tertawa)
BARA
Nanti aku kirim foto dan resepnya lewat email. Dan sekarang tidak ada alasan lagi buatmu untuk tidak bisa memasak hidangan ini untuk ayahmu.
(Maya berhenti makan, terisak lalu segera menghapus air matanya)
MAYA
(Menatap Bara)
Terimakasih untuk semuanya ini.
(Bara hanya tersenyum dan mengangguk lalu diam diam mencuri pandang pada Maya)
CUT TO