Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Malaikat Tanpa Sayap
Suka
Favorit
Bagikan
4. Calon Pemimpin

12. EXT. TAMAN - DAY

Seorang lelaki tua bernama Josua (65) sedang duduk dibangku taman yang menghadapap ke danau. Lelaki tua itu melempar remahan roti untuk sekumpulan burung didepannya. Bara berjalan menghampirinya lalu duduk disampingnya dan ikut melempar remahan roti.

BARA

Bagamaina disana? Apakah kita bisa sebebas seperti burung-burung itu?

(Josua menatap Bara, tersenyum lalu kembali melempar remahan roti)

JOSUA

Bagaimana mungkin kamu menayakan hal itu kepadaku? Mereka membiarkanku disini berabad abad tanpa sekalipun memberikan kesempatan padaku untuk mengintip surga mereka.

(Bara terkekeh)

JOSUA

Sekarang baru kamu tersenyum.

(Josua mengeluarkan amplop putih kecil dengan segel merah dan tebal lalu menyerahkannya pada Bara)

(Bara memasukkan amplop itu kebalik jaketnya)

JOSUA

(Terkejut)

Ada apa? Biasanya kamu langsung membuka amplop pemberianku dihadapanku.

BARA

Tugas terakhirku dan hari terakhirku di Bumi, jadi aku tidak ingin tergesa gesa melihatnya.

JOSUA

Ini bukan tentang ketakutanmu kan?

BARA

Maksudmu?

JOSUA

Kamu tahukan arti tanggal didalam amplop itu bukan tentang hari terakhirmu dibumi, tapi tentang tanggal kematian perempuan yang menjadi tugasmu.

BARA

Tentu.

(Josua menatap keheranan kearah Bara, dan Bara balik menatapnya keheranan)

BARA

Kenapa?

JOSUA

Tidak, lupakan. Aku pikir tadi aku teringat seseorang.

(Kembali melempar remahan)

BARA

(Tertawa)

Aku pikir tadi dirimu sedang membaca pikiranku.

JOSUA

(Tertawa)

Kita tidak memilki kemampuan seperti itu.

BARA

Kita memang tidak diberikan kemampuan apapun selain keabadian.

JOSUA

Siapa bilang?

BARA

(Penasaran)

Maksudmu , kamu punya kemampuan lain selain keabadian?

(Josua bankit dan memberikan kode dengan tangannya pada Bara untuk berdiri. Bara berdiri. Josua menyodorkan lengannya)

JOSUA

Pegang tanganku.

(Bara memegang tangan Josua)

Bara

Apa yang akan kita...?

(Tiba-tiba sekeliling mereka perlahan-lahan memmudar dan menghilang dan sedetik kemudain mereka berada di tempat yang berbeda. Mereka berada disebuah bukit yang berhadapan langsung dengan sebuah gunung)

BARA

(Terkejut)

Apa yang terjadi? Dimana kita?

(Bara melepas genggamannya lalu berjalan mengelilingi puncak bukit)

BARA

Dimana kita? Bagaimana kamu melakukannya?

JOSUA

(Tersenyum)

Seharusnya kamu yang memberitahukan kepadaku dimana kita berada sekarang, karena tempat ini aku ambil dari memorimu.

(Bara berkeliling lalu berhenti dan menatap Gunung dihadapannya)

BARA

Itu gunung Lawu dan kita sedang berada di bukit Mongkrang.

(Memandang sekeliling)

Dulu aku sering kesini mencari ketenangan sebelum keramaian datang dan mengurangi kenikmatannya.

(Menghampiri Josua)

Bagaimana kamu melakukannya? Berpindah tempat dalam satu kedipan mata?

JOSUA

Mereka memberikan kepadaku saat aku terpilih menjadi pemimpin kalian.

BARA

Kekuatan apalagi yang mereka berikan kepadamu? atau kepada pemimpin kita?

JOSUA

Hanya pemimpin yang terpilih yang boleh tahu.

BARA

Lalu kenapa kamu melanggar aturannya?

JOSUA

Aku meminta ijin kepada mereka untuk menunjukkan sebagian kemampuanku khusus hanya kepadamu.

BARA

Kenapa aku?

(Josua berjalan lalu berhenti menatap gunung Lawu)

JOSUA

Akupun ingin pulang dan tinggal selamanya ditempat yang katanya hanya ada kebahagiaan disana. Entah sudah berapa lama aku tinggal di Bumi, menjadi seperti dirimu lalu menjadi pemimpin kalian. Mereka mengijinkan aku pulang tapi dengan satu syarat, aku harus mencari penggantiku.

(Josua menoleh kearah Bara)

JOSUA

Dan saat aku memberikan namamu, mereka meyetujuinya.

BARA

Maksudmu aku menggantikan posisimu?

JOSUA

(Mengangguk)

Menjadi pemimpin manusia-manusia abadi atau mereka menyebutnya para setengah malaikat.

(Bara tampak kebingungan dan berjalan menjauhi Josua)

BARA

(Berterik)

Kenapa aku? Banyak yang lebih pantas.

JOSUA

(Menghampiri Bara)

Karena kamu mengingatkan aku pada diriku sendiri. Dan mungkin mereka puas dengan hasil pekerjaanmu selama ini.

BARA

Bagaimana jika aku tidak menginginkannya?

JOSUA

(Menenangkan Bara)

Tidaka harus sekarang kamu menjawabnya. Bukalah amplop itu agar kamu tahu batas waktunya. Pilihanmu hanya pulang atau menerima tawaranku. Ingat Bara, tidak ada pilihan lain.

BARA

Apa maksudmu?

JOSUA

(Tersenyum)

Sudahlah, belum saatnya aku memberitahumu. Saatnya kita kembali.

BARA

Apakah pemimpin bisa meminta kepada mereka untuk merubah takdir manusia.

JOSUA

Kamu lupa dengan aturan yang dulu pernah aku sampaikan kepadamu? Salah satu aturan dasar sebagai manusia abadi.

BARA

Tidak ada seorangpun yang bisa merubah takdir manusia.

JOSUA

Tidak seorangpun, ingat itu. Sekuat apapun kamu mencoba untuk merubah takdir manusia, sekuat itu pula semesta ini akan menghalanginya atau akan mencari penyeimbangnya. Seperti semesta ini selalu membantu tugas tugas kita, agar takdir manusia tidak ada yang berubah.

(Mereka terdiam sesaat)

JOSUA

Tapi yang aku dengar, pernah ada yang meminta hal itu.

BARA

(Penasaran)

Siapa? Apakah berhasil?

JOSUA

Katakan padaku untuk apa kamu menanyakannya?

BARA

(Tampak kecewa)

Lupakan. Mari kita pulang.

(Josua tersenyum lalu mengulurkan tangannya, dan Bara memegangnya. Sedetik kemudian Bara sudah berada didalam apartemennya sendiri tanpa Josua.

CUT TO

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar