Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Malaikat Tanpa Sayap
Suka
Favorit
Bagikan
7. Sandaran

18. INT. RUMAH SAKIT - DAY

Maya terbaring lemah di ranjang rumah sakit disebuah kamar VIP, pasca kemoterapi yang baru saja dijalaninya. Sudah beberapa kali dia bolak balik ke kamar mandi karena mual dan membuatnya lemas dan pusing.

Hampir saja dia terlelap saat dia dikejutkan dengan kehadiran Bara dan Thalia yang tiba-tiba masuk ke kamarnya.

Bara dan Thalia menghampiri Maya. Bara mencegah Maya yang hendak duduk dan memintanya untuk tetap berbaring.

Thalia memegang tangan Maya.

BARA

Aku sedang menyerahkan foto-foto acara ulang tahun kemarin kepada perawat dan anak-anak, lalu tiba-tiba Thalia menarikku dan membawaku kesini.

MAYA

(Tersenyum)

Mungkin dia melihatku.

BARA

Bagaimana keadaanmu May?

(Tiba-tiba Indah masuk kedalam ruangan sambil membawa minuman)

INDAH

Bara, kamu...

(Bara menoleh kearah Indah)

BARA

Aku tidak sengaja kesini dan terkejut melihat Maya sakit.

(Indah berdiri disamping Maya dan meletakkan botol air mineral dimeja)

MAYA

Pulanglah Indah, aku baik baik saja disini, nanti kalau ada apa-apa aku hubungi.

INDAH

Aku...

BARA

Aku akan menjaganya.

(Indah dan Maya menoleh kearah Bara)

MAYA

Tidak usah Bara...

BARA

Tidak apa-apa May, aku bisa menyelesaikan pekerjaanku dari sini, toh apa bedanya disini dengan diapartmen.

(Maya memegang tangan Indah dan mengangguk sebagai isyarat Maya menyetujui ucapan Bara)

(Indah memcium kening Maya lalu menatap Bara).

INDAH

Terimaksih ya Bara, kabari aku kalau ada apa-apa.

(Bara mengangguk)

(Indah berjalan mendekat ke arah Thalia lalu menggendongnya)

INDAH

Aku akan mengantarnya kembali ke kamar, takut dikira hilang.

(Maya dan Bara tertawa lalu melambai kearah Thalia yang digendong Indah keluar kamar)

MAYA

Kamu tidak perlu melakukannya Bara, kamu...

(Bara memegang tangan Maya)

BARA

Paling tidak disini aku tidak kesepian.

(Tersenyum)

Istirahatlah, aku akan disini menjagamu.

(Bara melangkah menuju sofa yang berada disamping tempat tidur Maya lalu mengeluarkan laptopnya dan sibuk bekerja)

(Maya menatapnya dengan senyuman bahagia lalu mulai memejamkan matanya)

(Beberapa kali Maya terbangun karena mual, efek dari kemoterapi yang dijalaninya, dan Bara dengan sabar membantu Maya saat dia membutuhkan dirinya)

CUT TO

19. EXT/INT. MOBIL BARA - NIGHT

Bara mengendarai mobilnya meluncur menuju apartemen Maya, yang sedang duduk disampingnya.

BARA

Kamu yakin May pulang?

MAYA

(Maya tersenyum)

Aku sampai lupa sudah berapa kali kamu menanyakan hal ini Bara. Aku sudah lebih baik, dan mungkin istirahat di apartemenku lebih cepat membuatku pulih karena suasananya. Lagipula kita sudah setengah perjalanan ke apartemenku lho.

BARA

Aku bisa balik kok ke rumah sakit kalo kamu mau.

(Untuk pertamakalinya Maya tertawa sejak kemoterapi tadi pagi. Dicubitnya manja lengan Bara)

(Bara tampak kesakitan dan mengusap lengannya)

(Maya menatap kearah luar)

MAYA

Aku rasa aku tidak perlu menjelaskan tentang penyakit dan kondisikukan. Aku yakin kamu sudah tahu dari teman teman perawatmu disana.

(Bara sesekali menoleh kearah Maya)

MAYA

Kamu tidak perlu mengasihaniku Bara, aku baik-baik saja.

(Maya terkejut karena Bara tiba tiba tertawa. Maya menoleh kearah Bara)

BARA

Dimataku kamu akan selalu menjadi wanita yang kuat dan tangguh, tidak butuh belas kasihan dari siapapun.

(Bara terdiam sejenak dan sesekali menatap Maya)

Tapi terkadang bersandar pada seseorangpun bukan suatu kelemahan.

(Maya masih menatap kearah luar dan menahan airmatanya agar tidak jatuh dihadapan Bara)

MAYA

Kalau Lily bisa berjuang sampai akhir dan memberikan perlawanan sengit, aku yakin akupun bisa.

(Air mata Maya mulai turun)

MAYA

Maaf.

(Maya menangis dibahu Bara)

(Bara mengusap lembut rambut Maya, menenangkannya)

CUT TO

20.INT. APARTEMEN MAYA - NIGHT

Maya berdiri dipintu kamarnya, tampak wajahnya masih pucat dan tubuhnya masih lemah. Bara berdiri tidak jauh darinya.

MAYA

Kamu yakin mau menginap disini? Pulanglah Bara, aku akan baik-baik saja.

BARA

Ini kemoterapi pertamamu, paling tidak biarkan seseorang menjagamu semalam untuk memastikan semua baik baik saja.

(Maya tersenyum dan masuk kedalam kamar lalu membawa bantal dan selimut untuk Bara)

MAYA

Terimaksih Bara, dan anggap saja ini rumah sendiri, maaf kalau aku tidak menjadi tuan rumah yang baik.

BARA

(Terseyum)

Istirahatlah. Panggil aku kalau dirimu butuh sesuatu.

(Maya mengangguk dan menutup pintu)

(Bara merebahkan dirinya di sofa. Sebuah panggilan telpon masuk dari Lily dia abaikan)

CUT TO

21. INT. APARTEMEN BARA - NIGHT

Lily akhirnya menyerah dan melempar handphonenya ke meja kerja Bara saat Bara tidak mengangkat telpon darinya beberapa kali. Dipandaanginya foto foto yang berada ditanganya, foto foto Maya saat dicafe, saat ulang tahun di rumah sakit dan saat berada di dapur apartemen Bara. Ada rasa tidak suka dalam diri Lily saat memandangi foto foto Maya, sebuah rasa yang baru pertama kali ini dia rasakan, rasa marah dan benci.

Seorang pemuda masuk menyusul Lily, Aldrin (22) mengambil beberapa foto Maya dimeja.

ALDRIN

Siapa dia?

(Lily tidak menjawab pertanyaan Aldrin, hanya memandangi foto-foto Maya dimeja)

ALDRIN

Perempuan ini tugas terakhir Bara kan?

(Lily dan Aldrin saling menatap)

LILY

Kembalikan foto-foto itu.

(Lily sedikit emosi)

(Aldrin tidak menggubris perintah Lily, dia menatap beberapa foto dengan serius)

ALDRIN

Menatap foto foto ini seolah olah kita bisa merasakan apa yang dirasakan Bara saat mengambil gambar wanita ini.

(Aldrin tersenyum sinis meletakan kembali foto foto itu dimeja)

(Rasa tidak suka Lily pada foto foto Maya semakin bertambah mendengar kata kata Aldrin)

(Aldri berjalan mendekat kearah mangkuk tembikar yang berada di meja belakang. Dia lalu memgambil sebuah amplop kecil berwarna putih gading dengan stempel merah menyala dibagian penutupnya)

ALDRIN

Sudah aku duga.

(Menunjukkan amplop itu pada Lily)

(Lily menatap amplop itu dan meraihnya)

ALDRIN

Bara tidak berani membuka amplopnya, mungkin dia takut.

(Lily dan Aldrin saling berpandangan)

ALDRIN

Bara takut kehilangannya.

(Lily terkejut mendengar ucapan Aldrin, dia bangkit lalu menyerahkan amplop itu kedada Aldrin dengan kasar.)

LILY

Pergi dari sini, jangan mencampuri urusan orang lain.

(Lily melangkah meninggalkan Aldrin).

(Aldrin tersenyum sinis menatap kepergian Lily)

CUT TO

22. EXT. ROOFTOP GEDUNG APARTEMEN BARA - NIGHT

Langit sangat cerah malam itu, Lily tampak berdiri memandang gemerlap kota Jakarta dari atas rooftop gedung.

Aldrin berjalan mendekat kearah Lily dan berdiri disampingnya.

ALDRIN

Cemburu. Itu yang sering manusia katakan dan rasakan ketika melihat orang yang dicintainya bersama orang lain.

LILY

(Menatap Aldri)

Pergilah.

ALDRIN

Buang jauh jauh rasamu pada Bara. Dia akan meninggalkanmu sebentar lagi, dia tak akan mengingatmu saat berada disana.

(Terdiam sebentar)

Kita tahu dia akan mengacaukan tugas terakhirnya karena perempuan itu. Dia mencintainya.

LILY

(Menatap kedepan)

Kita diciptakan tidak untuk mencintai atau dicintai. Itu hanya sebuah tugas baginya.

(Aldrin tertawa membuat Lily terkejut)

ALDRIN

Mungkin kita adalah ciptaannya yang cacat.

LILY

Kita?

ALDRIN

Yang selama ini kamu rasakan pada Bara adalah cinta, dan amarah yang kamu rasakan sekarang adalah cemburu.

(Lily dan Aldrin saling menatap)

Itulah yang aku rasakan padamu.

LILY

Kamu sudah gila Aldrin. Semua itu terlarang. Buang jauh jauh pikiran itu. Aku yakin Bara tidak akan berbuat bodoh, dan juga kamu!

(Lily penuh emosi dan menepis tangan Aldrin yang hendak meraih tangannya. Lily berjalan meninggalkan Aldrin

ALDRIN

(Berteriak)

Aku mencintaimu.

(Lily berhenti sebentar tanpa menatap Aldrin, lalu kembali berjalan meninggalkan Aldrin)

CUT TO

23. INT. APARTEMEN MAYA - DAY

Maya keluar dari kamar dengan pakaian sudah lengkap untuk kekantor. Dia mencari cari Bara namun hanya menemukan selimut dan bantal yanh sudah tertata rapi diatas sofa dan hidangan sarapan pagi berupa secangkir teh hangat dan roti panggang serta dua buah telur mata sapi. Maya menemukan catatan kecil dari Bara, dan tersenyum setelah membacanya.

'Ini sarapan terbaik yang bisa aku siapkan dari sedikit bahan makanan dikulkasmu. Semoga bisa mencerahkan harimu'

'Ps. Ini bukan terakhir kali aku menyiapkan sarapan untukmu'

CUT TO

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar