Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
LUBANG HILUM: TANDA LAHIR (SEASON 2)
Suka
Favorit
Bagikan
11. Scene 117-132

117. INT. RUMAH HILMAN - KAMAR HILMAN - PAGI

Cast: Bapak Kamaludin, Ibu Markonah, Hilman

Bapak Kamaludin berjalan cepat menghampiri Hilman yang berbaring miring di lantai menghadap ke arah lemari.

Bapak Kamaludin meraih Hilman dan membalikkan badannya.

Bapak Kamaludin terkejut melihat perut Hilman tertusuk gunting, ia meraba denyut nadi Hilman di bagian leher dan tanggannya. Tampak air mata Bapak Kamaludin meneteskan.

Ibu Markonah kita lihat menghampiri Bapak Kamaludin dan Hilman.

IBU MARKONAH

Hilman
(Teriak)

Ibu Markonah terlihat menutup mulutnya lalu meneteskan air mata.

CUT TO:

118. INT. RUMAH HILMAN - RUANG TAMU - PAGI

Cast: Beberapa tamu, Ibu Markonah, Bapak Kamaludin, Yumna

Beberapa tamu masih melantunkan ayat suci Al-Qur'an.

Ada yang terlihat meminta pamit pada Ibu Markonah.

Bapak Kamaludin hanya diam melihat ke arah jenazah Hilman yang sudah ditutupi kain kapan.

Yumna tiba-tiba datang dan berjalan pelan menuju jenazah Hilman. Mata Yumna tampak merah.

Kita melihat Yumna duduk di dekat jenazah Hilman. Air mata tiba-tiba mengalir di pipinya.

CUT TO:

119. INT. RUMAH KOSAN YUMNA - KAMAR YUMNA - MALAM

Cast: Yumna

Yumna terlihat duduk di meja belajar. Ia membuka selembar surat dari Hilman.

CU: Ke tulisan Hilman di surat;

Tuhan mencintaimu maka cintai dirimu juga. Begitu juga denganku, aku juga mencintaimu, tidak tau denganmu. Apa kamu juga mencintaiku?

Dari Hilman untuk Yumna

Yumna melipat kembali surat dari Hilman.

Yumna tampak berpikir.

CUT TO:

120. INT. RUMAH ORANG TUA YUMNA - SORE (FLASHBACK)

Cast: Ibu Nana, Bapak Yuno, Yumna

Ibu Nana, Bapak Yuno dan Yumna duduk di meja makan.

Yumna memegangi roti. Di depannya duduk Bapak Yuno yang sudah menyeruput segelas kopi.

IBU NANA

Duh cantiknya anak ibu, pasti di kota nanti, ada cowok cakep yang bakal naksir kamu.

YUMNA

Ibu bisa aja.

Yumna tersenyum kecil mendengar ocehan Ibu Nana.

Ibu Nana tampak tersenyum juga.

Kita melihat Bapak Yuno sedang memperhatikan Ibu Nana dan Yumna.

BAPAK YUNO

Terkadang, hanya karena rupawannya wajah seseorang bisa membuat kita memilihnya untuk bersama.
(Beat)
Namun sebenarnya, kebaikan hatinyalah yang membuat kita tetap betah untuk bersama.

Ibu Nana dan Yumna melihati ke arah Bapak Yuno.

IBU NANA, YUMNA

Seperti Bapak.

BAPAK YUNO

Yakan memang begitu kenyataannya.

Ibu Nana dan Yumna saling tersenyum.

CUT TO:

121. INT. RUMAH KOSAN YUMNA - KAMAR YUMNA - MALAM

Lanjutan scene 119

Cast: Yumna

Yumna tampak berpikir. Ia beranjak dari meja belajar lalu berjalan menuju ranjang.

Yumna kemudian berbaring di ranjang. Sambil memegangi surat dari Hilman.

CUT TO:

122. EXT. PINGGIR JALAN - HALTE BUS — SORE (FLASHBACK)

Kembali ke scene 87

Cast: Yumna, Hilman

Yumna tampak ketakutan ia melihat ke arah kucing yang juga sedang berteduh di halte bus.

Hilman menoleh ke arah Yumna. Yumna terlihat sedang memundurkan badannya dari kucing lalu Hilman terlihat dengan cepat mengangkat kucing itu.

Hilman dan Yumna terlihat saling memandang.

Hilman kemudian memalingkan wajahnya dan tangan kanannya memegangi pipi kanannya yang tertutup sapu tangan. Lalu mengangkat tobles berisi kue kacang jualannya yang ia letakkan di kursi halte bus. Kemudian Hilman berjalan pergi hujan-hujanan sambil mengendong kucing.

YUMNA

Hilman
(Suara pelan)

Yumna melihat ke arah Hilman yang berlari cepat sambil membawa tobles jualan dan mengendong kucing.

CUT TO:

123. INT. RUMAH KOSAN YUMNA - KAMAR YUMNA - MALAM

Lanjutan scene 121

Cast: Yumna

Yumna terlihat berbaring di ranjang sambil memegangi surat dari Hilman lalu ia tersenyum sendiri.

CUT TO:

124. EXT/INT. BUS — SIANG (FLASHBACK)

Kembali ke scene 88

Cast: Hilman, Yumna

Hilman melihat ke arah Yumna yang sedang berdiri ia kemudian berdiri dengan di tangannya membawa tobles jualan berisi kacang sambil menundukkan kepalanya.

Hilman mempersilahkan Yumna duduk di kursi yang ia duduki sebelumnya.

Yumna tampak menolaknya tapi karena banyak cowok yang berdiri di sebelahnya ia pun kemudian duduk di kursi Hilman duduki sebelumnya.

Hilman terlihat berdiri.

CUT TO:

125. EXT. JALANAN — PAGI (FLASHBACK)

Kembali ke scene 92

Cast: Hilman, Yumna

Hilman memperhatikan wajah Yumna yang masih terlihat ketakutan melihat kucing.

Hilman kemudian merangkul Yumna. Dan melangkah dengan pelan.

Yumna hanya diam saat dirangkul Hilman, Yumna memperhatikan mata Hilman yang sebagian wajahnya tertutup sapu tangan.

Begitupun dengan Hilman yang sesekali menoleh ke wajah Yumna.

CUT TO:

126. EXT. DEPAN RUMAH KOSAN YUMNA — PAGI (FLASHBACK)

Kembali ke scene 93

Cast: Hilman, Yumna

Hilman duduk jongkok kemudian membersihkan darah di kaki Yumna mengunakan kasa luka. Lalu meneteskan obat merah. Wajah Yumna terlihat meringis.

YUMNA

Hmm ... makasih banyak ya.
(Tersenyum)

HILMAN

Iya sama-sama.

CUT TO:

127. INT. RUMAH KOSAN YUMNA - MALAM

Cast: Yumna

Yumna terlihat berbaring di atas ranjang. Ia kemudian menoleh ke arah meja belajar.

Yumna kemudian bangun dan berjalan menuju meja belajarnya. Lalu ia duduk di bangku meja belajar.

Yumna membuka laci dan mengeluarkan surat dari Hilman.

Yumna tampak berpikir.

CUT TO:

128. INT. RUMAH ORANG TUA YUMNA - SORE (FLASHBACK)

Kembali ke scene 120

Kita melihat Bapak Yuno sedang memperhatikan Ibu Nana dan Yumna.

BAPAK YUNO

Terkadang, hanya karena rupawannya wajah seseorang bisa membuat kita memilihnya untuk bersama.
(Beat)
Namun sebenarnya, kebaikan hatinyalah yang membuat kita tetap betah untuk bersama.

CUT BACK TO:

129. INT. RUMAH KOSAN YUMNA - MALAM

Lanjutan scene 127

Cast: Yumna

Yumna dengan cepat mengambil buku tulis dan merobeknya menjadi selembar kertas lalu mengambil pulpen. Ia terlihat menulis di selembar kertas itu.

CUT TO:

130. INT. KAMPUS - TOILET - SIANG

Cast: Malika

Malika langsung bergegas membuka surat dari Yumma.

Ia kemudian membaca isi suratnya.

Wajah Malika tampak sedih.

CU: Ke tulisan surat Yumna;

Aku juga mencintaimu seperti tuhan juga mencintaiku.

Dari Yumna untuk Hilman

CUT TO:

131. INT. RUMAH MALIKA - KAMAR MALIKA - MALAM

Cast: Malika, Yumna

Malika memandangi surat balasan dari Yumna.

Wajah Malika tampak sedih.

Ia kemudian merobek surat dari Yumna itu. Mata Malika melotot.

Lalu ia mengambil selembar kertas dan ia terlihat menulis di selembar kertas itu.

CU: ke tulisan Malika;

Hi Hilman, makasih ya udah nulis surat untukku. Oke aku bakalan cintai diri aku sendiri. Tapi aku ga bisa mencintaimu Hilma, karena udah ada pria lain yang mencintaiku dan aku juga mencintainya. Aku harap kamu bisa ngerti ya. Semangat Hilman, hmm tentunya kita bisa jadi sahabat aja kan.

Dari Yumna untuk Hilman

Mata Malika melotot dan ia tampak tersenyum.

CUT TO:

132. INT. RUMAH HILMAN - RUANG TAMU - PAGI

Lanjutan scene 118

Kita melihat Yumna duduk di dekat jenazah Hilman. Air mata mengalir di pipinya.

Yumna membuka kain kapan yang menutupi wajah Hilman.

Kita melihat Hilman yang dengan mata terpejam dan kapas yang menutup lubang hidungnya.

Yumna menggelengkan kepalanya wajah Yumna terlihat tampak meringis dan air matanya mengalir di kedua pipinya.

SELESAI


Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar