Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
69. RUMAH HILMAN - RUANG TAMU — SORE
Cast: Bapak Kamaludin
Bapak Kamaludin terlihat berdiri di depan pintu kamar Hilman, lalu mengetuk pintu.
BAPAK KAMALUDIN
CUT TO:
70. INT. RUMAH HILMAN - KAMAR HILMAN — MALAM
Cast: Hilman, Bapak Kamaludin
Hilman terlihat hanya diterangi lampu senter, ia duduk bersandar di tembok. Wajahnya terlihat sedih. Tangan kanannya memegangi pipi sebelah kanan.
BAPAK KAMALUDIN (O.S)
Hilman berdiri lalu berjalan menuju pintu kamarnya. Setelah di depan pintu Hilman membukanya.
Kita lihat Bapak Kamaludin berdiri di depan pintu.
Bapak Kamaludin terlihat tersenyum ke arah Hilman.
BAPAK KAMALUDIN
Hilman hanya terlihat menganggukan kepalanya dan kembali duduk di lantai dan bersandar di tembok.
Bapak Kamaludin berjalan masuk ke kamar Hilman lalu menutup pintu.
Bapak Kamaludin mendekati Hilman dan duduk di sampingnya.
BAPAK KAMALUDIN (CONT'D)
Hilman terlihat memegangi pipi sebelah kanannya, wajahnya tampak murung.
BAPAK KAMALUDIN (CONT'D)
CUT TO:
71. INT. RUMAH HIL. RUANGAN RAHASIA - PAGI (FLASHBACK)
Kembali scene 26 bagian c LUBANG HILUM (SEASON 1)
IBU MAO
CUT BACK TO:
72. INT. RUMAH HILMAN - KAMAR HILMAN — MALAM
Lanjutan dari scene 70
Cast: Bapak Kamaludin, Hilman
Bapak Kamaludin merangkul Hilman lalu meraih tangan Hilman yang menutupi pipi kanannya sendiri.
BAPAK KAMALUDIN
CUT TO:
73. EXT. LUAR HALAMAN RUMAH HIL - SIANG (FLASHBACK)
Kembali ke scene 16 bagian A LUBANG HILUM (SEASON 1)
Yum melihat Hil sedang menulis di sabak lalu menunjukan isi tulisannya.
CU: Tulisan Hil di sabak; Berapa usiamu? Kenapa kamu berada di luar. Kata ibuku dunia luar berbahaya bagi anak kecil. Kalau aku keluar maka aku akan mati. Dan maaf aku tidak bisa bicara, aku bisu.
CUT TO:
74. INT. RUMAH HIL - RUANGAN RAHASIA - PAGI (FLASHBACK)
Kembali ke scene 26 bagian C LUBANG HILUM (SEASON 1)
YUM (O.S.)
CUT BACK TO:
75. INT. RUMAH HILMAN - KAMAR HILMAN — MALAM
Lanjutan dari scene 72
Cast: Hilman, Bapak Kamaludin
Kita melihat Bapak Kamaludin merangkul Hilman.
HILMAN (V.O)
HILMAN
Hilman terlihat tersenyum begitu juga dengan Bapak Kamaludin.
BAPAK KAMALUDIN
Hilman terlihat mengganggukkan kepalanya dan tersenyum.
CUT TO:
76. EXT. DEPAN RUMAH HILMAN — PAGI
Cast: Hilman, Yumna
Hilman berdiri di depan teras rumahnya ia terlihat memakai topi dan sapu tangan yang menutupi sebagian mukanya, hanya bagian matanya dan dahi yang terlihat.
Kita kemudian melihat ke arah Yumna yang sedang berolahraga di depan rumahnya.
Hilman dan Yumna saling melihat.
CUT TO:
77. INT. RUMAH HILMAN - KAMAR HILMAN — MALAM (FLASHBACK)
Kembali ke scene 72
Cast: Bapak Kamaludin, Hilman
Bapak Kamaludin merangkul Hilman lalu meraih tangan Hilman yang menutupi pipi kanannya sendiri.
BAPAK KAMALUDIN
CUT BACK TO:
78. EXT. DEPAN RUMAH HILMAN — PAGI
Lanjutan dari scene 76
Cast: Hilman, Yumna, Malika
Hilman dan Yumna saling melihat.
Tidak lama Yumna kemudian berlari dan Hilman mengikutinya.
Tiba-tiba Yumna memelankan larinya lalu ia menoleh ke arah belakang. Di belakang terlihat ada Hilman yang juga sedang berlari. Ketika Yumna sedang melihati Hilman, Hilman menoleh ke arah kanan.
Di belakang Hilman juga terlihat ada MALIKA (17) yang sedang melambaikan tangannya.
Yumna berlari ke arah Hilman, begitu juga dengan Hilman.
YUMNA
Yumna terlihat menghampiri Malika.
Hilman terlihat gugup dan jatungnya berdebar kencang saat berpapasan lari dengan Yumna.
MALIKA
Lalu Malika menoleh ke arah Hilman.
MALIKA (CONT'D)
Hilman menghentikan larinya. Malika mengandeng tangan Yumna dan berjalan cepat mendekati Hilman.
MALIKA (CONT'D)
HILMAN
Kepala Hilman terlihat menggeleng sambil menunduk dan tangannya terlihat memegangi pipi sebelah kanannya.
MALIKA
Lalu Malika menoleh ke arah rumah Hilman dan Yumna yang terlihat berdekatan.
MALIKA (CONT'D)
HILMAN, YUMNA
MALIKA
YUMNA
Terlihat Yumna menyodorkan tangannya ke arah Hilman untuk bersalaman.
Malika yang melihat Hilman tidak kunjung menyodorkan tangannya kepada Yumna kemudian ia meraih tangan Hilman untuk mendekatkannya ke tangan Yumna.
Kemudian kita melihat Hilman dan Yumna saling bersalaman.
HILMAN
Hilman melepaskan tangan dari Yumna lalu berjalan cepat menuju ke arah rumahnya. Sambil menunduk dan memegangi pipinya.
Malika menggelengkan kepalanya ke arah Hilman.
MALIKA
YUMNA
MALIKA
Malika dan Yumna terlihat berjalan pelan.
MALIKA
YUMNA
MALIKA
Malika tampak kaget.
YUMNA
CUT TO:
79. INT. RUMAH HILMAN - RUANG TAMU — PAGI
Cast: Bapak Kamaludin, Ibu Markonah
Bapak Kamaludin duduk membuat kue kacang dari baskom ke dalam tobles jualan. Kemudian menoleh ke arah pintu kamar Hilman yang terbuka.
BAPAK KAMALUDIN
IBU MARKONAH (O.S)
BAPAK KAMALUDIN
Ibu Markonah terlihat muncul dari pintu laundry sambil mengangkat beberapa pakaian. Lalu Hilman tiba-tiba datang membuka pintu depan.
IBU MARKONAH
HILMAN
IBU MARKONAH
BAPAK KAMALUDIN
Bapak Kamaludin beranjak dari duduknya sambil membawa tobles jualannya.
IBU MARKONAH
Hilman terlihat melangkah ke arah kamarnya sambil menunduk dan tangan kanannya memegangi pipi kanannya.
CUT TO:
80. EXT. PINGGIR JALAN — SIANG
Cast: Kakek tidak punya nama, Bapak Kamaludin, tiga perawat
Kakek tidak punya nama sedang duduk melamun di pinggir jalan. Ia terlihat sedang memandang ke arah langit.
Bapak Kamaludin lewat mengayuh sepeda sambil menoleh ke arah kakek tidak punya nama.
Kakek tidak punya nama terlihat tetap melamun.
Bapak Kamaludin menghentikan kayuhan sepedanya lalu berjalan menghampiri Kakek tidak punya nama. Dua meletakkan sepedanya di pinggir jalan lalu duduk pinggir jalan di sebelah kakek tidak punya nama.
Kita melihat Bapak Kamaludin mengelap keringatnya dengan handuk kecil yang ada di pundaknya.
Bapak Kamaludin melihat ke arah kakek tidak punya nama yang tetap terlihat memandangi langit.
Bapak Kamaludin menundukkan kepala kemudian terlihat membuka dompetnya.
CUT TO:
81.INT. RUMAH HILMAN - RUANG TAMU — PAGI (FLASHBACK)
Kembali ke scene 67
Bapak Kamaludin berdiri di depan pintu kamar Hilman menoleh ke arah Ibu Markonah.
Ibu Markonah terlihat duduk di lantai sambil memasukkan kue kacang dari baskom ke dalam tobles.
Lalu kembali menoleh ke arah pintu kamar Hilman.
IBU MARKONAH (O.S.)
Bapak Kamaludin terlihat berdiri di depan pintu kamar Hilman yang hanya menundukkan kepalanya.
CUT TO:
82. EXT. PINGGIR JALAN — SIANG
Lanjutan scene 80
Cast: Kakek tidak punya nama, Bapak Kamaludin, tiga perawat
Bapak Kamaludin menundukkan kepala kemudian terlihat membuka dompetnya.
Kakek tidak punya nama terlihat memandang langit.
KAKEK TIDAK PUNYA NAMA
Bapak Kamaludin menoleh ke arah kakek tidak punya nama. Kakek terlihat bicara sendiri sambil memandangi langit.
Bapak Kamaludin kembali menundukkan kepalanya.
BAPAK KAMALUDIN (V.O)
KAKEK TIDAK PUNYA NAMA
Bapak Kamaludin menoleh lagi ke arah kakek tidak punya nama. Kakek terlihat bicara sendiri sambil memandangi langit.
Fx: Terdengar bunyi sirene ambulans.
Tidak begitu jauh ada ambulans yang berhenti di dekat tempat duduk Bapak Kamaludin dan kakek tidak punya nama.
Kita melihat ada tiga perawat keluar dari ambulans itu dua perawat berlari menuju kakek tidak punya nama dan Bapak Kamaludin yang sedang terlihat duduk bersebelahan.
CU: Terlihat di id card perawat bertuliskan rumah sakit jiwa yang diblur di bagian nama rumah sakit jiwanya.
Bapak Kamaludin terlihat terkejut melihat ada dua perawat berlari menuju ke arahnya.
Kakek tidak punya nama kemudian menoleh ke arah ambulans dan dua perawat yang sedang berlari ke arahnya. Dua perawat laki-laki dengan cepat meraih tangan kakek.
Kita melihat kakek bangun dari duduknya.
PERAWAT PERTAMA
PERAWAT PERTAMA (24) memegangi tangan kakek sebelah kanan.
Kakek hanya diam lalu menoleh ke arah langit.
PERAWAT KEDUA
PERAWAT KEDUA (25) memegangi tangan kakek sebelah kiri.
Fx: Terdengar bunyi sirene ambulans.
Kita melihat dua perawat saling memegangi tangan kakek tidak punya nama lalu menuntunnya sampai masuk ke dalam ambulans.
Sedangkan perawat satunya lagi perawat perempuan / PERAWAT KETIGA (23) berdiri di depan pintu ambulans.
KAKEK TIDAK PUNYA NAMA
Kita melihat perawat pertama dan kedua tampak bingung menoleh ke arah kakek tidak punya nama yang terlihat memandangi langit.
Kita melihat Bapak Kamaludin kembali mengayuh sepedanya.
BAPAK KAMALUDIN
CUT TO:
83. INT. RUMAH SAKIT JIWA - SIANG
Cast: Kan Il
Fix: Terlihat tulisan di layar: 87 tahun yang lalu.
Kita melihat Kan Il(8) sedang duduk meringkuk di atas ranjang rumah sakit jiwa. Wajahnya tampak ketakutan menoleh ke kanan dan ke kiri.
KAN IL
CUT TO: