Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
LUBANG HILUM: TANDA LAHIR (SEASON 2)
Suka
Favorit
Bagikan
3. Scene 14-27

14. INT. RUMAH SAKIT - RUANG ICU - SIANG

Cast: Hilman

Kita melihat Hilman terbaring dengan terpasang selang ETT (Endo Trakeal Tube) dan OPO (oropharingeral airway) di mulutnya sedangkan di hidungnya terpasang NGT (Naso Gastric Tube) dan terlihat juga ada mesin ventilator yang sedang menyala.

CUT TO:

15. INT. KANTOR ASURANSI JASA SAHARA - PAGI

Cast: Ibu Markonah

Petugas jasa sahara dan Ibu Markonah terlihat sedang duduk saling berhadapan.

PETUGAS JASA SAHARA

Mohon maaf Bu, berdasarkan laporan dari ke polisian disertai dengan beberapa bukti dari saksi kecelakaan saat kejadian. Untuk kecelakan anak Ibu atas nama Hilman tidak bisa mendapatkan santunan kecelakaan dari jasa sahara.
(Beat)
Dikarenakan anak Ibu telah melakukan bunuh diri, dengan tetap berjalan melewati mobil yang sedang melaju.

IBU MARKONAH

Bunuh diri.
(Terkejut)
Astagfirullahaladzim lafadz Hilman.

IBU MARKONAH (CONT'D)

Laporannya apa ga bisa diubah lagi Pak, tolong saya ga punya uang buat bayar biaya rumah sakit Hilman.
(Panik)

PETUGAS JASA SAHARA

Mohon maaf Bu, kami tidak bisa memberikan.

CUT TO:

16. INT. RUMAH SAKIT - RUANG DOKTER SPESIALIS SARAF - PAGI

Cast: Ibu Markonah, Bapak Hilman, Bapak dokter spesialis saraf

Bapak Kamaludin dan Ibu Markonah terlihat sedang duduk saling berhadapan dengan BAPAK DOKTER SPESIALIS SARAF(46).

Bapak dokter spesialis saraf terlihat sedang memperhatikan hasil pemeriksaan CT-Scan Hilman.

BAPAK DOKTER SPESIALIS SARAF

Anak Bapak dan Ibu sedang mengalami cedera otak berat dan harus segera dioperasi.

BAPAK KAMALUDIN, IBU MARKONAH

Operasi ....
(Saling menatap)

Bapak Kamaludin dan Ibu Markonah terlihat panik.

CUT TO:

17. INT. RUMAH SAKIT - KASIR - PAGI

Cast: Bapak Kamaludin, Ibu Markonah

Kita melihat seorang petugas kasir diam menoleh ke arah Bapak Kamaludin.

Bapak Kamaludin terlihat menandatangani surat persetujuan pasien umum bermaterai.

Ibu Markonah terlihat kaget dan panik melihat ke arah Bapak Kamaludin.

CUT TO:

18. INT. RUMAH SAKIT - KORIDOR - PAGI

Cast: Bapak Kamaludin, Ibu Markonah

Bapak Kamaludin dan Ibu Markonah berjalan cepat di koridor rumah sakit.

IBU MARKONAH

Eh ... kamu ada uang, berani-beraninya tanda tanganin surat persetujuan pasien umum.

BAPAK KAMALUDIN

Saya coba minjam uang sama Bapak Nugraha.

IBU MARKONAH

Dipinjamin?

CUT TO:

19. INT. RUMAH SAKIT - RUANG OPERASI - PAGI

Cast: Hilman, dokter bedah, perawat

Kita melihat Hilman terbaring di bed ruang operasi. Bagian kepalanya terlihat sudah botak.

Kepala Hilman terlihat dimiringkan ke sisi kiri dan diganjal bantal di bahu sisi kanan. Di bagian kepala Hilman terlihat gambar garis-garis insisi.

Seorang terlihat pengoleskan cairan berwarna merah dengan gerakan sirkular dari arah dalam ke arah luar di bagian kepala Hilman.

Kita melihat bagian kepala dan wajah Hilman ditutupi dengan linen steril, kecuali pada bagian yang ada gambar garis-garis insisi tidak ditutupi.

Kita melihat ada tangan sedang menusukkan suntikan injeksi berisi pehacain di bagian gambar garis-garis insisi.

Kita melihat ada beberapa tangan sedang melakukan insisi lapis demi lapis kulit kepala Hilman sesuai pada tanda gambar garis-garis insisi.

CUT TO:

20. INT. RUMAH SAKIT - RUANG ICU — SIANG

Cast: Hilman

Pada layar telihat tulisan: Setelah 23 hari kemudian.

Kita melihat Hilman terlihat botak. Ia terbaring dengan terpasang selang ETT (Endo Trakeal Tube) dan OPO (oropharingeral airway) di mulutnya sedangkan dihitungnya terpasang NGT (Naso Gastric Tube) dan terlihat juga ada mesin ventilator yang sedang menyala.

Kelopak matanya Hilman terlihat bergerak dan beransur-ansur terlihat terbuka.

CUT TO:

21. INT. RUMAH SAKIT - RUANG RAWAT INAP - PAGI

Cast: Hilman

Pada layar telihat tulisan: Setelah 7 hari kemudian.

Hilman duduk bersandar di ranjang, di tangan kirinya terpasang infus dan ia terlihat melamun.

CUT TO:

22. INT. RUMAH SAKIT - KASIR — PAGI

Cast: Ibu Markonah, Bapak Kamaludin

Ibu Markonah dan Bapak Kamaludin terlihat sedang berdiri di depan kasir.

Seorang kasir menyerahkan kwitansi pembayaran biaya rumah sakit kepada Bapak Kamaludin.

Bapak Kamaludin menyambut kwitansinya.

BAPAK KAMALUDIN

Alhamdulillah untung ada Bapak Nugraha mau minjamkan uang buat bayar biaya rawat inap, operasi dan obat Hilman selama hampir satu bulan di rumah sakit ini ya Bu.

Bapak Kamaludin menoleh ke Ibu Markonah yang berada di sebelahnya. Lalu mereka berdua berjalan pelan.

IBU MARKONAH

Kok untung sih yang ada buntung.
(Beat)
Kita harus bayar hutang berserta bunganya.

Wajah Ibu Markonah terlihat meringis dan marah.

BAPAK KAMALUDIN

Sudah Bu, ga usah terlalu dipikirkan yang penting Hilman selamat dan sudah sadarkan dari koma.

IBU MARKONAH

Apa ... ga usah dipikirkan, kita nyewa rumah dengan Bapak Nungraha bayar sewaan rumahnya aja sering nunggak, ditambah sekarang kita harus bayar hutang lagi sama beliau.

Ibu Markonah menghentikan jalannya begitu juga dengan Bapak Kamaludin.

Wajah Ibu Markonah terlihat meringis dan marah.

Bapak Kamaludin hanya diam.

CUT TO

23. EXT. RUMAH SAKIT - KORIDOR — SIANG

Cast: Hilman, Bapak Kamaludin, Ibu Markonah

Hilman, Bapak Kamaludin dan Ibu Markonah terlihat berjalan di koridor rumah sakit.

Hilman tampak mengunakan topi dan menutupi wajahnya dengan sapu tangan.

IBU MARKONAH

Habis ini kamu harus kerja keras cari uang buat bayaran hutang ke Bapak Nugraha yang sudah membayarkan biaya rawatmu selama di rumah sakit.

Hilman hanya terlihat diam sambil memperhatikan wajah Ibu Markonah dan Bapak Kamaludin.

BAPAK KAMALUDIN

Sudah Bu.

IBU MARKONAH

Sudah apanya Pak, Hilman harus bayar tuh hutang.

BAPAK KAMALUDIN

Iya, tapi Hilman baru saja sembuh. Nanti bisa kita bicarakan lagi.

Hilman hanya diam dan memperhatikan wajah Ibu Markonah dan Bapak Kamaludin.

Bapak Kamaludin tempak bingung melihat Hilman.

BAPAK KAMALUDIN

Hilman masih ingat dengan Ibu dan Bapakmu kan Nak?

IBU MARKONAH

Jangan bilang kamu udah lupa sama Bapak dan Ibumu Hilman.

HILMAN

Masih ingat Pak, Buk.
(Beat)
Hilman masih ingat dengan jelas kalau Bapak adalah Bapak Hil seorang kepala desa. Dan Ibu adalah Ibu Mao seorang istri dari seorang kepala desa.

Wajah Bapak Kamaludin terlihat terkejut.

Sedangkan wajah Ibu Markonah terlihat marah dan matanya melotot.

IBU MARKONAH

Jangan bilang kamu udah gila Hilman. Ibu dan Bapakmu sudah ga punya uang lagi untuk biayain kamu berobat ke rumah sakit jiwa.

Hilman terlihat memegangi pipi sebelah kanannya lalu menundukan kepalanya.

Bapak Kamaludin hanya terdiam dan terlihat bingung.

CUT TO:

24. INT. RUMAH HILMAN - RUANG TAMU — SIANG

Cast: Bapak Kamaludin, Ibu Markonah, Hilman

Bapak Kamaludin, Ibu Markonah dan Hilmal duduk di lantai.

Hilman memperhatikan wajah Bapak Kamaludin dan Ibu Markonah.

BAPAK KAMALUDIN

Coba kamu ingat lagi Bapak adalah?

HILMAN

Bapak adalah seorang kepala desa.

Bapak Kamaludin kemudian menunduk terlihat pasrah.

HILMAN

Di masa lalu.

Bapak Kamaludin dan Ibu Markonah kaget mendengar ucapan Hilman.

IBU MARKONAH

Hilman sekarang bukan waktunya untuk mendongeng. Sekarang waktunya kamu pikirkan hutang-hutangmu itu.

HILMAN

Tapi Ibu Mao itu adalah seorang ibu yang lembut, sedangkan Ibu ....

Ucapan Hilman langsung dipotong oleh Ibu Markonah.

IBU MARKONAH

Sedangkan apa? Sedangkan ibu Markonah adalah ibu yang kasar.
(Beat)
Dasar kamu ....

Terlihat Ibu Markonah ingin memukul Hilman. Bapak Kamaludin dengan sigap memegangi tangan Ibu Markonah.

Hilman dengan cepat melangkah masuk ke kamarnya.

IBU MARKONAH

Hilman ....
(Berteriak)

CUT TO:

25. INT. RUMAH HILMAN - KAMAR HILMAN — SORE

Cast: Bapak Kamaludin, Hilman

Kita melihat Bapak Kamuludin dan Hilman duduk menekuk di kasur Hilman bersebelahan.

BAPAK KAMALUDIN

Oh jadi waktu kamu koma, kamu mimpi Bapak adalah seorang kepala desa.

Hilman terlihat menganggukkan kepalanya dan Bapak Kamaludin terlihat tertawa.

Hilman terlihat memperhatikan wajah Bapak Kamaludin kemudian teringat wajah Bapak Kama di dalam mimpinya.

CUT TO:

26. INT. RUMAH HIL - KAMAR ORANG TUA HIL — PAGI (FLASHBACK)

Kembali ke scene 34 LUBANG HILUM (SEASON 1)

Kita melihat Bapak Kama mengarahkan alat pahatan beton berbentuk gepeng ke arah Hil. Wajah Hil tampak marah. Hil tetap berjalan maju. Hil ingin merebut alat pahatan beton gepeng dari tangan Bapak Kama tapi pahatan beton itu malah menusuk dan mengores dalam pipi sebelah kanan Hil. Pipi kanan Hil terlihat terluka dan darah terlihat bercucuran.

CUT BACK TO:

27. INT. RUMAH HILMAN - KAMAR HILMAN — SORE

Lanjutan dari scene 25

Cast: Hilman

Hilman kemudian memegangi pipi sebelah kanannya.

CUT TO:


Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Makasih Kak 🙏😁
1 tahun 5 bulan lalu
Keren👍🥰
1 tahun 5 bulan lalu