Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
10. INT. RUANG KEPSEK_DAY
Laila duduk di depan kepsek. Tubuhnya telihat lesu ditambah pakaiannya lusuh.
LAILA
Anak saya terluka parah, Pak! Gimana bisa sekolah lepas tanggung jawab gitu aja?! (Membentak)
KEPSEK
Bu, saya sudah usulin berkali-kali kalau Purnama sebaiknya pindah sekolah aja Bu, lagipula SLB di sini gratis, Bu.
KEPSEK
Bukan hanya itu masalahnya, Pak. SLB di sini jauh. Bahkan untuk sekedar naik transportasi umum pun kami ga punya biaya, Pak. Purnama juga membantu saya berjualan setiap sore. (Sedih) Saya mohon setidaknya lindungi anak saya sampai dia lulus.
Seorang perempuan (40) datang. Dia Tari, ibunya Raka. Ia berpakian formal, dengan hils tinggi dan terlihat elegan.
TARI
Ada apa, Pak? (Tegas)
Kepala sekolah segera berdiri dan tersenyum. Menyambut hangat Tari.
LAILA
(Berdiri) Anak ibu membully anak saya, Bu.
TARI
Lalu? (Cuek)
Laila gelagapan melihat tingkah Tari yang tak peduli.
LAILA
Bu. Anak Saya terluka parah gara-gara anak Ibu. Tentu saja saya minta keadilan.
Tari mendekat ke arah Laila. Ia mengamati memar-memar di wajah Laila.
TARI
KDRT. Pernah menuntut keadilan terhadap suamimu sendiri? Kalau kamu sendiri disiksa aja diam. Kenapa harus menuntut keadilan untuk anakmu?
LAILA
(Menarik nafasnya) Bu, saya bisa menahan semua sakit yang menimpa diri saya tapi saya tidak akan terima jika ada orang yang menyakiti anak saya! (Berteriak)
KEPSEK
Bu, sabar dulu, Bu.
TARI
Saya pengacara silakan tuntut anak saya, saya bisa memutar balikan fakta bahwa luka anakmu karena kasus KDRT yang kamu alami.
Tari pergi meninggalkan mereka begitu saja. Laila berusaha mengejarnya dan terus memanggilnya.
LAILA
Apa ini yang dilakukan seorang ibu melihat anaknya melakukan kejahatan. Tolong jangan biarkan anak ibu melakukan hal itu. Setidaknya nasehati anak ibu untuk tidak menjadi pembully. (Menarik tangan Tari)
Plak!
Laila kaget apa yang dilakukan tari padanya.
TARI
Urus anakmu sendiri. Kalau ga mau dibully jangan jadi anak yang lemah. Jangan pernah bicara soal keadilan di depanku. Karena di dunia keadilan tidak berlaku.
Laila terdiam menahan tangisnya. Kepala sekolah kaget dan canggung melihat mereka.
11. INT. RUMAH_DAY
Laila terlihat sibuk menyiapkan dagangannya.
PURNAMA (ISYARAT)
Ini ga adil, Bu. Kenapa mereka lepas tangan begitu aja. 2 tahun lebih, Bu. 2 tahun lebih Aku dibully. Dan sekolah tidak peduli.
LAILA (ISYARAT)
Tunggu sebentar lagi, setelah kamu lulus semua ini akan berakhir.
PURNAMA (ISYARAT)
Enggak! Aku akan laporkan ini, Bu!
Purnama segera pergi, namun Laila mengejarnya. Ia memohon supaya Purnama tidak pergi.
LAILA
Ibu mohon! Bertahanlah. Percuma lapor ga akan ada yang dengerin kita.
PURNAMA
(Berkaca-kaca) Apa karena aku bisu?
LAILA
(Beat) Bukan. Tapi karena kita miskin.
Purnama menatap ibunya lama. Lalu meninggalkannya. Sekali lagi Laila mengejarnya dan mencegahnya namun Purnama tak menghentikan langkahnya.
12. INT. KANTOR POLISI_DAY
Suasana kantor polisi cukup Ramai. Purnama datang sedikit cemas.
POLISI #1
Mas, mas! Ada apa mas? (Berteriak)
Purnama celingak-celinguk kebingungan.
POLISI #1
Mas?
Purnama tidak mendengarnya. Ia duduk di sebuah bangku kosong tepat di depan polisi lain. Polisi #1 menggelengkan kepalanya.
POLISI #2
Ada apa?
PURNAMA (ISYARAT)
(Gugup) Aku mau melapor. Seseorang melakukan kekerasan terhadapku.
POLISI #2
(Bingung) maksudnya?
PURNAMA (ISYARAT)
(Menunjukkan bekas lukanya) Saya dirundung sama teman saya. Lihat ini buktinya. Saya ingin melaporkannya.
POLISI #2
Mas kalo mas mau lapor maslaah kekerasan mas harus visum dulu mas.
Buktikan kalau luka yang mas dapatkan hasil dari kekerasan orang lain. Bukan self harm.
PURNAMA (ISYARAT)
Saya tidak tahu maksud bapak, tolong tuliskan apa maksud, Bapak.
POLISI #2
Kami sangat sibuk sekarang. Saya tidak tahu apa yang mas mau. Mas boleh datang membawa orang yang bisa bicara.
Purnama segera merebut pulpen dan buku yang dipegang polisi #2 Purnama membuka buku itu dan mencari kertas yang kosong. Polisi #2 berusaha menghentikannya.
POLISI #2
Apa yang kamu lakukan. Hentikan!
Purnama berusah menulis sesuatu. Lalu memberikan buku itu ke polisi, ia menahan tangisnya.
Terlihat tulisan "TOLONG AKU" yang berantakan karena polisi #2 berusaha menghentikannya.
Polisi segera merebut buku itu, lalu menyobek kertas itu tanpa melihatnya. Ia meremas kertas itu. Wajahnya terlihat marah.
POLISI #2 (cont’d)
Lancang! (Melempar kertas ke muka purnama) Herman! Doni! Usir anak ini dari sini!
Dua polisi itu segera datang dan menarik paksa Purnama. Purnama berusaha menahan dan terus berusaha meminta tolong dnegan bahasa isyarat.