EXT. LAPANGAN UPACARA — PAGI
Albertus tertunduk saat melakukan upacara bendera. Di depan, Bu Atut berdiri berdiap menyampaikan sesuatu dengan pengeras suara.
BU ATUT
Hari ini ada beberapa informasi yang ingin saya sampaikan. Pertama adalah berita pemecatan seorang guru secara tidak terhormat. Yaitu Pak Damar Sadali atas pelanggarannya bersama empat orang siswa yaitu Andhika, Albertus, Boris dan Bima tertangkap sedang berkumpul tanpa izin di Sanggar sekolah. Mereka secar diam-diam tetap melakukan kegiatan ekstrakurikuler padahal sudah jelas hal itu dilarang oleh Sekolah.
Albertus kaget dirinya ikut dipermalukan di Upacara itu. Beberapa siswa menatap Albertus penasaran.
SISWA 4
Lo sampe kena skors? Pak Damar sampe dipecat?
Albertus melirik siswa yang sedang berbicara di sampingnya.
SISWA 5
Sekolah ini udah gila. Cuma gara-gara kalian ngelakuin ekstrakurikuler doang?
Seorang siswa dibelakang Albertus pun ikut bertanya. Albertus hanya menjawab dengan anggukan kepala.
SISWI 2
Berarti pertunjukan musik di Kantin waktu itu tuh ide Pak Damar juga? Padahal keren loh itu. Harusnya sekolah ngedukung hal kaya gitu, bagus loh itu bisa bikin siswa jadi punya hiburan. Bukannya anak olimpiade doang yang di pikirin.
Albertus mulai mengangkat kepalanya dan berfikir.
BU ATUT
Karena hal itu, saya memutuskan untuk menghancurkan gedung Sanggar dan mengubahnya menjadi Lab baru.
Guru disana bertepuk tangan. Tapi para siswa malah menyorakinya.
BU ATUT
Diam! keputusan saya sudah bulat. Saya tidak ingin ada lagi kegiatan ekstrakurikuler selain dalam bidang akademik di Sekolah ini. Itu hanya akan membuat kalian jadi malas belajar dan menjadikan kalian pembuat masalah seperti Pak Damar dan ke empat siswa itu.
Albertus merogoh ponselnya lalu mengirimkan pesan pada teman-temannya untuk berkumpul di Sanggar lagi sore ini.
EXT. HALAMAN SANGGAR — SORE
Albertus tiba di Sanggar dan melihat Andhika bersama Boris dan Bima sedang menatap sanggar yang sekarang sudah ditutupi pembatas.
ALBERTUS
Aku punya rencana.
ANDHIKA
Rencana apaan lagi? Liat tuh akibat terlalu banyak rencana.
ALBERTUS
Kalian menyerah begitu saja?
ANDHIKA
Kita udah bikin Pak Damar dipecat. Terus mau gimana lagi?
Albertus terlihat kesal
ALBERTUS
Kemarin kalian hanya diam saja tidak membela! Sekarang aku punya rencana tapi kalian masih putus asa.
BORIS
Kau saja lah, aku sudah tak mau terbawa masalah lagi.
BIMA
Semuanya udah selesai. Tuh tempat kita aja mau di hancurin.
Albertus semakin kesal dengan sikap teman-temannya yang putus asa. Andhika tiba-tiba merangkulnya.
ANDHIKA
Udah. Kita pulang aja. Percuma aja disini.
EXT. LORONG KELAS — MOMENTS LATER
Albertus, Boris, Bima dan Andhika berjalan bersama. Mereka terlihat lemas dan tak saling bicara
EXT. PARKIRAN SEKOLAH — CONTINUOUS
Mereka sampai di depan Mobil milik Bima. Bima masuk ke dalam Mobil. Andhika merangkul Albertus.
ANDHIKA
Cepetan masuk, kita anter lo balik.
Albertus hanya diam masih kesal. Ia melihat di kursi belakang mobil itu ada Intan dan Tiara yang melambai padanya mengisyaratkan untuk masuk.
ANDHIKA
Buruan, udah sore.
Andhika menggiring Albertus masuk. Lalu mobil pun pergi.
INT. MOBIL — MOMENTS LATER
Albertus bingung melihat wajah teman temannya tidak lagi murung.
TIARA
Gimana rasanya kena skorsing?
(mengejek)
BORIS
Sial. Kalau ku tau respon mereka secepat itu. Tak akan aku datang lah.
Albertus bingung.
ALBERTUS
Tunggu! Ini maksudnya apa?
ANDHIKA
Ini semua gara-gara Lo ga hati-hati. Lo ketauan Dimas pas masuk Sanggar.
Albertus makin kebingungan.
ALBERTUS
Jadi Bu Atut tahu tentang sanggar itu akibat aku?
Boris mengangguk.
ANDHIKA
Pak Damar bilang kalo kita harus keliatan kalah. Ini emang rencana Pak Damar.
EXT. POS SATPAM SEKOLAH — SIANG (FLASHBACK)
Andhika dan Tiara sedang melakukan wawancara. Andhika melihat Dimas melalui pantulan kaca Pos Satpam sedang memperhatikan mereka.
ANDHIKA (V.O.)
Gue sengaja mancing Dimas buat cepuin Gue yang mencurigakan.
BIMA (V.O.)
Gue awalnya juga ga paham. Tapi pas tau Andhika ngerjain misi yang harusnya buat Gue. Disitu akhirnya paham kalo rencana itu dipercepat.
INT. MOBIL — SORE
Andhika menatap Albertus lewat cermin yang ada di mobil.
ANDHIKA
Tadinya cuma Gue, Bima sama lo doang yang harusnya ada di Sanggar. Tapi si Boris lagi sial aja.
ALBERTUS
Jadi itu alasan Kak Tiara sama Kak Intan ga ada disana?
TIARA
Engga. Intan emang lagi sakit. Sebenernya gue udah dateng ke Sanggar. Tapi balik arah gara-gara ngeliat kalian lagi kena marah Bu Atut. Kita ga nyangka respon Dimas sama Bu Atut bakal secepat itu.
ALBERTUS
Sebentar, masih ada yang janggal disini. Pertanyaannya, kenapa waktu itu di Sanggar kalian semua cuma diem, terus kenapa Pak Damar juga ga membela? Apa itu bagian dari rencana juga?
BIMA
Kayaknya Lo ga paham percakapan Damar sama Bu Atut waktu itu. Coba inget-inget lagi
INT. SANGGAR — SORE (FLASHBACK)
Semua terlihat cemas.
DAMAR
Ibu tidak bisa menyalahkan mereka. Ini semua karena ambisi saya yang terlalu mencintai bakat siswa hingga melibatkan mereka dalam masalah ini. Maaf Bu. Saya hanya bermaksud untuk memberikan wadah bagi siswa menyalurkan bakatnya. Selain itu, saya juga ingin mengembalikan ekstrakurikuler ke Sekolah ini dengan meminta siswa yang ingin ikut ekstrakurikuler berkomitmen untuk tidak membuat keributan lagi.
BU ATUT
Tidak perlu menjelaskan! Dimas sudah beritahu saya. Berkegiatan diluar izin saya seperti ini adalah pelanggaran berat. Apalagi karena anda sampai memberikan akses pada siswa yang sebenarnya bukan wewenang anda.
Damar tertuntuk di hadapan Bu Atut
BU ATUT
Kegiatan seni atau apalah itu. Hanya di isi oleh siswa yang kurang dalam pelajaran dan juga pembuat onar seperti kalian. Lalu anda mengumpulkan mereka semua dan memberi pengaruh buruk pada mereka.
INT. MOBIL — SORE
Albertus mulai mengangguk ngangguk. Intan tersenyum.
INTAN
Lama amat mikirnya.
ALBERTUS
Pak Damar bikin Bu Atut nyangka kalo itu ekstrakurikuler ilegal aja? Jadi alasan Pak Damar selalu pake lukisan untuk menjelaskan rencana itu untuk mengecoh?
INTAN
Nah paham juga.
ALBERTUS
Terus alasan kenapa yang ada disana harusnya cuma Aku, Andhika dan Bima itu karena kita yang dinilai pembuat masalah oleh sekolah?
BIMA
Cepet juga lo nangkep. Kalo Tiara sama Intan ada disana, Bu Atut bakal punya kecurigaan yang lebih besar. Bakal makin repot nantinya.
Albertus mulai mengerti
ALBERTUS
Terus, Pak Damar gimana?
Mobil berhenti di sebuah Rumah besar. Mereka turun tanpa menjawab pertanyaan Albertus. Hanya Albertus yang masih terdiam di dalam mobil bersama Tiara yang duduk di kursi paling belakang terhalang oleh dirinya.
ALBERTUS
Aku tanya kok ga ada yang jawab?
TIARA
Banyak tanya deh. Makanya turun dulu aja