Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Karsa
Suka
Favorit
Bagikan
6. Kemungkinan Terburuk
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

EXT. LORONG KELAS — SIANG

Andhika berjalan keluar dari Ruangan Bu Atut. Albertus mengikuti dibelakangnya lalu menutup pintu. Sesampainya di luar, mereka melakukan tos. 

Albertus berlajan sendirian menuju Sanggar sambil membawa alat musik. Tanpa sadar Dimas sedari tadi telah memperhatikannya lalu mengikutinya.

EXT. HALAMAN SANGGAR — MOMENTS LATER

Dimas yang mengikuti, melihat Albertus masuk kedalam sanggar adn menyimpan alat musik.

DIMAS

Kena Lo!

Dimas mengintip dari kejauhan.

EXT. POS SATPAM SEKOLAH — SIANG

Andhika dan Tiara sedang duduk di Pos Satpam Sekolah. 

TIARA

Kok belom dateng juga?

ANDHIKA

Bentar lagi juga dateng. Tunggu aja.

Tak lama kemudian datang dua orang pria dan seorang wanita menghampiri Pos Satpam dan bersalaman dengan Andhika dan Tiara. 

EXT. LORONG KELAS — SAME TIME

Dimas yang sedang melintas melihat dari kejauhan Andhika dan Tiara beretmu dengan orang yang tidak dikenali. Mereka terlihat sedang berbincang serius. Sambil bicara Tiara juga menulis di buku. Dimas lalu memperhatikannya. 

Dimas menghentikan seorang siswa yang melintas di dekatnya. 

DIMAS

Bro! bantu gue dong.

SISWA 3

Kenapa?

DIMAS

Lo liat mereka disana. Coba lo lewat kesana terus dengerin sekilas apa yang lagi di omongin mereka.

Dimas menujuk ke Pos Satpam. Siswa itu memperhatikan. 

SISWA 3

Nguping maksud lo? Ogah dah.

Siswa itu berjalan pergi. Dimas menahannya

DIMAS

Cuma lewat doang. Ini imbalannya.

Dimas Memberikan uang pecahan 20ribu. Siswa itu tertawa sinis. 

SISWA 3

Dih segini doang?

Dimas merogoh sakunya lagi dan mengeluarkan uang pecahan seratus ribu. Siswa itu langsung merebut uangnya. 

SISWA 3

Tunggu disini!

Siswa itu pergi dengan cepat ke Pos Satpam. Dimas menjadi kesal. 

DIMAS

Sialan!

Dimas lalu melihat siswa itu melewati Pos Satpam secara perlahan sambil berpura-pura telepon. Tak lama siswa itu kembali ke Dimas. 

SISWA 3

Yang gue denger cuma turnamen basket sama keributan.

Siswa itu lalu berjalan pergi. Dimas terdiam berfikir. 

DIMAS

Kena lo semua!

(tersenyum sinis)

INT. CAFE — SORE

Andhika dan Tiara sedang duduk sambil berbicara dengan seorang pria dan seorang wanita yang mengenakan apron barista cafe itu.  

PRIA 1

Jadi bentuk kesaksian yang mau kalian bikin itu kaya gimana?

TIARA

Kita pengen bikin video kaya wawancara gitu. Nanti ada beberapa pertanyaan yang kita kasih.

BARISTA 1

Emang sampe separah itu ya akibat dari kejadian itu buat kalian?

ANDHIKA

Akibat kejadian itu, guru selalu nganggep gue bikin malu nama sekolah.

PRIA 1

Dikejadian itu kan lo ga salah Dik. Kok bisa sampe kaya gitu?

ANDHIKA

Kalo dijelasin panjang. Sekolah gue terlalu rumit. Makanya sekarang gue pengen minta tolong kalian buat bantu gue.

PRIA 1

Oke kalo gitu gue bakal bantu lo.

Tiara mengeluarkan sebuah tripod pendek dari tasnya lalu menatanya diatas meja dan menaruh ponselnya pada tripod itu dan memasangkan mikrofon. 

EXT. DEPAN KANTOR BU ATUT — SORE

Dimas berlari menuju kantor Bu Atut. Ia akan mengetuk pintu namun Bu Atut terlebih dulu membuka pintu dari dalam.

BU ATUT

Ada apa? Kok kamu belum pulang?

DIMAS

Ada yang ingin saya bicarakan sebentar dengan Ibu. Penting.

Bu Atut menatap Dimas serius. 

BU ATUT

Kita bicara di dalam.

Bu Atut masuk kembali ke Ruangannya sambil di ikuti Dimas. 

EXT. PARKIRAN CAFE — SORE

Andhika dan Tiara sedang berdiri di depan Motor milik Andhika. 

TIARA

Lo duluan aja, Gue mau beli sesuatu dulu.

ANDHIKA

Barengan aja lah. Mau kemana sih?

TIARA

Gue beli barang khusus cewe, lo mau ikut temenin gue? Deket Sekolah juga kok tokonya.

(meledek)

ANDHIKA

Dih, ogah! 

Tiara menunjukan wajah meledek pada Andhika. Andhika mulai memakai helmnya. Andhika lalu memberikan helm pada Tiara.

ANDHIKA

Yaudah ayo gue anterin.

TIARA

Lah tadi katanya ogah.

(meledek)

ANDHIKA

Kalo gamau yaudah.

Andhika menyimpan kembali helm yang diberikan pada Tiara. Tiara merebutnya. 

TIARA

Iya mau!

(tersenyum)

Tiara naik ke motor Andhika. Sambil memakai helmnya.

ANDHIKA

Gue cuma nganterin aja. Ga akan nungguin Lo belanja.

TIARA

Iya bawel!

(tersenyum)

INT. SANGGAR — SORE

Di sanggar ada Albertus yang sedang memainkan piano. Tak lama Bima, Boris dan Damar datang bersamaan. 

BORIS

Yang lainnya belum datang?

Albertus hanya menggelengkan kepala

BIMA

Pertunjukan Lo kemarin di Kantin keren banget!

ALBERTUS

Tapi tugas ku hanya itu. Padahal aku masih ingin terlibat rencana lain.

(kecewa)

BORIS

Penampilan kau kemarin sudah sangat membantu. Itu pun sudah cukup.

DAMAR

Respon siswa lain diluar ekspektasi. Karena penampilan kalian kemarin, satu per satu siswa mulai memperlihatkan perlawanannya pada pihak sekolah. 

INT. KANTIN — SIANG (FLASHBACK)

Para siswa menyoraki Bu Atut saat Andhika dan Albertus dibawa. 

DAMAR (V.O.)

Saya lihat sendiri bagaimana mereka semua malah menyoraki saat kamu dan Andhika dibawa oleh Bu Atut. Mereka antusias dengan penampilan kalian sampai mereka meminta lagi jika kalian tidak dibawa saat itu.

INT. SANGGAR — SORE

Albertus mendengarkan. 

DAMAR

Lagi pula, Saya ga akan kasih izin kalian ngelaksanain lebih dari satu tugas. Saya tidak mau kaian terlibat masalah lebih dari sekali.

ALBERTUS

Tapi kenapa Andhika terlibat di semua rencana?

BORIS

Dia itu pengecualian. Sanggar ini tetep bisa hidup pun awalnya karena Andhika. Dia orang paling depan yang secara terang-terangan selalu melawan sistem sekolah. Dia paling rebel. 

Tak lama Andhika datang . 

ANDHIKA

Maksud Kau Aku rebel itu apa? 

(menirukan logat Boris)

DAMAR

Saya kira kamu bareng Tiara.

Andhika menyimpan helm di meja lalu Ia duduk. 

ANDHIKA

Iya tadi bareng. Cuma dia lagi belanja dulu. Cewe kalo belanja suka lama. Lagian deket juga kok dari Sekolah.

DAMAR

Terus gimana hasilnya barusan?

ANDHIKA

Aman Pak. Kita udah dapet cukup banyak kesaksian. Tinggal nunggu data pendukung dari mereka.

BIMA

Gue sama Boris baru dapet semua artikel aja. Tapi belum mulai buat nyari pernyataan dari saksi yang nonton.

ANDHIKA

Tenang, yang satu itu udah gue handle tadi jam istirahat.

Bima kaget saat tugasnya di kerjakan Andhika. 

ANDHIKA

Oh iya, Intan mana?

BORIS

Kayanya dia ga masuk sekolah. Dari pagi juga ga keliatan.

ANDHIKA

Lah tumben banget.

BIMA

Lagi sakit kali. Emang bocah pinter kaga boleh ga masuk sekolah.

Disaat yang sama, dari pintu sanggar tiba-tiba Bu Atut masuk dengan didampingi Dimas. 

BU ATUT

Jadi ini yang kalian lakukan?

Semuanya diam tertunduk

ALBERTUS

Ini cuma perkumpulan belajar Bu.Ini hanya tempat kami untuk menyalurkan bakat. Apa yang salah dari itu?

BU ATUT

Belajar? belajar berulah? Sumber kegaduhan kemarin ternyata berasal dari sini. Saya kecewa pada kalian semua. Terutama anda!

Bu Atut menunjuk pada Damar.

BORIS

Memangnya kenapa jika kami berkumpul disini? Lagi pula itu semua tidak menganggu pembelajaran.

BU ATUT

Tidak menganggu? lalu apa maksud kegaduhan kemarin? Lalu ini apa!

Bu Atut mencabut kertas besar yang tertempel di papan tulis. Albertus sudah akan bergerak maju mendekati Bu Atut namun tangannya ditahan oleh Damar yang langsung berdiri di depannya.

BU ATUT

Sudah terlalu sering saya memberikan kelonggaran pada kalian. Sekarang saya akan beri hukuman yang tegas.

DAMAR

Maaf bu. Tapi mereka tidak salah. Saya yang meminta mereka untuk melakukan semua ini. Yang pantas untuk mendapatkan hukuman itu saya.

BU ATUT

Keputusan saya sudah bulat. Kalian semua akan saya berikan hukuman.Kalian semua akan saya skors sampa minggu depan!

Semua terlihat cemas.

DAMAR

Ibu tidak bisa menyalahkan mereka. Ini semua karena ambisi saya yang terlalu mencintai bakat siswa hingga melibatkan mereka dalam masalah ini. Maaf Bu. Saya hanya bermaksud untuk memberikan wadah bagi siswa menyalurkan bakatnya. Selain itu, saya juga ingin mengembalikan ekstrakurikuler ke Sekolah ini dengan meminta siswa yang ingin ikut ekstrakurikuler berkomitmen untuk tidak membuat keributan lagi.

BU ATUT

Tidak perlu menjelaskan! Dimas sudah beritahu saya. Berkegiatan diluar izin saya seperti ini adalah pelanggaran berat. Apalagi karena anda sampai memberikan akses pada siswa yang sebenarnya bukan wewenang anda.

Damar tertuntuk di hadapan Bu Atut

BU ATUT

Kegiatan seni atau apalah itu. Hanya di isi oleh siswa yang kurang dalam pelajaran dan juga pembuat onar seperti kalian. Lalu anda mengumpulkan mereka semua dan memberi pengaruh buruk pada mereka. Keputusan saya sudah bulat. Saya beri waktu anda hingga besok sore untuk berkemas meninggalkan sekolah ini!

Albertus kaget saat mendengar itu.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar