Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
28 EXT. DUFAN - DAY (2008)
Rombongan Kartika, Bayu, Amanda, Gilang, dan Yuri masuk ke dalam Dufan. Mereka disambut oleh Marching Band serta maskot kebanggan Dufan. Mereka antusias dengan segala hal yang mereka lihat.
Sayangnya, Dufan di hari Minggu merupakan pilihan berlibur yang buruk karena terlalu ramai. Butuh waktu lama untuk mengantri 1 wahana permainan. Tapi mereka sama sekali tidak kehilangan semangat.
BAYU REMAJA
Eh, Bianglala terakhir aja ya. Kita main yang serem - serem dulu
Rombongan itu menurut pada perintah Bayu. Mereka secara natural menjadikannya seperti seorang leader dalam tim kecil ini.
LATAR MUSIK FUN
Wahana pertama yang mereka naiki adalah Kora Kora, dilanjutkan dengan ontang - anting, lalu halilintar, kemudian niagara gara, terakhir rumah kaca yang membuat mereka jauh lebih ketakutan dibanding dengan 4 wahana sebelumnya. Rombongan remaja itu bermain dengan antusias. Mereka berhenti bermain sejenak untuk makan siang.
GILANG REMAJA
Gua dibawain Ibu bekel, makan di pinggir aja yuk.
YURI REMAJA
(Antusias)
Gua juga dibawain bekel sama mami.
BAYU REMAJA
Ya udah, kita bertiga beli makan, kalian tunggu sebentar di bangku sini, ya. Jagain, takut direbut orang.
Kartika, Bayu, dan Amanda menuju ke kios MCD yang terlihat cukup ramai.
BAYU REMAJA
Mau makan pun harus antri juga
AMANDA REMAJA
Mau gimana lagi, kan hari Minggu
BAYU REMAJA
Harusnya kita bolos sekolah aja ya buat ke sini
KARTIKA REMAJA
Kita? Lo aja kali, Bay.
BAYU REMAJA
(Cengengesan)
Becanda cantiq...
AMANDA REMAJA
Kalo gua perhatiin kayanya si Yuri suka ya sama Gilang.
BAYU REMAJA
Masa?
AMANDA REMAJA
Iya, coba aja perhatiin, tuh, antusias banget pas ngomong sama Gilang, coba. Padahal biasanya kalo ngomong sama kita - kita kaya orang baru bangun tidur
Kartika, Bayu, dan Amanda memperhatikan Gilang dan Yuri yang sedang berbincang dari kejauhan. Mereka berdua terlihat berbincang dengan antusias, entah apa yang dibicarakan.
BAYU REMAJA
(Mengangguk tidak perduli)
Bisa jadi.
Lalu tiba giliran mereka bertiga memesan makanan. Ketiganya kompak hanya memesan paket burger plus cola karena masih merasa mual dan sepertinya pencernaan mereka belum bisa menampung makanan dengan baik.
Selesai makan rombongan remaja itu langsung menuju ke sebuah wahana populer, Turangga Rangga. Sebuah wahana yang terlihat simpel tapi tidak pernah dilewatkan oleh mereka yang mengunjungi Dufan.
Kartika, Bayu, Amanda, Gilang, dan Yuri memasuki wahana. Bayu duduk di kuda sebelah Amanda. Kartika dan Gilang di belakang mereka berdua. Dan Yuri duduk di belakang Kartika dan Gilang.
Wahana itu berputar, tidak terlihat mengerikan ataupun istimewa seperti wahana yang mereka naiki sebelumnya. Lagu yang diputar juga tidak terdengar istimewa.
LATAR MUSIK ROMANTIS NAMUN KEKANAKAN
Bayu dan Amanda berpegangan tangan dengan ceria. Kartika bengong, pikirannya kosong karena merasa lelah. Gilang yang duduk di sebelahnya menatapnya dengan tatapan yang berbeda. Bagi Gilang, Kartika terlihat sangat cantik pada saat itu. Dan Yuri yang diam - diam menyukai Gilang hanya bisa menatap punggungnya dengan kecewa, menyadari perasaannya mungkin akan berakhir sia - sia.
Hari sudah sore, permainan terakhir yang akan mereka naiki adalah bianglala. Mereka berlima sudah ada di antrian paling depan.
Bayu dan Amanda yang pertama naik ke gondola, satu tempat tersisa seharusnya dinaiki oleh Kartika, tapi diam - diam Gilang menarik tangannya, membuat Yuri mau tidak mau masuk ke dalam gondola tersebut.
Yuri sadar Gilang menarik tangan Kartika, tapi dia tidak ingin terlihat konyol dengan memprotes hal itu. Karena itu dia hanya mengabaikannya dan mendengus dengan perasaan kesal.
Kartika dan Gilang masuk ke dalam Gondola selanjutnya, yang kebetulan hanya diisi mereka berdua, jadi mereka duduk berhadapan. Bianglala berputar perlahan, Kartika sebenarnya tdak suka ketinggian, tubuhnya terasa sakit saat melihat ke bawah.
GILANG REMAJA
Lo takut, ya?
kARTIKA REMAJA
Sedikit
GILANG REMAJA
(Memegang tangan Kartika)
Pegang tangan gua biar gak takut
KARTIKA REMAJA
(Merasa canggung dan melepaskan pegangan tangannya)
Ehm, gak usah
Mereka berdua terdiam sesaat karena merasa canggung.
Gondola berhenti di atas. Pemandangan laut dan gedung - gedung tinggi terlihat jelas. Angin membuat gondola sedikit bergoyang. Mulut Kartika komat kamit membaca doa.
GILANG REMAJA
(Menatap lekat Kartika)
Cika, kayanya gua suka sama lo
KARTIKA REMAJA
(Berhenti komat kamit)
Hah?
GILANG REMAJA
Kayanya gua suka sama lo
KARTIKA REMAJA
(Canggung)
Kok... bisa...?
GILANG REMAJA
Gak tau
Pengakuan cinta yang tiba - tiba itu membuat Kartika bingung. Dia tidak tahu apa yang harus dikatakan pada Gilang di saat seperti itu. Kartika bahkan tidak yakin apakah dirinya menyukai Gilang. Dia menganggapnya sama seperti Bayu, seorang teman.
KARTIKA REMAJA
(Berdehem)
Gimana ya kalo tiba - tiba ada yang buka pintu terus terjun ke bawah sana? Mati gak dia?
Pertanyaan random Kartika adalah kalimat terakhir yang terucap di atas gondola itu. Kartika dan Gilang menghabiskan sisa waktu di gondola tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Keduanya terlihat canggung.
Bahkan keduanya hanya mengucapkan perpisahan ala kadarnya saat waktu pulang tiba.