Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Growth: Story of the Inner Child
Suka
Favorit
Bagikan
9. [Klimaks] Bagian 8 - Meluap

30) INT. KAMAR KOS ADISA - PAGI

Avia sedang berbicara dengan Ayah melalui telpon di depan kamar Adisa. Ia akhirnya memberitahu Ayah soal Adisa yang sedang sakit.

AVIA

Kayaknya dia kecapekan, trus kemarin kehujanan… (diam sejenak, Ayah ingin berbicara) Oke bentar, Yah

Avia masuk kamar Adisa untuk memberi HPnya. Adisa baru saja selesai minum obat

AVIA

Sa, Ayah mau ngomong

Ekspresi Adisa berubah sedikit terkejut, namun akhirnya menerimanya

AVIA

Hallo, Yah

30.1) CUT TO RUMAH PONTIANAK-INT. RUANG TENGAH - PAGI

Ayah duduk di ruang tengah, Ibu di sampingnya. Ayah menyalakan speaker agar Ibu juga bisa mendengarnya

AYAH

Hallo, Disa. Kenapa kok sampe sakit gitu? Kemarin kehujanan ya?

ADISA (S.O)

Iya

AYAH

Kenapa jas hujannya gak dipake?

ADISA (S.O)

Ketinggalan

AYAH

Aduh, dari dulu kamu selalu begitu. Makanya, jas hujan jangan dikeluarin dari motor! (membentak)

Ibu di sampingnya mengelus pundak Ayah, menyuruhnya menahan diri

30.2) CUT BACK TO INT.KAMAR KOS ADISA - PAGI

Adisa hanya diam, berusaha mengalihkannya meskipun wajahnya terlihat sedih dan takut. 

AYAH (S.O)

Kalau jas hujannya dipakai kan gak akan sampai sakit kaya gitu (dengan nada tinggi)

Adisa masih diam. Avia dan Naya menatapnya dengan tatapan kasihan dan panik

AYAH (S.O)

Heran Ayah sama kamu, kebiasaan ceroboh dari kecil kok gak hilang--

ADISA

(memotong omongan Ayah) Bisa gak sih kalo orang sakit jangan dibentak! (membentak, nada agak meninggi)

Hening, tak ada balasan dari suara telpon. Avia dan Naya terkejut dan lihat-lihatan.

ADISA

Kalo emang Disa salah ya Disa tanggung sendiri resikonya, Disa gak butuh bentakan Ayah! (masih dengan nada tinggi, ekspresi marah)

30.3) CUT TO INT. RUMAH PONTIANAK - PAGI

Ayah dan Ibu terkejut mendengar Adisa

AYAH

Sejak kapan kamu bisa bentak Ayah gini, hah?

30.4) CUT BACK TO INT.KAMAR KOS ADISA - PAGI

ADISA

Kenapa? Ayah doang yang bisa ya? Disa heran juga, kok kebiasaan bentak-bentak Ayah gak hilang dari dulu. Sadar gak, gimana dampaknya ke anaknya?

Nafas Adisa memburu. Wajahnya jelas marah dan matanya berair. Ia berusaha agar tidak menangis.

ADISA

(nada mulai menurun, agak tertahan) Aku jadi ceroboh juga gara-gara siapa, hah?

30.5) CUT TO INT.RUMAH PONTIANAK - PAGI

Ayah geram dan hendak membalas perkatan Adisa

AYAH

Siapa yang ngajarin kamu kurang aj--

Ibu segera meraih HP untuk mencegah Ayah

IBU

Disa, anakku, udah udah. Kamu istirahat dulu aja--

ADISA

Ibu juga sama aja, cuma diem doang

Ibu terkejut dan hanya diam, agak kecewa namun merasa bersalah.

30.6) CUT BACK TO INT.KAMAR KOS ADISA - PAGI

Avia langsung meraih HPnya cepat dari tangan Adisa

AVIA

Bu, nanti Via telpon lagi ya, Assalamu’alaikum

Avia menutup telponnya dan langsung menarik Adisa ke rangkulannya. Avia menepuk-nepuk pundak Adisa yang hanya diam menatap lantai. Naya dari belakang ikut menenangkan Adisa.

Beberapa menit setelahnya, Adisa menegakkan kepalanya

ADISA

Ngantuk

Adisa beranjak dan naik ke kasurnya dan berbaring, didampingi Avia dan Naya. 

AVIA

Tidur dulu sana, lain kali hati-hati ya sama kepala. Kalo ada cedera di otak, susah sembuhnya

ADISA

(mengangguk pelan) Hmm

Avia dan Naya membereskan kamar Adisa yang sempat berantakan sebelum pergi

30.7) CUT TO EXT-INT. RUMAH PONTIANAK - PAGI

Ayah duduk di kursi depan rumah sambil diam menatap jalanan. Ibu di dalam rumah was-was memerhatikan Ayah, takut ada apa-apa. Ibu lalu menyiapkan teh hangat dan membawanya ke teras.

Ibu ikut duduk di sebelah Ayah, tidak berkata apapun dengan ekspresi masih kaget dan sedih, bercampur rasa bersalah

31) INT. PERPUSTAKAAN KAMPUS - SIANG

Adisa, Bella, dan Shera sedang mengerjakan tugas di perpustakaan. Di sela-sela itu, Adisa berjalan-jalan di sekitar rak buku untuk mencari-cari buku bacaan.

ADISA (V.O)

Hemm, udah seminggu lebih sejak terakhir aku komunikasi sama Ayah Ibu dan Kak Via. Jujur, sejak kejadian aku bentak orangtuaku, aku belum ngehubungin mereka duluan. Ada sih, Ibu beberapa kali chat dan aku balas sekedarnya. Kalau ditanya waktu itu aku puas apa ngga, yaa puas sih. Tapi masih kecewa, dan… ngerasa bersalah

Adisa kembali ke mejanya setelah mendapat satu buku. Tepat saat ia duduk, HPnya tiba-tiba berbunyi tanda pesan masuk. Adisa segera membukanya dan membaca pesan dari notifikasi, ternyata dari Avia

AVIA (DALAM PESAN)

Sa, nanti malem makan penyetan Mak Yeye yok?

Adisa menatap layar HPnya. Bingung antara ingin makan penyetan Mak Yeye, tapi belum mau bertemu Avia. Ia lalu meletakkan HPnya dan membaca buku dan mengabaikan pesan Avia.

Beberapa menit kemudian, ia kembali membuka HPnya karena berubah pikiran. Ia akhirnya membuka pesan Avia dan membalasnya

ADISA (MEMBALAS PESAN)

Oke, jemput ya

Adisa lalu meletakkan HPnya 

SHERA

(menepuk meja di depan Adisa) Hey! Ngelamun lagi. Udah sehat kan lu?

ADISA

(kaget) Udah kok udah

BELLA

Kamu tuh kalo ada apa-apa cerita aja, kita siap dengerin kok

Adisa mengangguk dan tersenyum (lebih lebar dari biasanya)

Tiba-tiba, Naya datang dan menepuk Adisa dari belakang

NAYA

Sa!

ADISA

Eh, tumben sendiri (dengan nada lebih luwes dan akrab)

Naya tak menjawab dan menarik kursi di sebelah Adisa

NAYA

(duduk) Bareng yaa

SHERA & BELLA

Iyaa

Naya menyodorkan tangannya satu satu pada Shera dan Bella. Mereka bertiga saling berkenalan

NAYA

Aku temen SMAnya Adisa

SHERA

Oh, lu temen SMAnya Adisa. Pantesan luwes amat ama lu haha

Adisa tersenyum tipis mendengar ucapan Shera. 

SHERA

Canda, Disaa… jangan marah

ADISA

(mengangkat alis, pertanda dia baik saja)

Naya dan Bella menatap Shera dengan tatapan tuh-dia-marah-loh

SHERA

Ih, marah beneran. Iya iya sori Dis..

Adisa tertawa kecil

ADISA

Gak papa, udah biasa (sambil tertawa kecil)

Mereka lanjut tertawa dan membicarakan banyak hal

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar