Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
25) EXT-INT. RUMAH KOS ADISA & NAYA - MAGHRIB, HUJAN DERAS
Adisa sampai di rumah kos dengan basah kuyup. Naya panik melihatnya ketika di depan pintu.
NAYA
Hemm, pinter ya jas hujannya gak dipake
Adisa melepas kaus kakinya yang basah, lalu mengeringkan kakinya di keset.
ADISA
Tadi udah reda, taunya di depan komplek deres lagi.
NAYA
Ckckck, ya udah cepet ganti sana
Adisa masuk ke kamarnya. Naya berjalan ke arah kamarnya, lalu berbalik ke depan kamar Adisa
NAYA
Kalo hujannya reda mau pesen soto gak? (Bertanya dari pintu kamar Adisa)
ADISA
(Menjawab dari kamarnya) Pesen di Bang Amad aja. Jangan lupa, gak pake bawang goreng, daun bawang, kecap, trus sambel sama kerupuknya nya banyakin (dengan tempo cepat)
NAYA
Ckckck (heran), oke deh (mengacungkan jempol)
26) EXT-INT. PAGAR RUMAH KOS-RUANG TENGAH-KAMAR NAYA-DAPUR - MALAM
Pengantar makanan datang dan mengetuk pagar rumah kos. Naya keluar untuk mengambil pesanan mereka.
NAYA
Makasih banyak, Pak
PENGANTAR MAKANAN
Sama-sama, mbak
Naya membawa makanan mereka, Adisa mengikutinya.
ADISA
Bawa kamarmu aja, Nay
Adisa mengambil dua mangkok dan sendok di dapur, lalu menyusul Naya ke kamarnya. Lalu mereka makan bersama
NAYA
Sa, cobain bawang goreng dikit aja, ya? (Menyodorkan bawang goreng di sendok)
ADISA
(Menolah cepat) Gak
NAYA
Ya ampun, kamu harus tau ini enak banget, Sa
ADISA
(Menggeleng)
Selesai makan, Adisa membawa mangkok dan sendok ke dapur dan mencucinya. Tiba-tiba, kepalanya terasa sakit. Ia memegangi kepalanya dan berhenti sejenak. Lalu melanjutkan mencuci piring.
Setelah itu, Adisa kembali ke kamar Naya dan bermain HP di atas kasur Naya. Lalu, muncul satu notifikasi dari Arvin yang mengunggah foto. Ia langsung membuka story Arvin yang isinya foto mereka bertiga waktu di cafe 2 pekan lalu.
NAYA
Udah 2 minggu baru diupload (melihat story Arvin)
ADISA
Loh… ih, fotonya kok jelek
Adisa tidak terima Arvin mengunggah foto yang dirinya belum siap berpose, padahal Naya dan Arvin berpose bagus di situ
NAYA
Tapi lucu, Sa hahaha (tertawa)
Adisa langsung membalas story Arvin. Wajahnya kesal
ADISA (DALAM PESAN)
HEH HAPUS GA, AKU JELEK BGT
ARVIN (DALAM PESAN)
Biarin, lucu kok
ADISA (DALAM PESAN)
Apaan sih, hapus ga!!
ARVIN (DALAM PESAN)
Makanya, sering-sering senyum
Adisa tersenyum tipis meskipun kesal dengan balasan terakhir Arvin. Namun ia mengabaikannya. Naya di sebelahnya mengintip layar HP Adisa dan senyum-senyum sendiri.
Tiba-tiba, kepala Adisa terasa semakin sakit. Ia langsung meletakkan HPnya di kasur dan memegangi kepalanya. Adisa menyadari dahinya sedikit hangat
NAYA
Sa, hanget badannya
Naya segera turun dari kasurnya.
NAYA
Aku ambilin air hangat sama selimut di kamarmu ya. Malem ini tidur di kamarku aja
Adisa berbaring di kasur. Naya keluar mengambil air hangat dan selimut Adisa. Tak lama, ia kembali untuk menyodorkan air dan selimut ke Adisa. Adisa bangun dan meraihnya
ADISA
Thanks Nay
Adisa meminum air hangatnya, lalu kembali berbaring sambil menutup tubuhnya dengan selimut
ADISA
Kayaknya gara-gara keujanan
NAYA
Ya udah, kamu istirahat aja sana. Moga besok udah sembuh
ADISA
He’em
Naya menaikkan suhu AC kamarnya, lalu mengganti lampu dengan lampu tidur.
27) INT. KAMAR NAYA-KAMAR ADISA - SUBUH-PAGI (SEKITAR JAM 6)
Jam menunjukkan pukul 4.30 pagi, Adisa bangun perlahan ketika Naya selesai sholat shubuh. Lalu Adisa menuju kamar mandi dan wudhu untuk sholat subuh. Setelah selesai sholat, Naya memegangi dahi Adisa.
NAYA
Masih hangat, Sa. Pagi ini aku beliin obat ya?
ADISA
He’em
Adisa lalu membereskan mukena dan sajadahnya dan kembali ke kasur. Tetapi ia tidak bisa tidur sampai matahari terbit. Sekitar jam 6, Naya bersiap keluar untuk membeli obat.
NAYA
Aku keluar beliin obatmu dulu ya, Sa
ADISA
He’em
Naya lalu berangkat, Adisa ikut keluar untuk kembali ke kamarnya.
Di kamarnya, Adisa menuang air dari ceret plastik ke gelasnya di atas meja kayu rendah. Ketika ia hendak membawa gelasnya ke atas kasur, tiba-tiba gelasnya jatuh ke lantai. Airnya tumpah mengenai proposal skripsi yang terletak di lantai di sisi meja. Adisa tidak sempat menyelamatkan proposalnya yang basah seluruhnya itu. Ia menatapnya dengan kosong, diam beberapa saat.
Tiba-tiba ia meraung
ADISA
Hhhhhhh!!!! (mengeluh keras)
Ia membanting gelas plastiknya di lantai, lalu merobek proposalnya yang terlanjur basah itu. Tiba-tiba ia merasa tidak berguna dan membenci dirinya sendiri
Adisa memukulkan kepalanya 3 kali dengan keras di meja. Tiba-tiba, Naya datang dan kaget melihat Adisa menunduk (menempelkan kepalanya) di atas meja.
NAYA
Disa! (langsung mendekatinya)
Naya mengangkat tubuh Adisa perlahan. Adisa bangkit perlahan dan pindah ke atas kasur. Naya dengan cepat menghubungi Avia
NAYA
Hallo, kak Via. Ini Adisa demam sama pusing, trus lemes juga dari tadi malem.
Naya melihat Adisa sejenak, lalu terkejut melihat darah dari hidung Adisa merembes
NAYA
Kak, hidungnya berdarah juga gak tau kenapa. Perlu dibawa ke UGD gak kak?
ADISA
Gak papa Nay (memegang tangan Naya untuk mencegahnya)
AVIA (S.O)
Iya iya bawa aja. Kabarin aja rumah sakit mana, aku otw
Naya dengan cekatan langsung mendatangi kamar Rona, tetangga kosnya yang kamarnya di depan kamar Adisa. Ia mengetuk pintu kamar Rona
NAYA
Rona…
Rona langsung membuka pintu
RONA
Iya?
NAYA
Aku pinjem mobil kamu bentar boleh? Adisa sakit nih
RONA
Oh ya? Boleh, bentar-bentar
Rona dengan sigap mengambil kunci mobilnya dan memberikannya pada Naya
RONA
Nih. Cepat sembuh, Adisa! (agak berteriak ke arah kamar Adisa)
NAYA
Thanks, Ron! Bensinnya aku ganti nanti (sambil mendatangi Adisa dan menuntunnya keluar)
Adisa akhirnya pasrah
28) EXT. DI MOBIL MENUJU RUMAH SAKIT - PAGI
Naya menyetir dengan cepat karena kebetulan jalanan juga sepi. Adisa di sampingnya menahan pusing
ADISA
Selo, Nay. Jadi mual nih
NAYA
Iya iya, sorry. Dikit lagi nyampe nih
Tak lama, mereka sampai di UGD rumah sakit.
29) INT. BILIK UGD - PAGI, SEPI
Seorang perawat (perempuan/25) mendatangi Adisa sambil membawa tensimeter dan termometer.
PERAWAT
Permisi, dicek tekanan darahnya dulu ya (dengan sopan)
Perawat itu langsung menyiapkan alat tensimeternya dan mengukur tekanan darahnya. Angka di tensimeter digitalnya lalu menunjukkan 100/60.
PERAWAT
100/60, normal ya mbak
Perawat itu lalu mengukur suhunya dengan termometer infrared
PERAWAT
Demamnya cukup tinggi ya, 39 derajat. Ditunggu dulu untuk pemeriksaan dokternya ya mbak
Tiba-tiba, Avia datang
AVIA
(agak tersengal-sengal) Gimana?
ADISA
Ya, gini (singkat dan datar)
Tiba-tiba, darah merembes dari hidung Adisa. Avia dengan sigap mengambil tisu di tasnya untuk menahan aliran darahnya sambil menundukkan sedikit kepalanya Adisa.
AVIA
Habis ngapain, kok sampe kaya gini (sambil memegangi kepala Adisa)
Tiba-tiba seorang dokter bernama Andrea (pria/30) datang.
DOKTER ANDREA
Halo, keluhannya apa mbak? (dengan ramah)
ADISA
Demam, pusing, lemes dari tadi malem. Baru-baru ini mual
Dokter Andrea mengangguk-ngangguk, lalu melihat ke arah Avia
DOKTER ANDREA
Hei, Avia. Jauh banget sampe kesini
AVIA
Halo, dr. Andrea. Ini adik saya, Dok
DOKTER ANDREA
Oh, begitu. Mimisannya kenapa?
ADISA
Kebentur, Dok
Dokter Andrea langsung menghentikan pendarahan di hidung Adisa dengan alat tamponnya. Tak lama, pendarahannya berhenti. Selanjutnya, dr. Andrea memeriksa tubuhnya dengan stetoskop, memeriksa lidah, dan menanyakan detail keluhan Adisa.
Dokter Andrea lalu melepas stetoskopnya
DOKTER ANDREA
Jadi ini mimisannya cuma karena benturan, tapi jangan diremehkan ya, karena darah yang keluar cukup banyak. Kalau ada pendarahan lagi, lakukan metode trotter1 atau hidungnya dipencet. Avia, adiknya nanti dibantu ya.
AVIA
Siap, Dok
DOKTER ANDREA
Pusingnya juga karena demam ya berarti, dan untuk mualnya, ini karena efek asam lambung yang naik. Sementara kamu jangan makan pedas dan minum kopi dulu ya. Saya akan resepkan obat untuk asam lambung dan demam
AVIA
Makasih, Dok
Setelah urusan administrasi dan obat selesai, mereka kembali ke kos. Avia mengikutinya.