Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Growth: Story of the Inner Child
Suka
Favorit
Bagikan
4. [Awal Permasalahan] Bagian 3 - Yang Sulit Diungkapkan

11) INT. RUANG RAWAT-DEPAN RUANG RAWAT-KANTIN RS. DHARMA HUSADA SURABAYA - SIANG

Avia sedang melakukan visite ke salah satu pasien di ruang rawat. 

AVIA

Kondisi vital Ibu sudah cukup membaik, makannya juga sudah mulai enak kan, ya? Kita pantau sampai besok pagi, kalau sudah benar-benar pulih, sudah bisa pulang ya, Bu.

PASIEN

Terima kasih, dok

AVIA

Sama-sama. Saya tinggal dulu, ya

Avia lalu keluar ruang rawat, tiba-tiba ponselnya berdering, ada telpon dari Ibu.

AVIA

Halo, Assalamu’alaikum, Bu.

IBU (S.O)

Wa’alaikumsalam, Via. Gimana kerjaannya hari ini Via? Lancar?

AVIA

Iya lancar, ini lagi mau istirahat.

11.1) CUT TO RUMAH AVIA, PONTIANAK - SIANG

Ibu duduk santai di ruang tengah sambil menelpon Avia.

IBU

Ooh… ibu mau ngabarin aja, Mas Andri mau nikah bulan depan. Calonnya orang Surabaya juga katanya. Nanti dibantu-bantu ya.

AVIA (S.O)

Oh, Mas Andri. Oke Bu.

IBU

Gimana Adisa? Sehat-sehat aja dia?

11.2) CUT BACK TO RUMAH SAKIT

AVIA

Sehat, Bu.

IBU

Sering-sering ditemuin ya kalau sempet. (dari sebrang telpon)

AVIA

Yaah… dia kan udah gede Bu. Kadang juga dateng sendiri kok ke kontrakan.

11.3) CUT TO RUMAH AVIA

Ibu tersenyum tipis mendengar jawaban Avia. 

IBU

(Menghela napas) Iya gak papa, sering-sering ingetin dia buat hati-hati Vi.

AVIA

Iya iya…

IBU

Ya sudah, hati-hati Via. Ibu tutup ya, Assalamu’alaikum

Setelah Ibu menutup telpon, Ibu menatap lamat wallpaper HPnya. Foto Avia waktu umur 4 tahun dan Adisa yang masih berumur 5 bulan.

11.4) CUT BACK TO RUMAH SAKIT

Avia berdiri di tembok koridor rumah sakit sambil memandang HPnya. Ia ingin mengirim pesan pada Adisa.

AVIA (MENGIRIM PESAN KE ADISA)

Saaa, nanti malem makan di Penyetan Mak Yeye yok?

Adisa membalas cepat

ADISA (MEMBALAS CHAT)

Gabisa ntar malem, tapi mingdep aku ke kontrakan kok.

Avia menghela napas

AVIA (MENGIRIM BALASAN)

Yaah:( okedeeh.

Tiba-tiba seorang cowok sepantaran Avia mendatanginya. Namanya Reza (25), dia adalah cowok yang sedang dekat dengan Avia.

REZA

Vi, makan dulu yuk.

AVIA

Yok.

Mereka lalu berjalan ke arah cafetaria rumah sakit. Sambil jalan, Reza memerhatikan wajah Avia

REZA

Kenapa Vi?

AVIA

(Kaget karena tiba-tiba ditanya) Hah? Emang keliatannya kenapa?

REZA

Hmm... (Pura-pura tidak tau)

AVIA

Gak papa sih, tadi Ibu cuma nanyain tentang Disa di telpon. Disuruh ngawasin gitu, padahal dia udah gede juga. (sambil tertawa kecil)

REZA

Emang gitu kalo anak pertama, Vi. Sampai kapanpun bakal gitu terus. Aku sih, malah seneng kalo bisa diandalkan.

Avia diam sejenak, lalu melirik sebentar ke arah Reza. Wajah cerianya perlahan kembali.

AVIA

Hmmm… gitu ya.

Ketika Avia dan Reza sampai di kantin RS, teman-temannya di meja makan memerhatikan mereka sambil menahan tawa.

REZA

Anak-anak nanti malem mau ke penyetan Mak Yeye, ikut gak?

Avia langsung menoleh ke Reza

AVIA

Tau aja aku lagi pengen penyetan.

Reza hanya tersenyum, tanpa memedulikan teman-temannya yang menertawakan mereka dari jauh.

12) INT. HEART'S COFFEE, SURABAYA - SIANG

Di Heart’s Coffee, Naya dan Arvin ternyata sudah menunggu di dalam. Adisa langsung menuju kasir untuk memesan. Di dalam cafe, suara musik terdengar cukup keras.

SFX. SUARA LAGU DARI SPEAKER CAFE

ADISA

Double espresso satu, roti kornet satu. (dengan suara samar)

PELAYAN

Iya kak? (mendekatkan telinganya ke Adisa)

ADISA

Dou-ble es-presso sa-tu, ro-ti kor-net sa-tu. (mengeraskan suaranya)

PELAYAN

Baik, kak.

Pelayan dengan sigap menyiapkan struk dan menyebut pesanan. Adisa langsung menuju Naya dan Arvin setelah mengambil struknya.

ADISA

Hai, Vin.

NAYA

Arvin doang nih?

ADISA

Bosen Nay, tiap hari ketemu di kosan.

NAYA

Dih, dasar. By the way, oppa-mu mau main drama lagi tuh.

ADISA

Oh iya? Akhirnya Hyun Bin balik ke drama lagi…

ARVIN

Lah kamu kok ikutan suka oppa-oppa sekarang, Dis?

ADISA

(Menunjuk Naya dengan telunjuknya) Gaga-gara dia nih.

Lalu pelayan datang membawa pesanan mereka.

ARVIN, NAYA & ADISA (SEREMPAK)

Makasih mbak

Mereka makan dengan santai sambil berbincang.

ADISA

Kok liburan lagi sih Vin? Bulan lalu kan udah pulang

ARVIN

Ada jatah cuti, lumayan bisa ke rumah Eyang.

Adisa mengangguk, lalu menguk habis minumannya. Tiba-tiba, ia tidak sengaja mendapati Arvin yang memerhatikannya.

ARVIN

(Melihat motif kerudung Adisa) Kerudungmu desainnya keren.

ADISA

Hmm.. (dengan singkat dan datar)

Naya melirik Arvin sejenak, lalu tersenyum tipis dan tidak menghiraukannya.

Adisa melihat jam tangannya, masih ada waktu untuk berbincang.

SFX. LAGU BEAT KERAS

ADISA

Kalian gak buru-buru kan? (dengan suara samar)

NAYA & ARVIN

Hah? (serempak)

ADISA

(Memasang wajah kesal) Gak buru-buru kaan? (sedikit berteriak, matanya agak melotot)

NAYA

Oh enggak, sans kok.

Adisa lalu beranjak ke kasir untuk memesan snack

ARVIN

(Berbicara pelan ke Naya) Serem banget. (sambil menahan tawa)

NAYA

(tertawa yang ditahan)

KASIR

(Mengulang pesanan) Kentang goreng 1, tahu crispy 1 ya kak. Totalnya 30 ribu.

Adisa hendak menyodorkan uang tunai, tapi tiba-tiba Arvin di sebelahnya menyodorkan kartu debitnya.

ARVIN

Tambah caramel macchiato-nya 1 ya mbak. Gabung sama mbaknya yang ini (menunjuk Adisa)

ADISA

Beneran dibayarin?

Arvin menerima struk dari kasir

ARVIN

Makasih mbak

Arvin menoleh ke Adisa

ARVIN

Iyaa, Dis.

ADISA

Yaudah, thanks. (langsung berlalu menuju meja)

Arvin melihat dompet Adisa di atas meja kasir, lalu mengambilnya diam-diam.

Di meja, Adisa tiba-tiba tersadar sesuatu

ADISA

Dompetku mana ya? (dengan raut sedikit panik)

NAYA

Lah, Sa. Tadi kayaknya ada… (mencari di kolong meja)

Adisa ikut mencari di kolong meja, bahkan sampai tasnya Naya.

NAYA

Gak ada di situ! (memukul pelan tangan Adisa)

ADISA

Kali aja. (tak menghiraukan Naya)

Arvin tiba-tiba tertawa keras, lalu meletakkan dompet Adisa di meja

ARVIN

Hati-hati.

Adisa melihat Arvin dengan tatapan kesal-mengancam-datar.

ADISA

Makasih. (mengambil pelan dompetnya)

ARVIN

Dih, marah.

ADISA

(menggeleng pelan) Nggak, cuma sedih aja haha. (tertawa datar)

NAYA

Lho lho, kenapa?

ADISA

Hmm… tau ah. Banyak yang ngeselin hari ini.

Naya sudah mengerti sikap Adisa jika banyak pikiran tidak bisa menjelaskan. Ia hanya menepuk pelan pundak Adisa.

NAYA

It’s okay, salah Arvin juga gak langsung ngebalikin.

ARVIN

Duh… emang cowok salah mulu.

NAYA

Mulai deh…

Adisa sedikit terhibur. Mereka lalu lanjut mengobrol sampai sore.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar