Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
87 INT. RUMAH KELUARGA AHMAD - NIGHT
Samiah menutup korden-korden jendela. Endah membersihkan meja makan, mengangkat piring dan gelas kotor dan pergi dari ruang makan. Samiah masuk ke ruang tamu, menutup korden-korden ruangan itu. Ada mobil lewat di depan rumah, Samiah mengintip keluar. Mobil itu pergi menjauh. Samiah terus memerhatikan keluar.
BEGIN FLASHBACK.
Samiah muda menyelimuti Miranty kecil di kamar Miranty yang redup. Sebuah lampu kecil menyala di meja kecil samping tempat tidurnya. Samiah mengusap kepala Miranty yang tertidur, dan keluar kamar.
Samiah masuk ke ruang tamu, menutup korden-korden ruangan itu. Ia melihat sebuah mobil sedan putih parkir di depan rumah. Mesin mobil itu menyala. Jendela mobilnya gelap. Samiah membuka pintu. Ia melangkah keluar sampai bisa melihat mobil itu lebih jelas. Samiah membuka pagar. Orang di dalam mobil itu tetap tidak terlihat olehnya. Samiah baru akan mendekat ke mobil itu ketika sebuah tangan menyentuh pundaknya. Samiah menoleh cepat ke belakang.
Anita muda, berdandan cantik, mengenakan pakaian blus dan rok span selutut. Tas cangklong menggantung di pundaknya. Bunyi hak sepatunya berkelatuk di paving halaman.
ANITA
Samiah baru membuka mulutnya. Anita segera menyela.
ANITA
Anita keluar pagar dan membuka pintu depan kursi penumpang mobil itu dan masuk ke dalamnya. Mobil itu segera berjalan pergi.
Samiah terdiam di tempat sejenak, sebelum kemudian menutup pagar dan menggemboknya.
ENDING FLASHBACK.
Samiah tua berdiri di depan jendela ruang tamu. Memandang keluar jendela.
SAMIAH
88 INT. TANGGA RUMAH - NIGHT
Miranty menuruni tangga. Ia berpapasan dengan Endah saat mencapai dasar tangga.
MIRANTY
ENDAH
Miranty berjalan ke bagian depan rumah.
89 INT. RUANG TAMU - NIGHT
Miranty masuk ke ruang tamu. Ia melihat Samiah berdiri di ambang pintu. Pintu depan terbuka. Samiah memandang keluar. Samiah tiba-tiba berjalan keluar. Miranty menyusulnya. Samiah membuka pagar.
MIRANTY
Samiah melongok ke jalan depan rumah. Beberapa kendaraan lewat di depan rumah. Samiah tampak mencari-cari sesuatu.
MIRANTY
SAMIAH
Miranty ikut melongok keluar.
MIRANTY
SAMIAH
Samiah mulai gelisah. Melangkah ke tengah jalan. Menengok ke kanan ke kiri. Miranty menariknya.
MIRANTY
Miranty menariknya ke pinggir jalan. Menariknya masuk ke halaman rumah.
Cut to:
90 INT. RUMAH KELUARGA AHMAD - NIGHT
Anita keluar dari kamarnya. Berjalan melewati ruang tengah. Dari tempatnya berdiri, ia melihat pintu depan terbuka. Terdengar suara Miranty dan Samiah dari luar. Anita berjalan ke pintu depan. Suara Samiah dan Miranty semakin jelas ketika Anita masuk ke ruang tamu.
MIRANTY (O.S.)
SAMIAH (O.S.)
Anita berhenti di tempat. Menyimak percakapan Samiah dan Miranty.
91 EXT. HALAMAN RUMAH - NIGHT
Miranty merangkul Samiah, membimbingnya masuk ke halaman. Miranty menutup pagar dan menggemboknya. Miranty menuntun Samiah masuk rumah.
SAMIAH
Miranty dan Samiah sampai di depan ambang pintu depan. Di dalam, di ruang tamu, Anita berdiri memandang ke arah mereka.
MIRANTY
Samiah berhenti di tempat. Balas menatap Anita.
SAMIAH
(berbisik, menoleh depan rumah)
Anita meninggalkan ruang tamu.
92 INT. RUANG KERJA ANITA - DAY
Anita duduk di kursi kerjanya. Menempelkan HP-nya ke telinga.
ANITA
Anita mengambil kertas dan bolpoin.
ANITA
Anita menulis di kertas.
ANITA
Anita menulis di kertas.
ANITA
Anita mematikan telepon genggamnya.
93 INT. KAMAR MIRANTY - NIGHT
Miranty menelungkup di atas karpet. Telepon genggamnya terpasang padang dudukan telepon genggam di hadapannya. Miranty menyangga kepalanya dengan satu tangan. Wajah Bobby tampil di layar telepon gengamnya.
PERCAKAPAN TELEPON - MIRANTY/BOBBY.
MIRANTY
LAYAR. Bobby mengangguk-angguk.
MIRANTY (Cont'D)
Miranty mengangkat alisnya. Menghela napas panjang.
BOBBY
Miranty menggeleng.
MIRANTY
Bobby menyendok makanan ke mulutnya, mengunyah dengan mulut penuh dan mendekatkan wajahnya ke layar.
BOBBY
(mulut penuh)
MIRANTY
BOBBY
MIRANTY
BOBBY
Miranty termenung sejenak.
MIRANTY
Miranty terdiam.
MIRANTY
Bobby menggeleng-geleng.
MIRANTY
Bobby menatap Miranty dengan mulut terbuka. Bobby mengangkat kedua alisnya tinggi-tinggi.
BOBBY
(beat)
MIRANTY
Mereka sama-sama diam beberapa saat.
BOBBY
MIRANTY
BOBBY
Miranty menggeleng-geleng.
BOBBY
Mata Miranty berkaca-kaca. Ia menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Mengusap-usap wajahnya.
MIRANTY
Bobby menatap Miranty. Lekat. Miranty menyeka air matanya. Mereka diam.
MIRANTY
Mata Miranty melihat ke sudut-sudut kamarnya.
MIRANTY
Miranty berhenti bicara.
MIRANTY
Miranty mengalihkan tatapannya pada Bobby. Bobby menatapnya. Skeptis.
BOBBY
MIRANTY
BOBBY
BOBBY
MIRANTY
Bobby menghela napas.
BOBBY
Miranty tersenyum lebar. Ia membuka mulut. Ia melihat baju seragam tujuh bulanan Irine yang digantung di pintu kamarnya. Miranty meringis.
MIRANTY
Miranty menyigar rambutya. Bobby mengerutkan mulutnya. Tertawa.
MIRANTY
Bobby meringis.
MIRANTY
Miranty terbahak.
MIRANTY
Miranty terbahak lagi. Bobby tertawa kesal.
BOBBY
94 INT. RUANG TENGAH KELUARGA AHMAD - DAY
Miranty duduk di meja makan. Di hadapannya, laptop terbuka dan Miranty mengetik cepat. Fokus pada layar. Samiah mengelap buffet. Pesawat telepon rumah diatas buffet berbunyi. Samiah tersentak.
95 INT. RUMAH KELUARGA AHMAD, RUANG TENGAH - DAY
Pesawat telepon di buffet yang sama, model gagang tanpa kabel tahun 90-an. Berbunyi beberapa kali. Samiah muda meletakkan bayi ke dalam stroller, di ruang tengah. Miranty (5) berdiri di sebelah stroller, memandangi bayi didalamnya sambil menekan-nekan pipi bayi itu dengan jarinya. Samiah bergegas menghampiri pesaat telepon. Tangannya mengangkat gagang telepon, dering telepon berhenti.
SAMIAH
Suara WISNU, 8th, terderngar di seberang. Samiah tersenyum lebar.
SAMIAH
Cut to:
96 INT. DESA ASAL SAMIAH, RUMAH TETANGGA - SAME TIME
Wisnu berjinjit di sebuah rumah joglo besar, permukaan dinding dan tiang kayunya mulus mengilap. Wisnu berdiri di depan meja tinggi tempat pesawat telepon model lama diletakkan. Satu tangan Wisnu memegang gagang telepon yang lebih besar dari wajahnya itu ke telinganya. Sebelah tangannya memainkan kabel ulir pada telepon.
Seorang perempuan tua duduk di kursi goyang di tengah ruangan itu, Memakai kebaya kutu motif bunga dan kain jarik, rambut putihnya digelung sederhana.
Sumiyem berdiri di teras rumah itu, mengawasi cucunya di dalam. Sesekali mengangguk dan tersenyum pada perempuan tua yang duduk di kursi goyang.
WISNU
INTERCUT - PHONE CONVERSATION
SAMIAH
WISNU
(merajuk)
SAMIAH
Di belakangnya, bayi di stroller mulai menangis. Miranty kecil memanggil-manggil Samiah. Samiah menengok ke belakang. Ia berdiri menghadap ke arah Miranty dan adiknya berada.
WISNU
SAMIAH
Terdengar samar ucapan Wisnu di seberang telepon. Tangisan bayi semakin keras. Miranty mencoba menggendong si bayi dengan canggung.
SAMIAH
Samiah menutup telepon.
97 INT. RUMAH KELUARGA AHMAD - DAY
Samiah berjalan cepat ke stroller dan mengangkat si bayi dari sroller.
98 INT. RUMAH TETANGGA SAMIAH DI DESA - SAME TIME
Wisnu masih memegangi gagang telepon ke telinganya. Suara telepon ditutup di seberang.
WISNU
Wisnu meletakkan gagang telepon. Menurunkan tumitnya ke lantai. Separuh wajahnya terhalang meja, memandangi pesawat telepon. Wisnu berkedip-kedip cepat. Memejamkan matanya kuat-kuat. Ia menoleh ke eyangnya di teras. Sumiyem memberi isyarat ke arah Bu Pur, yang masih duduk di kursi goyang.
SUMIYEM
(pada Bu Pur)
BU PUR
Wisnu berjalan menghampiri Sumiyem. Ia berhenti, berbalik menghadap Bu Pur.
WISNU
Bu Pur mengangguk dan tersenyum pada Wisnu.
END FLASHBACK.
99 INT. RUANG TENGAH KELUARGA AHMAD - DAY
Samiah berdiri di depan buffet, menatap pesawat telepon tanpa berkedip. Miranty masih sibuk mengetik di meja makan, di belakang Samiah.
SAMIAH
Miranty berhenti mengetik, melirik Samiah. Ia diam memerhatikan.
MIRANTY
SAMIAH
(beat)
(beat)
Miranty mengamati Samiah sambil mengerutkan keningnya. Perlahan ia berdiri dan berjalan menghampiri Samiah.
MIRANTY
Samiah menoleh pada Miranty perlahan.
SAMIAH
Miranty mengambil lap di tangan Samiah, meletakkannya diatas buffet.
100 INT. RUMAH KELUARGA AHMAD, RUANG TENGAH - DAY
CLOSE UP PESAWAT TELEPON. Dering telepon berbunyi. Tangan mengangkat gagang telepon.
Wajah Samiah muncul, menggenggam gagang telpon ke telinganya. Ia menyapu sambil bertelepon.
WIDE SHOT.
Samiah menyapu lantai ruang luas itu dengan cekatan.
SAMIAH
WISNU (O.S.)
SAMIAH
WISNU (O.S.)
(beat)
SAMIAH
Hening.
WISNU (O.S.)
Samiah tertawa.
SAMIAH
WISNU (O.S.)
Samiah tertawa keras.
101 INT. RUMAH KELUARGA AHMAD, KAMAR MIRANTY - NIGHT
Miranty terbaring miring, memeluk guling, di tempat tidur. Hanya ada penerangan dari layar telepon genggam di tangannya. Cahayanya menerangi wajahnya.
Ia meletakkan telepon genggamnya di tempat tidur, memandang langit-langit kamar.
Miranty menyalakan lampu duduk di meja samping tempat tidurnya. Ia mematikannya lagi.
Ia menyalakannya lagi.
Mematikannya lagi.
Nyala.
Mati.
Nyala.
Mati.
Miranty berguling ke sisi lain.
Miranty mengambil telepon genggamnya. Membuka chat-nya dengan Bobby. Miranty mengetik di chat box:
MIRANTY
Miranty menghapusnya. Menaruh kembali telepon genggamnya.
Ia kembali berbaring terlentang.
POV dari langit-langit kamar. Miranty terbaring menatap lurus.
102 EXT. RUMAH KELUARGA AHMAD, HALAMAN - DAY
Langit siang terik. Miranty menemukan Samiah di halaman. Samiah berdiri diam, memandangi layang-layang yang tersangkut di kabel telepon.
Keran air menyala, mengalirkan airnya ke ujung selang yang tergeletak diatas paving block. Miranty memerhatikan air yang keluar dari selang.
FLASHBACK.
Miranty kecil dan Irwan kecil bermain air di halaman. Samiah menyirami mereka dengan air dari selang. SLOW MOTION. Memutar-mutar selangnya. Miranty dan Irwan melompat-lompat, sengaja mengenai siraman air, terbahak.
END FLASHBACK
CLOSE UP tangan Miranty mematikan keran air. Ia menghampiri Samiah. Merangkul bahunya dan mengajaknya masuk.
103 INT. RUMAH KELUARGA AHMAD - DAY
Tujuh bulanan Irine.
Miranty memandang dirinya di cermin. Seragam tule ungu untuk tujuh bulanan Irine membuatnya kelihatan seperti kado.
Pintu diketuk. Miranty membukanya.
Bobby. Ganteng dan rapi memakai kemeja batik lengan pendek. Bobby memandangi pakaian Miranty sambil tersenyum-senyum.
MIRANTY
(menunjuk telunjuknya ke arah Bobby)
Miranty berbalik sambil mengerang. Bobby masuk ke kamar Miranty sambil terawa. Miranty mengambil pashmina abu-abu panjang dari atas tempat tidurnya, memakaikannya di leher sehingga sebagian besar tuniknya tertutup pashmina. Miranty melihat ke arah Bobby.
MIRANTY
BOBBY
Miranty berdecak. Pintu diketuk lagi. Miranty sibuk merapikan pashminanya.
MIRANTY
Pintu dibuka pelan tanpa menunggu Miranty membukanya. Irwan mengintip di celah pintu.
IRWAN
Irwan melihat Bobby duduk di tempat tidur. Ia menyeringai pada Bobby.
IRWAN
Irwan berlari dan melompat ke atas tempat tidur, menyerang Bobby. Bobby terlambat mengelak. Irwan sudah berada diatasnya, mengapit dan menahannya ke kasur. Bobby berteriak menyuruh Irwan melepaskannya. Irwan tertawa-tawa.
Miranty tetap fokus ke pakaiannya, mengabaikan mereka berdua dan terus melihat ke cermin.
Irwan melepaskan Bobby, beranjak dari tempat tidur sambil terengah menghampiri Miranty. Ia berdiri di samping Miranty sambil melihat ke cermin. Menelengkan kepalanya. Memerhatikan bayangan Miranty di cermin dengan raut serius.
IRWAN
Miranty menoleh cepat pada kakaknya. Meninju perutnya. Irwan membungkuk sambil memegangi perutnya dan meringis.
IRWAN
Bobby menurut. Irwan dan Bobby sudah sampai di dekat pintu.
MIRANTY
Miranty menyusul. Mereka bertiga menuruni tangga, berbaris.
MIRANTY
Irwan, paling depan di tangga, berhenti dan membalikkan setengah badannya ke belakang. Memadang Miranty.
IRWAN
Miranty mengangkat alisnya, matanya melebar. Tangannya mendorong-dorong Bobby yang ada di depannya.
MIRANTY
Mereka menuruni tangga dengan cepat.