Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
67 INT. KAMAR MIRANTY - DAY
Miranty berbaring di tempat tidurnya. Jendela kamarnya tertutup korden, membuat kamarnya redup. Miranty menguap panjang. Matanya perlahan terpejam. Napasnya berembus tenang. Lima detik kemudian alarm berbunyi. Miranty terbangun dan langsung terduduk. Tangannya mencari-cari HP. Jarinya menggeser layar tanpa ia melihatnya. Bunyi alarm berhenti. Ia bangun dari tempat tidur dan masuk ke kamar mandi.
68 INT. RUMAH SAKIT - DAY
Miranty dan Samiah duduk bersebelahan di bangku ruang tunggu rumah sakit. Samiah memandangi sekelilingnya, merapatkan baju hangatnya. Ruangan besar itu luas dan terang. Semua kelihatan baru. Tidak lebih dari selusin orang yang duduk menunggu disana. Selebihnya orang-orang berseragam.
SAMIAH
Anty mengalihkan perhatiannya dari hp-nya ke Samiah.
MIRANTY
SAMIAH
Miranty melipat bibirnya.
MIRANTY
(beat)
MIRANTY
SAMIAH
MIRANTY
SAMIAH
Samiah melihat ke sekeliling.
SAMIAH (CONT'D)
Samiah berdiri. Miranty menahan Samiah.
MIRANTY
SAMIAH
Samiah menarik diri dari pegangan Miranty.
MIRANTY
PERAWAT (O.S.)
Miranty dan Samiah menoleh ke arah sumber suara.
69 INT. RUANG DOKTER - DAY
DOKTER
SAMIAH
(cepat)
DOKTER
Samiah memandang Miranty sambil berkerut kening. Ia menggeleng-gelang.
DOKTER
SAMIAH
Samiah menggeleng-geleng dan mulutnya mengucap tanpa suara, "Nggak mau." Memohon. Miranty mengusap-usap punggung Samiah.
MIRANTY
Dokter mengangguk sambil tersenyum.
70 INT/EXT. CAFE - DAY
Miranty dan Samiah duduk berhadapan di sebuah meja cafe, di bagian luar dari cafe itu. Payung-payung besar melindungi meja-mejanya. Miranty melipat tangannya di meja, kepalanya berada diatas tangannya. Matanya terpejam.
Samiah memandangi sekelilingnya, dan orang-orang yang lewat di depan cafe. Suasana cafe itu sejuk, tanaman-tanaman hijau memenuhi sudut dan pinggirannya. Kursi-kursi dan meja kayu antik berjajar di sepanjang teras cafe.
Wajah Samiah tenang, tersenyum kecil sambil masih memandangi suasana ketika pelayan datang membawa baki berisi dua cangkir besar.
PELAYAN CAFE
Miranty tersentak. Bangun. Si pelayan cafe tersenyum padanya.
PELAYAN CAFE
Pelayan menurunkan satu cangkir ke meja.
MIRANTY
(menunjuk ke meja bagiannya)
Pelayan menaruh cangkir sesuai petunjuk Miranty.
PELAYAN CAFE
Pelayan menaruh cangkir di hadapan Samiah.
PELAYAN CAFE
Miranty menoleh pada Samiah.
MIRANTY
Samiah menggeleng cepat.
MIRANTY
PELAYAN CAFE
Pelayan meninggalkan mereka. Miranty mengusap-usap wajahnya. Jari-jarinya meraba badan cangkir di hadapannya, sebelum kemudian mengangkat dan menyesapnya.
Samiah ikut meminum tehnya.
SAMIAH
Samiah menyesap tehnya lagi. Miranty tersenyum lebar melihat Samiah.
SAMIAH
MIRANTY
Miranty menunjuk ke arah barista yang berdiri di depan mesin espresso. Samiah menoleh ke arah yang ditunjuk Miranty.
SAMIAH
(sambil mengangguk pelan)
Samiah melihat cangkir tehnya.
SAMIAH
Miranty tersenyum. Meminum kopinya lagi.
MIRANTY
SAMIAH
Miranty tergelak.
MIRANTY
SAMIAH
Samiah meminum tehnya lebih banyak.
SAMIAH
Samiah tertawa malu. Ia memandangi interior cafe.
MIRANTY
Samiah menoleh pada Miranty.
MIRANTY
Samiah segera menggeleng-geleng.
MIRANTY
SAMIAH
Samiah terdiam.
SAMIAH
Samiah kembali terdiam. Lebih lama dari sebelumnya.
SAMIAH
Samiah memandangi cangkirnya.
SAMIAH (CONT'D)
Samiah tidak meneruskan kalimatnya. Ia menoleh ke arah jalanan, menyembunyikan matanya yang basah. Sebuah layangan putus di kejauhan. Pandangan Samiah beralih pada layangan itu.
Cut to:
Layangan melayang-layang di langit.
71 INT. WARUNG - DAY
Miranty Kecil (6) dan Samiah muda berdiri di tengah warung kelontong milik Koh Gun. Macam-macam barang dagangan khas warung kelontong memenuhi tiap sisi sampai ke tengah warung. Sisa ruang untuk berjalan hanya pas untuk satu orang. Miranty berdiri di depan kulkas eskrim. Membungkukkan tubuhnya diatas kulkas yang terbuka. Tangannya mengais-ngais isi kulkas.
MIRANTY KECIL
SAMIAH
MIRANTY KECIL
Mata Miranty memelas, menatap Samiah di sampingnya.
SAMIAH
Miranty meringis lebar.
SAMIAH (CONT'D)
Samiah memasukkan tangannya ke dalam kulkas.
SAMIAH
MIRANTY KECIL
SAMIAH
Miranty memberengut. Samiah dan Miranty berjalan ke meja kasir membawa eskrim dan barang-barang lain yang dibeli Samiah. Koh Gun tersenyum pada mereka. Mulai mencatat belanjaan mereka di kertas kecil dan menghitung. Samiah melihat setumpuk layangan tersemat diantara barang-barang lainnya di belakang meja kasir.
SAMIAH
Koh Gun mendongak, lalu mengambilkan dua layangan dari belakangnya. Mata Miranty melebar.
MIRANTY KECIL
SAMIAH
MIRANTY KECIL
SAMIAH
Samiah menyerahkan beberapa lembar uang pada Koh Gun. Koh Gun mengangguk sambil tersenyum setelah menghitung uang itu. Ia menyerahkan seplastik belanjaan pada Samiah.
KOH GUN
Koh Gun tertawa. Samiah ikut tertawa.
SAMIAH
(pada Miranty)
Miranty menggelayut ke badan Samiah.
SAMIAH
Samiah dan Miranty meninggalkan warung Koh Gun.
72 EXT. LAPANGAN RUMPUT - AFTERNOON
Lapangan rumput ramai. Anak-anak kecil hingga orang dewasa bermain layangan. Langit diatas mereka penuh benang layangan. layangan-layangan mereka terlihat kecil-kecil diatas. Matahari hampir terbenam.
Irwan (9), Miranty dan Samiah bermain layangan seperti anak-anak lain disana. Samiah membantu Miranty memegangi benang layanannya. Miranty tertawa-tawa senang melihat layangannya jauh di langit.
Sebuah mobil behenti di pinggir jalan, di samping lapangan itu. Kaca jendela penumpang depannya terbuka pelan-pelan. Wajah Anita tampil disana. Ia mengeluarkan satu tangannya keluar jendela. Melambai. Mengibas-ngibas cepat ketika Samiah dan kedua anaknya tidak kunjung menoleh padanya. Samiah menyadari kehadiran Anita. Ia menoleh ke arah mobil itu. Samiah berhenti tersenyum.
SAMIAH
Miranty dan Irwan merajuk. Terus bermain tanpa melihat mobil ibunya.
SAMIAH
Irwan dan Miranty refleks menoleh ke arah yang ditunjuk Samiah.
Cut to:
73 INT. MOBIL ANITA - AFTERNOON
Irwan dan Miranty masuk ke kursi belakang mobil. Samiah menyusul masuk sambil memegangi dua layangan dan gulungan benangnya.
Miranty masih merajuk, menangis. Menarik-narik tangan Samiah tanpa bersuara. Samiah memberi isyarat jari di depan mulutnya.
Mobil berjalan.
Cut to:
74 EXT. HALAMAN RUMAH KELUARGA - AFTERNOON
Samiah turun dari mobil dan membukakan pagar rumah. Mobil masuk ke dalam halaman rumah. Samiah menutup pagar dan menunggu Irwan dan Miranty turun dari mobil. Anita turun dari mobil, pakaian dan dandanannya masih rapi setelah seharian bekerja. Ia berhenti di hadapan Samiah. Samiah diam menunduk.
ANITA
SAMIAH
(lirih)
Anita berlalu ke dalam rumah.
75 INT. RUMAH KELUARGA AHMAD - DAY
Mainan berserakan di lantai. Irwan (9) menelungkup sambil bermain mobil-mobilannya.
POV dari ruang tengah. Samiah mengawasi Irwan dari dalam dapur sambil menyiapkan makanan ke dalam piring dan mangkuk. Miranty berdiri di dekatnya. Melangkah kemanapun Samiah melangkah, sambil memeluk boneka kelincinya. Terdengar langkah sepatu pantofel.
AHMAD muda (30-an akhir) berpakaian rapi, kemeja lengan panjang dan celana bahan. Ia menarik tas koper dan membawa bungkusan besar di tangan sebelahnya.
Ia menyapa Irwan.
AHMAD
Irwan cepat-cepat mendekat ke ayahnya. Matanya melebar, menatap bungkusan di tangan ayahnya.
Ahmad melepas pegangan kopornya, berjalan ke sofa dan duduk. Irwan duduk di samping ayahnya.
AHMAD
IRWAN
(berteriak ke arah dapur)
Miranty mengintip dari dapur. Tersenyum begitu melihat ada ayahnya di ruang tamu. Ia berlari menghampiri ayahnya di sofa. Ahmad mencium kening Miranty.
MIRANTY KECIL
Ahmad membuka bungkusan. Memberikan kedua anaknya masing-masing satu bungkusan. Irwan dan Miranty cepat-cepat membuka bungkusan itu.
Samiah menghampiri kopor Ahmad.
SAMIAH
(memberi isyarat ke kopor)
Ahmad menoleh cepat.
AHMAD
Samiah menarik kopor itu, membawanya pergi. Irwan dan Miranty berseru senang setelah bungkusan milik mereka masing-masing terbuka.
AHMAD
Ahmad membantu Miranty membuka bagian yang sulit.
IRWAN
Irwan membawa mainan barunya ke lantai. Sibuk sendiri. Miranty menyisir rambut boneka Barbie barunya.
AHMAD
Miranty mengangguk.
MIRANTY KECIL
76 INT. AREA CUCI SETERIKA - DAY
Samiah menyortir pakaian kotor dari dalam kopor Ahmad. Memeriksa saku-sakunya. Mengerluarkan struk, koin, lembaran uang yang tersimpan didalamanya dan menaruhnya di meja seterika, kemudian memasukkan baju dan celana yang sudah diperiksa ke dalam mesin cuci.
Samiah mengambil helai pakaian lain dari dalam kopor. Ia memerhatikannya dengan seksama. Sehelai celana dalam warna hitam dengan renda kecil di tepiannya. Samiah mengerutkan keningnya. Ia mengepal-ngepalkan celana dalam itu di tangannya cepat-cepat. Kepalanya celingak-celinguk mencari sesuatu.
Ia membongkar kantung besar, merogoh ke dalamnya. Ia mengeluarkan kantung plasti kusut dan segepok koran bekas.
Samiah membungkus celana dalam tadi rapat-rapat di dalam kertas koran. Membungkusnya lagi sampai berbeapa lapis bungkusan, sehingga bungkusannya jauh lebih besar dari benda yang tersembunyi di dalamnya. Ia memasukkannya ke dalam kantung plastik dan mengikatnya kencang.
77 EXT. JALANAN KOMPLEK - DAY
Samiah berjalan cepat, kedua tangannya meremas-remas bungkusan tadi. Melewati rumah-rumah, berbelok. Samiah tiba di sebuah sudut. Di sudut jalan itu, asap mengepuk tebal. Seorang laki-laki tua berdiri di dekat api yang menyala-nyala, membakar yang menumpuk. Samiah menghampirinya.
SAMIAH
Laki-laki tua itu mengangguk. Samiah melemparkan bungkusan yang dibawanya ke bakaran sampai. Ia menunggu sejenak, memastikan bungkusan itu sudah terkena api seluruhnya. Napasnya tersengal.
78 INT. RUMAH KELUARGA - DAY
Anita berjalan ke bagian belakang rumah.
ANITA
Ia meninggalkan area belakang, menuju kamar Samiah. Ia mengetuk dan membuka pintu kamar Samiah.
Kosong. Anita menutup pintu. Menengok ke kanan dan kiri. Ia memanggil Samiah lagi.
Samiah masuk ke rumah. Berjalan cepat menuju area cuci. Anita melihatnya datang dan mencegatnya.
ANITA
Samiah menoleh. Berhenti berjalan. Anita menghampirinya.
ANITA
SAMIAH
ANITA
Anita berlalu meninggalkan Samiah sambil merapikan rambutnya.
Samiah mengawasi Anita pergi.
Cut to:
79 INT. RUANG TENGAH - DAY
Cangkir yang tertutup dibawa di atas baki. Diletakkan di meja pendek di depan sofa, tempat Ahmad dan Anita duduk bersama. Samiah pergi meninggalkan ruang tengah. Di lorong dekat dapur yang menghubungkan bagian tengah rumah dengan bagian belakang, Samiah berhenti. Dari tempatnya berdiri, ia memerhatikan keluarga majikannya. Anita dan Ahmad mengobrol sambil tersenyum sesekali. Anita menaruh tangannya di sebelah paha Ahmad. Miranty dan Irwan kecil tidur-tiduran di lantai sambil memainkan mainan baru mereka masing-masing.
MEDIUM CLOSE UP SAMIAH. Masih memandangi keluarga majikannya. Baki di tangannya. Bibirnya terkatup rapat.
Samiah membalikkan badan dan pergi ke belakang.
80 INT. KAMAR SAMIAH - DAY
Samiah duduk diatas karpet kamar Miranty. Di hadapannya, Miranty duduk sambil mengeluarkan barang-barang dari tas kantung besar.
Semua isi kantung besar itu berjajar diantara Miranty dan Samiah.
MIRANTY
SAMIAH
Miranty tersenyum sambil mengambil puzzle kayu.
MIRANTY
Samiah memerhatikan puzzle kayu di tangan Miranty sambil berkerut kening dan mulut membuka.
MIRANTY
Samiah menggeleng sambil mengangkat bahunya.
SAMIAH
MIRANTY
SAMIAH
Miranty membuka sebuah kotak. Ia mengeluarkan benda serupa lampu tabung berwarna putih, ada kabel yang tersambung di benda itu.
SAMIAH
ANITA
Miranty mencolokkan kabelnya. Menekan tombolnya. Benda itu menyala dengan cahaya lembut.
MIRANTY
Ini buat ngebantu biar Bibik tidurnya nyenyak. Bibik suka susah tidur kan. Nanti malem coba matiin lampu kamar terus nyalain ini. Ini bisa milih mau modelnya yang ganti-ganti warna atau satu warna. Liatin aja terus. Lama-lama Bibik ngantuk.
SAMIAH
MIRANTY
Samiah mengambil salah satu bungkusan bergambar popok.
SAMIAH
Miranty memandangi bungkusan itu.
MIRANTY
Samiah langsung mengerutkan keningnya.
SAMIAH
Miranty menggaruk-garuk lehernya.
MIRANTY
SAMIAH
Samiah melemparkan bungkusan popok ke karpet. Miranty menunduk, matanya menatap Samiah di depannya.
MIRANTY
SAMIAH
MIRANTY
Kekesalan di wajah Samiah hilang. Berganti sedih.
MIRANTY
Samiah menunduk. Miranty beralih pada barang lainnya. Ia mengambil sebuah tabung plastik kecil. Miranty menggoyang-goyangkannya, tabung itu berbunyi kretek-kretek.
MIRANTY
Miranty memerhatikan tulisan pada kemasannya.
MIRANTY
Samiah hanya tertegun. Tidak merespon. Miranty meliriknya. Segera mengalihkan pada benda berikutnya. Sebuah jam meja digital seukuran dua telapak tangan.
MIRANTY
Miranty memasang baterai jam meja itu. Seketika layar jam itu menyala. Menampilkan angka yang menunjukkan waktu, tulisan hari tertera diatasnya, dan tanggal.
MIRANTY
Wajah Samiah memelas menatap jam itu. Ia mengangguk pelan.
SAMIAH
Samiah berdiri. Miranty mendongak.
MIRANTY
SAMIAH
MIRANTY
Miranty cepat-cepat memasukkan barang-barang itu ke dalam kantung besar. Terdengar suara pintu membuka dan menutup pelan. Miranty menoleh ke arah pintu. Samiah sudah pergi. Miranty menghela napas panjang.
81 EXT. HALAMAN RUMAH KELUARGA AHMAD - DAY
Endah mengintip dari pintu depan. Dari tempatnya berdiri, di siang yang terik, Samiah menyalakan keran dan mengarahkan air dari selang ke rumput.
ANITA (O.S.)
Endah terkejut. Menoleh ke arah suara.
ANITA
ENDAH
Sudah bu. Sudah nunggu depan. Mobilnya sudah dikeluarin. Anita berjalan keluar pagar. Samiah menurunkan selangnya ketika Anita lewat. Anita menatap Samiah dan selangya tanpa berkata apa-apa. Anita keluar pagar.
Suara pintu mobil diutup dan mesin mobil menderu pergi.
Samiah masih memerhatikan layangan. Air dari selang di tangannya terus mengucur. Mengalir ke rumput. Menggenang.
Cut to:
Layangan semakin jauh di langit. Warna putihnya kontras dengan biru langit. Terus bergerak, menyatu dengan warna awan.
82 INT. KAMAR MIRANTY - DAY
Pintu kamar Miranty. Suara pintu diketuk. Miranty membuka pintu. Samiah berdiri di depan pintu. Samiah mengulurkan tangannya, menarik tangan Miranty.
MIRANTY
SAMIAH
Samiah semakin menarik tangan Miranty.
MIRANTY
SAMIAH
Miranty melepaskan genggaman tangan Samiah, berlari ke dalam kamar.
MIRANTY
Cut to:
Miranty mematikan laptopnya, dan berlari keluar kamar.
83 EXT. WARUNG - DAY
Miranty berdiri di samping Samiah, melewati lorong sempit warung kelontong Koh Gun. Lebih besar dari saat Miranty masih kecil. Barang-barangnya ditata lebih rapi di rak-rak toko yang lebih modern. Samiah mencari-cari sesuatu.
MIRANTY
Samiah tidak menjawab. Terus menelusuri barang-barang yang ada di rak toko.
Cut to:
Koh Gun tengah merapikan susunan barang-barang di etalasi dekat meja kasir. Ia melihat Samiah di dalam tokonya.
KOH GUN
Miranty menoleh lebih dulu ke arah Koh Gun. Miranty langsung mengenal laki-laki itu dan tersenyum sambil mengangguk. Koh Gun melihatnya membalas senyuman Miranty dengan ragu. Samiah menoleh dan berjalan menghampiri Koh Gun. Samiah dan Miranty berdiri di hadapan Koh Gun. Samiah dan Miranty bicara pada Koh Gun berbarengan.
MIRANTY
(tersenyum lebar)
SAMIAH
Koh Gun memandang Samiah dan Miranty bergantian.
MIRANTY
(menaruh kedua tangannya di dada)
Koh Gun ternganga, matanya melebar.
KOH GUN
Koh Gun mengulurkan tangan kanannya. Anty menyalaminya.
KOH GUN
Koh Gun tertawa. Miranty mengangguk-angguk.
MIRANTY
KOH GUN
MIRANTY
KOH GUN
Koh Gun berhenti tersenyum. Menatap Miranty beberapa saat.
KOH GUN
MIRANTY
KOH GUN
MIRANTY
KOH GUN
Koh Gun tersenyum pada Miranty. Mengangguk-angguk. Menatapnya seakan ingin berkata sesuatu. Miranty melipat bibirnya rapat.
KOH GUN
Koh Gun bertanya pada Samiah.
KOH GUN
SAMIAH
KOH GUN
Koh Gun membalikkan badannya. Mencari-cari diantara barang-barang lainnya.
KOH GUN
Koh Gun tersenyum lebar sambil memegang layangan di tangannya. Samiah tersenyum lebar, mengulurkan tangannya.
84 EXT. JALANAN KOMPLEK - DAY
WIDE SHOT.
Tampak belakang Samiah dan Miranty berjalan berdampingan, masing-masing memegang layangan.
Cut to:
POV yang sama. Tempat yang sama. Samiah muda dan Miranty kecil berjalan berdampingan. Masing-masing memegang layangan.
Cut to:
Tampak depan Samiah tua dan Miranty dewasa berjalan di tempat yang sama.
85 EXT. LAPANGAN RUMPUT - DAY
Lapangan rumput itu kosong. Samiah dan Miranty berdiri di tengah-tengahnya. Miranty menjauh dari Samiah yang memegang layangan, berjalan mundur. Miranty berhenti, memberi isyarat pada Samiah. Samiah melepaskan layangan. Layangan itu jatuh ke tanah. Mereka mencobanya beberapa kali. Layangan terus jatuh ke tanah. Miranty mencoba lagi. Memberi isyarat pada Samiah. Miranty menarik benang. Layangan itu melayang rendah, menurun, Miranty menarik benang. Layangan naik. Terus naik. Berhasil. Samiah dan Miranty tersenyum lebar. Tertawa keras. Miranty terbahak sambil terus memainkan layangan.
86 INT. KAMAR MIRANTY - NIGHT
Samiah membereskan tempat tidur Miranty. Pintu kamar mandi dibuka. Miranty keluar dari kamar mandi memakai kimono mandi, rambut terbungkus handuk. Miranty duduk di kursi meja rias, membuka bungkusan handuk di kepalanya. Miranty memandangi wajahnya di cermin. Samiah berdiri di belakangnya, mengambil handuk di bahu Miranty dan mulai mengeringkan rambut Miranty. Miranty masih terus menatap wajahnya sendiri di cermin. Samiah mengambil sisir di meja rias, mulai menyisir rambut Miranty.
SAMIAH
Miranty mengambil botol krim dari meja rias, menuangkan isinya di telapak tangan dan mengoleskannya ke wajahnya. Memijat-mijat wajah dan lehernya.
MIRANTY
(ringan)
Kresna nggak akan nyusul, Bik. Kan aku sama Kresna lagi proses cerai. Samiah berhenti menyisir rambut Miranty. Menatap Miranty di cermin.
SAMIAH
Miranty mengalihkan pandangannya pada Samiah cermin. Tercenung cukup lama.
SAMIAH
Samiah menaruh kedua tangannya di pundak Miranty. Mata Miranty mulai basah. Miranty menangis tanpa suara. Tubuhnya membungkuk. Samiah memeluknya. Miranty menyandarkan kepalanya di dada Samiah.
MIRANTY
(lirih)
Tangis Miranty meledak.
MIRANTY
Miranty semakin terisak.
Samiah diam sambil memeluk Miranty yang memeluk pinggangnya. Miranty terus menangis.