Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Dendam
Suka
Favorit
Bagikan
23. Percakapan

69. EXT. SCENE TAMAN – SIANG                              

Tasya berjalan dengan menghampiri tempat duduk lalu duduk dengan mengusap air matanya.

TASYA
Maaf-fin aku Dhan, gara-gara aku, hubungan persaudaraan kita menjadi hancur. Harusnya aku tanya dulu, apakah kamu mengalami serangan jantung atau tidak.

Tasya teringat kejadian sebelumnya.

DISSOLVE TO

70. INT. RUMAH SAKIT – RUANGAN DOKTER – SORE (FLASHBACK)              

Cast : Dhani. Tasya. Suster. Dina dan Pasien.

Dhani berjalan memasuki rumah sakit dengan Tasya mengikuti Dhani dengan Dhani menghampiri ke ruangan resepsionis dengan suster dan pasien berlaalu lalang lalu Tasya duduk dengan tidak jauh dari ruang resepsionis.

DHANI
Permisi suster.
SUSTER
Ya mas, ada yang bisa kami bantu.
DHANI
Saya ingin membayar biaya rumah sakit atas nama Dani Septian.

Tasya terkejut.

SUSTER
Baik mas, kami periksa dulu.

Suster memeriksa di computer dan mencari nama Dani Septian dengan memeriksa biaya rumah sakit Dani Septian.

SUSTER
Atas nama mas Dani Septian, pembayarannya 50 juta.

Tasya sangat terkejut dengan Dhani mengambil dompet di jaketnya dengan mengambil cek tunai lalu menaruh dompetnya kembali di jaketnya.

DHANI
Maaf suster, ada pulpen engga.
SUSTER
Ada mas.
Suster mengambil pulpen di bawah meja dengan memberikannya kepada Dhani dengan Dhani menulis di cek tunai dengan memberikan pulpen kepada suster dan memberikan cek tunai kepada suster.
SUSTER
Pembayarannya kami terima ya mas.
DHANI
Terima kasih suster, sebelum itu, saya ingin bertanya. Ruangan dokter Dina dimana ya, ada yang ingin saya tanyakan kepada dokter Dina.
SUSTER
Nanti mas lurus saja, mentok belok kanan.
DHANI
Terima kasih suster.
SUSTER
Sama-sama mas.

Dhani berjalan dengan Tasya mengikuti Dhani secara diam-diam dengan Dhani belok kanan melihat tulis di pintu “Dokter Dina” dengan menghampiri ruangan Dokter Dina lalu mengetuk pintu. Dokter Dina yang sedang minum, mendengar ada yang mengetuk pintu dengan menaruh minumannya di atas meja.

DINA
Silakan masuk.

Dhani membuka pintu dan menutupnya kembali dengan Tasya menghampiri pintu ruangan Dokter Dina dan mengupingnya.

DINA
Silakan duduk mas Dhani.
DHANI
Terima kasih dokter.

Dhani berjalan beberapa langkah lalu duduk.

DHANI
Saya ingin bertanya dokter, perkembangan mas Dani Septian.
TASYA
Kok tidak kendengaran, aku buka saja deh secara perlahan.

Tasya membuka pintu ruangan Dokter Dina dengan perlahan.

DOKTER
Kondisi mas Dani sudah baik-baik saja sementara ini, tetapi, kami masih periksa terlebih dahulu, apakah masih ada kanker otak di kepala mas Dani.

Tasya terkejut dengan menutupnya pintu ruangan Dokter Gina secara perlahan dan berjalan keluar ruangan Dokter Dina.

TASYA
Kenapa kamu tidak pernah bilang Dhan, kalau kamu memiliki penyakit kanker otak.

Tasya memegang wajahnya dengan kedua tangannya.

DISSOLVE TO

71. EXT. SCENE TAMAN – SIANG                                

Tasya berkata.

TASYA
Kenapa aku begitu bodoh, kenapa Tasya, kenapa. Harusnya aku tanya dengan Dhani, dan mendengarkan percakapan antara Dhani dan dokter tersebut sampai selesai.

Tasya teringat kejadian sebelumnya.

DISSOLVE TO

72. EXT. JALAN RAYA – PINGGIR JEMBATAN – SORE (FLASHBACK)              

Cast : Dhani. Gina. Arga. Arka. Edwin. Evi. Endo. Endo. Era. 7 Geng Motor Sakoti. 4 Geng Mobil Sakoti. Natasha. Tasya. Rio. Dewi. Raga. Zara. Evan. Tami. Ivan. Linda.

Dhani exspreksi marah.

DHANI
Harusnya lu tanya dulu kepada gua bodoh, atau lu dengarkan percakapan gua dan dokternya sampai selesai. Asal lu tau, yang mengalami kanker otak itu ayahnya Okky.

Natasha, Tasya, Rio, Dewi, Raga, Zara, Evan, Tami, Ivan dan Linda kembali terkejut.

DHANI
Saat itu, gua ingin tau, apakah masih ada kanker otak di kepala ayahnya Okky, bukan gua yang terkena kanker otak goblok. 

DISSOLVE TO

73. INT. RUMAH SAKIT – RUANGAN DOKTER – SORE (FLASHBACK)              

Dhani berkata.

DHANI

Untuk kanker otak itu sendiri, berbahaya atau tidak dokter yang di derita oleh ayah teman saya. Maksudnya stadium berapa dokter. 

DOKTER

Untuk kanker otak yang di derita mas Dani, tidak terlalu berbahaya. Karena kanker otak yang di derita mas Dani, masih stadium awal.

DHANI

Ouh gitu ya dokter, baik dokter, terima kasih.

DOKTER

Sama-sama.

DHANI

Saya pamit dulu ya dokter, saya ingin temuin teman saya.

DOKTER

Baik mas Dhani, terima kasih kembali mas Dhani.

DHANI

Sama-sama dokter.

Dhani beranjak dari tempat duduk dengan berjalan ke pintu ruangan dokter dengan membuka pintu dan menutupnya kembali.

DISSOLVE TO

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar