CUT TO:
EXT. JALAN RAYA – CONT.
Janter mengantarkan Wulan pulang dengan sepeda.
WULAN
Maaf, saya merepotkan.
JANTER
Wah, jangan minta maaf, saya justru senang bisa menolong salah seorang pejuang.
WULAN
Pejuang apanya
JANTER
Pejuang. Ikut berjuang mengisi kemerdekaan kayak hari ini.. Wulan menanggapi datar - JAnter memandangi bulan yang paling * terang dari yang pernah ia lihat seumur hidupnya.
JANTER
Ternyata bulan bisa seterang ini yaa.
WULAN
Iyaa, sudah lama tidak melihat bulan seterang itu, semoga ini bertanda baik untuk negara ini.
CUT TO:
EXT. DEPAN WARUNG KOPI WULAN – CONT.
Warung kopi tutup, begitu juga dengan rumah – Wulan tertahan di depan rumah dan memutuskan menunggu di warung – Janter ikut menunggu.
WULAN
Pak! Ibuk! Kayaknya gak ada orang, Pergi kemana ya? Pak! Ibuk!
JANTER
Ada? WULAN Enggak.. Aku nunggu di sini aja, Bung pulang saja, nanti dicari kawan-kawan yang lain.
JANTER
Saya ikut temenin boleh? Nanti saya yang bilang ke mereka
CUT TO:
INT. RUMAH NOVA, MEJA MAKAN. MALAM.
Nova sedang makan malam, ibu Nova bertanya sesuatu tentang Janter dengan hati-hati.
IBU NOVA
Udah lama banget ibu gak lihat Janter, kalian berantem?
NOVA
Enggak (melihat handphonenya dan menunggu-menunggu notifikasi dari Janter)
CUT TO:
EXT. WARUNG KOPI WULAN – CONT.
Cuaca semakin dingin dan mendung,ayah ibu Wulan tak kunjung pulang – mereka merasa canggung.
WULAN
Sebentar, saya ambilkan air
Wulan tidak menemukan apa-apa ditempat orang tuanya biasa berjualan.
JANTER
Sudah, santai saja.,
Hujan turun pelan-pelan, Janter keluar, memasukkan sepeda agar tidak basah – lalu masuk.
WULAN
Bung? basah?
Wulan mengambil lap - membersihkan dahi dan leher Janter – lalu berbalik lagi mengambil lap lainnya – tiba-tiba Janter memeluk wulan dari belakang – Janter segera melepasnya dan minta maaf.
JANTER
Maaf-maaf
Wulan membalikkan badannya, mencium bibir Janter.
CUT TO:
INT. KAMAR KOS – SIANG.
Janter menghadap ke laptopnya, memeriksa media sosial miliknya, email dll., untuk memperbaharui informasi yang ia tinggalkan berminggu-minggu – lalu ada berita terkait kekerasan terhadap Dio yang disinyalir berkaitan dengan aktivisme-nya beberapa minggu yang lalu Ia mencari tahu informasitentang Dio melalui email Nova, ia membuka-tutup emailnya – lalu memutuskan untuk tidak bertanya pada siapapun. Ia kembali teringat pada Wulan..
CUT TO:
INT. WARUNG KOPI – MALAM.
Tan Malaka membolak-balik dokumen- membacanya – lalu Janter datang ke arah Tan Malaka.
JANTER
Jadi itu testamen politik dari Sukarno? (berbisik)
TAN MALAKA
Kau rupanya. Janter duduk di hadapan Tan Malaka.
TAN MALAKA
Informasinya tersebar dengan cepat ya..
JANTER
Sudah memutuskan untuk menyanggupi permintaan Sukarno? TAN MALAKA Cepat habiskan kopi-mu, di sini terlalu berisik.
CUT TO:
EXT. WARUNG KOPI, WULAN – CONT.
Mereka kembali duduk berhadapan –dan memulai pembicaraan yang serius.
TAN MALAKA
Saya berencana akan menetap di Bogor. Mungkin ini akan jadi pertemuan terakhir kita di Jakarta Testamen ini meminta saya sebgai salah satu yang akan melanjutkan kepemimimpinan Presiden Sukarno apabila Sukarno dan Hatta jatuh.
JANTER
Lalu? Bukannya jika ingin jadi Presiden, Pak Tan harus menetap di Jakarta? TAN MALAKA Kau tidak lihat bagaimana dia bersikap di rapat raksasa kemarin? Mengecewakan.. banyak Rakyat yang kecewa, kompromis.. Saya tidak ingin dikesankan jika kepemimpinan selanjutnya diberikan oleh seorang pemimpin yang bimbang.
JANTER
Bapak akan melawan Sukarno? Pemilik warung datang menghidangkan pesanan mereka berdua.
JANTER
Terima kasih (kepada pemilik warung).
TAN MALAKA
Saya akan bertemu dan bekerja sama dengan pemuda-pemuda radikal lainnya dari sana. Jika punya kesempatan datang, datang lah sesekali ke Bogor. Untuk alamat, tanya Sukarni, dia sudah tahu.
Wulan baru tiba di rumah, ia melihat Janter dan menyimpulkan senyum di bibirnya..
TAN MALAKA
Sudah bertemu kawan-kawan-Mu yang lain?
JANTER
Yang lain? * TAN MALAKA Anak-anak Menteng 31. Tuntaskan perjuangan ini, ingatkan mereka untuk memperluas semangat revolusioner di dadamu dan kawan-kawanmu yang lain. Edarkan ke seluruh elemen rakyat. Keberhasilan aksi kemarin adalah tanda perjuangan di generasimu baru dimulai.
JANTER
Generasi Saya punya jalannya sendiri.
TAN MALAKA
Betul. Kau punya jalan-Mu sendiri. Buatlah jalan-Mu sendiri, setiap jaman punya masalahnya masing-masing, dan penyelesaian yang masing-masing pula, saya juga berterima kasih, kau sudah konsisten menjaga rahasia kita sampai hari ini. jaga diri baik-baik. jangan lupa berkunjung jika ada waktu. *
JANTER
Baik. Terima kasih pak Tan. Tan Malaka membayar – dan langsung pergi – Wulan datang ke meja Janter, membersihkan sisa-sisa pesanan Tan Malaka dan Janter.
TAN MALAKA
Jangan lupa kawan-kawan-Mu.
JANTER Tidak memalingkan muka dari Tan Malaka, dengan wajah yang berkaca-kaca. Sambil membersihkan meja, Wulan bertanya kepada Janter mengenai orang yang baru ia ajak bicara.
WULAN
Sebenarnya dia siapa? beliau yang berpidato di bioskop Maxim kan?
JANTER
Tan Malaka. Dia Tan Malaka.
Mendengar jawaban Janter, Wulan menjatuhkan barang-barang yang ia angkat dari meja.
CUT TO:
INT. GEDUNG MENTENG 31 – MALAM.
Janter dan Sidik duduk di ruang tengah gedung mengenai rencana berikutnya.
JANTER
Lalu apa selanjutnya setelah ini?
SIDIK
Menunggu situasi agak mereda dulu. kemeriahan aksi kemarin belum lagi larut.. Namun masih banyak kawan-kawan yang lain ditangkap karena aksi kemarin..
Wikana dan Saleh tiba di gedung, mereka berniat masuk ke ruang interogasi tapi mendapat pertanyaan dari Sidik dengan sedikit berteriak.
SIDIK
Itu mereka. Berhasil Bung? (Bertanya kepada Wikana dan Saleh)
SALEH (O.S)
Sedikit lagi, mungkin besok sudah keluar. Itu Janter? 2 hari lagi di warung kekasihmu ya.. Saleh dan Wikana masuk ke ruang interogasi.
SIDIK
Kekasih?
JANTER
AH, tidak.
SIDIK
Aku tidak menanyakan pendapatmu soal gerakan ini.
JANTER
Ini adalah dunia yang sangat ingin aku masuki. Bertemu dengan orang-orang satu visi, misi..
SIDIK
Tidak ada yang benar-benar 1 visi. hanya ada 1 misi
Janter termenung, menunggu penjelasan Sidik lebih jauh.
SIDIK
Visi Bung Wikana dan Saleh bisa saja berbeda. Mereka sering berbeda pendapat, bahkan bertengkar. Tapi * dengan misi yang sama-sama mereka perjuangkan, mereka lebih memikirkan kerekatan ketimbang perpecahan. Mereka berbagi ide masing-masing.
Janter termenung mengingat kisah pertemanannya yang berantakan.
CUT TO:
INT. KAMAR NOVA – MALAM.
Nova berbincang-bincang via chat di grup yang berisi Dio dan Alvin.
DIO (BY TEXT)
Janter gimana?
NOVA
Gak tahu.
ALVIN (BY TEXT)
Gak urus.
CUT TO:
EXT. WARUNG KOPI, WULAN, 1945 – MALAM.
Saleh, Sidik dan Janter minum kopi bersama di warung kopi Wulan.
SALEH
Beginilah kalau sebuah perjuangan itu dihasilkan oleh program dan ikatan yang kuat, semua bisa selesai sesuai kemauan kita. Teman kita sudah berhasil keluar dari penjara.
SIDIK
Wah,
SALEH
Jangan senang dulu. Pasukan sekutu * sebentar lagi akan datang, akan masih banyak lagi pekerjaan ke depan. Kita * harus terus mempertahankan keuletan dan memperbaiki yang kurang
SIDIK
Baik Bung!
SALEH
Janter, kenapa diam saja? Penjaga warung datang menghampiri meja mereka. * PENJAGA WARUNG Untuk merayakan keberhasilan aksiraksasa kemarin, hari ini bapakbapak tidak usah dibayar! SALEH Jangan begitu pak.
PENJAGA WARUNG
Ah sudah-sudah.. Eh saya mau nanya, bapak-bapak yang satu lagi, yang rajin pakai topi pabrik itu di mana ya?
SIDIK
Pak Iyas Hussein?
PENJAGA WARUNG
Ohh, namanya Hussein. Banyak orang-orang di sini bilang dia Tan Malaka.. ada-ada saja..
Penjaga warung pergi - Sidik memandangi wajah Saleh dan Janter – dan menyadari sesuatu.
SIDIK
Kalian sudah tahu? (Memukul meja di depannya - memecahkan gelas dan piring)
CUT TO:
EXT. JALAN RAYA, 1945 – CONT.
Wulan dan Janter berjalan beriringan.
JANTER
Hahaha, terus bapak marah?
WULAN
Iya lah. Hahahaha.. sudah tidak bayar, malah memecahkan gelas.. Lalu, apa rencana anak-anak Menteng selanjutnya?
Janter tidak menjawab.
WULAN
Kok tidak terlihat semangat
JANTER
Wulan..
Wulan tersenyum.
WULAN
Kenapa?
JANTER
Tidak..
WULAN
Bung sadar tidak? Sudah semingguan kita berkenalan, baru ini namaku dipanggil. Senang sekali rasanya...
JANTER
Ooh? Serius?
WULAN
Iyaa, saya serius.
Mereka kembali berjalan – diam dalam waktu yang lumayan lama – sampai Janter kembali membuka pembicaraan.
JANTER
Aku punya pacar, kekasih..
WULAN
Sudah punya kekasih?
JANTER
Iyaa...
WULAN
Siapa namanya?
JANTER
Nova
WULAN
Pasti cantik, seperti namanya
Jalanan kembali diguyur hujan.
WULAN
Wah Hujan,
JANTER
Ayo berteduh dulu.
WULAN
Ah, tidak, tidak usah.. saya pulang duluan saja ya, tiba-tiba perut saya sakit.
JANTER
Wulan, hujannya lebat (memegang tangan * Wulan).
Wulan melepas pegangan Janter.
WULAN
Enggak apa-apa, saya bisa sendiri
JANTER
Lan, Wulan!
Wulan pulang sendirian, di tengah jalan, tali sendalnya putus – Wulan mengambil sendalnya – berjalan hanya menggunakan satu sendal dengan air mata bercucuran.
CUT TO:
EXT. RUANG E2 – SIANG.
Janter duduk sendiri di bangku – Alvin datang dari belakang – Janter dan Alvin saling melihat – Alvin langsung pergi dari ruang 2E.
CUT TO:
INT. RUMAH NOVA, RUANG MAKAN – MALAM.
Dio dan Alvin makan malam di rumah Nova – Ibu Nova menyiapkan makanan untuk mereka
DIO
Terima kasih Bude.
IBU NOVA
Iyaa, makan yang banyak,kenyangin.. biar kamu lekas sembuh Vin, ambil ini nasinya, bengong terus. *
ALVIN
Iyaa Bude.
IBU NOVA
Nov, udah mateng belum?
Nova datang membawa sop besar di panci.
NOVA
Udah nih sopnya.. Bentar-bentar biar difoto dulu.
Nova memotret makanan yang sudah siap, dan berswafoto * bersama-sama, kemudian menguploadnya ke media sosial.
CUT TO:
INT. KAMAR KOS DIO – MALAM.
Selesai mandi, Janter membuka laptop dan melihat postingan Nova di instagram – Janter bangkit.
CUT TO:
INT. RUMAH NOVA, RUANG TAMU – CONT.
Usai makan, mereka duduk di ruang tamu - Alvin memutar streaming yang menyiarkan kalau RUU yang mereka tolak akan segera disahkan – Teguh diwawancarai wartawan – Nova memberi kode pada Alvin untuk mematikannya khawatir memantik trauma Dio – Dio menyadarinya.
DIO
Udah, santai aja.. Kita lawan balik nanti.
Alvin dan Nova serentak melihat Dio.
NOVA
Apapun yang lo lakukan, gue selalu dukung.
DIO mengagguk.
Suara sepeda motor berhenti didepan rumah Nova – Nova keluar dan melihat janter di depan rumahnya- lalu masuk mengabarkan kepada Dio dan Alvin.
NOVA
Janter.
INTER CUT:
EXT. HALAMAN RUMAH NOVA – CONT.
Janter membuka helm, dan menyapaNova yang sudah tahu akan menghadapi situasi yang awkward. JANTER Hey NOVA Hey.. Janter mendatangi Nova,melirik-lirik ke dalam rumahnya.
JANTER
Dio sama Alvin?
NOVA
Eh, iya-iya, masuk-masuk..
CUT TO:
INT. RUMAH NOVA, RUANG TAMU – CONT.
Nova dan Janter duduk gabung dengan Dio dan Alvin – Ibu Nova datang membawakan minum ALVIN Ya ampun Bude, gak usah repot-repot, nanti kita ambil sendiri
IBU NOVA
Enggak, kalian kan udah jarang ke sini, jadi hari ini bude harus totalitas (melirik ke orang yang baru datang) Loh, Janter? (melirik ke Dio, Alvin dan Nova yang diam saja) dari mana saja? (berbisik) Nova memberi kode ke ibunya untuk pergi ke dapur lagi.
NOVA
Bu,
IBU NOVA
Ohh, ya, ambilin tuh minum si Janter.
JANTER
Ah, gak usah Bude. Nova kembali memberi ibunya kodeuntuk meninggalkan mereka – Ibu Nova meninggalkan mereka.
ALVIN
Udah Nov, minum ini aja (menunjuk gelasnya), gue juga mau pulang, udah malem.
DIO
Tunggu dulu Vin. Jangan kayak anak kecil. Duduk lo
Alvin kembali duduk.
JANTER
Gue mau minta maaf. Gue udah ninggalin kalian semua. Gue udah mengecewakan kalian semua.. Gue lupa, kalau ada hidup yang harus dimenangkan di sini.
ALVIN
Lu habis dimarahin Tan Malaka?
NOVA
Vin! (berbisik ke Alvin)
JANTER
Gua baru sadar, yang gue miliki di * sini untuk berjuang cuma kalian.. Yo, * Vin, Nov. Kalian mau kan maafin aku? * Dio berdiri sambil mengangkat gelas yang berisi air ke arah * Janter – lalu menyiramkan air itu ke Janter – lalu ia duduk * kembali.
DIO
Itu air dari Nova. Dia yang paling tersiksa dari kelakuan lo selama ini. Gue dan Alvin bisa 24 jam berbicara * yang buruk tentang lo, Tapi Nova, gak pernah sekalipun bicara buruk tentang 111. lo. Jadi biar air itu yang wakilin kemarahan Nova..
Janter terdiam. Nova mendatangi Janter, memeluknya – diikuti Alvin – Dio hanya berdiri di dekat mereka – mengelus-ngelus badan Alvin, Janter dan Nova.
DIO
Buruan pelukannya. Kita masih ada pekerjaan selanjutnya.
CUT TO:
INT. RUANG KELAS – PAGI.
Janter menyusun beberapa koran di meja dosen – Alvin memanggil Janter, mengingatkannya kalau dosen Akan datang.
ALVIN
Lu ngapain? Alvin melihat apa yang dilakukan Janter.
ALVIN
Yakin lu?
Dosen A tiba di mejanya – membawa gulungan koran di tangannya * sambil senyum - ia melihat koran-koran tersusun rapi di mejanya.
DOSEN A
Apa ini?
JANTER
(Berdiri) Itu tulisan saya pak. Tulisan saya yang dimuat media Nasional, bukan lokal.
Janter maju ke depan - mengambil salah satu tulisannya.
JANTER
Ini tulisan dua minggu yang lalu, isinya menolak RUU Sapu Jagat, di koran Nasional, bukan lokal. Mahasiswa/i tercengang dengan keberanian Janter dan bertepuk tangan untuknya.
DOSEN A
Mahasiswa kurang aja!
Dosen A pergi keluar kelas – sementara Mahasiswa/i menyoraki * – Alvin dan Janter terkejut dengan respons teman-temannya.
ALVIN
Baru ini gue lihat kawan-kawanjadi berani melawan dosen Janter terperangah mendengar apa yang baru diucapkan Alvin.
CUT TO:
EXT. RUANG E2 – SIANG.
Janter, Alvin, Dio dan Nova berdiskusi tentang rencana demonstrasi selanjutnya – Alvin, Dio dan Nova serius * mendegarkan Janter yang kali ini bicara lebih banyak.
JANTER
Antonio Negri pernah bilang, yang harus dipertanyakan bukan kenapa orang-orang melawan; tapi kenapa orang-orang tidak melawan?
DIO
Sekarang rakyat semakin takut.
JANTER
Bener! Itu kenapa kita harus menduplikasi cerita si penggembala. Kita harus membuat Rakyat membunuh * rasa takutnya! Kita butuh strategi, konsep. Kita butuh orang lebih banyak * dengan keahlian khusus.
CUT TO:
EXT. RUANG E2 – CONT.
Kali ini Dio, Janter, Alvin dan Nova kedatangan 2 Mahasiswa yang sengaja mereka undang untuk terlibat dalam gerakan, 1 berasal dari disiplin Ilmu Komunikasi, 1 dari Psikologi. Dio berbicara di depan mereka semua.
DIO
Maksud kami mengundang teman-teman... Untuk berdiskusi menentukan pola komunikasi yang tepat agar pesan yang kita bawa mampu dipahami dengan jelas oleh banyak orang, dan membunuh rasa takut mereka.
2 Mahasiswa ini mengemukakan idenya menjawab pertanyaan-pertanyaan yang keluar dari Dio, Janter, Alvin dan Nova.
CUT TO:
EXT. RUANG E2 – SIANG.
Hari ini mereka kedatangan Mahasiswa Hukum untuk berdiskusi langsung mengenai rencana demonstrasi dan strategi-strategi dari perspektif hukum. Janter menyiapkan papan nama untuk diletakkan di ruang tersebut: RUANG AKSI 31. Sekarang mereka berempat yang tinggal.
JANTER
Good..
DIO
Sejauh ini, gue baru tahu ternyata mereka concern pada isu ini, tapi gak tahu gimana mengekspresikannya. Keren ide lo Ter. Alvin tepuk tangan sarkastik