Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
INTERCUT TO:
INT. KAMAR KOS JANTER – PAGI BUTA.
Dio menerima panggilan masuk.
DIO
TEGUH (BY PHONE)
DIO
Teriakan Dio membangunkan Janter dan Alvin.
CUT TO:
INT. SEKRETARIAT – PAGI
Setelah diantar ke sekretariat, seluruh perwakilan Mahasiswa masing-masing membawa tas hitam yang mereka sudah ketahui isinya, berupa uang bernilai puluhan juta.
CUT TO:
EXT. JALAN RAYA – PAGI.
Jumlah Mahasiswa yang mendatangi kantor DPR/MPR jauh lebih sedikit dari perkiraan awal – perwakilan Mahasiswa yang ikut rapat dengan Dio, tidak satupun hadir. DIO yang seharusnya memimpin demonstrasi, berada di belakang barisan, ia panik.
Tidak ada komunikasi atau informasi yang didapatkan Dio dari perwakilan Mahasiswa yang tidak hadir – sementara Awak media mulai berdatangan. Dio sibuk menelfon. Alvin mulai membagi-bagi selebaran kepada Mahasiswa dan masyarakat yang melintas, sementara Nova dan Janter - tahu ada yang salah di lapangan, mengambil inisiatif membantu Dio denganmengajak massa aksi yang lain bercanda dan ngobrol ringan. Alvin mendatangi Dio yang tengah sibuk dengan handphone-nya.
DIO
CUT TO FLASHBACK:
INT. BACKSTAGE – MALAM.
Suasana backstage masih sibuk, para perwakilan Mahasiswa berbaur dan saling bercanda dengan para pundit dan politisi yang hadir—termasuk TEGUH.
DIO memutuskan pulang terlebih dahulu, ia mendatangai perwakilan Mahasiswa dan politisi untuk pamit pulang. Setelahnya, Dio pergi kepintu keluar studio dan tiba-tiba ia dipanggil TEGUH, politisi yang baru saja berdebat dengannya.
TEGUH
DIO
TEGUH
DIO
TEGUH
DIO Sudah tengah malam Pak, mau istirahat. Mumpung jalanan juga masih aman.
TEGUH
DIO
TEGUH
Dio melihat seluruh kawan-kawannya itu berbaur dengan para politisi pendukung RUU yang dari tadi mereka debat, berbagi rokok dan beramahtamah, mereka tampak tertawa lepas. Tanpa sadar, Dio sudah memegang amplop yang diberi Teguh, dan ketika ia sadar, Teguh sudah pergi entah ke mana.
FLASHBACKCUT TO:
EXT. JALAN RAYA – CONT.
Dio akhirnya mengingat perwakilan Mahasiswa yang seharusnya menjadi partnernya, beramah tamah dengan politisi pendukung RUU di malam itu, dan memiliki hubungan atas gagal totalnya aksi yang mereka laksanakanhari ini – Alvin dan Janter bertanya-tanya tentang apa yangdilakukan, Dio juga bingung dan rapuh.
ALVIN
Janter mendatangi Alvin dan Dio – Dio mengalami stress yang tidak tertahankan dan berceracau di depan Alvin dan Janter.
DIO
JANTER
Alvin merangkul bahu Dio Dio jongkok dan meraung-raung – agar tidak terlihat yang lain, Alvin dan Janter menutupi gesture kepasrahan dari Dio. Kemudian Dio bangkit dan merampas pengeras suara dari Janter - ia berjalan dan berdiri di depan Mahasiswa yang sejak tadi berkumpul dengan wajah yang lesu.
DIO
CUT TO:
EXT. JALAN RAYA – CONT.
Demonstrasi berlangsung anti klimaks. Jumlah peserta aksi jauh lebih kecil dari apa yang dijanjikan Dio di media. Peserta aksi pulang lebih cepat dengan wajah yang kecewa. Awak media yang hanya mendapat kabar desas-desus berdiri sejajar menunggu konfirmasi dari pemimpin aksi, Dio - Sementara Dio sedang memikirkan jawaban yang tepat dari kejauhan untuk dibagikannnya ke pada media,lalu ia didatangi oleh beberapa media didampingi ALVIN, NOVA danmahasiswa lain.
WARTAWAN
DIO
WARTAWAN
DIO
WARTAWAN
DIO
Di pojok jalan, Janter duduk di separator, tertunduk lesu dan kecewa teramat dalam. Ia melihat Dio meluapkan kemarahannya di depan Wartawan - lalu ia melihat para wartawan itu pulang sambil mengejek Dio. Janter yang mulai kembali semangat pada demonstrasi setelah diyakinkan Dio, harus kembali patah hati, bahkan kali ini lebih parah, karena ia harus melihat teman baiknya yang selalu ceria dan periang, harus merasakan sedih yang luar biasa akibat kegagalan hari ini. Suasana makin muram dan sedih.
Polisi yang bertugas dalam jumlah besar menertawakan jumlah demonstran/Nova, Alvin dan Dio berjalan ke arah Janter dan duduk di separator yang sama. Mereka duduk berempat, tidak mengucapkan apapun sampai NOVA berdiri dan mengajak ketiganya pergi.
NOVA
Ketiga temannya tidak menanggapi Nova, dan masih duduk terkulai lemas. Nova menarik Janter, gagal. Dio, gagal. Alvin langsung berdiri tanpa ditarik. Lalu ALVIN dan NOVA menarik baju Janter dan Dio untuk lekas berdiri.
NOVA
ALVIN
NOVA
Janter mulai berdiri, melangkah dan menggarmit bahu Dio tanpa mengatakan sepatah kata pun. Dio berdiri, mengikuti ketiga temannya yang kini berjalan berurutan... ALVIN, NOVA, JANTER.
NOVA
Dari depan, Alvin mempertanyakan rencana Nova.
ALVIN
CUT TO:
EXT. HALTE BUS – SORE.
Nova, Alvin, Janter, Dio keluar dari halte. Mereka jalan kaki sesuai arahdan perintah NOVA. ALVIN masih bertanya-tanya mengenai tempat tujuan, sementara DIO dan JANTER hanya mencoba menikmati suasana sekitar.
NOVA
Nova dan Alvin berjalan lebih cepat dari Janter dan Dio yang masih belum mengatakan satu katapun.
CUT TO:
EXT. KOTA TUA — CONT.
Halaman di depan museum sudah ramai dihuni pengunjung. 4 Mahasiswa, NOVA, JANTER, DIO dan ALVIN yang datang untuk berupaya keluar dari kekecewaan. Mereka duduk di sembarang tempat di sisi kiri halaman museum. Melihat situasi yang masih muram dan kelelahan, Nova, mengajak Alvin membeli minum.
NOVA
Lo gak haus VIN?
ALVIN
NOVA
Alvin beranjak dan mengiyakan ajakan Nova - Nova dan Alvin pergi – hanya beberapa langkah, Dio memanggil keduanya dan ikut menemani NOVA dan Alvin membeli air mineral – meninggalkan Janter sendirian.
DIO
NOVA dan Alvin berbalik badan dan mengiyakan kemauan Dio.
NOVA
Dio berdiri dan segera mengejar Nova dan Alvin yang sudah jalan terlebih dahulu.
CUT TO:
CUT TO:
EXT. KOTA TUA – CONT.
Langit makin gelap, Nova, Alvin dan Dio belum juga kembali dari membeli air mineral. Janter yang sedari tadi masih diam, akhirnya tak kuasa menahan haus. Janter berdiri, berinisiatif mencari 3 temannya. Setelah 5 menit tidak juga ketemu, Janter memutuskan untuk datang ke sebuah warung kopi -- yang seturut nama wilayahnya, bernuansa klasik. Dio masuk ke kafe tersebut tanpa pretensi apapun, murni hanya untuk menghilangkan haus.
CUT TO:
INT. WARUNG KOPI, 1945 – MALAM.
Setelah di dalam, Janter duduk di kursi, tanpa peduli apa yang ada di sekitarnya. Ia hanya memerhatikan pelayan, hanya untuk kepentingannya memesan minum. Ia meminta air putih dan kopi V60 kepada pelayan warung kopi tersebut.
JANTER
Tapi sang pelayan warung masih berdiri di depan Janter dalam kebingungan.
PELAYAN
JANTER
V sixty, mba.
PELAYAN
Janter mulai sadar bahwa warung kopi yang dimasukinya warung kopi tradisional, terlihat dari interiror yang sepertinya sengaja didesain klasik, lantas hanya menyediakan minumanmiuman kopi tradisional.
JANTER
PELAYAN
JANTER
Selagi menunggu pesanannya datang, JANTER kembali melihat handphonenya,untuk mengetahui kabar ketiga temannya – handphone Janter tidak berfungsi.
JANTER
JANTER berniat bertanya soal stop kontak untuk digunakannya mengecas handphone. Tapi tiba-tiba ia mendegar orang-orang di sekelilingnya berbisik-berbisik tentang kemerdekaan.
‘Indonesia merdeka’,
‘Proklamasi baru dibacakan Soekarno dan Hatta’
Namun ada juga yang menampilkan wajah curiga kepada JANTER. Ssstt, stt, ada kompetei, pelan-pelan, hati-hati. JANTER mengawasi setiap sudut warung. 360 derajat ia perhatikan dengan seksama - lalu ia baru menyadari apa yang benar-benar terjadi, bahwa bukan hanya desain warung, tapi ia sedang berada di semesta yang berbeda, ia berada di masa lalu, saat proklamasi Indonesia baru dibacakan pertama kali beberapa hari yang lalu.
Janter mulai panik dan berusaha menghidupkan handphonenya,tapi tidak bisa. Pelayan datang membawa pesanannya JANTER yang tengah kebingungan.
JANTER
PELAYAN
Janter meminum pesanannya dan melihat angka-angka yang ada di kalender, 1945, Agustus – Janter memuntahkan kopi yang ia minum.
JANTER
PELAYAN
Janter melihat seseorang baru keluar dari ruangan dan membenarkan kancing celananya. JANTER berdiri dan mendatangi tempat itu. JANTER pergi ke kamar mandi – ia muntah-muntah dan suaranya terdengar oleh seluruh pengunjung. Ia keluar kamar mandi langsung ke arah pintu keluar warung kopi tersebut, kemudian masuk dan duduk lagi.
PELAYAN
JANTER
CUT TO:
EXT. HALAMAN KOTA TUA – CONT.
Sudah jam 4 jam sejak Janter hilang, Nova, Alvin dan Dio yang berpencar mencari JANTER, bertemu di halaman Kota Tua.
NOVA
DIO
NOVA
ALVIN
NOVA
DIO
ALVIN
NOVA
ALVIN
NOVA
CUT TO:
INT. WARUNG KOPI, 1945 – CONT.
Sambil meminum kopinya, Janter berupaya keras memahami apa yang terjadi, memutar kronologi bagaimana caranya ia masuk ke dalam warung kopiyang misterius ini. Se-sekali ia menoleh ke belakang dan berusaha mendengar percakapan mereka yang sedang berbisik-bisik.
PARA PENGUNJUNG
Bagaimana cara kita agar menyebarluaskan informasi pembacaan proklamasi. Agar seluruh negeri tahu kita telah merdeka.
JANTER bertanya kepada salah satu pengunjung, pura-pura bertanya untuk mengetahui situasi yang dia hadapi sekarang.
JANTER
CHAERUL SALEH
Janter masih dengan raut kebingungan - lalu mengalihkan pembicaraan.
JANTER
SALEH
JANTER
SALEH
JANTER
Untuk mengalihkan pembicaraan, Janter kembali meminum kopinya, dan bergegas ke kamar mandi – lalu ia duduk kembali memikirkan apa yang tengah berlangsung, dengan pengetahuan tambahan 30 Agustus, 1945 dan pengunjung yang curiga.
SALEH
JANTER
SALEH
JANTER
SALEH
JANTER
CUT TO:
EXT. HALAMAN KOS JANTER – CONT.
Nova, Alvin, dan Dio baru sampaidi kos Janter. Di depan pintunya, mereka bergantian mengetuk pintukos dan memanggil Janter – Alvin baru ingat, ia punya kunci cadangan kos Janter.
ALVIN
Mereka berhasil membuka kos tapi gagal menemukan Janter.
CUT TO:
INT. WARUNG KOPI, 1945 – CONT.
JANTER kebingungan merespons informasi SALEH tapi berupaya setenang mungkin untuk menghindari kecurigaan berlebihan.
JANTER
Pandangan JANTER kembali mengitari sudut warung kopi dan terbelalak/kaget luar biasa saat melihat satu orang yang ia kenal berbicara dengan teman semejanya. Ia berupaya mengingat sekeras yang ia bisa dan akhirnya memikirkan satu nama, TAN MALAKA.
Janter mengusap-ngusap wajahnya apakah ia bermimpi atautidak. Saleh yang mengetahui reaksi Janter melihat sosok itu, langsung menyergap Janter dengan informasi yang tak kalah mengagetkan.
SALEH
JANTER terkejut mendengar Saleh.
SALEH
Janter yang tidak tahu persis apayang terjadi memilih mendegarkan orang yang bernama Saleh ini – Saleh membayar minumannya, sebelum keluar dari warung, ia bicara pada JANTER.
SALEH
JANTER
CUT TO:
INT. KAMAR KOS – PAGI.
Suara alarm berbunyi, Janter bangun dalam keterkejutan – melihat layar handphone-nya: 107 panggilan tidak terjawab dari NOVA, 90 dari DIO, 30 dari Alvin. Ribuan pesan belum dibaca, semuanya seragam menanyakan keberadaannya tadi malam.
CUT TO:
INT. TOILET KOS – CONT.
Janter menyuci mukanya berulang-ulang, memukul pipihnya untuk 46. me-restart kesadarannya. Begitu ia ingat warung kopi yang disinggahinya kemarain, ia kembali muntah-muntah.
CUT TO:
INT. KAMAR KOS – CONT.
Alvin sudah di kamar Janter, duduk di bangku belajar Janter, sementara Janter terbaring lemas di tempat tidur. Janter melihat dalam-dalam poster foto Tan MALAKa di dinding kamarnya.
JANTER
ALVIN
JANTER
ALVIN
JANTER
ALVIN
JANTER
ALVIN
JANTER
ALVIN
Janter tidak menjawab.
ALVIN
JANTER
Janter menyadari sesuatu, mendengar nama Soleh. Alvin kecewa mendengar keinginan Janter – sadar tidak akan didengarkan Janter, Alvin hanya pasrah. Janter mengambil handphonennya, mencari tahu sejarah di baik nama pengunjung yang menyapanya di warung kopi, Soleh.
JANTER
Janter terkejut melihat banyak referensi yang merujuk nama yang baru ia masukkan di kolom pencarian internet.
INSERT: Chaerul Saleh, Wikipedia.
JANTER
ALVIN