Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Dari Aksi ke Aksi
Suka
Favorit
Bagikan
2. Dari Aksi ke Aksi II
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

INTERCUT TO:

EXT. HALAMAN KAMPUS – CONT.

Alvin menanyai pendapat pada Dio.

ALVIN

Kita ke sana atau mereka yang ke sini Yo?

DIO

Hft, Yaudah kita yang ke sana, udah lama juga gak ke sana gue.

ALVIN (by phone)

(Melas) Yaah, gue jadi bolak-balik. Oke deh Nov, kita ke sana.

INTERCUT TO:

EXT. RUANG KELAS 2E – CONT.

NOVA

Oke-oke. Jangan lupa beli gorengan ya, buat cemilan kita. Nova menutup telefon – melanjutkan diskusi dengan Janter.

NOVA

Lanjut lanjut, tadi sampai mana?

JANTER

Demonstrasi kemarin.

NOVA

Masih masih belum beneran yakin? Aku gak paham sama jalan pikiran kamu.

JANTER

He?

NOVA

Iya. Kalau aja kamu lihat di media sosial, demontrasi kemarin masih jadi headline di media loh. Ditambah insiden Dio tadi malam, aku gak akan heran kalau kemarahan demonstrasi kemarin akan makin menyebar di masyarakat. Kalau udah sampai sana, harapannya sih perubahan yang kamu omongin terus menerus tadi bakal kejadian.

JANTER

Harapan bukan strategi.

Nova menarik nafas panjang-panjang.

JANTER

Cara demonstrasi ini disiapkan masih sama kayak yang kemarin-kemarin. Kayak ombak di tepi laut, demonstrasi ini juga berangsur-angsur surut. Yang tinggal di tepi laut? Cuma segelintir elit Mahasiswa yang seiring waktu lupa sama orientasinya awal. Gak ada koreksi sampai hari ini

NOVA

(Cuek) Jadi kamu gak seneng kalau Dio, atau perwakilan Mahasiswa kemarinjadi populer?

JANTER

Bukan itu intinya. Kita harus belajar, mengeliminasi kesalahan, menajamkan yang udah bener, harus ada evaluasi kritis, punya strategi, dan harus serius terhadap proyeksiuntuk semua kemungkinan. Itu yang gak ada sampai hari ini

NOVA

Duh, Alvin sama Dio lama banget ya. Aku udah laper! Janter Kaget-Bingung/marah mendengar tanggapan Nova. NOVA Sayaang.... udah deh, gerutuannya ditunda dulu, aku lapar banget, kita nunggu Alvin sama Dio aja ya? Eh, gimana kabar ibuk sama bapak? Sehat?

JANTER

Sehat.

NOVA

Kamu jangan marah dooong..

Alvin dan Dio jalan dari belakang Nova dan Janter duduk.

NOVA

(Berbalik).. Hey yo! lo gak kenapakenapa?

DIO

(Mengambil posisi duduk) Enggaaaak, kenapa sih pada ngkhawatirin gue sebegininya.

NOVA

Yeeeee, lo tahu sendiri politisi di sini makin represif. konsekuensinya bisa panjang kalau ngelawan mereka.

ALVIN

(Membuka bungkusan makanan) Kabar gue baik Nov.

JANTER & DIO menanggapinya dengan poker face.

NOVA

Yaelah, lu kan kemarin tidur di tempat JANTER. Makan-makan

Nova, Janter, Alvin dan Dio memakan makanan yang dibeli Dio dan Alvin.

ALVIN

Gimana... rasa jajanan yang baru dibeliin sama artis pendatang baru?

NOVA

Eh, hahaha. Udah jadi artis aja. Eh btw gimana lu sama politisi itu? Lu tonjok gak pas di backstage?

DIO

Tonjok? Gila lu main tonjok aja. Gue gak apa-apa. Malah nih ya, pas di backstage, gue sama perwakilan Mahasiswa yang lain becanda terus sama dia. Besok kita mau kantor dinasnya. (sambil makan)

Alvin dan Nova bengong, melirik bergantian ke arah Janter - Janter bingung melihat keduanya - berbisik.

JANTER

Kenapa??

DIO

Itu makanya gue heran sama kekhawatiran berlebihan di luar sana. Gini ya, kita tuh gak bisa polos banget ngelihat sesuatu di TV. Politisi kemarin baik kok. Malahan nih ya, honorarium-nya dari TV kemarin, dibagi ke kami semua. Nih hasilnya yang lagi kalian makan.

Alvin, Nova, Janter melotot ke arah Dio.

ALVIN

(Ekspresi marah) Eh, lu gila ya Yok!?

DIO

Diihh!? (tawa terbahak) hahahahaha

Alvin, Nova, Janter kebingungan melihat reaksi Dio.

DIO

Enggak lah, gue becanda, hahahaha. Ini duit gue honor dari tv kemaren. Lucu banget. (Bicara ke JANTER) Ngeri banget lo Vin kalau marah.

ALVIN

Ada-ada aja sih.

DIO

Nih, utang gue di kantin kemaren, gue bayar lunas (menyerahkan uang ke Janter).

NOVA

Tapi politisi tadi malam emang sebaik itu?

DIO

Masih mau lanjut nih? gue jadi gak enak lihat reaksi kalian tadi. Tapi nih ya, pelajaran paling penting yang bisa gue petik tadi malam itu ya di bagian tadi, kita gak bisa dan gak boleh percaya 100% sama apa yang ada di layar. The real game-nya justru ada di balik layar. Vin?! Lo masih ngambek sama gue?

ALVIN

Kalau aja lu ada hubungan apa-apa sama politisi itu, lihat aja, gak akan gue maafin lu yok.

DIO

Lo lihat aja nanti. Dalam waktu dekat, gue akan inisiasi demonstrasi lagi. Lebih besar.

JANTER

Demonstrasi lagi? (melirik Nova)

DIO

Iya. Masih akan ngelanjutin yang kemarin. Kalau belum ada tindakan apapun, gue, sama perwakilan Mahasiswa kemarin udah bikin rencana akan bikin demonstrasi yang lebih besar dan lebih massif buat menolak RUU ini. Vin, lo masih maubantuin gue kan?

CUT TO:

EXT. PEKARANGAN RUMAH NOVA – MALAM.

Janter dan Nova baru sampai di pekarangan rumah Nova. Nova turun dari sepeda motor dan Mereka melanjutkan diskusi tentang obrolan mereka dengan DIO siang tadi.

NOVA

Menurut kamu tadi ada yang aneh gak sama Dio?

JANTER

(mematikan mesin motor) Enggak

NOVA

Atau hanya menurut aku aja? Menurut kamu gimana?

JANTER

Iya, menurut kamu aja. Aku gak tahu persis sih.

Dari Rumah, ibu Nova memanggil Nova dan Janter untuk tinggal sebentar buat makan.

IBU NOVA (O.V)

Nov, ngapain di situ terus, ajak Janter masuk, sini makan bareng.

NOVA

Iyaa ibuuk, sebentar. (Berbicara ke JANTER) kamu makan lagi nggak? Itu ibu manggil.

JANTER

Gak dulu deh, aku udah kenyang. Aku balik aja ya. NOVA (Mengangguk) iya sih, kamu makannya banget tadi. Yaudah izin sana sama ibuk.

JANTER

(Meletakkan helm) yok.



CUT TO:

INT. RUANG SEKRETARIAT ORGANISASI – MALAM.

Beberapa mahasiswa sedang membicarakan sesuatu - terdengar suara desing motor di depan sekretariat - salah satu Mahasiswa yang berjaga segera masuk dan memberitahu mahasiswa yang di dalam (para perwakilan mahasiswa yang tampil di TV kemarin) bahwa orang yang mereka tunggu (DIO) sudah tiba.

MAHASISWA 1

Hehh, Dio datang. Dio masuk ke ruang tengah sekretariat

MAHASISWA 2

Ini dia yang kita tunggu-tunggu. Dio, the next Soe Hok Gie.

MAHASIWA LAIN

Selamat datang bung, selamat datang. Dio menyalami satu per satu mahasiwa yang hadir.

DIO

Gak usah berlebihan. Maaf saya terlambat.

MAHASISWA2 KE MAHASISWA 1.

Cepat tutup pintunya

Mereka semua duduk melingkar - salah satu mahasiswa berdiri memulai pembicaraan mengenai tujuan pertemuan ini.

MAHASISWA 3

Selamat malam semuanya. Hidup Mahasiswa Pertemuan kita hari ini adalah hasil kesepakatan yang kita lakukan kemarin. Untuk menindaklanjutinya. kita berencana akan melalukan demonstrasi lanjutan, dan menegaskan posisi kepada kawan-kawan Mahasiswa serta seluruh elemen masyarakat Indonesia, bahwa kita akan masih melawan pengesahan RUU.

DIO

Oke, tanggal dan lokasi sudah ditentukan. Gimana soal tuntutan? Tuntutan apa yang akan kita bawa untuk demosntrasi nanti?

MAHASISWA 4

Karena ini adalah lanjutan dari demonstrasi kemarin danmudah diterima masayarakat luas, kita harus pakai isu yang kemarinlagi. Tolak #RUUSAPUJAGAT.

DIO

Menurut saya, kita perlu menambahkan satu tuntutan lagi, berkenaan dengan kebebasan berpendapat....

Diskusi panjang kembali terjadi di antara mereka - Semua Mahasiswa yangberada di sekretariat menyampaikan ide mereka masing-masing, sementara jam di dinding menjunjukkan waktu pukul 2 malam.

MAHASISWA 3

Baiklah, saya pikir semua pendapat dari Bung-bung semua sudah diakomodir, waktu, lokasi dan tuntutan sudah ditentukan. Apa ada tambahan lain?

MAHASISWA DAN DIO

Pass.

MAHASISWA 3

Terima kasih semuanya. Semogad emonstrasi yang akan kita gelar 3 hari lagi akan lebih semarak, lebih meriah dan semakin viral. Saya pikir rapat kita hari ini saya tutup, terima kasih untuk teman-teman yang berpartisipasi. Hidup Mahasiwa!

MAHASISWA DAN DIO Hidup!

CUT TO:

EXT. HALAMAN SEKRETARIAT – CONT.

Beberapa Mahasiswa menyiapkan sepeda motor dan mobil untuk pulang ke rumah masing-masing - seorang Mahasiswa menyearankan agar Dio tidur di sekretariat.

MAHASISWA 2

Bung gak tidur di sini aja? Tempat kita agak luas kok. Besok saja baliknya. Tempat ini pasti sudah diintai intel, berbahaya pulang jam segini.

DIO

Terima kasih Bung. Saya di rumah aja. Dio mengambil handphonenya – mengirim pesan kepada Janter.

DIO (TEXT)

Lo udah tidur? Besok ketemuan sama gue ya, ada yang mau gue obrolin berdua. Siang nanti.

CUT TO:

INT. RUANG KELAS – PAGI.

Sang Dosen sedang memberikan kuliah kepada Mahasiswa di kelas Dio - ia terlihat mengantuk akibat pertemuan yang larut tadi malam.

DOSEN (O.S)

Tugas akan dikirimkan lewat email Dio, 2 minggu lagi. Terima kasih atas perhatiannya.

Para Mahasiswa berhamburan keluar, sementara Dio masih di kelas dengan mengantuk-ngantuk. Ia membaca pesan dari Janter.

JANTER (TEXT)

Insert - Pesan teks: Gimana? Jadi gak? Mau nemenin Nova ke perpus sebentar, kalau jadi, gue baru bisa jam 4.

Dio membalas pesan Janter.

DIO (TEXT)

Oke, jam 4, di kantin dekat perpus. gue mau ketemu temen-temen BEM dulu.

CUT TO:

INT. PERPUSTAKAAN, DI SELA RAK BUKU – SIANG.

Nova dan Janter berjalan beriringan di sela rak buku perpustakaan. Janter baru membaca pesan Dio – Nova dan Janter. Mereka membicarakan beberapa buku yang terlintas di rak dan rencana pertemuan antara Dio dan Janter pelan-pelan.

NOVA

Siapa?

JANTER

Dio, ngajak ketemu jam 4 nanti. Kamu ikut?

NOVA

Enggak deh, aku langsung pulang aja.

Janter mengangguk.

NOVA

Ini kayaknya rak buku yang lebih cocok untuk kamu ketimbang aku deh (Melihatlihat buku – Mengambil buku). Kamu udah ada buku ini kan? (Memperlihatkan buku Pengantar Ilmu Politik – Mirriam Budiardjo).

JANTER

Hahaha, itu kitab suci, gak mungkin gak punya. Tapi belum tentu dibaca (senyum kecil).

NOVA

(Senyum) ihh, seneng deh lihat kamu senyum, ketawa kayak gitu. Manis banget, sering-sering ya

Senyumannya Janter makin kentara.

NOVA

Nah gitu-gitu, bentar aku fotoin (NOVA menangkap dua tiga foto JANTER)

CUT TO:

EXT. HALAMAN PERPUSTAKAAN - CONT.

Nova dan Janter berjalan ke tempat penjemputan ojek online.

JANTER

Gak apa-apa, pulang sendirian?

NOVA

Kamu kok jadi perhatian gini? (Merayu), Gak apa-apa sayang. Aku naik ojek aja, Oiya,mau ngobrolin apa sama Dio?

JANTER

Belum tahu.

NOVA

Kalau ada hal-hal yang mencurigakan atau aneh-aneh, cepat hubungi aku.

JANTER

Supaya?

NOVA

Aku ngamuk ke dia.. Abang ojeknya udah dekat nih, kamu mau ketemu di kantin, kan? yaudah aku ke sana (Tempat penjemputan) sendirian aja

JANTER

Aku temenin aja.

NOVA

Mmm (tersipu malu) oke deh, mas pacar.

CUT TO:

EXT. HALAMAN PERPUSTAKAAN, TEMPAT PENJEMPUTAN – CONT.

Nova baru berangkat pulang dengan ojek pesanannya. Dio dan Nova saling melambaikan tangan. Lalu JANTER menerima pesan teks dari Dio.

DIO (TEXT)

Gue otw, pesenin jus jeruk aja.

Janter berjalan menuju kantin.

CUT TO:

INT. KANTIN PERPUSTAKAAN - SORE.

Kantin dekat perpus mulai sepi, Janter duduk – mengambil buku di dalam tasnya – MADILOG. Lalu Janter memesan minuman untuknya dan Dio - Janter membaca buku. Tidak berapa lama, Janter melihat Dio datang, memarkirkan sepeda motornya di samping kantin. Dio datang menghampiri Janter.

DIO

Nova udah pulang?
JANTER
Udah. Kenapa sih? Kusut banget muka lo.

DIO

Kan tadi pagi udah gue chat. Ini soal rencana yang gue bilang kemarin, 3 hari lagi kira akan ada aksi lagi. yang ini akan lebih besar. lo ikut kan?

JANTER

Entar deh gue lihat.

DIO

(Melirik buku yang dibaca JANTER – Menyanyikan lirik puisi Widji Thukul)
Apa gunaaaa, banyak baca buku, kalau mulut, kau bungkam melulu.....

Janter senyum kecut - menutup telinganya.

DIO

Bantuinlah, Ter.



Dio membuka handphonennya.

INSERT: Isi video tersebut menampilkan salah satu Mahasiswa yang ikut rapat dinihari tadi sedang diwawancara oleh salah stasun Televisi terkaitrencana demonstrasi 3 hari lagi.

DIO

Nih baru aja. (Menunjukkan isi video ke Janter) - (Setelah JANTER melihatnya, Dio memulai percakapan dengan Janter) Lo mau gak berkontribusi lagi ke aksi kita? 3 hari lagi nih.

JANTER

Yaudah, bantu ngapain.

DIO

Gue mau minta tulisan lo yang kemarin lagi buat dijadikan sebaran, bisa?

JANTER

Gitu doang? ngapain repot-repot ngajak ketemuan sih, cetak aja.

DIO

Bukan. Masih ada yang mau gue bilang. Tapi, lo jangan marah. Gue ngeri bilangnya di depan Alvin.

Janter menunggu Dio menjelaskan masalahnya.

DIO

Terkait pertemuan terakhir gue sama Teguh.

JANTER

Teguh?

DIO

Politisi yang debat sama gue.

Dio dan Janter menerima pesanan mereka berdua.

JANTER

Emang dia kenapa? Bentar, Jadi dugaan Nova sama Alvin kemarin bener? Lo nerima duit dari si Teguh itu?

Dio mengambil amplop tebal di dalam tasnya, membukanya dan menunjukkan kepada Janter isinya yang merupakan uang beberapa lembar ratusan ribu.

DIO

Ini uang yang dikasih pak Teguh ke gue saat mau pulang di acara TV hari itu. Belum gue sentuh se-rupiah pun. Gue gak tahu cara nolaknya malam itu.

JANTER

Terus, mau lo apain tuh duit?

DIO

Selama dua hari ini sebenarnya gue mau balikin, gue nyari kontaknya, gak ketemu, bahkan gue sempat coba datang ke kantornya, dia gak ada di tempat, asli, bingung gue.

Janter menyandarkan seluruh tubuhnya ke kursi – kecewa mendengar pengakuan Dio.

JANTER

Fyyuh (Kecewa) Gue pikir gue yang naif. Ternyata ada yang lebih parah.

DIO

Terus gue harus gimana? Apa duitnya gue pake buat biayain demonstrasi besok aja?

JANTER

Gak, gak gak, gue gak setuju. Udah, itu uang lo simpan dulu, nanti ketika ada kesempatan untuk ngebalikin tuh duit, lo langsung kasih.

DIO

Oke.... Untuk sementara, rahasiain ini ke semuanya ya, termasuk ke Nova, Alvin atau teman-teman yang lain. Gue gak tahu lagi cara jelasinnya gimana.

JANTER

Ýauda, habisin tuh minuman, gue mau pulang.

DIO

Ter?

JANTER

Iya, apa lagi?

DIO

Lo beneran dukung kan aksi kali ini? Gue senang sama rencana demonstrasi kali ini. Sat set sat set, selesai. Gak fafifu was wes wos. Gak banyak teori, yang penting aksi, aksi, aksi. Tapi gue akan makin seneng kalau lo ikut.

JANTER

Ohh, bagus deh, nanti gue pikirin.



CUT TO:

INT. RUMAH TEGUH – MALAM.

Teguh tengah menonton Televisi yang mengabarkan akan ada demonstrasi besar sebagai aksi lanjutan dari demonstrasi yang ricuh 3 hari lalu. Tuntutan demonstrasi masih akan sama seperti sebelumnya, yakni menolak pengesahan RUU ... Di tengah tontonannya, ia menelpon seseorang.

TEGUH

Halo? Sudah dimulai ya. Kita ketemu besok siang di kantor.

CUT TO:

INT. KAMAR KOS – MALAM.

Janter sedang mengerjakan tugas tulisan tangannya – Alvin datang, mengetuk kamar Janter – Janter membukakan pintu. Alvin masuk, lalu rebahan di tempat tidur Janter – sementara Janter kembali melanjutkan tugasnya.

ALVIN

.....Ketemuan sama Dio tadi?

JANTER

Iya

ALVIN

Kenapa gak ajak gue?

JANTER

Tanya Dio

ALVIN

(Kembali duduk) lu nulis tentang apa?

JANTER

TAN MALAKA

ALVIN

Ketebak. Gak takut dicurigai lo sama dosen norak itu?

JANTER

Bodo amat. Jangan lupa besok bantuin Dio – Janter melanjutkan tugas tulisannya.

ALVIN

Oke.

CUT TO:

EXT. HALAMAN KAMPUS – SIANG.

Mahasiswa gotong royong menyiapkan seluruh peralatan yang diperlukan untuk Aksi demonstrasi besok. Janter, Dio, dan Nova ikut terlibat di dalamnya. Alvin tiba di lokasi dan menyerahkan selebarannya ke Janter yang sedang menyiapkan minuman untuk Mahasiswa yang lain.

ALVIN

Nih selebaran lo.

JANTER

Bukan punya gue, punya kita semua. Kasih ke Dio sana.

Alvin mencari-cari Dio yang ternyata sedang diwawancarai salah satu media terkait demonstrasi yang dilakukan besok.

EXT. HALAMAN KAMPUS KAMPUS, BEBERAPA METER DARI TEMPAT PERSIAPAN – CONT.

Dio sedang diwawancarai salah satu kanal televisi yang ingin tahu perkembangan demonstrasi esok hari.

REPORTER

Apakah ini akan menjadi demonstrasi yang lebih besar dari pada yang terjadi4 hari lalu?

DIO

Harapannya seperti itu. Kita Mahasiswa akan mengerahkan semua yang kita punya. Rapat terakhir antara saya dan perwakilan Mahasiswa yang lain mengarah ke sana, estimasi massa yang terlibat akan dua kali lipat dari pada demonstrasi sebelumnya.

REPORTER

Apakah Anda optimis dengan demonstrasi besok, pihak DPR akan menghentikan pembahasan RUU yang menurut Anda bermasalah itu?

DIO

Itu tergantung dari pihak DPR. Apakah hati mereka masih cukup peka pada tuntutan Mahasiswa sebagai penyambung aspirasi masyaraka. Bagi kita Mahasiswa hanya bisa berjuang sekuatkuatnya, sehormat-hormatnya.

REPORTER

Baik, terima kasih.

DIO

Terima kasih

Dio menyelesaikan sesi wawancara, dan langsung menge-cek Handphone untuk mengetahui perkembangan terbaru dari perwakilan Mahasiwa yang akan demonstrasi besok hari. Alvin memanggil dari kejauhan - lalu mendatangi Dio.

ALVIN

Ceria banget itu muka

DIO

Biasa aja. Sini selebarannya, biar gue bagi-bagi. Nih, sebagian lo yang bagi besok sampai lusa

ALVIN

Gampang. Soft-file-nya perlu gak?

CUT TO:

EXT. HALAMAN KAMPUS – CONT.

Nova meminta pendapat Janter terkait persiapan.

JANTER

Perlu, biar nanti menarik minat orangorang tua, hhaha.

NOVA

oke..

CUT TO:

EXT. HALAMAN KAMPUS KAMPUS, BEBERAPA METER DARI TEMPAT PERSIAPAN – CONT.

Dio melihat seluruh teman-temannya bekerja keras menyiapkan aksi demonstrasi yang akan dipimpinnya besok. Ia yakin, demonstrasi kali ini akan lebih besar dan memaksa DPR membatalkan RUU.

CUT TO:

EXT. HALAMAN KAMPUS – SIANG. H-1.

DIO cukup senang dengan perkembangan persiapan mereka, ditambah gotong royong Mahasiswa di kampusnya yang masih sangat intens dari kejauhan. Lebih spesifik, ia memerhatikan Janter yang tampak serius menulis tuntutan di spanduk yang besar.

DIO (O.V)

Gue akan bayar semua kepercayaan semua, gue akan bikin kalian bangga

Janter memanggil Dio dari kejauhan untuk menanyakan pendapatnya soal isi spanduk.

JANTER

Gimana? udah Pas belum? (berteriak)

Pandangan Dio semakin spesifik ke arah Janter. Dio hanya mengangkat jempolnya.

DIO (O.V)

Gue akan buktikan kalau lo salah Ter. lihat aja.


Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)