Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
47. Int. Kantor PKK - Ruangan – DAY
Lastri
Assalamu’alaikum.
Lastri menyapa orang-orang yang ada di dalam ruangan PKK. Tampak beberapa ibu-ibu sedang berbincang-bincang menyambut kedatangannya. Sebagian lagi juga ada yang merapikan dan menyapu ruangan agar terlihat lebih bersih.
Ibu-ibu
Wa’alaikumsalam!
Bi Ijah
Waduh, lama sekali kamu, Las!
Sudah dari tadi kami tunggu.
Lastri
(tersenyum)
Hehe, iya nih, bu!
Hari ini Las ada mengajar di sekolah, dan dapat jadwal terakhir,
Tadi siap-siap sama ganti baju dulu,
Makanya agak terlambat.
Bu Atik
Yo wis, ndak pa-pa!
Kita juga banyak yang baru nyampe disini!
Yaudah, apa kita mulai aja, Las?
Lastri
Iya, bu! Boleh-boleh!
Yaudah, yuk! Langsung kita kerjain.
MONTAGE :
Ibu-ibu menyiapkan pulpen dan buku catatan kecil untuk mencatat. Lastri menjelaskan kepada ibu-ibu apa yang harus mereka kerjakan, ibu-ibu mencatat. Lastri memberikan contoh bagaimana caranya mengolah makanan jenis umbi-umbian seperti kentang, ubi, talas untuk bisa diolah dan menjadi makanan ringan. Lastri menunjukkan beberapa contoh produk yang bisa buat melalui perangkat tablet miliknya. Ibu-ibu yang ada disana terlihat begitu antusias dengan penjelasan Lastri.
Setelah selesai menjelaskan, Lastri membantu ibu-ibu mengolah bahan-bahan tersebut. Mulai dari mengupas, memotong, meracik bumbu perasa hingga menggoreng kentang, ubi dan talas tersebut.
FADE OUT :
FADE IN :
48. INT. DAPUR – DAY
Mbah Piah dan bu Ratna sedang memasak. Bu Ratna sedang mengiris bawang putih dan bawang merah. Mbah Piah sedang mengaduk masakan yang ada di atas kompor. Ia memasak soto ayam.
Mbah Piah
Tinggal ditambah bawang goreng, jadi wuenak ini masakanku.
Bawangnya udah selesai, Rat?
Bu Ratna
Belum, bu. Sedikit lagi!
Mbah Piah
Yasudah, toh!
Lanjutkan.
Bu Ratna melanjutkan mengiris bawang. Mbah Piah duduk di kursi yang dekat dengan bu Ratna.
Mbah Piah
Kamu ada beban opo, toh?!
Sampai kamu ndak bisa ngebela anakmu sendiri.
Bu Ratna
(menoleh)
Opo toh maksud ibu?!
Mbah Piah
Kamu ada masalah?!
Bu Ratna
(menggeleng)
Ndak! Ndak ada masalah apa-apa!
Mbah Piah
Trus kenapa kamu begitu sama anakmu?!
Bu Ratna
Maksud ibu gimana?!
Mbah Piah bangun dan berjalan ke arah kompor. Mbah Piah mengaduk sotonya.
Mbah Piah
Anakmu itu kan pinter, tapi kok mau kamu lelang-lelang begitu sama si Tejo?
Kamu ndak marah sama sekali pas anakmu dijodoh-jodohkan begitu?!
Bu Ratna tak menjawab, ia meletakkan pisaunya dan membawa bawang yang ada di atas talenan ke arah kompor. Ia menghidupkan kompor di sebelah mbah dan memanaskan minyak.
Bu Ratna
Ya, mau gimana, bu.
Hidup kita sudah begini? Orang-orang disini juga sudah begini, toh?
Ibu, saya dan Lasmi juga begitu, toh?
Ndak ada yang berubah.
Bu Ratna memasukkan bawang yang diirisnya ke minyak yang sudah panas. Ia mengaduknya.
Mbah Piah
Tapi Lastri bisa mengubahnya.
Dia sedang berusaha!
Bu Ratna melihat ibunya, lalu ia fokus lagi ke bawang gorengnya.
Mbah Piah
Kamu itu ibunya yang harusnya melindungi dia.
Lastri sekolah jauh-jauh, ninggalin kita bertahun-tahun buat memperbaiki nasib, bukan dilelang untuk dikawinkan secara paksa begitu.
Mbah Piah mematikan kompor karena sotonya sudah matang.
Mbah Piah
Rat, Kamu harus paham, Lastri hidup lama di kota.
Temennya orang-orang pinter, ndak mungkin mau disuruh nikah dengan cara yang begitu.
Ingat Rat, ibu ndak mau cucu ibu nasibnya sama kaya kamu dan Lasmi!
Lasmini
Mbah!!
Mbah Piah dan bu Ratna saling berpandangan saat melihat Lasmini ada di hadapan mereka.
Bu Ratna
Lass...maksud mbah...
Lasmini pergi meninggalkan ibu dan neneknya. Bu Ratna mematikan kompornya dan pergi mengejar Lastri. Ia menariaki nama Lastri sampai di depan pintu dapur.
Bu Ratna
Las...Lasmi!!
Bu Ratna tertunduk. Ia menutup matanya dan berdiam di depan pintu beberapa saat. Lalu kembali mendekati ibunya. Ia duduk di sebelah ibunya.
Bu Ratna
Bu, lain kali jangan bicara seperti itu!
Pasti Lasmi sakit hati!
Mbah Piah hanya terdiam.
CUT TO :
49. EXT. PINGGIR SUNGAI – DAY
Lastri berjalan di tepi sungai, ia berjalan dengan santai sambil menikmati aktivitas di sepanjang jalan sungai. Ia juga membalas sapaan orang-orang yang melewati sungai dan anak-anak yang bermain di sungai. Ia terus berjalan sampai melihat Lasmini yang tengah duduk di tepi sungai seorang diri.
Lastri
Itu mbak Lasmi kenapa?
Lastri memutuskan untuk mendekati Lasmini. Semakin mendekat ia semakin mendengar suara isak tangis Lasmini. Ia menyentuh pundak Lastri. Lasmini menoleh.
Lastri
Mbaak..
Lasmini
(Kaget)
Lasmini menghapus air matanya. Ia masih sesegukan. Lasmini hanya diam dan menatap sungai yang ada di hadapannya.
Lastri
Mbak kenapa?
Lasmini
(diam)
Lastri
Mbak, kenapa toh?!
Lasmini menoleh menatap Lastri, lalu memalingkannya kembali.
Lasmini
Ndak pa-pa, mbak ndak papa.
Lastri
Lho, ndak pa-pa, tapi kok nangis sampai begitu.
Cerita toh, mbak.
Lasmini
(berdiri)
Las, kamu tahu, keegoisan kamu itu yang buat mbak begini!
Alasan idealisme kamu itu yang selalu jadi malapetaka buat, mbak!
Mbah selalu banding-bandingin kamu sama mbak.
Lastri
Mbak, Las bisa jelasin ke mbah..
Lasmini
Ndak Perlu!
Las, kalau kamu pulang kesini ndak mau dinikahkan sama pak lek, lebih baik kamu jangan disini!
Lasmini pergi dari hadapan Lastri. Lastri menarik tangan Lasmini. Lasmini melepaskannya.
Lasmini
Jangan ganggu, mbak!
Lasmini pergi. Lastri hanya bisa terdiam menatap punggung kakaknya dari belakang. Ia tidak bisa melakukan apapun. Sejenak ia menatap sungai dan hamparan yang ada di matanya, lalu pergi.
CUT TO :
50. INT. RUANG MAKAN – NIGHT
Lastri dan keluarganya sedang makan malam. Tak ada percakapan apapun selain suara sendok garpu yang bertemu dengan piring. Lastri, Lasmini, bu Ratna dan Mbah Piah saling berbalas pandang.
Lastri
Prmu sudah selesai, nok?!
Lastri mencoba mencairkan suasana.
Cahyono
Sudah, bi! Tadi sore sudah siap semua.
Lastri
Baguslah, nanti malam tidur cepat, ya!
Besok biar berangkat pagi.
Cahyono
(mengangguk)
Iya, Bi!
Lastri
Habiskan makanmu, biar cepet gede, toh!
Cahyono mengangguk dan melanjutkan makanannya. Lastri menambahkan sepotong tempe goreng ke dalam piring Cahyono, ia memakannya sampai habisnya. Melihat sikap Lastri tersebut, mbah Piah berinisiatif menambahkan sedikit sayur ke dalam piring Lastri.
Lastri
Mbahh..
Lastri menatap mbah Piah. Mbah tersenyum padanya.
Mbah Piah
Nasi kamu kering, tapi kerjaan kamu banyak. Makan sayur biar gizinya cukup.
Lastri tersenyum dan mengangguk. Ia menyantap dengan lahap sayuran yang ada di dalam piringnya. Lasmini meletakkan garpu dan sendoknya dan mendorong kursinya ke belakang. Ia berdiri.
Lasmini
Aku udah selesai. Aku duluan ya masuk kamar.
Lasmini pergi meninggalkan mereka yang masih makan. Lastri, mbah Piah dan bu Ratna saling berpandangan.
Cahyono
Bi, aku juga udah siap makannya.
Lastri
Sikat gigi dulu, ya. Trus masuk ke kamar!
Cahyono menurut. Ia bangkit dari kursi lalu pergi menuju ke kamar mandi. Lastri, bu Ratna, dan mbah Piah masih terdiam di meja makan.
Bu Ratna
Yasudah, kita beresin, yuk!
Lastri mengangguk. Ia membantu nenek dan ibunya membereskan perkakas sisa makanan.
FADE OUT :
FADE IN :
51. INT. DAPUR – NIGHT - CONTINOUS
Lastri membawa perkakas makan ke dapur dan mencucinya. Bu Ratna datang menghampirinya.
Bu Ratna
Las, perlu ibu bantu?
Lastri
(menggeleng)
Ndak pa-pa, bu. Las bisa sendiri.
Ibu istirahat aja.
Bu Ratna
Ya sudah kalau begitu, ibu balik ke kamar, ya.
Iya, bu.
Bu Ratna pergi meninggalkan Lastri yang sedang mencuci piring. Lastri melamun. Tiba-tiba mbah Piah datang dan sedikit mengagetkan Lastri.
Mbah Piah
Kamu sudah siap?
Sini mbah bantu.
Lastri
Ndak, pa-pa, Mbah. Biar Las aja.
Sebentar lagi selesai.
Mbah Piah
Bener, toh?
Lastri
Iya, mbah.
Mbah Piah
Ya sudah, kalau begitu, mbah ke kamar, ya.
Lastri
Iya, mbah.
Mbah pergi meninggalkan Lastri. Lastri menyelesaikan cucian piring sampai selesai. Perkakas makan yang telah dicuci ia letakkan di rak piring. Lastri meninggalkan Dapur.
CUT TO :
52. INT. DI DEPAN KAMAR LASMINI – NIGHT - CONTINOUS
Lastri mondar-mandir di depan pintu kamar Lasmini. Ia ingin mengetuk pintu kamar Lasmini, tapi ia ragu. Ia memutuskan untuk ke kamarnya. Namun ia berbalik lagi. Ia berdiri di depan pintu kamar kakaknya. Ia ingin mengetuknya. Tiba-tiba Lasmini membuka pintu kamar. Lasmini bingung melihat Lastri mematung di depannya.
Lasmini
Las?
Lastri
Mbaak....
Lasmini
Kenapa kamu kaya gitu?!
Lastri
Mmm.. aku mau ngomong, mbak.
Lasmini
Ngomong soal?
Lastri
Soal yang tadi,
Lasmini
Mbak udah ngantuk, Las.
Mbak keluar cuma mau ngambil minum.
Mending kamu tidur sana.
Udah jam berapa tuh?
(menunjuk ke arah jam dinding)
Ibu sama mbah juga udah tidur
Lastri
Tapi mbak,
Lasmini
Sssstt...
Jangan teriak-teriak, Las.
Cahyono udah tidur.
Mending kamu tidur juga.
Kamu ndak capek apa?!
Lastri
Hhmm.. iya, mbak. Las masuk ke kamar.
Lastri berjalan ke arah kamar.
Lasmini
Lass...
Lastri
(menoleh)
Ya, mbak?
Lasmini
Kamu ada uang?
Lastri
Sekarang, mbak?
Lasmini
Besok. Cucian mbak lagi nggak banyak.
Mbah butuh uang.
Lastri
Ada, mbak. Besok mbak minta aja lagi sama Las.
Lasmini
Iya.
Lasmini pergi menuju ruang makan untuk mengambil air minum. Lastri membuka pintu kamarnya dan masuk.
CUT TO :
53. INT. KAMAR LASTRI – NIGHT - CONTINOUS
Lastri masuk ke dalam kamarnya. Ia berbaring dan menutup mata. Tiba-tiba gawainya berdering. Lastri membuka mata dan bangun mengambil gawainya yang tergeletak di atas meja. Lastri melihat layar, Rossie meneleponnya. Lastri mengangkat telepon.
Lastri
Ya, Ros? Gimana?
Rossie (V.O)
Lo udah tidur?
Lastri
Belum, sih. Kenapa?
Rossie (V.O)
Nggak kenapa-napa, sih. Mau ngabarin aja besok gue sama mas Adit jadi kesana untuk ngevaluasi program ya.
Lastri
Oke, jam berapa?
Rossie (V.O)
Mungkin jam sembilan nyampe sana.
Kita baru nyampe penginapan, nih!
Huufftt...
Jauh banget ke kampung lo!
Capek gue.
Lastri
Yaudah, kalau gitu lo Istirahat.
Rossie
Oke deh!
Sampai ketemu besok.
Bye.
Lastri
Bye.
Lastri menutup telepon. Ia meletakkan gawainya di atas meja dan kembali naik ke ranjang untuk tidur.
CUT TO :
54. INT./EXT. RUMAH LASTRI – KAMAR LASTRI – THE NEXT DAY
Lastri sedang bersiap-siap di kamarnya. Ia mengikat rambutnya yang tergerai. Lastri memasukkan beberapa dokumen yang perlu dibawa. Gawainya berdering. Lastri mengangkat panggilan telepon.
Lastri
Ya, Ros?
.....
Oh, udah sampai ya?
.....
Oke-oke, bentar lagi lagi gue nyampe!
Bye!
Lastri Mematikan telepon lalu memasukkan gawai ke dalam tas. Lastri merapikan kemeja yang ia kenakan dan bercermin di depan. Lastri mengambil tas dan berjalan menuju pintu. Saat menekan knop pintu, ia terhenti. Lastri mengernyit. Ia dekatkan telinganya ke pintu. Lastri mendengar suara orang tertawa walau samar-samar.
Lastri
Pak lek?
Pasti mau ngejodoh-jodohin lagi.
Lastri berbalik, ia mengurungkan niatnya untuk keluar melalui pintu. Lastri menuju kasur dan duduk disana. Ia bangun lagi dan mondar-mandir.
Lastri
Gue nggak mungkin keluar lewat sini!
Bakal lama pasti!
Aduh, gimana ya?
Lastri gelisah. Ia mengambil secarik kertas di atas meja dan menuliskan sesuatu lalu meletakkannya di atas kasur. Lastri mengeluarkan dompetnya dan mengambil beberapa lembar uang lima puluh ribuan dan diletakkan di bawah bantal. Ia membuka jendela kamarnya, lalu mengambil tas dan keluar melalui jendela.
Pintu kamar Lastri diketuk beberapa kali. Lasmini membuka pintu dan masuk ke kamar, tapi tidak menemukan Lastri. Ia melihat jendela kamar Lastri yang sudah terbuka.
Lasmini
(berbisik)
Lastri kabur?
Lasmini mengitari kamar Lastri. Ia menemukan sebuah kertas berwarna putih di atas kasur. Lastri menuliskan surat untuk mereka.
Lastri (V.O)
Pak lek, buk lek, mbak, dan semuanya, lastri nggak kabur ya. Las mau mengajar dan ada kegiatan di kantor PKK.
Mbak, kalau cowoknya oke, mbak ambil aja,
Lastri bahagia kalo mbak bahagia!
Kalo mbak butuh uang ada di bawah bantal udah Las sisihkan, mbak pake aja!
Asal mbah gak marah lagi sama Las!
Las pergi dulu, ya..
Assalamu’alaikum.
Lasmini mengambil uang yang ada di bawah bantal Lastri dan memasukkanya ke dalam baju, lalu keluar sambil membawa surat tersebut.
CUT TO :