Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
34. INT. KAMAR ROSSIE – THE NEXT DAY
Lastri terbaring, matanya terpejam. Rossie masuk ke kamar sambil membawa sebuah box makanan yang terbungkus di dalam kantong plastik yang bewarna putih. Rossie naik ke atas kasur yang membuat Lastri membuka matanya, ia bangun.
Lastri
Kenapa, Ros?
Rossie
(menunjukkan tentengannya)
Liat gue bawa apa?
Lastri
(bangun dan duduk)
Apa?
Rossie
(membuka isinya)
Soto kesukaan lo, nih!
Lastri antusias menerima pemberian Rossie.
Lastri
Beli dimana lo?
(mencium aroma soto)
Hhhmm.. wanginya enak.
Rossie
Gue nggak beli, gue dikasih.
Lastri
Dikasih? siapa?
Rossie
Ya pak bos lo itu lah!
Pak bos Aditya!
Lastri
Yeee... itu mah bosnya elo, bukan gue!
Bos gue itu papanya Rangga.
Tapi, darimana dia tau darimana gue suka ini?
Rossie
Ya gue kasih tau lah, dia nanya ke gue, lo suka makan apa, ya gue bilang aja di tergila-gila sama soto, apalagi pake nasi panas!
Tuh, masih nungguin diluar!
Lastri
Serius?! Nggak lo suruh masuk?!
Lastri meletakkan makanananya di atas meja yang ada di samping Ranjang. Ia mengambil sebuah amplop coklat yang ada dibawah bantalnya, lalu keluar dari kamar.
Rossie
(berbisik)
Kalo nggak begini nggak keluar-keluar kamar kan, lo?!
Rossie turun dari kasur dan pergi keluar dari kamar mengikuti Lastri.
CUT TO :
35. INT. RUANG TAMU – DAY
Lastri tiba di ruang tamu, diikuti Rossie di belakangnya. Ia melihat Aditya duduk di sofa tamu. Saat Lastri datang, Aditya menoleh, ia tersenyum ke arah Lastri, begitupun sebaliknya. Lastri dan Rossie duduk bersebelahan menghadap Aditya.
Aditya
Gimana kabar, lo?
Lastri
Udah jauh lebih baik, sih!
Aditya
Baguslah kalau gitu,.
Ohya, soto yang gue bikin, jangan lupa dimakan, ya.
Lastri
(mengangguk)
Oke, lo bisa masak?
Aditya
Ya bisalah!
Trus lo kirain?
Sementang-mentang gue kepala departemen dan ganteng kaya gini, nggak bisa masak gitu?
Nggak gitulah, gue nggak mau nyusahin istri gue.
Lastri
Lo udah nikah?
Aditya
(menepuk jidat)
Salah ngomong deh, gue.
Maksud gue, nanti kalau gue udah nikah,
Gue nggak bakalan nyusahin istri gue.
Rossie
(bertepuk tangan)
Wiiihh.. suami idaman banget mas Adit.
(menyenggol-yenggol Lastri)
Rossie tersenyum-senyum sendiri. Lastri sampai mencolek Rossie agar tidak bersikap lebay.
Lastri
Bisa aja biasa nggak sih?!
Rossie tertawa.
Aditya
Ohya, Kapan lo masuk lagi?
Lastri tersenyum. Rossie bingung maksud dari senyuman Lastri itu. Lastri memberikan amplop yang dibawanya pada Aditya. Ia meletakkanya di atas meja.
CUT TO :
36. INT. KAMAR ROSSIE – DAY
Rossie berjalan mengikuti langkah Lastri kembali ke kamar. Rossie mencerca pertanyaan kepada Lastri.
Rossie
Lo serius mau resign?!
Ngapain lo kasih amplop itu ke mas Adit?
Lo serius?
Lo udah bulat dengan keputusan lo itu?!
Aduh!! Las...
(memegang tangan Lastri)
Coba lo pikirin lagi itu keputusan lo jangan gegabah dan...
Lastri
(duduk di kasur)
Gue udah bulat!
Dan gue bakal resign secepatnya.
Rossie
Tapi kenapa?
Lo nggak masuk seminggu tiba-tiba lo mutusin sesuatu yang kaya gini, kenapa sih, kenapa?
Lastri
Gue nggak kuat disana.
Rossie
(kesal)
Iihhhh!!! Rangga!!!
Kutu kupret lo!
(mengepalkan tangan)
Berani-beraninya gangguin Lastri!!
Lastri
Lebih dari itu, dan gue nggak mau lagi, kayanya....
gue harus pulang.
Rossie
(syok)
pulang kampung?!
Lastri
(mengangguk)
Rossie
(menggenggam)
Jangan gitu!!!
Lo bisa tetep disini kok,
Lo bisa kerja di tempat lain, atau lo bisa bilang sama mas Adit buat masukin lo ke kantornnya dia, biar kerja bareng gue.
Lastri
Nggak semudah itu, Ross..
Selama gue disini, Rangga pasti bakalan terus nyari gue sampe dia puas ngelakuin apapun yg dia mau, dan ini nggak aman buat gue.
Rossie
Tapi lo bisa minta tolong ke mas Adit kan kalau lo diapa-apain rangga?
Dia perhatian banget sama lo.
Lastri
Ros, Adit itu memang baik, baik banget!! Tapi gue gak mau nyusahin dia dan bawa-bawa dia ke masalah gue sama Rangga.
Rossie
Bener-bener si Rangga, ya!
(mengepalkan tangannya lagi)
Awas aja lo! Gue bejet-bejet kalo ketemu.
(berpikir)
Tapi kalo lo di kampung duit lo darimana?
Lo belum nyampe sebulan kerja, lho.
Mana ada lo dapet pesangon....
Trus beasiswa S2 lo gimana?
Lastri
(Menggenggam tangan Rossie)
Gue gak harus terima semua itu dari perusahaan, kan?
Gue bisa nyari di tempat lain.
(menatap Rossie)
Gue tau, lo khawatir sama gue.
Lo nggak perlu takut. Gue cukup, kok!
Untuk sekarang gue cuma butuh aman aja.
Dan kampung gue itu satu-satunya yang paling aman, karena Rangga nggak pernah tau tentang itu.
Lagian mungkin ini waktunya gue untuk ngebangun cita-cita gue itu, lo sebagai temen gue, harap lo dukung gue, dan gue akan butuh bantuan lo pastinya.
Bisa ya?
Rossie mengangguk. Merek berpelukan.
Lastri (V.O)
Makasih banyak Ros, lo baik banget sama gue.
Maafin gue, gue nggak cerita sama lo soal kejadian Rangga mukulin gue waktu itu.
Gue nggak mau lo jadi makin benci sama Rangga.
CUT TO :
37. EXT. TERMINAL – THE NEXT DAY
Rossie meletakkan barang-barang bawaan Lastri di dekat minibus yang akan dinaiki Lastri, seorang supir datang dan mengambil barang-barang tersebut agar dimasukkan ke dalam jok belakang mobil. Rossie dan Lastri saling berpelukan dengan erat.
Rossie
Gue pasti pakal kangen banget sama lo.
Lo baik-baik ya disana!
Lastri
(mengangguk)
Iya gue bakal baik-baik kok disana,
(melepaskan pelukan)
Lo juga, jaga diri lo!
Jangan lupa makan, kalau ada apa-apa lo bisa cerita ke gue.
Rossie
Iya!
Lastri
Yaudah, gue masuk ya.
Rossie mengangguk, Lastri masuk ke dalam mobil saat mesinnya menyala. Mobil melaju pergi meninggalkan terminal. Rossie melambaikan tangannya. Minibus yang ditumpangi Lastri perlahan menghilang dari matanya, Rossie pun memutuskan pergi. Ia menuju mobilnya. Rossie masuk ke dalam mobil lalu pergi.
CUT TO :
38. EXT. TERAS RUMAH ROSSIE – DAY - CONTINOUS
Mobil yang dikendarai Rossie tiba di rumahnya. Ia keluar dari mobil dan melangkah berjalan menuju teras rumah. Saat membuka pintu rumahnya, Rangga datang tiba-tiba. Rossie sedikit ketakutan.
Rangga
Kemana dia?!
Rossie
Apanya?!
Rangga memukul pintu Rossie, yang membuat Rossie terkaget-kaget.
Rangga
Lo bawa dia pergi, kan?!
Kemana?!
(memukul pintu lagi)
Kasih tau gue!
Cepet!
Mana alamatnya?!
Rossie
Apa sih, lo?!
Sarap ya?!
Nggak ada apa-apa!
Rangga menarik dan menyenderkan Rossie ke dinding. Rossie makin ketakutan. Wajahnya pucat.
Rangga
Jangan coba-coba bohongin gue!
Atau lo habis!
Rangga menjepit pipi Lastri dengan tangannya. Rossie tak bisa melakukan apapun.
Rangga
Sekarang lo kasih tau gue,
Kemana Lastri pergi, Kemana?!
Aditya
Buat apa?!
Aditya muncul tiba-tiba. Rangga menoleh ke arah suara. Ia melepaskan Rossie. Aditya mendekati Rangga.
Aditya
Lo nggak punya hak apapun itu itu!
Sekarang lo pergi atau gue lapor polisi?!
Dengan kesal Rangga pergi meninggalkan Aditya dan Rossie. Rossie bernapas lega. Ia mengelus-elus dadanya.
Rossie
Duh, untung aja, jantung gue mau copot!
Makasih ya banyak ya, mas.
Oya, ada apa ya, mas?
Aditya
Ikut gue sekarang!
(menarik tangan Rossie)
Rossie bingung. Ia mengikut Aditya yang menarik tangannya. Aditya membawa Rossie ke mobilnya.
Rossie
Mas, mau kemana kita mas?!
Mas!!
Aditya
Masuk, gue bilang masuk.
Disini nggak aman buat bicara.
Rossie masuk ke dalam mobil. Aditya juga masuk ke dalam mobil. Mobil melaju meninggalkan rumah Rossie.
CUT TO :
39. INT. CAFE – DAY - CONTINOUS
Aditya dan Rossie duduk di sudut cafe dengan pencahayaan yang sedikit redup. Di sekitar mereka ada beberapa meja lain yang diisi oleh beberapa pengunjung yang sedang menghabiskan waktu dan menikmati makanan dan minuman mereka. Rossie masih bingung.
Ia gelagapan, sesekali ia melihat Aditya yang sedari tadi menatapnya. Rossie salah tingkah. Seorang pelayan datang membawakan minuman mereka.
Pelayan
Silakan dinikmati, ya mas, mbak.
(tersenyum)
Rossie
(mengangguk, tersenyum pucat)
Iya, terima kasih, mas.
Aditya hanya mengangguk. Setelah pelayan itu pergi, Aditya menyerahkan amplop coklat pada Rossie. Rossie bingung, tapi ia membukanya.
Rossie
Apa ini, mas?
Rossie mengambil isi dari amplop itu. Sebuah proposal bertuliskan nama Lastri.
Rossie
Lastri?
Maksudnya apa?
Aditya
Rangga.
Rossie
Maksudnya apa, sih?
Apa hubungannya proposal Lastri sama Rangga?
Aditya
Lastri pasti nggak cerita sama lo, kejadian terakhir dia sama Rangga.
Rossie
Apa?!
Aditya
Dua minggu yang lalu,
Rangga nyekap dia di pantry. Nggak cuma itu, Rangga mukulin dia dan nyekik dia.
Rossie
(geram)
Keterlaluan banget!
(melirih)
Lasss... lo kenapa nggak cerita sama gue sih?
Aditya
Dia nggak mau lo tau, karena lo pasti bakalan benci sama Rangga.
Dan, karena gue kasian sama dia, gue nyuruh dia buat resign.
DISSOLVE TO/FLASH BACK TO SCENE:
31. INT. PANTRY - DAY
Aditya
Gimana kalo lo Resign aja?
Lastri menatap Aditya dengan tatapan tak percaya.
Lastri
Maksud lo? Gue nggak mungkin resign.
Gue harus kumpulin uang yang banyak, dan mewujudkan semua tujuan-tujuan gue.
Gue bertaruh disini untuk itu.
Aditya
Tapi tempat ini nggak aman, buat lo.
Rangga akan terus mencari cara biar lo mau balik sama dia, dan setelah itu lo bakalan mudah dihancurin sama dia.
Lo mau kaya gitu?
Lo kenal Rangga cuma empat tahun, gue udah tahu dia dari lima belas tahun yang lalu.
Semuanya tentang dia gue tau, jadi tolong,
Ikutin apa kata gue!
Lastri
Mimpi-mimpi gue gimana?
Aditya
Gue tawarin kerjasama sama lo.
Gue akan bantu lo, gue akan danain semua impian yang bakalan lo lakuin itu, gue akan kasih lo uang bulanan sebagai bentuk gue ngegaji, lo
Dan...
Gue juga bakal usaha nyari beasiswa untuk lo.
Tapi, please...
lo resign. Ya?
END OF FLASH BACK/CUT BACK TO :
39. INT. CAFE – DAY
Aditya
Tekad dia kuat banget, hidup dia juga berat. Jadi, gue berniat buat nolongin dia,
Dan sekarang...
(menunjuk proposal Lastri)
Itu urusan lo!
Rossie
Maksudnya, apa sih?
Aditya
Gue mau lo masukin proposal ini ke program CSR perusahaan kita, dan gue mau lo yang handle proposal ini, dari awal sampai akhir.
Rossie
Mass... Tapi...gue kan masih baru.
Aditya
Lo nggak mau?!
Lo nggak mau nolongin temen lo?!
Aditya menatap tajam Rossie yang membuatnya tidak bisa berkata tidak.
Rossie
(mengangguk)
Iya, iya! Gue mau!
Aditya
Nah gitu. Minum dulu!
Rossie mengambil minumannya dan meneguknya. Aditya hanya tertawa kecil.
FADE OUT :