Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
EXT. GEDUNG KEJAKSAAN - DAY
Dewi mengendap-endap di halaman parkir mengawasi Priyono. Priyono berjalan menuju mobilnya, Dewi menghampirinya. Priyono kaget melihat Dewi menodongkan senjata ke arahnya.
Dewi memberi kode ke Priyono masuk mobil. Priyono dan Dewi masuk mobil.
.
INT. MOBIL PRIYONO - DAY
Priyono nyetir, grogi, Dewi duduk di sampingnya, menodongkan senjata.
PRIYONO
Jangan bunuh aku, aku mohon,...
DEWI
Siapa yang melakukan pembunuhan Algojo Pri!?
PRIYONO
Ok oke,... Kolonel dan Pak Bambang yang mengatur pembunuhan ala Algojo ini.
Mereka ingin menjebakmu.
Mereka tidak ingin kamu nanti membuka Kasus Beku.
DEWI
Jadi ini tentang Kasus Beku ya?
Kolonel dan Pak Bambang tidak mungkin
melakukan sendiri pembunuhan ala Algojo ini.
PRIYONO
Tentu tidak. Anak buah kolonel yang melakukannya,
eeng... Pram sama partnernya.
DEWI
RINA.
PRIYONO
Ya, dia.
DEWI
Dan Pak Seno?
PRIYONO
Aku tidak tahu pasti, tapi kelihatanya
Pak Bambang yang membunuhnya.
DEWI
Santi?
PRIYONO
Kolonel sengaja membiarkan Santi hidup,
karena Kolonel ingin mencari Kotak Biru.
DEWI
Bangsat! Kau mengkhianati pekerjaanmu sendiri Pri!
PRIYONO
Hei, semua orang melakukannya,
hanya kamu saja yang tidak mau ikut.
DEWI
Berhenti di sini!
Dewi mematikan HP yang sejak tadi merekam pembicaraannya.
PRIYONO
Kau merekamnya?
Dewi Keluar dari mobil, berjalan menuju ke gedung. Priyono keluar dari mobilnya, berdiri di samping memandang Dewi dengan tatapan cemas.
PRIYONO (CONT’D)
Kau tidak bisa melakukan itu Dewi.
Pak Menteri sama beberapa Anggota dewan konggres sedang rapat.
DEWI
Itu tepat sekali.
Dewi berjalan menuju pintu masuk gedung.
.
INT. RUANG RAPAT MENTERI - DAY
Pak Menteri, beberapa anggota konggres sedang duduk rapat. Dewi masuk ruangan, menodongkan senjatanya. Semua orang kaget, melihat Dewi.
Dewi berjalan mendekati proyektor, mengeluarkan HP nya.
DEWI
Maaf menganggu sebentar Pak Menteri,
bapak-bapak anggota dewan Konggres.
Ini hanya sebentar saja.
Dewi memberi kode ke operator menyalakan video di HP, ditampilkan di layar.
Layar: Video pengakuan Priyono.
Pak Menteri memandang Dewi heran. Beberapa anggota dewan juga.
DEWI (CONT’D)
Ini yang terjadi Bapak-bapak.
Pengkhianatan oleh aparat-aparat pemerintahan sendiri.
MENTERI
Kau baik baik saja Kapten?
Menteri menoleh ke pengawalnya.
MENTERI (CONT’D)
Ambilkan dia minum. Silahkan duduk Kapten.
Menteri berdiri mendekati Dewi.
MENTERI (CONT’D)
Kapan ini kejadianya?
DEWI
Tadi, perjalanan ke sini.
MENTERI
Ini masih asli, tidak ada copynya?
DEWI
Belum sempat Pak,..
Menteri menyambar pistol Dewi, memukul Dewi hingga jatuh ke lantai.
MENTERI
Harno, sudah setahun kalian ngurus
seorang ini saja gak beres-beres. Huh?!
Menteri memberi kode pengawalnya untuk menahan Dewi. Dewi kaget.
HARNO
Kita sudah mendapat jaminan dari Kolonel Pak.
ANGGOTA DEWAN #1
Kolonel akhir-akhir ini bikin ulah saja.
ANGGOTA DEWAN #2
Aku sudah bilang, Priyono ini cecunguk,
lihat kan, hampir saja gara-gara dia,
kita semua terjerat kasus!
Dewi ditahan pengawal, Dewi memandang semua orang dengan heran.
DEWI
Kalian semua?
MENTERI
Ya sudah-sudah, bawa dia pergi, habisi dia!
Menteri duduk di kursinya lagi. 2 Pengawal membawa Dewi keluar.
.
EXT. JALANAN SEPI - EVENING
2 Pengawal keluar mobil, lalu membuka bagasi. Dewi meringkuk di dalam bagasi. Pengawal menarik Dewi keluar bagasi, lalu menghempaskanya ke jalanan. Dewi, terkapar di pinggir jalan. Pengawal #1 mengambil HP, lalu menelpon.
PENGAWAL #1
Beres Pak. Kapten Dewi sudah kita lempar ke jurang,
di jalan kelokan 99. Jurang ini dalam dan lebat.
Tidak akan ada orang yang bisa menemukannya.
Dewi memandang Pengawal heran. Pengawal lalu mengambil pistol, kemudian mendekati Dewi. Dewi ngesot mundur takut. Pengawal menghentikan langkahnya, lalu melemparkan pistol di dekat Dewi. Dewi heran, memandang pistol, lalu menoleh ke pengawal sudah masuk mobil dan pergi.
Dewi bangkit, mengambil pistol, lalu memandang ke sebuah gedung, Gedung Kejaksaan.
.
INT. OFFICE JAKSA - NIGHT
Dewi masuk, Chandra sedang duduk. Dewi menodongkan senjata ke Chandra.
CHANDRA
Akhirnya kau ke sini juga.
DEWI
Kau pengkhianat!
Chandra meletakkan borgol di meja.
CHANDRA
Aku tahu kau tidak akan menembakku.
Kau buronan. Di sini atau di luar,
kau tetap akan ditangkap Dewi.
DEWI
Ini seperti De ja vu.
CHANDRA
Coba, katakan apa salahku?
Kau melanggar hukum, aku menangkapmu.
Aku hanya melakukan pekerjaanku Dewi.
DEWI
Kau mengkhianati teman.
CHANDRA
Aku punya karir.
Apa aku harus menghancurkan karirku untuk membela teman?
Kau tahu, karirku ini penting.
Dewi menggeleng menunduk, lesu. Menurunkan senjatanya, duduk di seberang Chandra.
DEWI
Aku tidak tahu lagi sekarang, mana yang benar dan harus dilakukan.
CHANDRA
Well kau bisa merenungkannya nanti di penjara.
DEWI
Kenyataan tidaklah sesederhana tulisan di undang-undang dan peraturan Chan.
Aku pernah mengalaminya.
Keadilan dan kebenaran hanya ilusi di sistem korup ini.
Kebenaran yang kau perjuangkan tidak lebih hanya
serpihan uang jajan bagi koruptor.
CHANDRA
Apapun, kau kembali ke penjara Dewi.
DEWI
BAGAS dimana?
CHANDRA
Kau tidak tahu?
O ya kau tidak tahu.
Kami tidak mempublish beritanya.
DEWI
Apa yang kau bicarakan?
CHANDRA
BAGAS telah mati.
Di hari kau keluar dari penjara, well BAGAS memang yang
merencanakan pelarianmu, ada baku tembak yang tidak
diperhitungkannya, dia tertembak di sini.
Chandra menunjuk leher bawah telinga. Dewi terbelalak.
FLASH IMAGE: Pria berjaket coklat, terkapar, bersimbah berdarah.
CHANDRA (CONT’D)
Kami tidak mempublishnya, karena kami tentu akan terlihat bodoh
memberitakan seorang buronan mati 2 kali
Dewi menunduk menitikkan air mata. Meletakkan senjata di meja.
CHANDRA (CONT’D)
Aku belum kenal lama dengan BAGAS,
tapi sepertinya dia sangat mencintaimu.
Dewi menangis.
CHANDRA (CONT’D)
Kau? Aku tidak tahu, kau sepertinya biasa saja.
DEWI
Tahu apa kau tentang perasaan wanita?!
Chandra bangkit dari duduknya, mengambil borgol.
DEWI (CONT’D)
Aku hanya punya saran padamu Chandra.
Bukalah hatimu. Lihatlah kebenaran dengan nuranimu.
Chandra memborgol Dewi, Dewi tidak melawan.
Chandra menatap Dewi.
DEWI (CONT’D)
Aku sudah melakukan kesalahan itu, dan aku kehilangan segalanya.
Temanku, hidupku, cintaku,...
CHANDRA
Dan kau menuju penjara.
DEWI
Penjara, atau dimana saja, sekarang sama saja buatku Chan.
Aku sudah kehilangan semuanya.
Tapi kau, kau masih punya kesempatan.
Jangan lakukan kesalahan yang sama yang telah aku lakukan.
CHANDRA
Kau mencintainya?
Dewi menunduk, meneteskan airmata.
DEWI
Sekarang sepertinya sudah terlambat.
Dia sudah pergi dan aku telah mencampakannya. (terisak)
Chandra mengambil amplop di meja lalu menyerahkan ke Dewi.
CHANDRA
Atasanku ingin kau menemuinya.
DEWI
Priyono? Malam begini?
Chandra berjalan membuka pintu dan memeganginya tetap terbuka, sambil menggelengkan kepalanya. Dewi membuka amplop, isinya sisa kertas terbakar berbentuk hati. Dewi terbelalak kaget. Memandang Chandra. Chandra tersenyum.
CHANDRA
Maaf berbohong tentang kematiannya.
Dia menunggumu Kapten.
Dia bilang, Kapten tahu dimana harus menemuinya.
Dewi geram, tersenyum.
DEWI
Dia yang menyuruh kamu menjebloskan aku ke penjara?
Chandra mengangguk.
FLASH BACK
INT. VILA BAGAS – DAY
BAGAS
Saatnya kau memenjarakan Dewi, Chandra.
CHANDRA
Apa?
Bagas menyerahkan senjatanya ke Chandra.
BAGAS
Kita ngobrol sambil jalan. Ayo
Bagas berjalan keluar, Chandra mengikutinya.
.
INT. MOBIL BAGAS - DAY
Bagas masuk mobil, menyalakan mesin, Chandra masuk mobil.
BAGAS
Mereka sudah lama mengincar Dewi.
CHANDRA
Maksudmu?
BAGAS
Mereka tahu, karir Dewi bagus, dia akan menjadi kepala kejaksaan.
Dan akan mulai menangani Kasus Beku.
Kau tahu, apa yang terjadi ketika kasus beku dibuka kembali?
CHANDRA
Ya aku pernah dengar, banyak pejabat yang terlibat.
Mereka akan diadili.
BAGAS
Banyak pejabat yang menginginkan kasus beku tidak dibuka.
Mereka sudah melakukan approach ke Dewi,
membujuk Dewi untuk menerima suap.
Tapi Dewi orang yang bersih dan jujur.
Maka mereka menjegal Dewi dengan kasus Algojo baru ini.
CHANDRA
Maksudmu, mereka ini polisi juga?
BAGAS
Yup.
CHANDRA
Kenapa menjegal Dewi dengan kasus Algojo?
Banyak kasus lain.
BAGAS
Karena mereka tahu, Dewi akan terforsir dengan kasus Algojo ini,
dan Dewi tidak akan bisa memecahkan kasus ini.
Juga, mereka tahu, Dewi agak sedikit mengalami kebingungan jika berhadapan denganku.
CHANDRA
So intinya mereka ingin menghentikan Dewi.
Kenapa mereka tidak membunuhnya saja?
BAGAS
Mereka sudah mencobanya Chan.
CHANDRA
O ya?
BAGAS
Sejak setahun yang lalu, ketika Dewi menolak kerjasama korup mereka,
mereka sudah 3 x melakukan upaya pembunuhan
Dewi, tapi tidak pernah berhasil.
CHANDRA
Kau melindunginya.
Bagas menengok ke arah Chabdra sebentar sambil tersenyum.
BAGAS
Kau pintar! Aku meminta salah seorang temanku
untuk menjaga Dewi dan membunuh siapapun
yang berusaha membunuhnya.
CHANDRA
Ck ck ck, kau benar-benar luar biasa man.
Biar kutebak, Belut Beruang?
BAGAS
Ya. Dan sekarang, mereka sudah siap memenjarakan Dewi.
Kalau mereka melakukan itu,
mereka akan menghancurkan Dewi di penjara Chan.
Maka kau harus menangkapnya lebih dahulu.
CHANDRA
I see, aku yang menangkap Kapten Dewi,
so aku bisa menentukan penjara mana dia akan ditahan.
Kita masih bisa menyelamatkannya.
BAGAS
Tepat sekali.
Dan kau bisa mendapatkan kepercayaan mereka.
CHANDRA
Tapi, mereka para pengkhianat ini masih bebas berkeliaran.
BAGAS
Ya, kondisi saat ini, mereka tidak bisa disentuh oleh hukum.
Mereka superior, Chan.
CHANDRA
Hanya ALGOJO yang bisa menghukum mereka ini.
Bagas tersenyum menatap Chandra.
BACK TO:
INT. OFFICE JAKSA - NIGHT
Chandra melepaskan borgol Dewi.
CHANDRA
Dia merencanakan semuanya untukmu Kapten.
Dewi berlinang airmata, lalu segera bergegas melangkah keluar.
CHANDRA (CONT’D)
Kapten! Selamat bersenang-senang!
.
INT. RESTO - NIGHT
BAGAS berdiri di pojok, sambil memegangi gelas, memandang keluar. Dewi berjalan mendekati BAGAS, berdiri di sampingnya. BAGAS menoleh ke Dewi, tersenyum, Dewi tersenyum.
BAGAS
Ini perasaanku saja, atau kau memang kelihatan cantik sekali malam ini.
DEWI
Terimakasih telah melakukan semuanya BAGAS.
BAGAS tersenyum.
BAGAS
Well, kau kan kekasihku.
Aku tentu akan melakukan segalanya untukmu.
Bagas dan Dewi melihat pemandangan.
DEWI
Pemandangan dari sini bagus.
Kau tahu, Ada satu tempat yang punya pemandangan lebih bagus.
Dulu kekasihku yang menunjukkan tempat indah itu.
BAGAS menoleh ke Dewi tersenyum. BAGAS dan Dewi saling memandang tajam. Dewi mendekati Bagas perlahan.
DEWI (CONT’D)
Kalau di film drama romantis yang biasa,
adegan terakhirnya, sepasang kekasih saling mencinta,
berpelukan, berciuman dengan mesra di tempat yang romantis.
BAGAS
Kau kebanyakan nonton film Hollywood Dewi.
Dan, kita sekarang bukan di film romantis yang biasa kan?
Tapi bibirmu itu sungguh merona, sensual
dan sangat menggoda sekali, ingin rasanya aku mencium bibirmu.
DEWI
Kenapa tidak kau lakukan?
BAGAS
Pertama kau belum memberiku ijin.
Kedua, Aku khawatir kalau aku mencium bibirmu,
nanti kita akan berpelukan kemudian kita berlanjut dengan tidur bersama,
dan kau tahu, aku tidak suka gaya Amerika,
aku ingin menikah dulu sebelum tidur bersama
dan menciumi bibirmu.
Tapi aku juga tak ingin kau menikahiku karena terpaksa,
aku ingin kau mau menikahi aku karena kau memang mencintaiku,
bukan karena aku laki-laki keren yang pernah masuk penjara,...
Dewi tersenyum memegang tangan BAGAS.
BAGAS (CONT’D)
,...dan kau memegang tanganku Dewi.
DEWI
BAGAS, aku ingin sekali menikah denganmu.
BAGAS menatap tajam Dewi.
BAGAS
Aku juga sangat menginginkannya dewi.
DEWI
Kapan?
BAGAS
Malam ini?
Dewi tersenyum mengangguk.
BAGAS (CONT’D)
O ya, sepertinya agak kesulitan.
Aku sudah dianggap mati oleh pemerintah dan kau juga.
Pemerintah pasti kebingungan kalau menikahkan 2 orang yang sudah mati.
Dewi tertawa.
DEWI
Terus? Gak jadi nih?
BAGAS
Besok kita harus bikin ID baru dulu kayaknya.
Engng kau tahu, penjahat dan orang-orang brengsek
masih berkeliaran di luar sana.
DEWI
Aku siap melakukan aksi Algojo kepada mereka.
BAGAS
Tapi sekarang kita tidak akan melakukan itu lagi Dewi.
DEWI
Kita? Siapa kita? Kenapa tidak?
BAGAS mengajak Dewi melangkah keluar. Dewi menggandeng tangan Bagas.
BAGAS
Untuk para koruptor bandel dan aparat pengkhianat ini,
kita telah menyiapkan proyek yang lebih heboh,
lebih spektakuler, lebih keren, dibanding aksi algojo.
Dijamin mereka bakal kapok dan tidak akan korupsi lagi.
DEWI
Wah, Aku harus ikut!
BAGAS
Ya pasti. Tapi sepertinya kita harus menikah dulu,
supaya bibirmu yang manis itu bisa aku ciumi
dan aku kulum setiap hari sepanjang hari,
sambil tidur bareng di villa,
yang kau tahu, cuaca dingin membuat suasana semakin aduhai,
apalagi dengan ditemani jagung bakar,...
DEWI
Bagas, kau tahu, ketika kau bicara ngelantur begitu,
kau sungguh sexy sekali.
BAGAS (O.S.)
Ehmm,...Dewi, sepertinya kita harus menikah malam ini juga.
DEWI (O.S.)
Hehe,.....
Bagas kau semakin sexy!
END
CREDIT
INT. MEETING ROOM - DAY
Santi dan Dewi duduk berdampingan berbincang santai. BAGAS duduk di sebelah Dewi memandang papan tulis. Chandra masuk, membawa beberapa map, lalu meletakkan di meja.
CHANDRA
Ini data-data sasaran kita berikutnya. Koruptor Koruptor bandel.
Chandra duduk. Santi dan Dewi mengambil map, melihat-lihatnya.
CHANDRA (CONT’D)
Kapan kita beraksi?
BAGAS
Kita nunggu Boss.
CHANDRA
Aku kira kamu bossnya?
BAGAS menggeleng. WAWAN masuk.
WAWAN
Hei, salam semuanya.
WAWAN duduk.
WAWAN (CONT’D)
Sudah semuanya?
BAGAS
Masih satu lagi, Boss.
CHANDRA
Siapa?
DEWI
Chan, kekasihmu gak kau ajak bergabung?
CHANDRA
Hmm dia masih terlalu muda dan liar dan seksi,...eh.
Aku kira dia belum siap.
DEWI
Cobalah,..
CHANDRA
Oke, Aku pertimbangkan.
BAGAS
Chan tolong minum dong buat boss.
Chandra bangkit dari duduknya.
SANTI
Biar aku saja. Teh atau kopi WAWAN?
WAWAN
Eh-em, teh boleh.
Santi bangkit, mengambil minum. Wawan melirik ke Santi.
WAWAN (CONT’D)
Sambil menunggu yang belum datang ya.
Ini proyek Algojo session 2.
Kita akan mengerjai 5 koruptor besar di negara NUSA JAYA ini.
Kali ini kita akan melakukannya dengan cara yang lebih halus,
lebih elegan, lebih spektakuler dan lebih efektif.
Santi menyajikan teh di depan WAWAN. WAWAN mengangguk. Santi duduk lagi.
WAWAN (CONT’D)
Ini butuh kerapihan dan koordinasi tingkat tinggi.
Kita perlu latihan keras,...
Belut Beruang masuk, tersenyum.
Semua terbelalak memandang Belut Beruang.
BELUT BERUANG
Hei semuanya. Apa kabar?
FADE TO BLACK.