Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Borgol Dan Sepotong Cinta
Suka
Favorit
Bagikan
2. Mengunjungi Algojo

INT. KAMAR DEWI - NIGHT

Dewi berbaring di springbed, tidur, di sampingnya meja kecil, tergeletak pistol, HP dan jam weker menunjukkan pukul 3:25.

SFX: Ringtone HP Dewi.

Dewi bangun malas, melihat HP, mengangkatnya.

DEWI

Halo?

KOLONEL (O.S.)

Dewi?

DEWI

Kolonel? Jam segini?

KOLONEL (O.S.)

Ya Dewi. Ada yang penting terjadi.

Cepatlah ke TKP.

DEWI

Siap Pak.

 

INT. TKP WONGSO - NIGHT

Sebuah ruangan kantor besar. Beberapa polisi, paramedis, lalu lalang. Dewi berjalan pelan melihat sekeliling.

SFX: Suara HT. Para Polisi berkomunikasi

Pram (L/36) mengenakan baju rapi, jas, melihat Dewi, lalu mengangguk. Dewi menghampirir Pram.

Sebuah meja kerja besar. Wongso (L/50) duduk, dengan kedua tangan terpaku di meja, dan kepala tertunduk ke Meja.

Dewi melihat sekeliling seksama. Pram menyalami Dewi.

PRAM

Kapten. Terjadinya diperkirakan 6 jam yang lalu.

RINA (P/23) pakaian formal rapi, mendekati Dewi, hormat dan menyalaminya. Dewi mengangguk.

RINA

Kapten. Bangga bisa bertemu anda Kapten. Saya RINA, letnan RINA.

DEWI

Ini tidak mungkin!

PRAM

Yah, ini benar-benar terjadi Kapten. Padahal Si Algojo masih dipenjara.

RINA

Sepertinya ini Peniru algojo.

Dewi melihat sekeliling, seksama.

DEWI

Kalau ini Si Algojo, kita tidak akan menemukan apa-apa di TKP.

Tidak ada sidik jari, tidak ada saksi, tidak ada bukti-bukti kehadirannya.

PRAM

Ya, dia pintar, teliti, cermat.

RINA

Kalau dia begitu pintar dan cermat, bagaimana dia dulu bisa tertangkap?

PRAM

Dia membuat satu kesalahan.

Dia jatuh cinta dengan Detektif polisi yang menyelidiki kasusnya.

RINA

Bukankah detektif yang meyelidiki kasusnya anda kapt,...

(memandang Dewi heran)

Ow,... Jadi dia...anda? Wao... hmm, Unbelievable!

Dewi melangkah keluar ruangan.

PRAM

Kapten, KOLONEL menunggu anda,...

DEWI

Aku tahu. Sampai jumpa di kantor.

INT. KOLONEL OFFICE - MORNING

Kolonel (L/50) seragam polisi, duduk di belakang meja besar. Pram dan RINA duduk di hadapannya. Dewi, berdiri di depan jendela.

PRAM

Laporan forensik masih menunggu 2 hari, dari sidik jari di tkp dan senjata pembunuh.

Autopsi, sore ini akan ada hasilnya.

KOLONEL

Bagaimana menurutmu Dewi?

DEWI

Ini sama persis dengan Si Algojo Pak!

KOLONEL

Kamu yakin?

DEWI

Aku merasakan sensasi yang sama. Kerapihan yang sama. Profil korban juga sama.

RINA

Sepertinya kita harus ke penjara mengunjungi Si Algogjo.

Pram menggelengkan kepala.

PRAM

Percuma. Si Algojo hanya mau bicara pada polisi yang menangkapnya.

RINA

Wou, romantis juga...eh-em maaf.

Kolonel memberi kode ke Pram dan RINA untuk keluar. Dewi melihat Pram dan RINA berjalan keluar.

KOLONEL

Dewi. Aku tahu ini berat bagimu.

DEWI

Aku sekarang bukan polisi pak. Aku di Kejaksaan.

KOLONEL

Aku tahu, kau berada di posisimu sekarang

karena kau berhasil mendapatkan Penghargaan Borgol Emas dari kasus Algojo.

Aku bisa saja membuat surat permohonan mutasi sementara,

meminta ke atasanmu, supaya kamu di perbantukan untuk kasus ini.

Karena kau yang paling tahu tentang Algojo ini.

DEWI

Ssshh... (Menghela nafas)

KOLONEL

Tapi aku mau menanyakan ke kamu sendiri, sebagai anggap saja ayah dan anak.

Apakah kamu bersedia membantu menyelidiki kasus ini atau tidak?

Kalau kau keberatan, aku tidak akan memintamu.

DEWI

Mayor WAWAN tidak ditarik pak?

KOLONEL

WAWAN (menghela nafas) dulu dia memang partnermu.

Tapi sekarang dia jadi Instruktur di Barak 18.

Kau tahu Barak 18 adalah yang paling ketat di negeri NUSAJAYA ini. 

DEWI

Dia tidak bisa keluar.

KOLONEL

Ya begitulah. Gimana Dewi, kamu bersedia?

Atau mau pertimbangkan dulu?

DEWI

Baik Pak. Tapi saya punya 3 request.

KOLONEL

Aku mendengarkan.

DEWI

Saya masih di bawah struktur Kejaksaan.

Saya yang menjadi Leading Detektif.

Dan Saya mengajak asistenku sendiri, dari kejaksaan.

Kolonel menatap Dewi tajam, lalu mengangguk, kemudian melambaikan tangan, memanggil Pram dan RINA yang menunggu di luar ruangan. Pram dan RINA masuk.

KOLONEL

Surat-surat resminya aku akan buat pagi ini juga.

Pram, RINA, Kepala penyelidikan kasus Algojo ini, Kapten Dewi.

Semua yang kalian dapatkan laporkan ke dia.

PRAM

Siap Ndan.

KOLONEL

Dan dia akan mengajak asisten dari kejaksaan.

Siapa dia?

DEWI

Dia Letnan Chandra.

 

INT. OFFICE JAKSA – DAY

Chandra (L/25) berjalan, memasuki ruangan Jaksa dengan cool. Sok Keren.

CHANDRA

Pagi Kapten.

DEWI

Letnan Chandra. Sudah datang rupanya.

CHANDRA

Aku sudah mendapatkan memonya Kapten.

Aku sudah siap rock n roll, menjelajahi kota, mencari petunjuk,

menangkap kriminal,...

Dewi menuding 21 box kardus yang ditumpuk di ruangan, berisi dokumen-dokumen.

DEWI

Bagus! Langsung mulai saja Chan.

Ini file kasus Algojo selama ini.

Kau baca semuanya, kau pelajari.

Siapa tahu ada yang aku lewatkan.

Chandra memandang Dewi dengan tatapan kecewa, seolah bilang "cius?", Chandra lemas.

CHANDRA

Aku kira, kita akan,... (menghela nafas)

DEWI

Menyerah sebelum memulai?

Chandra berjalan lemas, menghampiri tumpukan kardus.

CHANDRA

Ok ok ok,... Kapten mau ke mana?

DEWI

Aku akan ke penjara.

CHANDRA

See, kamu mendapat bagian yang seru, dan aku di sini,...

DEWI

Apa kau bilang?

CHANDRA

Gak apa apa Kept. Aku langsung mulai.

Dewi melangkah keluar, Chandra mulai membongkar kardus.

 

INT. PENJARA KOTA - DAY

BAGAS (L/30) mengenakan seragam Napi, duduk di kursi di balik dinding kaca. Dewi melangkah pelan mendekati BAGAS. BAGAS menatap Dewi, sambil tersenyum.

Dewi duduk di hadapan BAGAS, meletakan folder di depan Bagas. BAGAS mengacuhkan folder, masih memandangi Dewi.

DEWI

Ini kejadianya kemarin malam.

(Membuka folder)

BAGAS

Baik, baik. Kabarku baik baik saja. Terimakasih kau sudah menanyakan itu.

Aku hanya rindu padamu. Kau tahu, dua tahun aku menunggumu

dan akhirnya kau datang juga.

Dewi memungut folder, menunjukkan kepada BAGAS foto-foto mayat Wongso dan beberapa catatan. BAGAS melirik sebentar ke foto-foto tanpa berubah ekspresinya.

DEWI

Masih bermain-main dengan nyawa orang?

Siapa yang melakukan ini?

BAGAS

Aku kira kau ke sini karena kangen sama aku.

Ternyata masih urusan pekerjaan.

DEWI

BAGAS seriuslah sejenak.

BAGAS

Aku sangat serius. Aku tidak suka ketika aku sedang menikmati wajahmu,

diganggu oleh foto-foto jelek dengan pose menjijikkan ini.

DEWI

Kau mengajari orang lain untuk meneruskan aksi algojomu?

BAGAS

Heh bukankah kau sudah di Kejaksaan?

Kenapa masih mengusut kasus pembunuhan?

Ini kan kerjaan Polisi?

DEWI

Aku masih polisi.

BAGAS

Dan aku masih mencintaimu.

Dewi menyandarkan tubuhnya ke kursi, wajah cemberut, menghela nafas.

DEWI

Sebelum aku pergi. Ada hal penting yang mau kau katakan?

BAGAS

Ya. Pertama aku masih sangat mencintaimu.

Aku sudah mengatakannya tadi, aku hanya ingin menegaskan kembali.

Walau aku tahu kau juga sudah tahu itu.

Tapi bagaimanapun aku rasa aku harus mengatakanya.

Dewi membereskan foto-foto memasukkan ke dalam folder.

BAGAS (CONT’D)

Kedua, kau sebaiknya meningkatkan kewaspadaanmu Dewi.

Dewi berjalan pergi. BAGAS menatap Dewi tajam.

INT. SIPIR OFFICE - DAY

Ruang Sipir. Kusam, minimalis, rapi. Kepala Sipir (L/50) duduk berhadapan dengan Dewi.

KEPALA SIPIR

BAGAS, dua tahun di sini, dia napi yang pendiam.

Tidak pernah bicara dengan siapapun. Tidak bergaul.

Seringnya menyendiri. Kami bisa melihatnya dari cctv.

DEWI

Ada yang pernah mengunjunginya selain aku?

KEPALA SIPIR

Kau bisa melihat itu di buku tamu.

DEWI

Sama rekaman cctv selama 2 tahun terakhir.

KEPALA SIPIR

Untuk yang itu, kau harus membawa surat resmi Kapten.

Nanti ambilnya di server cctv.

DEWI

OK aku akan lakukan itu.

INT. OFFICE JAKSA - DAY

Dewi memasuki ruangan. Chandra membaca-baca file.

DEWI

Apa yang kau temukan?

CHANDRA

Belum baca banyak sih. Dari beberapa ini, kita sepertinya

tidak bisa mengejarnya, dia seperti siluman.

Dulu Kapten bagaimana menangkapnya?

Dewi menghela nafas.

SFX: Tok TOK TOK. Suara Ketukan pintu.

Pintu terbuka, sekretaris muncul.

SEKRETARIS

Kapten, di panggil Boss.

Sekarang katanya.

Dewi angkat jempol. Lalu Dewi bangkit melangkah keluar. Menoleh ke Chandra sebentar.

DEWI

Dia jatuh cinta.

Dewi berjalan keluar. Chandra heran menggelengkan kepalanya.

CHANDRA

Wow Cinta bisa membuat psikopat taubat. Amazing!

INT. OFFICE BOSS - DAY

Ruang besar, meja besar, nuansa formal klasik. Dewi masuk. Bambang (L/55) duduk di belakang meja. Priyono (L/40) duduk di depan Bambang.

DEWI

Ya Pak?

BAMBANG

Dewi, duduk. Kau diminta kepolisian untuk menyelidiki satu kasus yang penting.

Kau tahu aku tidak bisa menolaknya.

Karena ini kategori kasus MERAH DUA, artinya genting.

Dewi duduk di kursi di seberang Bambang.

DEWI

Ya pak.

BAMBANG

Kau Kabag di sini. Kau overload nanti.

DEWI

Sementara masih bisa dihandle pak.

BAMBANG

Ya ya. Untuk kasus-kasus yang sudah jalan tetap kau handle.

Untuk kasus-kasus yang baru register, biar nanti di handle Priyono

sementara kau mengerjakan penyelidikan kasus dari kepolisian itu.

Priyono mengangguk. Dewi menoleh ke Priyono, mengangguk.

PRIYONO

Ya saya siap membantu apa yang saya bisa Dewi.

DEWI

Baik pak. Makasih pak.

Bambang memberi kode Prioyono untuk keluar.

PRIYONO

Ok, saya permisi dulu Pak. Dewi.

Priyono keluar ruangan.

BAMBANG

Dewi, kau tahu, beberapa bulan lagi aku pensiun.

DEWI

Ya Pak.

BAMBANG

Kau kandidat terkuat menjadi Kepala Kejaksaan di sini nanti.

Pak Menteri sudah memberikan sinyal itu.

Jadi, tetaplah kerja keras.

DEWI

Baik Pak.

BAMBANG

Permintaan dari konggres bulan lalu, untuk membuka kembali

kasus-kasus lama yang belum diselesaikan.

Aku belum sempat melakukannya.

DEWI

Kasus-kasus lama, yang dilabeli KASUS BEKU?

BAMBANG

Ya KASUS BEKU. Banyak sekali KASUS BEKU di sini.

Dan Konggres meminta kita membukanya, mengusutnya lagi.

DEWI

Baik Pak.

BAMBANG

Intinya, aku ingin kau menyelesaikan penyelidikan Algojo ini secepatnya

dan sebaik-baiknya.

Karena nanti mengurus KASUS BEKU butuh efford yang sangat besar.

DEWI

Mengerti pak.

INT. OFFICE JAKSA - DAY

Chandra duduk di depan komputer, ngutak utik. Dewi masuk.

CHANDRA

Kapten, kita sudah mendapatkan rekaman cctv Penjara Kota selama 2 tahun ini.

Apa yang kita cari dari sini?

DEWI

Aku ingin tahu siapa aja orang yang pernah terlihat berkomunikasi dengan BAGAS.

Barangkali dia mengangkat murid yang dia ajarin aksi Algojonya.

CHANDRA

Wah, memeriksa seperti itu butuh waktu lama Kapten.

DEWI

Ya segera mulai saja.

Dewi melangkah keluar.

DEWI (CONT’D)

Dan apa saja yang menurutmu aneh.

CHANDRA

Oke.

EXT. BARAK 18 - DAY

Santi dan WAWAN berjalan di jalanan lapangan. Di sekitarnya ada beberapa kelompok Calon Perwira sedang baris dan latihan fisik.

WAWAN

MO sama. Dan BAGAS masih di penjara. Hmmm,...

DEWI

Wawan, ini sepertinya Peniru.

WAWAN

Peniru? Aku tidak tahu Dewi.

DEWI

Wan, kau tidak bisa keluar?

WAWAN

Kau tahu aturan di sini ekstrim ketat.

DEWI

Kau baik-baik saja di sini?

WAWAN

Yah beginilah. Ini pilihanku. Di sini aku tidak bisa ke mana-mana.

Membuatku fokus mengajar calon-calon perwira.

DEWI

Baiklah. Barangkali nanti terlintas sesuatu yang bisa membantuku.

WAWAN

Engng,... Dewi.

DEWI

Ya?

WAWAN

Masih ingat Letnan Santos?

DEWI

Letnan Santos. Itu sudah setahun yang lalu.

Aku waktu itu terlambat menyelamatkannya.

FLASH BACK

EXT. PRAPATAN 5 - NIGHT

Dewi nyetir mobilnya, menghentikan di lampu merah. Santos mendekati mobil Dewi dari belakang. Santos (L/35) disamping mobil Dewi, Satu Sosok menghampiri santos dan menusuknya dengan pisau ke perut dan dadanya. Santos memberontak, tapi percuma.

Dewi mendengar suara, menengok lewat Spion, Santos jatuh menyandar di mobilnya. Dewi segera keluar, Sosok membawa pisau menusuk Santos, Dewi mengambil pistol.

DEWI

Polisi!

Dewi mengacungkan pistolnya, tapi Sosok sudah berlari, menghilang di balik mobil lain.

Dewi menghampiri Santos yang tergeletak, berdarah.

INT. LORONG RS - NIGHT

Dewi berjalan cepat, di sebelahnya ranjang RS, tergeletak Santos terluka berdarah, dibawa oleh paramedis.

INT. RUANG ICU - NIGHT

Dewi berdiri memandangi jenazah Santos, dokter menggelengkan kepala ke Dewi, lalu seorang petugas RS menghampiri Dewi, menunjukan lencana Polisi dan tanda pengenal LETNAN SANTOS. Dewi melihatnya sambil mengeryitkan alisnya.

BACK TO:

EXT. BARAK 18 - DAY

Wawan dan Dewi berjalan pelan berdampingan.

WAWAN

Kasus Santos sudah di segel. “Pembunuhnya Preman Jalanan yang tidak dikenal”.

Apa yang Santos lakukan malam-malam di perempatan 5, sendirian?

DEWI

Aku tidak tahu.

WAWAN

Aku dengar rumor, yang aku tidak suka,

tapi baiknya kau periksa sendiri, Dewi.

DEWI

Apa yang kau bicarakan Wan?

WAWAN

Apa yang sedang Santos lakukan? Siapa yang membunuh Santos?

Periksalah. Tapi lakukan dengan diam-diam, jangan sampai polisi lain tahu.

DEWI

Apa hubunganya dengan ini Wan?

Itu sudah setahun yang lalu.

WAWAN

Ya, Bagas juga sudah 2 tahun yang lalu di penjara, sekarang lihat, apa yang terjadi?

Dan Santos, ada hubunganya denganmu, coba periksalah Dewi.

Ingat, jangan sampai ada yang tahu.

DEWI

Oke, aku lihat nanti.

WAWAN

Sesuatu yang buruk sedang terjadi. Dan kau sebaiknya hati-hati.

Dewi tersenyum berjalan pergi. Wawan menatap tajam Dewi yang berjalan menjauh.

--------- End Part 2

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar