Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
INT. KAMAR DEWI - NIGHT
Dewi berbaring di springbed, tidur, di sampingnya meja kecil, tergeletak pistol, HP dan jam weker menunjukkan pukul 3:25.
SFX: Ringtone HP Dewi.
Dewi bangun malas, melihat HP, mengangkatnya.
DEWI
Halo?
KOLONEL (O.S.)
Dewi?
DEWI
Kolonel? Jam segini?
KOLONEL (O.S.)
Ya Dewi. Ada yang penting terjadi.
Cepatlah ke TKP.
DEWI
Siap Pak.
INT. TKP WONGSO - NIGHT
Sebuah ruangan kantor besar. Beberapa polisi, paramedis, lalu lalang. Dewi berjalan pelan melihat sekeliling.
SFX: Suara HT. Para Polisi berkomunikasi
Pram (L/36) mengenakan baju rapi, jas, melihat Dewi, lalu mengangguk. Dewi menghampirir Pram.
Sebuah meja kerja besar. Wongso (L/50) duduk, dengan kedua tangan terpaku di meja, dan kepala tertunduk ke Meja.
Dewi melihat sekeliling seksama. Pram menyalami Dewi.
PRAM
Kapten. Terjadinya diperkirakan 6 jam yang lalu.
RINA (P/23) pakaian formal rapi, mendekati Dewi, hormat dan menyalaminya. Dewi mengangguk.
RINA
Kapten. Bangga bisa bertemu anda Kapten. Saya RINA, letnan RINA.
DEWI
Ini tidak mungkin!
PRAM
Yah, ini benar-benar terjadi Kapten. Padahal Si Algojo masih dipenjara.
RINA
Sepertinya ini Peniru algojo.
Dewi melihat sekeliling, seksama.
DEWI
Kalau ini Si Algojo, kita tidak akan menemukan apa-apa di TKP.
Tidak ada sidik jari, tidak ada saksi, tidak ada bukti-bukti kehadirannya.
PRAM
Ya, dia pintar, teliti, cermat.
RINA
Kalau dia begitu pintar dan cermat, bagaimana dia dulu bisa tertangkap?
PRAM
Dia membuat satu kesalahan.
Dia jatuh cinta dengan Detektif polisi yang menyelidiki kasusnya.
RINA
Bukankah detektif yang meyelidiki kasusnya anda kapt,...
(memandang Dewi heran)
Ow,... Jadi dia...anda? Wao... hmm, Unbelievable!
Dewi melangkah keluar ruangan.
PRAM
Kapten, KOLONEL menunggu anda,...
DEWI
Aku tahu. Sampai jumpa di kantor.
INT. KOLONEL OFFICE - MORNING
Kolonel (L/50) seragam polisi, duduk di belakang meja besar. Pram dan RINA duduk di hadapannya. Dewi, berdiri di depan jendela.
PRAM
Laporan forensik masih menunggu 2 hari, dari sidik jari di tkp dan senjata pembunuh.
Autopsi, sore ini akan ada hasilnya.
KOLONEL
Bagaimana menurutmu Dewi?
DEWI
Ini sama persis dengan Si Algojo Pak!
KOLONEL
Kamu yakin?
DEWI
Aku merasakan sensasi yang sama. Kerapihan yang sama. Profil korban juga sama.
RINA
Sepertinya kita harus ke penjara mengunjungi Si Algogjo.
Pram menggelengkan kepala.
PRAM
Percuma. Si Algojo hanya mau bicara pada polisi yang menangkapnya.
RINA
Wou, romantis juga...eh-em maaf.
Kolonel memberi kode ke Pram dan RINA untuk keluar. Dewi melihat Pram dan RINA berjalan keluar.
KOLONEL
Dewi. Aku tahu ini berat bagimu.
DEWI
Aku sekarang bukan polisi pak. Aku di Kejaksaan.
KOLONEL
Aku tahu, kau berada di posisimu sekarang
karena kau berhasil mendapatkan Penghargaan Borgol Emas dari kasus Algojo.
Aku bisa saja membuat surat permohonan mutasi sementara,
meminta ke atasanmu, supaya kamu di perbantukan untuk kasus ini.
Karena kau yang paling tahu tentang Algojo ini.
DEWI
Ssshh... (Menghela nafas)
KOLONEL
Tapi aku mau menanyakan ke kamu sendiri, sebagai anggap saja ayah dan anak.
Apakah kamu bersedia membantu menyelidiki kasus ini atau tidak?
Kalau kau keberatan, aku tidak akan memintamu.
DEWI
Mayor WAWAN tidak ditarik pak?
KOLONEL
WAWAN (menghela nafas) dulu dia memang partnermu.
Tapi sekarang dia jadi Instruktur di Barak 18.
Kau tahu Barak 18 adalah yang paling ketat di negeri NUSAJAYA ini.
DEWI
Dia tidak bisa keluar.
KOLONEL
Ya begitulah. Gimana Dewi, kamu bersedia?
Atau mau pertimbangkan dulu?
DEWI
Baik Pak. Tapi saya punya 3 request.
KOLONEL
Aku mendengarkan.
DEWI
Saya masih di bawah struktur Kejaksaan.
Saya yang menjadi Leading Detektif.
Dan Saya mengajak asistenku sendiri, dari kejaksaan.
Kolonel menatap Dewi tajam, lalu mengangguk, kemudian melambaikan tangan, memanggil Pram dan RINA yang menunggu di luar ruangan. Pram dan RINA masuk.
KOLONEL
Surat-surat resminya aku akan buat pagi ini juga.
Pram, RINA, Kepala penyelidikan kasus Algojo ini, Kapten Dewi.
Semua yang kalian dapatkan laporkan ke dia.
PRAM
Siap Ndan.
KOLONEL
Dan dia akan mengajak asisten dari kejaksaan.
Siapa dia?
DEWI
Dia Letnan Chandra.
INT. OFFICE JAKSA – DAY
Chandra (L/25) berjalan, memasuki ruangan Jaksa dengan cool. Sok Keren.
CHANDRA
Pagi Kapten.
DEWI
Letnan Chandra. Sudah datang rupanya.
CHANDRA
Aku sudah mendapatkan memonya Kapten.
Aku sudah siap rock n roll, menjelajahi kota, mencari petunjuk,
menangkap kriminal,...
Dewi menuding 21 box kardus yang ditumpuk di ruangan, berisi dokumen-dokumen.
DEWI
Bagus! Langsung mulai saja Chan.
Ini file kasus Algojo selama ini.
Kau baca semuanya, kau pelajari.
Siapa tahu ada yang aku lewatkan.
Chandra memandang Dewi dengan tatapan kecewa, seolah bilang "cius?", Chandra lemas.
CHANDRA
Aku kira, kita akan,... (menghela nafas)
DEWI
Menyerah sebelum memulai?
Chandra berjalan lemas, menghampiri tumpukan kardus.
CHANDRA
Ok ok ok,... Kapten mau ke mana?
DEWI
Aku akan ke penjara.
CHANDRA
See, kamu mendapat bagian yang seru, dan aku di sini,...
DEWI
Apa kau bilang?
CHANDRA
Gak apa apa Kept. Aku langsung mulai.
Dewi melangkah keluar, Chandra mulai membongkar kardus.
INT. PENJARA KOTA - DAY
BAGAS (L/30) mengenakan seragam Napi, duduk di kursi di balik dinding kaca. Dewi melangkah pelan mendekati BAGAS. BAGAS menatap Dewi, sambil tersenyum.
Dewi duduk di hadapan BAGAS, meletakan folder di depan Bagas. BAGAS mengacuhkan folder, masih memandangi Dewi.
DEWI
Ini kejadianya kemarin malam.
(Membuka folder)
BAGAS
Baik, baik. Kabarku baik baik saja. Terimakasih kau sudah menanyakan itu.
Aku hanya rindu padamu. Kau tahu, dua tahun aku menunggumu
dan akhirnya kau datang juga.
Dewi memungut folder, menunjukkan kepada BAGAS foto-foto mayat Wongso dan beberapa catatan. BAGAS melirik sebentar ke foto-foto tanpa berubah ekspresinya.
DEWI
Masih bermain-main dengan nyawa orang?
Siapa yang melakukan ini?
BAGAS
Aku kira kau ke sini karena kangen sama aku.
Ternyata masih urusan pekerjaan.
DEWI
BAGAS seriuslah sejenak.
BAGAS
Aku sangat serius. Aku tidak suka ketika aku sedang menikmati wajahmu,
diganggu oleh foto-foto jelek dengan pose menjijikkan ini.
DEWI
Kau mengajari orang lain untuk meneruskan aksi algojomu?
BAGAS
Heh bukankah kau sudah di Kejaksaan?
Kenapa masih mengusut kasus pembunuhan?
Ini kan kerjaan Polisi?
DEWI
Aku masih polisi.
BAGAS
Dan aku masih mencintaimu.
Dewi menyandarkan tubuhnya ke kursi, wajah cemberut, menghela nafas.
DEWI
Sebelum aku pergi. Ada hal penting yang mau kau katakan?
BAGAS
Ya. Pertama aku masih sangat mencintaimu.
Aku sudah mengatakannya tadi, aku hanya ingin menegaskan kembali.
Walau aku tahu kau juga sudah tahu itu.
Tapi bagaimanapun aku rasa aku harus mengatakanya.
Dewi membereskan foto-foto memasukkan ke dalam folder.
BAGAS (CONT’D)
Kedua, kau sebaiknya meningkatkan kewaspadaanmu Dewi.
Dewi berjalan pergi. BAGAS menatap Dewi tajam.
INT. SIPIR OFFICE - DAY
Ruang Sipir. Kusam, minimalis, rapi. Kepala Sipir (L/50) duduk berhadapan dengan Dewi.
KEPALA SIPIR
BAGAS, dua tahun di sini, dia napi yang pendiam.
Tidak pernah bicara dengan siapapun. Tidak bergaul.
Seringnya menyendiri. Kami bisa melihatnya dari cctv.
DEWI
Ada yang pernah mengunjunginya selain aku?
KEPALA SIPIR
Kau bisa melihat itu di buku tamu.
DEWI
Sama rekaman cctv selama 2 tahun terakhir.
KEPALA SIPIR
Untuk yang itu, kau harus membawa surat resmi Kapten.
Nanti ambilnya di server cctv.
DEWI
OK aku akan lakukan itu.
INT. OFFICE JAKSA - DAY
Dewi memasuki ruangan. Chandra membaca-baca file.
DEWI
Apa yang kau temukan?
CHANDRA
Belum baca banyak sih. Dari beberapa ini, kita sepertinya
tidak bisa mengejarnya, dia seperti siluman.
Dulu Kapten bagaimana menangkapnya?
Dewi menghela nafas.
SFX: Tok TOK TOK. Suara Ketukan pintu.
Pintu terbuka, sekretaris muncul.
SEKRETARIS
Kapten, di panggil Boss.
Sekarang katanya.
Dewi angkat jempol. Lalu Dewi bangkit melangkah keluar. Menoleh ke Chandra sebentar.
DEWI
Dia jatuh cinta.
Dewi berjalan keluar. Chandra heran menggelengkan kepalanya.
CHANDRA
Wow Cinta bisa membuat psikopat taubat. Amazing!
INT. OFFICE BOSS - DAY
Ruang besar, meja besar, nuansa formal klasik. Dewi masuk. Bambang (L/55) duduk di belakang meja. Priyono (L/40) duduk di depan Bambang.
DEWI
Ya Pak?
BAMBANG
Dewi, duduk. Kau diminta kepolisian untuk menyelidiki satu kasus yang penting.
Kau tahu aku tidak bisa menolaknya.
Karena ini kategori kasus MERAH DUA, artinya genting.
Dewi duduk di kursi di seberang Bambang.
DEWI
Ya pak.
BAMBANG
Kau Kabag di sini. Kau overload nanti.
DEWI
Sementara masih bisa dihandle pak.
BAMBANG
Ya ya. Untuk kasus-kasus yang sudah jalan tetap kau handle.
Untuk kasus-kasus yang baru register, biar nanti di handle Priyono
sementara kau mengerjakan penyelidikan kasus dari kepolisian itu.
Priyono mengangguk. Dewi menoleh ke Priyono, mengangguk.
PRIYONO
Ya saya siap membantu apa yang saya bisa Dewi.
DEWI
Baik pak. Makasih pak.
Bambang memberi kode Prioyono untuk keluar.
PRIYONO
Ok, saya permisi dulu Pak. Dewi.
Priyono keluar ruangan.
BAMBANG
Dewi, kau tahu, beberapa bulan lagi aku pensiun.
DEWI
Ya Pak.
BAMBANG
Kau kandidat terkuat menjadi Kepala Kejaksaan di sini nanti.
Pak Menteri sudah memberikan sinyal itu.
Jadi, tetaplah kerja keras.
DEWI
Baik Pak.
BAMBANG
Permintaan dari konggres bulan lalu, untuk membuka kembali
kasus-kasus lama yang belum diselesaikan.
Aku belum sempat melakukannya.
DEWI
Kasus-kasus lama, yang dilabeli KASUS BEKU?
BAMBANG
Ya KASUS BEKU. Banyak sekali KASUS BEKU di sini.
Dan Konggres meminta kita membukanya, mengusutnya lagi.
DEWI
Baik Pak.
BAMBANG
Intinya, aku ingin kau menyelesaikan penyelidikan Algojo ini secepatnya
dan sebaik-baiknya.
Karena nanti mengurus KASUS BEKU butuh efford yang sangat besar.
DEWI
Mengerti pak.
INT. OFFICE JAKSA - DAY
Chandra duduk di depan komputer, ngutak utik. Dewi masuk.
CHANDRA
Kapten, kita sudah mendapatkan rekaman cctv Penjara Kota selama 2 tahun ini.
Apa yang kita cari dari sini?
DEWI
Aku ingin tahu siapa aja orang yang pernah terlihat berkomunikasi dengan BAGAS.
Barangkali dia mengangkat murid yang dia ajarin aksi Algojonya.
CHANDRA
Wah, memeriksa seperti itu butuh waktu lama Kapten.
DEWI
Ya segera mulai saja.
Dewi melangkah keluar.
DEWI (CONT’D)
Dan apa saja yang menurutmu aneh.
CHANDRA
Oke.
EXT. BARAK 18 - DAY
Santi dan WAWAN berjalan di jalanan lapangan. Di sekitarnya ada beberapa kelompok Calon Perwira sedang baris dan latihan fisik.
WAWAN
MO sama. Dan BAGAS masih di penjara. Hmmm,...
DEWI
Wawan, ini sepertinya Peniru.
WAWAN
Peniru? Aku tidak tahu Dewi.
DEWI
Wan, kau tidak bisa keluar?
WAWAN
Kau tahu aturan di sini ekstrim ketat.
DEWI
Kau baik-baik saja di sini?
WAWAN
Yah beginilah. Ini pilihanku. Di sini aku tidak bisa ke mana-mana.
Membuatku fokus mengajar calon-calon perwira.
DEWI
Baiklah. Barangkali nanti terlintas sesuatu yang bisa membantuku.
WAWAN
Engng,... Dewi.
DEWI
Ya?
WAWAN
Masih ingat Letnan Santos?
DEWI
Letnan Santos. Itu sudah setahun yang lalu.
Aku waktu itu terlambat menyelamatkannya.
FLASH BACK
EXT. PRAPATAN 5 - NIGHT
Dewi nyetir mobilnya, menghentikan di lampu merah. Santos mendekati mobil Dewi dari belakang. Santos (L/35) disamping mobil Dewi, Satu Sosok menghampiri santos dan menusuknya dengan pisau ke perut dan dadanya. Santos memberontak, tapi percuma.
Dewi mendengar suara, menengok lewat Spion, Santos jatuh menyandar di mobilnya. Dewi segera keluar, Sosok membawa pisau menusuk Santos, Dewi mengambil pistol.
DEWI
Polisi!
Dewi mengacungkan pistolnya, tapi Sosok sudah berlari, menghilang di balik mobil lain.
Dewi menghampiri Santos yang tergeletak, berdarah.
INT. LORONG RS - NIGHT
Dewi berjalan cepat, di sebelahnya ranjang RS, tergeletak Santos terluka berdarah, dibawa oleh paramedis.
INT. RUANG ICU - NIGHT
Dewi berdiri memandangi jenazah Santos, dokter menggelengkan kepala ke Dewi, lalu seorang petugas RS menghampiri Dewi, menunjukan lencana Polisi dan tanda pengenal LETNAN SANTOS. Dewi melihatnya sambil mengeryitkan alisnya.
BACK TO:
EXT. BARAK 18 - DAY
Wawan dan Dewi berjalan pelan berdampingan.
WAWAN
Kasus Santos sudah di segel. “Pembunuhnya Preman Jalanan yang tidak dikenal”.
Apa yang Santos lakukan malam-malam di perempatan 5, sendirian?
DEWI
Aku tidak tahu.
WAWAN
Aku dengar rumor, yang aku tidak suka,
tapi baiknya kau periksa sendiri, Dewi.
DEWI
Apa yang kau bicarakan Wan?
WAWAN
Apa yang sedang Santos lakukan? Siapa yang membunuh Santos?
Periksalah. Tapi lakukan dengan diam-diam, jangan sampai polisi lain tahu.
DEWI
Apa hubunganya dengan ini Wan?
Itu sudah setahun yang lalu.
WAWAN
Ya, Bagas juga sudah 2 tahun yang lalu di penjara, sekarang lihat, apa yang terjadi?
Dan Santos, ada hubunganya denganmu, coba periksalah Dewi.
Ingat, jangan sampai ada yang tahu.
DEWI
Oke, aku lihat nanti.
WAWAN
Sesuatu yang buruk sedang terjadi. Dan kau sebaiknya hati-hati.
Dewi tersenyum berjalan pergi. Wawan menatap tajam Dewi yang berjalan menjauh.
--------- End Part 2