Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
INT. TKP WONGSO - DAY
Dewi, BAGAS dan Chandra melihat sekeliling. BAGAS mendekati meja, melihat bekas lubang di meja bekas paku besar.
BAGAS
Ini penyiksaan.
DEWI
Maksudmu?
BAGAS
Kau lihat ini. Dia memaku tangan korban, kondisi korban masih hidup.
Dan dia menggunakan palu.
CHANDRA
Kau bilang dia sadis, kau sendiri?
BAGAS
Kami pembunuh, kami tidak pernah nyiksa orang.
Kami memaku tangan korban setelah dia mati.
Dan kami menggunakan bor tembak, bukan palu.
DEWI
Ini menunjukan apa?
BAGAS
Pelakunya ini orang yang sadis
dan tidak khawatir dengan suara gaduh yang ditimbulkan.
CHANDRA
Orang dekat?
BAGAS
Saatnya melihat senjata Algojo Dewi.
.
EXT. KANTOR POLISI - DAY
Dewi keluar dari mobil, masuk ke gedung. Bagas dan Chandra duduk di dalam mobil.
.
INT. KOLONEL OFFICE - MORNING
Dewi dan Kolonel.
KOLONEL
Dewi! Aku bilang ini sudah final!
Kau tidak seperti biasanya.
Ada apa?! Hah?!
DEWI
Pak Seno ini,… dia… ah...!
Dewi menunduk dan menggelengkan kepala.
KOLONEL
Fokus. Fokus ke kasus Algojo Dewi.
Dewi menatap Kolonel.
DEWI
Baik pak.
Dewi pergi. Kolonel memandang Dewi tajam.
.
INT. MOBIL DEWI - DAY
BAGAS dan Chandra duduk di dalam mobil.
CHANDRA
Tadi nyampe mana?
Kapten mengajak kau ke rumahnya?
BAGAS
Ya, tapi tidak langsung sih.
FLASH BACK
INT. KANTOR POLISI - DAY
WAWAN dan Dewi sedang mendiskusikan sesuatu, melihat ke peta.
BAGAS (V.O.)
Waktu itu, aku ada acara keluar kota selama dua minggu.
Jadi aku tidak menemuinya selama waktu itu.
Dewi menunduk, pandangan menerawang.
WAWAN
BAGAS lama gak kelihatan? Kemana dia?
DEWI
Gak tahu tuh. Dia gak bilang.
WAWAN
Orangnya seru. Aku suka.
Kalian gak putus kan?
Dewi menatap WAWAN heran.
DEWI
Memang kami sudah..?
(menghela nafas)
WAWAN
Sorry, aku kira,...
Dewi bangkit, lalu keluar. WAWAN tersenyum, geleng-geleng.
.
INT. RESTO - NIGHT
Dewi duduk di pojok, sendiri, pandangan menerawang.
.
EXT. KANTOR POLISI - NIGHT
Dewi keluar menuju mobilnya. Di ujung tempat parkir, satu siluet sosok, berdiri menatap Dewi, lalu berjalan mendekati Dewi. Dewi melirik sosok itu, lalu Dewi merogoh pistol di pinggangnya.
BAGAS
Hei! Baru pulang?
Sosok itu BAGAS! Dewi menghela nafas lega.
BAGAS (CONT’D)
Aku baru datang dari bandara langsung ke sini.
Gak tahu, rasanya ingin sekali melihatmu.
Seperti kerasanya sudah bertahun-tahun tidak melihatmu.
Dewi melanjutkan jalan ke mobilnya.
DEWI
Kau kemana saja BAGAS?
BAGAS
Aku harus menghandle klien di Kota Barat Jauh, well dia agak rewel dikit.
Jadi aku tidak bisa cepat.
Hei, kau baik baik saja kan?
Dewi masuk mobil.
DEWI
Ya, aku baik baik saja. Mau bareng?
BAGAS mengangguk. Lalu masuk mobil.
DEWI (CONT’D)
Kau tidak bawa mobil sendiri?
BAGAS
Aku tidak bawa mobil sendiri kalau menemui kamu saja.
Kalau aku bawa mobil sendiri, tidak bisa ngobrol seperti ini dong.
Dewi tersenyum.
BAGAS (CONT’D)
O ya, aku mau ke kantorku,
kalau gak keberatan simpang depan itu belok kiri.
Ada pekerjaan yang harus kuselesaikan.
DEWI
Kau tidur di kantor?
BAGAS
Kadang-kadang saja. Kau tahu, di kota Barat Jauh,
peredaran matahari rasanya lambat sekali.
Beberapa hari seperti berbulan-bulan kerasanya,...
Dewi tersenyum.
.
INT. KANTOR BAGAS - MORNING
Dewi masuk, menemui resepsionis.
RESEPRIONIS
Pagi. Mau bertemu dengan siapa ya?
DEWI
BAGAS.
RESEPRIONIS
Dari mana?
Dewi menunjukan lencana polisinya, sambil tidak sengaja menyingkap pistolnya terlihat. Resepsionis kaget, mengangguk.
RESEPRIONIS (CONT’D)
Silahkan langsung saja. Ruang ke dua, di kanan.
Dewi mengangguk, lalu jalan. BAGAS sedang mengetik sesuatu, Dewi mengetuk pintu.
SFX: TOK TOK TOK
BAGAS melihat Dewi, girang, lalu membukanya.
BAGAS
wou, pagi. Ayo masuk, duduk.
Dewi jalan, melihat sekeliling.
DEWI
Ini kantormu ya?
BAGAS
Hmm yah begitulah. Mau minum apa Dewi?
DEWI
Tidak perlu, aku sebentar saja.
BAGAS
Sebentar saja ya? Hmmm,... mau ngobrol sambil duduk atau sambil jalan?
Dewi tersenyum. Dewi berjalan keluar, BAGAS menjejerinya.
DEWI
Kau nanti malam bisa membantuku?
BAGAS
Malam ini? Bisa. Ada apa?
DEWI
Aku mau ngajak keluarga Santi makan malam di rumahku.
Bisa bantuin nyiap-nyiapin macam-macamnya?
BAGAS
Bisa. Hanya saja aku tidak bisa masak.
Mungkin nanti bisa mbantuin habisin masakan atau yang lain.
Dewi tertawa kecil.
DEWI
Oke, aku mengharapkanmu BAGAS.
Dewi masuk mobil.
DEWI (CONT’D)
Jam 7, jangan telat ya?
BAGAS
Oke. Eh aku belum tahu rumahmu.
DEWI
Ya udah, nanti pulang bareng aja.
BAGAS
Ok sip. Ehmm Dewi, aku beberapa hari ini kangen banget sama kamu,
aku kebingungan ingin menyampaikan kepadamu kalau aku cinta kamu,
walau aku pikir kau mungkin sudah tahu itu,
well belum tahu bener sih tapi...
mungkin kau sudah bisa menduga atau merasakan hal yang berbeda yang aku rasakan,...
dan aku juga kebingungan ingin mencari cara
menyampaikan cinta kepadamu yang bisa membuatmu terkesan,...
dan aku juga tidak mengerti ketika di depanmu dan melihat bibirmu,
aku suka bicara ngelantur,... sorry. (Menghela nafas)
Dewi tersenyum.
DEWI
Sampai nanti ya.
Dewi melajukan mobilnya. BAGAS menatap kepergian Dewi, tersenyum.
.
INT. RUMAH DEWI - NIGHT
Dewi dan BAGAS menyiapkan piring, sendok, gelas, di meja makan, sambil berbincang dan tertawa.
DISSOLVE TO:
Dewi, BAGAS, Santi, Ardi duduk saling berhadapan makan malam, sambil tertawa riang. Santi melirik BAGAS mengerdipkan matanya, BAGAS tersenyum.
Dewi, BAGAS, Santi, Ardi duduk di sofa, sambil berbincang tertawa riang.
Santi dan Ardi, pamitan pergi. BAGAS dan DEWI berdiri di depan pintu melambaikan tangan. Dewi masuk, BAGAS mengikuti.
BAGAS
Ini situasi yang membuatku salah tingkah Dewi.
DEWI
Maksudmu?
BAGAS
Aku, kamu, saat ini berdua saja di rumahmu, dan hari sudah malam,
ehmm... apa yang diharapkan dari laki-laki dan wanita yang saling suka,...
Well aku tahu aku suka banget ama kamu,
dan aku menduga kamu mungkin suka juga ama aku,...
hanya saja ketika aku melihat bibirmu yang sedikit basah itu
sungguh membuatku tergoda dan aku sangat ingin sekali menciumnya,
tapi kau tahu, aku tidak akan menyentuh kamu sebelum kamu mengijinkan aku,
lagipula aku tidak suka gaya Amerika,
yang ngaku-ngaku cinta agar bisa tidur bareng 3 tahun,
kemudian 3 bulan setelah nikah, cerai, pisah, musuhan.
DEWI
Kau bicara apa BAGAS?
Dewi duduk di Sofa.
BAGAS
Aku ingin sekali menciummu, memelukmu dan tidur bersamamu,
tapi aku ingin melakukan semua itu setelah menikah,
mungkin kamu setuju dengan itu, mungkin juga tidak,
tetapi sepertinya,... (Menghela nafas)
Aku kebingungan dengan apa yang akan aku katakan.
BAGAS mendekati Dewi, berlutut di depan dewi,
BAGAS (CONT’D)
Hmm boleh aku memegang tanganmu?
Dewi tersenyum, mengangguk. BAGAS memegang tangan Dewi.
BAGAS (CONT’D)
Kau kelihatan capek.
Terimakasih sudah mengajakku di acara spesial ini.
Aku sungguh senang sekali.
Aku merasakan kehangatan dan kedamaian.
Kau tidak apa-apa kalau aku pulang sekarang?
Dewi tersenyum, mengangguk.
DEWI
Kau juga kelihatan capek. Sebaiknya cepat istirahat.
BAGAS bangkit, menatap Dewi tajam, mengangguk. Lalu pergi. Dewi menatap BAGAS tajam.
DEWI (CONT’D)
Gas, terimakasih.
Bagas, menoleh ke Dewi, melambaikan tangan.
BACK TO:
EXT. MOBIL DEWI – DAY
CHANDRA
Woo Man, itu kesempatan emas! Kau melewatkannya!
BAGAS
Maksudmu?
Chandra menggelengkan kepala. Dewi datang dan masuk mobil sambil menyerahkan bungkusan plastik berisi 3 batang besi sebesar kelingking.
DEWI
Ini Paku Algojo.
BAGAS mengamati paku besar itu sambil mengeryitkan alis. Dewi wajah lesu.
CHANDRA
Jadi?
BAGAS
Kita harus memeriksanya di Lab ini besi apa?
DEWI
Lab forensik sudah memeriksanya.
BAGAS
Lab swasta Dewi. Aku tidak percaya dengan polisi.
Bagas menatap Dewi tajam.
BAGAS (CONT’D)
Hei,... kau kelihatan,... Kau tidak apa-apa?
Dewi menatap Bagas sebentar lalu memandang ke depan.
DEWI
Ayo jalan Chan.
.
EXT. HALAMAN LAB SWASTA - DAY
BAGAS duduk di mobil, Dewi dan Chandra datang masuk ke mobil.
DEWI
Hasilnya baru bisa dilihat besok.
CHANDRA
Apa yang kau harapkan BAGAS?
BAGAS
Paku yang aku gunakan, dalam aksi Algojo adalah jenis besi yang tidak ada di Kota ini.
Aku mendapatkannya dari Papua,
ketika membeli rumah tua peninggalan Jepang di sana.
CHANDRA
Maksudmu?
DEWI
Kau ingin tahu, Paku itu sama dengan pakumu atau bukan.
BAGAS
Ya.
DEWI
Terus?
BAGAS
Kita lihat saja besok.
CHANDRA
Sekarang kemana nih?
BAGAS
Aku ingin melihat profil korban. Kau sudah punya kan?
Dewi dan Chandra saling memandang mengangguk.
.
INT. OFFICE JAKSA - NIGHT
BAGAS memeriksa dokumen dengan serius. Dewi duduk, melirik BAGAS sambil membaca dokumen di mejanya. Chandra datang membawa kopi, menyajikan ke BAGAS. Bagas meletakan folder profil sambil menggelengkan kepala. Lalu menatap Dewi.
BAGAS
Hmm,...
CHANDRA
Ada sesuatu?
BAGAS
Ini datanya kurang lengkap.
Profil ini yang membuat adalah polisi, jadi kurang lengkap.
Bagas menghampiri dewi menatapnya tajam. Dewi memandang Bagas.
DEWI
Kenapa?
Bagas duduk di depan Dewi. Dengan wajah innocent dan tatapan melas, menatap Dewi tajam.
DEWI (CONT’D)
Kau jangan melihatku seperti itu Gas.
BAGAS
Apa yang terjadi? Ceritalah.
Dewi dan Bagas saling menatap.
BAGAS (CONT’D)
Kau tahu aku Dewi.
Dewi menggelengkan kepala, menghela nafas, mengeluarkan HPnya.
DEWI
Kau bikin aku kikuk kalau menatapku seperti itu.
CHANDRA
What’s up ?
DEWI
Pak Seno, Ayah Santi meninggal karena kecelakaan?
Bagas kaget, kemudian menunduk.
BAGAS
Santi di mana?
Dewi menunjukan HP yang memutar video rekaman pesan Pak Seno ke Santi. Bagas melihatnya, mengeryitkan dahi.
CHANDRA
Kotak biru?
DEWI
Santi meyakini ayahnya dibunuh.
Ayahnya tidak bisa nyetir, jadi kecelakaan itu pasti rekayasa.
Aku sudah dua kali minta kolonel untuk membuka kasus Pak Seno,
melakukan penyelidikan awal, tapi ditolak.
Karena kematian Pak Seno sudah final di stempel sebagai kecelakaan lantas.
Bagas menatap Dewi sambil menggelengkan kepala.
BAGAS
Dan kau baru cerita sekarang?
DEWI
Apa maksudmu?
BAGAS
Dia itu temanmu! Temanmu ya temanku juga. Kenapa kau,..?
DEWI
Kenapa aku harus menceritakannya padamu?
Kau itu buronan, psikopat pembunuh, kriminal, ingat!?
Bagas menghela nafas, menggeleng, duduk, menunduk, berpikir.
BAGAS
Aku heran, biasanya wanita yang sangat percaya dengan cinta, tapi kau...
DEWI
Kau tahu apa tentang wanita hah!?
BAGAS
Aku tidah terlalu tahu mungkin karena kamu tidak mau terbuka,...
DEWI
Terbuka?! Supaya kamu bisa menyakitiku?
BAGAS
Aku menyakitimu?
Kau yang memborgolku, memenjarakanku dan kau bilang Aku menyakitimu?
CHANDRA
Fokus guys. Fokus. Sebenarnya, apa permasalahan di sini?
Dewi dan Bagas diam sejenak.
BAGAS
Gimana kabarnya Santi?
DEWI
Dia kelihatan tabah. Dan aku, hrrrh aku tidak bisa melakukan apapun untuk membantunya.
Bagas menunduk, berpikir.
BAGAS
Kemana kau akan pergi, jika semua temanmu tidak bisa dipercaya?
Dewi menatap Bagas, terbelalak.
DEWI
Musuhmu!
CHANDRA
What?
DEWI
Pak Harjo!
BAGAS
Ketika tidak ada orang yang bisa dipercaya,
kau hanya punya satu pilihan, mempercayai musuhmu.
CHANDRA
Ini kelihatan keren. Let’s go.
BAGAS
Dan Mr Harjo ini, juga punya data-data yang kita cari yang polisi tidak punya.
BAGAS bergegas keluar, Dewi dan Chandra mengikuti.
.
INT. MARKAS HARJO – NIGHT
BAGAS (V.O.)
Mr harjo ini mafia yang unik. Dia dibenci polisi dan juga ditakuti penjahat-penjahat lain.
BAGAS, Dewi dan Chandra duduk berhadapan dengan Harjo (L/55).
BAGAS
Kita nunggu anda ngomong atau kita bisa ngomong duluan?
HARJO
Aku tahu siapa kamu. Kamu.
Tapi aku tidak tahu siapa kamu (menatap Chandra)
CHANDRA
Saya Chandra Pak. Letnan Chandra dari kejaksaan.
BAGAS menyerahkan folder profil Wongso dan Hutapea. Harjo melihatnya sekilas, tersenyum sinis.
DEWI
Kami ingin tahu tentang orang ini Pak.
HARJO
Kalian mau bayar berapa?
BAGAS
Saya pikir temanku sudah memberi Bapak sesuatu yang sangat berharga.
Harjo, Dewi dan Chandra memandang BAGAS.
HARJO
Maksudmu?
BAGAS
Teman kami berbaik hati sudah menitipkan kotak biru kepada bapak, ya kan?
Harjo heran, Memandang BAGAS tajam. Dewi dan Chandra menoleh ke Bagas heran. Harjo memberi kode pengawalnya. Pengawal masuk.
HARJO
Mau main-main denganku?
Kalian mau membayar dengan sesuatu yang sudah ada padaku?
Bagas, Dewi dan Chandra saling memandang tegang. Pengawal Harjo mulai mendekat ke Bagas, Dewi dan Chandra.
BAGAS
Ok. Aku punya ini, pemberian dari sahabatku.
Bagas melepaskan cincin akiknya, lalu meletakan di meja.
BAGAS (CONT’D)
Dia bilang, bisa bernilai mahal dan berguna dalam situasi tertentu.
Harjo memungut cincin akik, lalu mengamatinya.
HARJO
Siapa sahabatmu?
BAGAS
Belut Beruang.
Spontan Harjo dan pengawalnya kaget, mengeluarkan senjatanya menodongkan ke Bagas. Dewi dan Chandra kaget, heran. Bagas diam, tenang.
DEWI
Apa yang kau lakukan? (berbisik)
Harjo menatap Bagas tajam, beberapa saat, lalu tertawa, sambil memberikan cincin akik ke Bagas. Bagas menerimanya, lalu memakainya lagi. Harjo memberi kode pengawalnya untuk menurunkan senjatanya.
HARJO
Jawab aku dulu. Kenapa kau melakukannya nak?
Membunuhi orang-orang itu.
BAGAS
Hmm orang-orang bilang aku ini psikopat, jadi aku tidak harus punya alasan untuk membunuh.
Harjo tertawa. Dewi tersungut melirik Bagas. Chandra tersenyum kecil.
HARJO
Kau pintar.
BAGAS
Siapa decking mereka ini pak?
BAGAS menunjuk kertas profil di meja. Harjo memandang BAGAS, lalu memandang profil Wongso dan Hutapea. Pengawal menyerahkan kotak biru ke Harjo. Harjo meletakan di depannya. Bagas, Dewi, Chandra menatap Kotak Biru.
HARJO
Mereka orang-orang liar yang gak punya decking.
BAGAS
Tapi mereka bisa menjadi bandar.
HARJO
Hanya pengusaha kecil yang beruntung saja.
Mereka dibunuh, ya aku sudah menduga cepat atau lambat itu akan terjadi.
Mereka ini memang orang bodoh.
Tidak tahu cara menjalankan bisnis di era modern ini.
BAGAS memandang Dewi dan Chandra.
BAGAS
Sepertinya kami ingin membawa kotak birunya pak.
Harjo memandang Bagas tajam.
HARJO
Kurasa aku akan menyimpan kotak birunya.
DEWI
Itu bukan milik anda Pak.
HARJO
O ya, dan kau mau apa?
Menahanku? Hehe,... seriuslah.
BAGAS
Bisa ceritakan isinya Pak?
Harjo diam sebentar.
HARJO
Untuk saat ini, yang ingin kukatakan, isi hard disk itu berbahaya bagi orang-orang tertentu.
Dan bagiku bisa menghasilkan uang banyak.
Bagas mengangguk.
BAGAS
Aku mengerti.
Berapa pejabat yang terlibat Pak?
HARJO
Hehehe,... Kau pintar.
Kau mestinya bekerja untukku, bukan bekerja untuk polisi.
BAGAS
Aku tidak bekerja untuk polisi.
Aku membantu dia, dia ini kekasihku.
HARJO
Oo, jadi berita itu benar.
Kalian, hehehe,.... Menarik sekali.
BAGAS
Terimakasih pak.
BAGAS beranjak, Dewi dan Chandra mengikuti.
BAGAS (CONT’D)
Sepertinya bapak harus secepatnya menggunakan kotak biru itu.
HARJO
Aku bisa melihat badai akan menghantammu Bu polisi,
kau hati-hatilah.
.
INT. MOBIL DEWI - NIGHT
Chandra nyetir, Dewi di sampingnya, BAGAS duduk di belakang.
CHANDRA
Jadi?
BAGAS
Korban aksi Algojoku yang 21 orang itu, tidak hanya sekedar penjahat,
tapi mereka adalah partner atau tangan kanan pejabat yang korup.
CHANDRA
Dan korban Wongso dan Hutapea ini, hanya penjahat biasa.
Hmmm menarik.
BAGAS
Apa kata teman lamamu,
engng WAWAN tentang ini.
DEWI
Dia di Barak 18, tidak bisa keluar.
BAGAS
Masih bisa dikunjungi?
Dewi mengangguk.
DEWI
Perlunya?
BAGAS
Kau sudah menunjukan profil korban ke dia?
Dewi menggeleng. BAGAS membuka tanganya. Chandra melihat ke BAGAS dan Dewi bergantian.
CHANDRA
Apa yang kita tunggu? Let’s go!
DEWI
Ok, besok pagi kita ke Barak 18.
CHANDRA
Sekalian mengambil hasil lab.