Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
INT. LOBBY OFFICE DETEKTIF - NIGHT
Ruang Lobby, Resepsionis duduk, di belakangnya dinding bertuliskan ‘PRIVATE INVESTIGATOR’. Ruangan nuansa modern, berkelas.
Dewi menghampiri Resepsionis. Resepsionis tersenyum menyambutnya. Resepsionis menunjukan sebuah pintu, Dewi mendekati pintu yang bertuliskan ‘Detektif BUDI’. BUDI (L/45) membuka pintu, mempersilahkan Dewi masuk.
INT. OFFICE JAKSA - EVENING
Dewi masuk, Chandra di depan komputer, sambil memegang kertas.
DEWI
Belum pulang?
CHANDRA
Ntar lagi. Kapten, ini data pengunjung penjara.
BAGAS 2 kali mendapat kunjungan.
DEWI
Siapa yang mengunjunginya.
CHANDRA
6 bulan lalu, hmm,.. Kapten Dewi?
Anda kapten!
DEWI
Apa?
CHANDRA
Di sini tertulis anda yang mengunjunginya 6 bulan lalu, sama,
hmm sebulan lalu.
DEWI
Tak mungkin! Aku tidak pernah,..
Dewi meminta kertasnya, Chandra menyerahkan kertas.
DEWI (CONT’D)
Kunjunganku 6 bulan lalu, coba cross check di rekaman cctv,
tanggal 23 February.
Chandra memeriksa file-file di komputer.
CHANDRA
Oke, di sini 23 february, ehmm,... Kosong?
CCTV on maintenance. No recording. Kapten.
DEWI
Yang tanggal 5 agustus?
CHANDRA
5 agustus, sebentar,... Ini kosong juga.
Ada gangguan teknis, no recording.
DEWI
Ada yang menggunakan nama dan kartu ID-ku.
Chandra dan Dewi saling menatap heran.
SFX: Ringtone HP Dewi.
Dewi mengangkat teleponya.
DEWI (CONT’D)
Halo?
PRAM (O.S.)
Kapten. Algojo beraksi lagi.
Dewi terkejut.
INT. TKP HUTAPEA - NIGHT
Ruangan besar, seperti kantor, nuansa eksotis sulawesi-maluku. Dewi dan Chandra memasuki ruangan kantor Hutapea. Banyak polisi dan paramedis lalu lalang.
SFX: Suara-suara radio HT.
Pram menyambut Dewi dan Chandra.
PRAM
Seperti biasa, kita mendapat telepon 2 jam yang lalu.
Hutapea (L/50) duduk di kursi belakang meja, kepala menunduk ke meja, kedua tangan dipaku di meja. Dewi memandangi Hutapea, Chandra bergidik.
RINA
Kapten.
CHANDRA
Kenapa dia melakukan ini semua?
DEWI
Psikopat tidak bisa dimengerti dengan logika biasa Chan.
PRAM
Dia ini peniru kan? Jadi sebenarnya dia ini bukan psikopat ya kan?
CHANDRA
Orang yang mengidolakan dan meniru psikopat, apa namanya itu?
Pram dan RINA saling pandang, mengeryitkan alis.
DEWI
Profil korban?
RINA membaca catatanya.
RINA
Hmm Pak Hutapea. Bandar judi ilegal.
Pemilik perusahaan rental mesin besar sebagai kedok bisnis untuk praktek perjudian ilegal.
Juga pengedar sabu-sabu.
DEWI
Pram, aku ingin profil korban lengkap dengan keluarga,
kolega, hobi, keuangannya.
PRAM
Siap Kapten.
Dewi berbalik meninggalkan ruangan.
DEWI
Besok aku tunggu ya Pram. Ayo Chan.
Chandra mengikuti Dewi keluar. Berjalan berdampingan.
DEWI (CONT’D)
Chan, kau besok ke Penjara Kota. Periksa lagi kunjungan tamu penjara.
Ada orang yang menggunakan namaku dan ID-ku.
Aku ingin tahu siapa dia.
CHANDRA
Siap Kapten.
INT. DAPUR RUMAH SANTI - NIGHT
Santi sedang membuka kulkas di dapur.
SFX: Ringtone HP Santi.
Santi mengambil HP nya, mengeryitkan alis.
Tampilan di HP “VIDEO RECEIVED” “UNKNOWN NUMBER”
Tampilan di HP: SENO berbicara di depan camera, sambil berjalan tergesa-gesa.
SENO
Santi, ingat kata-kataku. Jangan percaya semua temanku, dan lain-lain.
Semuanya aku simpan di hardisk, di kotak warna biru.
Papah minta maaf telah menyulitkan hidupmu.
Santi bengong. Lalu menelepon. Wajah cemas.
SFX: tulalit.
Santi nelpon nomor ayahnya.
SFX: Diluar service area.
Santi bergegas keluar.
INT. OFFICE JAKSA - MORNING
Dewi sedang berjalan.
SFX: ringtone HP Dewi.
Dewi mengangkat HP nya.
DEWI
Pagi Pak.
KOLONEL
Dewi. Ada yang terjadi. Aku baru dapat kabarnya.
DEWI
Algojo beraksi lagi?
KOLONEL
Bukan ini yang lain.
Sebaiknya kau segera datang ke TKP.
EXT. JALAN DESA - DAY
Ramai kerumunan orang. Puing-puing mobil, di dasar jurang. Dewi datang menghampiri. Kolonel melihat Dewi, melambaikan tangannya. Dewi menghampiri Kolonel.
KOLONEL
Pak Seno. Ayah Santi.
Dewi kaget.
KOLONEL (CONT’D)
Penduduk tadi pagi menemukannya.
Aku tahu kau sahabatnya Santi, maka aku memintamu ke sini.
Kolonel melambaikan tangan memanggil Polisi Sersan Jono (L/35). Sersan Jono mendekat kolonel.
SERSAN JONO
Iya Kolonel?
KOLONEL
Ini Kapten Dewi, masih ada hubungan dekat dengan korban.
Apa yang bisa kau ceritakan?
SERSAN JONO
Ditemukan korban 2 orang.
Yang satu Bapak Seno, di kursi sopir, ditemukan sudah maaf
agak berantakan karena mobil saja juga hancur.
Dan keadaannya, maaf setengah badan ke bawah telanjang.
Dewi kaget.
SERSAN JONO (CONT’D)
Dan di samping Bapak Seno, ada korban seorang pelacur dari Pasar Lotus.
Dewi membalikan badan, menunduk. Kolonel mengusap pundak Dewi.
KOLONEL
Aku juga sudah menganggap dia temanku.
Polisi #1 datang mendekati Sersan Jono, menyerahkan sebungkus plastik bukti.
POLISI #1
Ditemukan di kursi depan.
Sersan Jono menerimanya, lalu melihatnya dan menunjukkan ke Kolonel dan Dewi.
SERSAN JONO
Dan ini.
Plastik bukti, botol minuman keras yang sudah pecah separuh.
DEWI
Santi sudah dikabari?
Kolonel menggeleng. Dewi lalu membalikan badan pergi. Kolonel memandang Dewi dengan tatapan tajam.
EXT. RUMAH SANTI - DAY
Dewi melangkah pelan mendekati pintu, Santi membuka menyambut Dewi dengan senyum. Beberapa saat, Dewi dan Santi saling berhadapan, Santi menangis, jatuh terduduk. Dewi memeluk Santi mengusap usap kepala dan pundak Santi.
Ardi datang, menundukkan kepala.
EXT. MAKAM - DAY
Santi duduk menangis di depan makam seno. Ardi dibelakangnya menggendong anak. Beberapa orang di sekeliling Santi dan Ardi berdiri menunduk. Dewi berdiri menunduk tidak jauh dari Santi.
Chandra datang menghampiri Dewi, berdiri di sebelah Dewi.
DEWI
Apa yang kau dapat?
CHANDRA
Hmm kau yakin mau sekarang?
Ini sedang suasana,...
Dewi menoleh & menatap tajam Chandra.
CHANDRA (CONT’D)
Ok ok ok,... Pengunjung misterius itu memang kamu.
Tanda tanganmu, ID-mu. Tidak ada foto atau rekaman cctv.
Dewi menunduk mendesah.
DEWI
Petugas piket penjara, masih ingat wajah orang yang mengaku aku?
CHANDRA
Well, petugasnya menerima banyak tamu selama setahun ini,
jadi tidak bisa mengingat siapa yang mana.
Kamu bisa menanyakan pada Si Algojo.
Dewi menghela nafas.
CHANDRA (CONT’D)
Sepertinya ada yang menjebakmu Kapten.
EXT. JALANAN KOTA - NIGHT
Dewi nyetir, melihat di sebuah taman kecil pinggir jalan, BUDI berdiri sendirian. Dewi menghentikan mobil, menghampiri BUDI.
DEWI
Sudah? Cepat juga.
BUDI
Kapten. Ini yang kudapat,..
DEWI
Tidak ada arsip?
BUDI
No telpon, no email, no arsip. No Evidence.
Ini cara kami menyampaikan pesan, langsung ke orang.
Meminimalisir misspersepsi. Anda tahu, informasi jaman sekarang
banyak yang menyesatkan.
DEWI
Kalian konvensional juga.
BUDI
Oke, begini, Santos, meninggal sedang menjalankan misi.
Sebuah misi rahasia.
DEWI
Kalau itu misi rahasia, dari mana kalian bisa tahu?
BUDI
Tidak semua polisi bersih seperti anda Kapten.
Masih banyak yang mau menjual info-info rahasia mereka.
DEWI
Apa misi Santos?
BUDI
Membunuh Kapten Dewi Wulandari. Anda Kapten.
Dewi terbelalak.
DEWI
Aku sasarannya? Sumbermu valid?
BUDI menatap tajam Dewi.
BUDI
Saya detektif Kapten, bukan wartawan.
BUDI bangkit dari duduknya.
DEWI
Siapa yang membunuh santos?
BUDI
Masih kuselidiki.
Yang jelas, pembunuh Santos ini bukan preman lokal.
BUDI pergi. Dewi, mengeryitkan alisnya, merenung.
EXT. BARAK 18 - MORNING
Dewi berjalan bersama Wawan di pinggir lapangan.
WAWAN
Sampai titik ini, kau tidak bisa percaya polisi Dewi.
DEWI
Aku polisi, kau polisi Wawan.
WAWAN
Jangan sentimentil.
Kau tahu maksudku.
DEWI
Apa yang sedang terjadi Wan?
Semua tidak bisa dipercaya, terus gimana?
Wawan merenung, lalu menatap Dewi.
DEWI (CONT’D)
Apa?
WAWAN
Ada satu orang yang aku yakin, bisa kau percaya.
DEWI
Siapa?
WAWAN
Bagas!
DEWI
Kamu gila ya?
Dia Kriminal.
Dia Narapidana!
WAWAN
Maksudku, dia satu-satunya orang yang aku tahu, tidak ingin kau terluka.
Dia punya banyak teman, mungkin kau bisa minta bantuannya.
DEWI
Aku tidak tahu Wan.
WAWAN
Anggap saja opsi solusi.
Bila semua temanmu tidak bisa dipercaya,
percayai musuhmu!
EXT. GEDUNG KEJAKSAAN - EVENING
Dewi keluar dari mobilnya, berjalan menuju Gedung. Pram datang menghampiri.
PRAM
Kapten Dewi!
Dewi menoleh ke Pram.
PRAM (CONT’D)
Ini profil korban. Pak Wongso dan Hutapea.
Dewi menerima sambil berjalan. Pram menjejeri Dewi.
PRAM (CONT’D)
Dari mana?
DEWI
Dari Barak 18.
PRAM
Hmm hebis ketemu Mayor Wawan ya.
Apa dia bilang tentang masalah ini?
DEWI
Kata dia, aku harus minta bantuan Bagas.
PRAM
Bagas? Si Algojo?
Dewi mengangguk.
PRAM (CONT’D)
Terus, apa yang akan kau lakukan?
Pram menghentikan langkahnya.
DEWI
Aku masih memikirkannya.
Dewi melangkah sendiri, Pram berdiri memandangi Dewi.
INT. OFFICE JAKSA - MORNING
Dewi masuk, merebahkan ke kursi, Chandra memeriksa dokumen.
SFX: TOK TOK TOK. Ketukan pintu.
Kolonel masuk.
KOLONEL
Pagi.
CHANDRA
Pagi Kolonel.
DEWI
Pagi Pak. Ke sini?
KOLONEL
Iya ingin melihat kondisimu gimana?
DEWI
Biasa Pak.
Kolonel melirik Chandra. Dewi menoleh ke Chandra. Chandra bangkit, lalu melangkah keluar.
CHANDRA
Saya permisi sebentar.
Kolonel memandang Chandra yang berjalan keluar.
KOLONEL
Aku mengkhawatirkan kamu.
DEWI
Saya baik-baik saja pak.
KOLONEL
Kau yakin?
DEWI
Iya Pak.
KOLONEL
Dewi, kalau kau butuh istirahat atau cuti beberapa hari.
DEWI
Tidak pak. Terimakasih saya baik-baik saja. Ini masih termanage ok.
KOLONEL
Kau tahu, mungkin kau memang butuh libur, menenangkan pikiran atau refreshing aku bisa membantumu mengurus ijin cutimu.
DEWI
Terimakasih pak. Saya kalau cuti malah bingung, mau ngapain. Hehe
KOLONEL
Kau yakin tidak butuh istirahat dulu beberapa hari?
DEWI
Yakin Pak. Ok nih.
Kolonel melangkah ke pintu.
KOLONEL
Baiklah. Kau jaga diri baik-baik ya.
DEWI
Baik pak, makasih pak.
Kolonel keluar. Dewi menghempaskan duduknya di kursi. Menghela nafas panjang.
Chandra masuk.
CHANDRA
What’s up Kapten?
Everything ok?
Dewi mengangguk.
CHANDRA (CONT’D)
Hmm Kapten, sepertinya Kapten yang harus menanyakan BAGAS sendiri
tentang tamu misterius itu.
DEWI
Temenku Santi, mau ke sini, katanya penting.
Mungkin nanti setelah itu.
Chandra menghampiri Dewi.
CHANDRA
Kapten, jangan anggap ini rayuan,
tapi rasanya kau perlu minum jus di cafe depan itu, biar fresh.
Dewi melirik Chandra.
INT. CAFE DEPAN - DAY
Cafe Depan, minimalis, kelas menengah. Dewi duduk sendirian, menerawang, di depannya Jus jeruk tinggal separuh.
Santi berjalan mendekati Dewi. Dewi kaget, Santi duduk di depan Dewi. Mata Santi masih sedikit sembab.
DEWI
Hei.
SANTI
Dewi, itu bukan kecelakaan, ayahku dibunuh.
DEWI
Sudahlah tenang dulu Santi.
SANTI
Kau satu teman yang kupercaya.
DEWI
Telepon ayahmu beberapa hari lalu itu?
Santi mengangguk, lalu mengambil hp-nya. Kemudian memperlihatkan ke santi.
SANTI
Dan ini.
Layar HP: Seno berjalan bergegas.
SENO
Santi, ingat kata-kataku. Jangan percaya semua temanku,
dan lain-lain. Kamu tenang saja.
Semuanya aku simpan di hardisk, di kotak warna biru.
Papah minta maaf telah menyulitkan hidupmu.
Dewi mengeryitkan dahinya.
DEWI
Ini kapan?
SANTI
Sehari sebelum ayah dibunuh. Papah tidak pernah nyetir mobil Dewi.
Dia selalu memakai sopir.
DEWI
Ntar aku periksa di kepolisian Santi.
SANTI
Kau periksa saja Mr Harjo.
DEWI
Mr Harjo? Dia Mafia kota ini. Polisi tidak bisa menyentuhnya.
SANTI
Dari dulu Mr.Harjo Ini musuhan terus sama ayahku.
DEWI
Nanti aku periksa Santi.
Santi memeluk Dewi, lalu pergi meninggalkan Dewi. Dewi pandangan menerawang.
INT. KOLONEL OFFICE - DAY
Kolonel sedang duduk, Dewi masuk.
DEWI
Pak?
KOLONEL
Ya Dewi? Jadi mau cuti?
DEWI
Tidak pak. Kecelakan Pak Seno, ada yang mencurigakan.
KOLONEL
Maksudmu?
DEWI
Pak Seno tidak bisa nyetir pak.
KOLONEL
Tidak bisa nyetir?
DEWI
Iya, maksud saya, ini ada indikasi yang tidak wajar pak,
sebaiknya coba tugaskan personil untuk menyelidiki kematian Pak Seno ini.
KOLONEL
Dewi, aku tahu kamu sedang mengalami hal-hal buruk.
Mungkin kau memang butuh cuti.
DEWI
Pak, tolong dengarkan saya.
KOLONEL
Aku tahu hubunganmu dan Santi itu dekat.
Pak Seno ayah Santi, seperti ayah sendiri bagimu,...
DEWI
Pak aku mohon pak.
KOLONEL
Kau kemarin sudah lihat dan dengar sendiri hasil pengumpulan bukti di TKP.
Itu sudah final Dewi.
Dewi menunduk, menghela nafas. Menggelengkan kepala.
KOLONEL (CONT’D)
Kau istirahatlah sementara waktu.
Dewi bangkit.
DEWI
Baik pak, makasih pak.
Dewi lalu membalikan badan, berjalan keluar.
EXT. PENJARA KOTA - NIGHT
SFX: Alarm Penjara.
BAGAS merubuhkan penjaga, lalu lari keluar. 5 Sipir berlari mengejarnya. 5 Sipir menaiki mobil, mengejar.
BAGAS lari, menerabas semak-semak.
EXT. JALAN SUBURBAN - NIGHT
Sebuah mobil box, parkir di pinggir jalan, Sopir mengganti ban. BAGAS berlari, di kejar-kejar Sipir.
BAGAS menghampiri Mobil box, menaikinya lalu melaju kencang. Sopir teriak-teriak. Sipir mengejar mobil box.
Di ujung jalan, Mobil box memental, menabrak sebuah bangunan seperti pabrik kecil, lalu terbakar, meledak.
Sipir berdatangan memandang api, sambil geleng-geleng kepala.
INT. RUMAH DEWI - NIGHT
Dewi duduk di sofa, melihat Berita di TV.
PENYIAR TV
Narapidana bernama BAGAS dikenal dengan PSIKOPAT ALGOJO,
melarikan diri, dan naas dalam usaha pelariannya
mobilnya menabrak pabrik pupuk lalu terbakar dan meledak.
Dewi mematikan tv. Menundukan wajahnya sedih.
SFX: Bell Pintu.
Dewi menengok, lalu membersihkan wajahnya, kemudian melangkah menuju pintu dan membukanya. Santi di depan pintu.
SANTI
Hai,...
Dewi dan Santi berpelukan cipika-cipiki.
SANTI (CONT’D)
Aku dengar berita. Kau tidak apa-apa?
Dewi tersenyum hambar, dipaksain.
DEWI
Gak apa-apa. Emangnya mau ngapain?
SANTI
Kau sedih ya?
DEWI
Gak tahu San. (terisak)
SANTI
Duduk dulu Dewi. Aku temenin sini.
Santi dan Dewi duduk berdampingan. Dewi menundukan kepala, menangis. Santi mengusap pundak Dewi.