Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
EXT. CAFE DEPAN - DAY
Dewi duduk sendirian, minuman jus di meja di depannya. Pram berjalan menghampirinya.
PRAM
Kata Chandra, kau di sini.
Masih mau ngalamun apa sudah bisa diganggu?
DEWI
Ada apa Pram?
PRAM
Ini, laporan kematian Bagas, tadi malam.
Aku pikir kau butuh ini.
Pram menaruh sebuah Map di meja. Dewi melirik map yang di meja.
DEWI
Apa lagi Pram?
PRAM
Kolonel, meminta laporan progress kasus kita.
Kasus ini sekarang jadi sorotan nasional, Kolonel banyak tekanan katanya.
Dewi menghela nafas.
INT. OFFICE JAKSA - EVENING
Dewi masuk. Chandra membereskan barangnya.
DEWI
Belum pulang?
Dewi duduk di mejanya, melihat amplop di meja. Mengeryitkan dahi sambil mengambilnya.
CHANDRA
Ni lagi siap-siap.
DEWI
Siapa ni?
Chandra melihat Dewi.
CHANDRA
O itu tadi ada kurir.
Katanya surat Buat Kapten.
Dewi membuka amplop, sebuah kertas yang pinggirnya bekas terbakar dan berbentuk hati. Dewi terbelalak, lalu tersenyum menggeleng.
FLASH BACK
INT. RESTO - NIGHT
Resto kelas menengah, rapi, dengan view Kota Besar dari ketinggian.
Dewi duduk sendirian di pojok, BAGAS menghampiri, berdiri di samping Dewi. BAGAS mengambil buku menu, memutar mutarnya, lalu membakarnya. Dewi kaget. Lalu beberapa detik, BAGAS mengkipatkan sisa kertas menu, berbentuk hati! Kemudian BAGAS sambil duduk, menyerahkan kertas berbentuk hati kepada Dewi. Dewi memandang, ragu-ragu, melihat BAGAS. Menerima kertas berbentuk Hati.
BAGAS
Aku dari tadi duduk di sana bingung,
harus bicara apa untuk membuatmu terkesan.
Gak ketemu kalimat yang enak.
Lalu aku memutuskan bikin ini,
sebagai kenang-kenangan moment ini, kita bertemu.
Dewi tersenyum basa-basi. Lalu mulai membereskan tasnya, hendak bangkit.
BAGAS (CONT’D)
Aku belum ngapa-apa kamu udah mau pergi mbak polisi?
Dewi menatap BAGAS.
BAGAS (CONT’D)
Semua orang tahu kau polisi.
Dewi berjalan pergi. Di dekat pintu, Dewi membuang ke tempat sampah kertas berbentuk hati.
BAGAS berjalan, mengambil kertas berbentuk hati yang dibuang Dewi.
INT. KANTOR POLISI - DAY
Dewi sedang memeriksa suatu dokumen. Pratu mendekat.
PRATU
Kapten, dicari temanmu.
DEWI
Siapa?
PRATU
Katanya dari Resto.
Dewi keluar menuju ruang lobby. BAGAS sedang berdiri menunggu Dewi.
DEWI
Kau?
BAGAS
Aku,..
BAGAS memberikan sebungkus buah apel. Dewi menerima basa-basi, menggeleng-geleng.
BAGAS (CONT’D)
Sudah seminggu, kau tidak pernah lagi datang ke resto.
Aku jadi gak enak ama manajer resto,
karena telah mengusir satu pelanggannya.
Dewi hendak membalikan badan.
BAGAS (CONT’D)
Aku mohon, datanglah ke sana, kapan-kapan.
Aku tidak akan mengganggumu.
Jangan biarkan Manajer Resto membenciku karena aku telah mengganggumu.
DEWI
Sudah?
BAGAS mengangguk.
BAGAS
Aku mohon, datanglah, aku tidak akan menganggumu.
Dewi, berbalik masuk ruangan meninggalkan BAGAS.
INT. RESTO - NIGHT
Dewi duduk sendirian di pojok, melihat sekeliling. Beberapa saat, Dewi melihat sekeliling, duduk santai.
DISSOLVE TO:
Dewi membenahi mejanya, lalu melangkah pergi keluar Resto. Di Depan Resto, waitres berlari menghampirinya.
WAITRESS
Maaf Bu. Ada yang ketinggalan.
Waitress memberikan sebuah amplop kecil. Dewi mengeryitkan dahi, menerima, lalu membukanya. Sebuah kertas terbakar yang membentuk hati. Dewi, menoleh melihat sekeliling. Tersenyum. Lalu berjalan keluar dan membuang kertas berbentuk hati.
INT. KANTOR POLISI - NIGHT
Dewi membereskan abraknya, lalu melangkah keluar, hendak pulang. Melewati Lobby, BAGAS sudah berdiri menunggu. Dewi melihatnya, mengeleng menghela nafas sebentar, melanjutkan berjalan keluar.
EXT. KANTOR POLISI - NIGHT
BAGAS bergegas berjalan menjejeri Dewi.
BAGAS
Terimakasih sudah datang ke Resto kemarin.
Kini manajer resto, sudah menyukaiku lagi.
Dewi cuek saja sambil berjalan menuju mobilnya.
BAGAS (CONT’D)
Ijinkan aku mengungkapan rasa terimakasihku, dengan mentraktirmu makan.
DEWI
Aku sudah makan.
BAGAS
Hmmm kalau begitu, aku,...
DEWI
Aku mau pulang istirahat.
BAGAS
Aku bisa menemanimu,...
DEWI
Tidak perlu.
Dewi berjalan menuju mobilnya, BAGAS menghentikan langkahnya, berdiri terdiam memandangi Dewi.
BAGAS
Oo oke..
INT. KANTOR POLISI - MORNING
Dewi berjalan menuju ruanganya, Bagas sudah berdiri di depan pintu ruangannya. Dewi mnegeryitkan alis, geleng kepala. Bagas menebar senyum ke Dewi.
BAGAS
Pagi Kapten.
Dewi menatap Bagas dingin. Bagas menyerahkan sebungkus apel ke Dewi.
BAGAS (CONT’D)
Kalau dulu katanya Hawa menggoda Adam dengan apel,
mungkin sekarang aku ingin merayu kamu dengan buah apel Malang Indonesia ini.
DEWI
Kamu pagi-pagi sudah nyari masalah!
Apa maumu!?
BAGAS
Aku tidak bikin masalah, aku hanya ingin memberi kamu buah apel ini.
Dewi menatap Bagas tajam, lalu menerima bungkusan apel dari Bagas.
DEWI
Sudah! Pergi sana!
Bagas tersenyum, menatap Dewi. Beberapa polisi, melihat ke Dewi dan Bagas.
BAGAS
Barangkali nanti makan siang kamu mau,...
DEWI
Tidak!
BAGAS
Kalau makan malam?
DEWI
Tidak!
BAGAS
Mungkin kalau,...
DEWI
Tidak Tidak! Sudah pergi sana!
BAGAS
Oke, oke. Aku pergi. Daag,..
Bagas melangkah pergi keluar. Beberapa polisi melihat ke arah Dewi dan Bagas. Dewi cemberut. Wawan muncul dari ruangan.
WAWAN
Ada apa? Pagi-pagi ribut?
Dewi cemberut, masuk ruangan melewati badan Wawan.
DEWI
Ada orang gila!
Wawan menoleh ke Dewi. Dewi menaruh apel di mejanya. Wawan mendekati apel.
WAWAN
Oo penggemarmu kemarin?
Kelihatanya dia orang baik-baik.
Wawan mengambil apel, lalu membawa keluar. Dewi menatap Wawan heran.
DEWI
Heh heh!? Mau diapain?
WAWAN
Aku pikir kau gak suka?!
Aku mau kasihkan ke staff aja, biar gak ganggu konsentrasi kamu.
Dewi merebut apel yang dipegang Wawan, lalu menaruhnya kembali di mejanya. Wawan tersenyum geli.
INT. RESTO - NIGHT
Dewi duduk sendirian di pojok, melihat sekeliling, lalu menikmati minumannya. BAGAS menghampiri, duduk di depan Dewi.
BAGAS
Aku punya proposal, untuk membantumu.
Kalau kau tidak suka, biar aku saja yang pergi.
Agar manajer resto tidak membenciku. Kau tetaplah di sini.
Dewi menunduk, tersenyum sedikit.
BAGAS (CONT’D)
Setidaknya ada 5 poin. Pertama, Kau wanita dan aku pria.
Kecuali kau lebih senang bercinta dengan sesama wanita, aku akan pergi sekarang.
Dewi tersenyum kecil.
BAGAS (CONT’D)
Kau diam, berarti iya, kau normal. Ini melegakan.
Baik, poin 2, Kau sedang kesepian, tidak punya kekasih.
Dan aku dengan senang bersedia berada di posisi yang bisa memenuhi kebutuhanmu.
Tidak hanya dalam arti fisik saja tapi juga emosional dan batin.
BAGAS memandang Dewi.
BAGAS (CONT’D)
Poin 3, aku ini seorang analis, punya beberapa kenalan di kota ini,
yang sepertinya bisa membantumu
menyelesaikan kasus yang sedang kau kerjakan saat ini.
Dewi menatap BAGAS.
BAGAS (CONT’D)
Ehmm Kasus Algojo ya.. Yang Poin 4, ehmm ya Tuhan bibirmu manis sekali.
Ingin rasanya mencium dan melumat bibirmu yang menawan.
Mungkin seperti mengulum buah anggur,...
Eh sorry, aku tergoda dengan eh-em.
Dewi menunduk, tersenyum kecil.
BAGAS (CONT’D)
Sampai mana tadi? Hmm poin 4. Aku bisa membantumu memperbaiki selera interiormu.
Kemarin aku membuntutimu pulang, rumahmu di komplek yang bagus juga.
Dewi terbelalak, menatap BAGAS tajam.
BAGAS (CONT’D)
Aku masuk rumahmu kemarin.
Dewi terbelalak, menatap BAGAS tajam.
BAGAS (CONT’D)
Kau punya selera yang buruk dengan warna.
Kenapa dapur kamu cat warna hijau toska?
Tidak matching dengan kicen set dan kulkas.
Dewi tersenyum.
BAGAS (CONT’D)
Dan kau, ternyata masih menggunakan ranjang spring bed yang ukuran medium.
Aku kira, kau sudah siap menggunakan ukuran yang large.
Dan spreimu, motif melati warna pink? Sama sekali kurang maskulin.
DEWI
Pembual! Rumah siapa itu yang kau masuki?
BAGAS
Hehe,... Kalian wanita ini memang aneh ya?
Beberapa hari ini, aku menunjukan kepadamu kejujuran, kau diam, dingin saja.
Ini beberapa detik aku berbohong tentang membuntutimu dan memasuki rumahmu,
aku mendapat perhatiannmu.
Kalian memang lebih senang diberi kebohongan daripada kejujuran.
Dewi tersenyum geli.
BAGAS (CONT’D)
Sudahlah hentikan basa-basinya. Kau kelihatan terbebani dengan kasus Algojo ini ya?
Dewi menatap BAGAS.
DEWI
Aku tidak mendiskusikan kasusku dengan orang sipil.
Dewi kembali menatap pemandangan keluar jendela.
BAGAS
Maksudku, bukan tentang kasusnya.
Tetapi tentang kamu.
DEWI menoleh ke Bagas dengan tatapan heran.
BAGAS (CONT’D)
Apa sebenarnya yang membebanimu?
Apakah penyelidikanmu yang tidak mengalami progress
hingga menjadikan kamu kelihatan seperti detektif bodoh dan itu membuatmu depresi.
Atau rasa bersalahmu terhadap korban
karena kau belum bisa menangkap psikopat ini?
Dewi menatap BAGAS tertawa kecil sambil menggeleng.
DEWI
Sepertinya keduanya.
Dewi memandang BAGAS.
BAGAS
Aku sering ke Resto ini, duduk di pojok sini, sendirian.
Sejak sebulan yang lalu, aku melihatmu duduk di tempat duduk favoritku ini,
sendirian juga.
Aku berpikir sepertinya selera kita sama.
Mungkin sedang mengalami masalah yang sama juga.
Baru minggu lalu aku memberanikan diri mendekatimu.
Bagas memandang ke luar.
BAGAS (CONT’D)
Kau suka duduk di sini, karena view kotanya bagus ya?
DEWI
Yah.
BAGAS
Aku tunjukkan view yang lebih bagus, mungkin bisa menghiburmu.
Mari Kapten.
EXT. PINGGIR JURANG - NIGHT
Bukit, di pinggir jalan, di depan sebuah jurang. View kota malam yang indah. Dewi duduk di kap mesin, BAGAS berdiri di depan mobil.
DEWI
Sudah berapa wanita yang kau ajak ke sini?
BAGAS
Hmm Tunggu. Lisa, Eka, Indah, Nita, Sundari, Asti,...
Mang Udin (L/50) dari belakang membawa senter, berteriak.
MANG UDIN
Oii...! Ini bukan tempat nongkrong! Ayo pergi!
BAGAS dan Dewi menoleh ke Mang Udin. Mang Udin mendekat menyenter wajah BAGAS dan Dewi.
MANG UDIN (CONT’D)
Oo Bos BAGAS! Maaf Boss.
Kirain teh, siapa yang gak jelas gitu.
BAGAS
Mang Udin. Aman Mang?
MANG UDIN
Aman Boss. Ini gak pernah-pernahnya Boss di sini.
Tumben pisan. Biasanya langsung ke atas.
BAGAS
Ini nemenin temen lagi galau, banyak pikiran.
MANG UDIN
Oo ya ya. Mari Boss, jalan dulu. Mari teh.
DEWI
Jadi ?
BAGAS
Ya begitulah. Aku pemilik Villa di sini ama yang di atas itu.
Kau yang pertama aku ajak ke sini Kapten.
DEWI
Kau kenal aku?
BAGAS
Kau sering kelihatan termenung di Resto.
Ada yang membebani pikiranmu? Pekerjaan?
DEWI
Ya pekerjaanku penting.
Aku punya tanggung jawab besar menegakkan sistem ini.
BAGAS
Ya semuanya penting Kapten.
DEWI
Panggil Dewi aja.
BAGAS
Aku BAGAS.
DEWI
Yang poin 5 apa?
BAGAS
Poin 5 Apa? Oo Proposal itu.
Poin 5 aku rencananya akan memberitahumu dalam minggu depan.
Dan sebenarnya itu tadi gagasan untuk menarik perhatianmu saja sih.
DEWI
Aku kira kau sungguh-sungguh.
BAGAS
Aku memang sungguh-sungguh. Hanya saja yah..
konsentrasiku terganggu ketika melihat bibirmu.
Aku sungguh ingin mencium bibirmu,
tapi aku rasa kau tidak akan mengijinkanku
karena kita belum lama kenal.
Dan aku sendiri juga tidak akan, ehm,..
Aku ngelantur ya, maaf.
Dewi tersenyum.
BACK TO:
INT. RESTO - NIGHT
BAGAS duduk sendirian di pojok, Dewi mendekati, lalu meletakan borgol di meja. BAGAS melirik borgol.
DEWI
Ada yang ingin kau bicarakan?
Sebelum aku menangkapmu, lagi.
BAGAS
Duduklah. Kenapa kau tidak bisa relaks sebentar, mendengarkan apa kata hatimu.
Dewi duduk di hadapan Bagas.
DEWI
Kau buronan Bagas. Aku akan membawamu kembali ke penjara.
BAGAS
Aku buronan, tapi aku juga kekasihmu.
Dewi menghela nafas, menggelengkan kepala.
DEWI
Kau pikir rayuanmu bisa menghentikanku?
BAGAS
Ayolah Dewi. Algojo baru ini, kau tahu ada sesuatu yang mencurigakan sedang terjadi.
DEWI
Kau tahu, aku banyak sekali urusan.
Dewi memborgol BAGAS. BAGAS tidak melawan.
BAGAS
Begini sikapmu pada kekasihmu yang sudah lama tidak ketemu?
Kau kelewatan Dewi.
Dewi menggiring BAGAS jalan keluar Resto.