Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Berjuta Luka
Suka
Favorit
Bagikan
11. Scene #40 - 43

SCENE 40

INT – RUANG TAMU – MALAM HARI

CAST : ATHAR, PAK ADNAN, BU FARAH

Athar masuk ke dalam rumah yang sudah dihadang oleh pak Adnan di ruang tamu.

PAK ADNAN

(Berdiri dari sofa mendekati Athar) Darimana aja kamu, jam segini baru pulang?

Athar menghembuskan nafas dan terpaksa menghentikan langkahnya.

ATHAR

(Menatap depan) Darimana pun saya, itu bukan urusan anda.

Pak Adnan menatap Athar tajam sembari berjalan untuk tepat dihadapan Athar.

PAK ADNAN

Kalo ada orang ngajak ngomong itu tatap matanya! Ini yang kamu pelajari dari ayah sialmu?!

Athar menatap pak Adnan penuh amarah.

ATHAR

Anda siapa? Berani sekali menyebut alm ayah saya dengan sebutan yang tak seharusnya?(beat) Alm ayah saya dengan anda, anda tidak ada apa – apanya dibandingkan dengan anda yang rela meninggalkan anak istri anda demi wanita lain.

Amarah pak Adnan mulai memuncak ia melepas ikat pinggangnya dan mulai mencambuk punggung Athar.

PAK ADNAN

Anak kurang ajar!! Tanpa saya, hidupmu dan hidup ibumu akan terlantar!!(menatap Athar yang tertunduk)

Pak Adnan terus saja mencambuk Athar dan memukuli Athar. Bu Farah yang melihat dibalik tembok hanya menahan tangis tak dapat berbuat apa – apa.

SCENE 41

INT – KAMAR ATHAR – MALAM HARI

CAST : ATHAR, BU FARAH

Athar duduk di atas kasur dengan membuka seragamnya, terlihat punggung Athar penuh bekas luka cambuk. 

Bu Farah mengendap – endap memasuki kamar Athar untuk membantu mengobatinya. Athar sontak menoleh saat ia mendengar bunyi seseorang membuka pintu.

ATHAR

Mama. Ngapain mama masuk ke kamar Athar?

Bu Farah hanya memberi bahasa badan untuk Athar agar ia tidak berisik.

BU FARAH

(Sedikit berbisik sembari meletakkan kotak P3K) Mama bantu kamu obatin lukanya ya nak?

Athar mengangguk tersenyum kemudian bu Farah mengobati Athar dengan hati – hati.

BU FARAH

Ini salah mama, nak. Coba saja mama tidak takut hidup miskin, mungkin keadaannya tidak begini

Athar menghembuskan nafas pelan, kemudian ia menoleh menghadap bu Sukma.

ATHAR

Athar tahu ini salah mama, karena dari awal Athar tidak memiliki kemistri dengan dia. Tapi ini semua sudah terjadi ma, Athar ngga papa. Athar sudah biasa diperlakukan seperti ini(tersenyum)

Bu Farah menatap Athar nanar, kemudian ia memeluk Athar sembari menumpahkan air mata yang sedari tadi ia bendung.

ATHAR

(Mengusap punggung bu Farah) Ma, melihat mama menangis lebih sakit jika dibandingkan dengan cambukkan dari ikat pinggang andalannya.

Bu Farah melepaskan pelukannya, kemudian ia menatap Athar dan mencium keningnya.

BU FARAH

Kamu kenapa sekarang sering pulang terlambat?

ATHAR

(Tersenyum) Athar sekarang lagi deket sama cewe, ma. Dia cantik, ma. Baik juga

Bu Farah tersenyum menatap Athar sembari mengusap kepala Athar.

BU FARAH

Lalu bagaimana dengan Nada?

ATHAR

(Menelan ludah) Dari awal Athar tidak pernah bisa suka sama Nada, ma. Toh, dari awal juga Rassya yang suka sama Nada, teman Athar sendiri.

BU FARAH

Nak, kamu boleh dekat dengan wanita manapun, kamu boleh suka sama siapa saja. Tapi terlepas dari itu semua, jangan pernah kamu menyakiti hati perempuan manapun. Karena pada dasarnya perasaan wanita itu sangat lembut nak, sangat mudah robek. Terlalu tulus ia saat mencintai, terlalu mudah pula ia sakit hati.

Athar tersenyum mengangguk menatap bu Farah.

ATHAR

Athar janji ma, untuk tidak membuat perempuan manapun merasa tersakiti karena Athar.

Bu Farah tersenyum sembari memeluk Athar.

SCENE 42

INT – KELAS – PAGI HARI

CAST : ATHAR, RASSYA, ILHAM

Athar berjalan ke kelas dengan lemas, dengan keadaan wajah yang meninggalkan bekas luka. Setalah ia duduk, Ilham yang melihat menghampiri Athar di bangkunya.

ILHAM

Lo Thar, lo berantem lagi sama Rassya? Tapi kok Rassya mukanya mulus alus(menunjuk Rassya)

RASSYA

(Menatap Ilham) Seudzon aje lu cowo.

ILHAM

Lah siapa juga yang bilang gue cewe

ATHAR

(Menghela nafas) Udah lah, kalian berdua kan juga tahu dari awal gue begini karena apa

Rassya dan Ilham serentah mengangguk paham siapa yang membuat Athar babak belur.

RASSYA

Kenapa lo ngga coba lawan aja si Thar. Dia ngga berhak atas diri lo, dia bukan siapa – siapa.

ILHAM

(Mengangguk) Betul tuuu

ATHAR

Gue diam bukan karena gue takut. Tapi gue diam karena gue menghargai dia sebagai orangtua.

Ilham mengacungkan jempol ke arah Athar yang dibalas senyum miring oleh Rassya. Athar hanya menatap Ilham mengrenyitkan dahi.

SCENE 43

EXT – DEPAN KELAS – SIANG HARI 

CAST : MEYSHA, RYN, ATHAR

Meysha dan Ryn beranjak dari bangku berjalan keluar. Mereka berdua berhenti tepat di depan pintu kelas.

MEYSHA

Emm lo duluan aja, nanti gue nyusul.

RYN

Yaudah gue duluan ya, daa(berjalan meninggalkan Meysha)

Meysha berjalan mendekati bangku depan kelas, kemudian ia duduk sendirian di depan kelas.

MEYSHA(V.O)

(Menghembuskan nafas) Mana bisa gue pergi ke kantin melihat Nada dan juga Rassya ada disana(menyenderkan punggung ke belakang)

Athar melihat Meysha yang duduk sendiri di depan kelasnya. Dengan sigap ia menemui Meysha dan duduk di seblahnya.

MEYSHA

(Menatap Athar kaget) Muka lo kenapa? Lo berantem?

Athar menyipitkan matanya menatap Meysha.

ATHAR

Khawatir ya?(nyengir)

MEYSHA

(Mengehmbuskan nafas) Gue serius.. kenapa demen banget berantem si Thar?

ATHAR

Ngga ada yang berantem Meysha..

Meysha mengrenyitkan dahi menatap Athar tak percaya.

MEYSHA

Terus muka lo kenapa kalo ngga berantem?

ATHAR

Gue.. semalem dihajar sama bokap tiri gue

Meysha sontak menghadap ke Athar terkejut.

MEYSHA

Pasti gara – gara lo anterin gue semalem ya?

Athar terkekeh mendengar pertanyaan Meysha.

MEYSHA

Lucu gitu?!

ATHAR

Engga lah. Gila kali gara – gara lo. Emang dari dulu hubungan gue sama bokap tiri gue ngga baik, dan gue kaya gini itu udah biasa..

MEYSHA

(Menggerutu kesal) Gila emang ya bokap tiri lo. Kalo emang ngga bisa memberikan kasih sayang, seenggaknya ngga usah main fisik. Toxic emang.

ATHAR

(Tertawa kecil) Gue udah kebal ini mah..

Meysha menatap Athar kasihan.

MEYSHA

Ngga usah pura – pura kuat deh lo. Gue bantu ke UKS buat obatin luka lo ya?

Athar mengangguk tersenyum menatap Meysha.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar