Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
SCENE 34
INT – RUMAH BU SUKMA – MALAM HARI
CAST : MEYSHA, BU SUKMA
Saat Meysha akan pergi ke kamar, terdapat bu Sukma sedang duduk di meja makan.
BU SUKMA
Darimana, Mey?(sembari menyeduh teh hangat)
Meysha gugup berdiri di depan bu Sukma dengan menggigit bibir bawahnya, ia takut bu Sukma marah karena tidak memberi kabar.
MEYSHA
Emm, Meysha tadi cari makan dulu ma. Setelah itu Meysha pergi jalan – jalan..
BU SUKMA
(Mengangguk) Athar?
Meysha mengangguk sembari menunduk.
BU SUKMA
(Tersenyum) Bersih – bersih dulu gih, terus makan malam. Mama sudah masak buat kamu
Meysha sontak menatap mamanya dan mengangguk sembari tersenyum. Kemudian ia mulai menaiki anak tangga menuju kamarnya.
BU SUKMA(V.O)
Apapun yang buat kamu bahagia mama tidak akan pernah melarangnya, Mey. Dengan bahagia, perlahan waktu akan menghapus rasa trauma yang kamu alami, sayang..(menatap foto besar Meysha di dinding)
Setelah bersih – bersih Meysha turun untuk makan malam. Bu Sukma yang menyadarinya melongak ke atas tangga dan segera menyiapkan makanannya untuk Meysha.
BU SUKMA
(Menyodorkan makan) Dihabisin gih
Meysha menatap mamanya dengan senyum haru.
MEYSHA
Ma, makasih ya sudah menjadi mama yang baik buat Meysha.. maafin Meysha belom jadi yang terbaik buat mama
BU SUKMA
(Tersenyum) Nak, jika seorang ibu menginginkan yang terbaik untuk anaknya, maka ia harus lebih dulu menjadi ibu yang baik untuk anaknya..
MEYSHA
Meysha janji, Meysha bakalan jadi yang terbaik buat mama
BU SUKMA
Mama tidak menginginkan kamu jadi yang terbaik, nak. Mama hanya ingin yang terbaik buat Meysha..
Meysha tersenyum menatap mamanya dengan tatapan nanar.
MEYSHA(V.O)
Yang terbaik buat gue? Obat yang lebih mujarab? Atau, psikiater yang lebih hebat? Seburuk itu kah gue sampai mama gue sendiri ngga percaya gue bisa jadi yang terbaik buat beliau?(menatap nasi yang ada dihadapnya)
Seusai makan, Meysha pergi ke kamar dan duduk di bangku depan meja belajarnya, ia memegang kotak musik bewarna coklat.
CUT TO FLASHBACK
INT – RUANG KELAS
CAST : MEYSHA, DHYO, RANTI
Meysha duduk sendirian di bangku paling depan dekat pintu dengan posisi kepala yang ia tidurkan di meja.
MEYSHA(V.O)
Ngga biasanya Ranti diemin gue kaya gini. Kalo gue salahpun biasanya dia langsung ngomong bukannya diemin gue kaya gini.
CU : Bunyi terompet
Dhyo dan Ranti datang ke kelas untuk mmeberi kejutan Meysha. Kedua tangan Ranti membawakan roti blackforest kesukaan Meysha.
DHYO, RANTI
Surprise!!!
Bunyi terompet dan juga suara lantang dari Dhyo dan Ranti sontak membuat Meysha terkejut yang langsung memposisikan dirinya duduk tegak.
MEYSHA
(Tersenyum) Apaan si kalian.. gue pikir lo diemin gue beneran(menatap Ranti)
Ranti terkekeh sembari mendekati Meysha dan merangkulnya.
RANTI
Ya, mana bisa gue diemin sahabat terbaik gue ini..
Dhyo mendekati Meysha dengan buket coklat yang ia sembunyikan dibalik punggungnya.
DHYO
Happy birthday, sayang. Semoga hal – hal baik menyertaimu(memberikan buket)
Meysha tersenyum haru karena kejutan yang mereka berikan, setelah Meysha menerima buket dari Dhyo kemudian ia langsung memeluk Dhyo.
RANTI
Gue ngga mau kalah dari Dhyo dong. Gue juga ada hadiah buat lo, Mey.
Meysha melepaskan pelukannya, ia menatap Ranti yang sedang mengeluarkan hadiahnya dari tas Ranti.
RANTI
Yaaa ini dia!! Ini buat lo
Meysha mengrenyitkan dahi sembari tersenyum kemudian ia membuka kadonya.
RANTI
Hadiahnya memang ngga begitu mahal. Tapi kotak musik itu adalah simbol dari persahabatan kita.
MEYSHA
Kenapa jadi simbol persahabatan kita?
RANTI
Kamu bisa membuka kotak musik itu agar mengeluarkan suara saat kamu ingat akan persahabatan kita yang indah, seperti suara yang ada dalam kotak musik tersebut. Tapi kamu bisa untuk tidak membuka kotak musik itu saat kamu merasa benci akan aku.
MEYSHA
Mana mungkin aku bisa benci kamu, Ran. Kamu itu satu hal terbaik yang pernah aku temui.. semarah – marahnya aku sama kamu, aku paling ngga bisa untuk benci sahabat aku sendiri
Ranti tersenyum menggoda sembari menyodorkan kedua tangannya kedepan agar Meysha memeluk Ranti. Yang kemudian Meysha memeluk Ranti.
CUT TO BACK
SCENE 34
INT – RUMAH BU SUKMA – MALAM HARI
CAST : MEYSHA, BU SUKMA
Meysha menatap kotak musik itu dengan tatapan benci sembari tersenyum miring.
MEYSHA
Nyatanya gue memang ngga bisa benar – benar benci lo, Ran. Tapi gue nyesel, pernah menjadi yang paling bodoh karena anggap lo orang baik.
Meysha menahan isak tangisnya menatap kotak musik tersebut sebelum akhirnya ia membanting kotak musik tersebut hingga rusak.
MEYSHA
Lo manusia bertopeng, Ran! Kenapa lo harus menjadi orang yang berpura – pura baik depan gue!!(menunjuk kotak musik yang sudah rusak) Lo udah nusuk gue di belakang, Ran.. kenapa gue jadi benci diri gue sendiri karena ngga bisa benci lo(terduduk pada kotak musik yang rusak)
Meysha berdiri dan meraih kembali kotak musik yang telah ia hancurkan kemudian ia hancurkan kembali hingga tak tersisa.
MEYSHA
Gue ngga butuh kotak musik sial itu untuk mengingat lo!!(menginjak kotak musik)
Meysha menangis dengan duduk di atas kasur sembari kedua tangannya menutupi wajahnya. Namun smartwatch Meysha bunyi kembali, lantaran ia harus minum obat.
MEYSHA
Ngga guna!!(mematikan smartwatchnya)
Meysha membiarkan dirinya untuk tidak minum obat dan lebih memilih untuk tidur.
SCENE 35
EXT – KORIDOR – PAGI HARI
CAST : MEYSHA, ATHAR, RASSYA
Meysha berjalan pelan menuju kelasnya dengan mata sembab. Dari arah belakang Rassya yang menyadari itu adalah punggung Meysha, kemudian ia berlari kecil dan berada tepat di samping kanan Meysha.
RASSYA
(Menatap Meysha) Mata lo sembab. Lo habis nangis?
Meysha menatap depan dengan tatapan kosong sembari menggelengkan kepala.
RASSYA
Kalo lo lagi ada masalah, lo bisa cerita ke gue..
Meysha menatap Rassya tersenyum sembari mengangguk pelan. Athar yang melihat mereka berdua langsung mendekatinya.
ATHAR
(Menatap Meysha dengan mengrenyitkan dahi) Mey, lo nangis? Atau lo sakit?
Meysha menatap Athar dengan tersenyum tipis sembari menggelengkan kepala.
MEYSHA
Gue ngga papa, mungkin semalam gue kurang tidur kali ya
ATHAR
Apa, lo mau istrihat di UKS?
Rassya memotong pembicaraan mereka, dengan gayanya yang sok cool pandangan ke arah depan.
RASSYA
Jaelah, kalo perhatiannya cuma bikin orang berharap, lebih baik ngga usah sok – sok an kasih perhatian deh
Athar langsung melotot menatap Rassya.
ATHAR
(Nyolot) Gue hanya menawarkan bantuan. Bukan menawarkan harapan.
Rassya hanya tersenyum miring tak menghiraukan tatapan Athar. Meysha menatap Athar yang kemudian menatap Rassya ganti.
MEYSHA
Apaan si kalian, kanak – kanakan banget deh
Athar mendengus kesal sembari memberi tatapan tajam ke arah depan.
MEYSHA
Gue, ke kelas dulu ya
Meysha meninggalkan Athar dan Rassya berdua. Athar yang hendak mengucapkan sesuatu tertahan karena Meysha yang sudah semakin jauh.