Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
SCENE 14
INT/EXT – CAFFE/TROTOAR – SORE HARI
CAST : MEYSHA, RYN, NADA, ATHAR, RASSYA, ILHAM
Mereka semua berkumpul dengan canda gurau yang receh membuat suasana tidak menjadi hening.
RASSYA
Meysha, itu pindahan darimana ya?
RYN
Dia dari Bogor(sembari memasukkan satu kentang dalam mulutnya)
ILHAM
Kenapa? Lo udah bisa berpaling ke lain hati?
Semua terkekeh dengan gurauan yang Ilham lontarkan kecuali Nada yang tersenyum miring sembari minum.
Athar melihat Meysha sedang berjalan di trotoar caffe, karena rasa penasaran, ia memutuskan untuk mengikuti Meysha.
ATHAR
(setengah berdiri) Gue, pergi keluar sebentar ya?
NADA
Mau kemana?
ATHAR
(Langsung saja pergi tanpa menghiraukan pertanyaan Nada)
Athar berjalan mengendap – endap di belakang Meysha agar Meysha tidak mengetahuinya.
SCENE 15
INT – RUMAH SAKIT – SORE MENJELANG MALAM
CAST : MEYSHA, BU SUKMA, ATHAR, DOKTER
Athar semakin penasaran sewaktu ia mengetahui bahwa Meysha masuk ke dalam rumah sakit. Dengan rasa penasaran, Athar mengikuti sampai ke dalam rumah sakit.
Di bangku rumah sakit Meysha sudah mendapati mamanya yang sedang menunggu. Kemudian Meysha dan mamanya masuk ke ruang dokter. Athar yang penasaran ia nguping dibalik pintu.
Bu Sukma duduk berhadapan dengan dokter Meysha.
BU SUKMA
Bagaimana keadaannya sekarang, dok?
DOKTER
Saya belum melihat perkembangan apapun dari Meysha, kemungkinan besar secara perlahan penyakit yang dialami Meysha akan merusak hatinya.
Bu Sukma menatap Meysha yang berada dibalik gorden dengan tatapan nanar.
BU SUKMA
Terus, apa yang harus saya lakukan, dok?
DOKTER
Sebelum kita menemukan donor hati, Meysha diharuskan untuk tetap minum obat dan control sesuai jadwal. Usahakan untuk dia agar tidak terlalu kelelahan dan juga tidak terlalu memikirkan sesuatu yang memperburuk keadaannya.
Bu Sukma mengangguk mengiyakan dengan menahan air mata yang ada dipelupuk matanya.
Sedangkan Athar yang sedari tadi menguping ia terkejut dengan percakapan mamanya Meysha dan dokter.
ATHAR(V.O)
Kerusakan pada hatinya? Donor hati? Jadi, Meysha sakit?
Setelah bu Sukma dan Meysha selesai, sesegera mungkin Athar untuk pergi agar mereka tak melihatnya.
Meysha dan bu Sukma berjalan menyusuri lorong rumah sakit.
MEYSHA
Gimana, ma?
BU SUKMA
(Merangkul Meysha dan mencium kepalanya) Kamu bakalan sembuh, nak(tersenyum)
Meysha hanya tersenyum ke mamanya, meskipun Meysha tahu hal baik tentang Meysha itu mustahil adanya.
BU SUKMA
Meysha sewaktu akan pergi ke rumah sakit sudah makan belum?
MEYSHA
(Menggelengkan kepala) Belum, ma
BU SUKMA
Yasudah, sebelum kita pulang kita pergi makan dulu ya, kita juga akan menemui psikiater kamu..
Meysha mengangguk pelan dengan menatap lantai rumah sakit, ia muak dengan keadaannya. Ia melakukannya untuk kebaikan mamanya, bukan untuk dirinya.
CUT TO
SCENE 14
INT – CAFFE – SORE MENJELANG MALAM
CAST : RYN, NADA, ATHAR, RASSYA, ILHAM
Nada bediri sembari menelpon Athar yang tak kunjung ada jawaban darinya.
NADA
Kemana si, Athar. Bilangnya sebentar, ini hampir malam ia belom balik juga.
RYN
Udahlah, Athar kan macam jalaingkung. Datang tak dijemput, pulang tak diantar, ahahaha
Semuanya terkekeh, namun tidak dengan Nada. Ia justru memasang muka cemas.
ATHAR
(Mendorong kursinya ke belakang untuk ia duduk)Haii
NADA
Athar, lo dari kemana si(duduk di samping Athar)
ATHAR
Gue ada urusan(menatap meja)
NADA
Urusan? Urusan apa?
ILHAM
Dihh, siape lo pengen tahu banget urusan orang.
NADA
(Memasang muka asam ke arah Ilham)
RYN
Udah, pulang aja yuk. Udah mau larut juga
Semua mengangguk mengiyakan ajakan Ryn.
NADA
Athar, gue balik bareng lo ya?
ATHAR
Gue masih ada urusan(langsung pergi)
NADA
(Teriak sembari berdiri menatap punggung Athar)Athar!!
RASSYA
Gue aja antar lo pulang(berdiri disamping Nada dengan tas punggung yang ia pakai di satu pundak kananya)
Nada mengangkat alis mengiyakan dan pergi keluar parkiran tanpa sepatah katapun. Rassya hanya menghela napas kasar.
SCENE 16
EXT – JALANAN – MALAM HARI
CAST : NADA, RASSYA
Disepanjang jalan, Nada memalingkan mukanya dengan wajah yang masam. Seperti memberi pertanda ke Rassya bawah ia tak nyaman bersama Rassya.
RASSYA
Apa si yang membuat lo mau bertahan dengan rasa yang membuat lo tersiksa?
Nada yang tadinya menghadap ke arah samping sontak ia menatap punggung Rassya dengan mengrenyitkan dahinya.
RASSYA
Sekeras apapun lo berjuang, perjuangan lo akan dihargai saat lo menemukan orang yang tepat.
NADA
Lo lagi ngomongin apaan si? (menatap samping kanan helm Rassya)
RASSYA
Seandainya gue Athar, apa lo juga akan memperjuangkan gue seperti lo memperjuangkan Athar?
NADA
(Menghela napas kasar sembari menatap ke arah depan) Sya, lo ngga bisa bikin persamaan antara lo dan Athar. Kalian itu beda!
RASSYA
Apa yang menjadikan perbedaan gue dan Athar?
NADA
Stop bahas ini, Sya. Jatuh hati itu ngga bisa memilih dimana tempat ia akan jatuh. Seandainya gue bisa memilih, keadaan gue juga ngga akan seperti ini. Mencintai tapi tak dicintai.
Rassya hanya tersenyum tipis dibalik helm yang ia kenakan dan tetap fokus mengenderai motornya.
SCENE 17
INT – RESTAURANT – MALAM HARI
CAST : MEYSHA, BU SUKMA, BU SARAS
Di meja makan yang sudah bu Sukma pesan sudah terdapat bu Saras yang menunggu, yaitu psikiater Meysha.
BU SARAS
Hallo, Meysha. Apa kabar?(berdiri dari tempat duduk)
MEYSHA
(Tersenyum tipis sembari mengangguk) Baik
BU SUKMA
Mama tinggal sebentar ya(memgang bahu kiri Meysha)
Meysha mengangguk mengiyakan.
BU SARAS
Gimana Meysha, apakah pekan ini lebih sering menangis daripada sebelumnya?
Meysha terdiam sembari ia menatap meja dengan tatapan kosong.
MEYSHA
(Menggelengkan kepala pelan)
BU SARAS
(Tersenyum menatap Meysha) Emm Meysha pernah ngga kecewa dengan diri sendiri atau membenci diri sendiri?
MEYSHA
(Menatap bu Saras)Setiap hari, bahkan dari dulu(memalingkan tatapan ke arah lantai)
BU SARAS
Atas dasar apa kamu membenci diri kamu sendiri?
MEYSHA
Saya tidak pernah menemukan hal baik dalam hidup saya(menatap bu Saras)
BU SARAS
Jika suatu hari kamu menemukan satu titik terbaik dalam hidupmu, apa kamu masih akan tetap membenci diri kamu sendiri?
MEYSHA
(Mengangguk sembari tersenyum tipis) Karena satu titik terbaik itu mustahil adanya(beat) Kalaupun ada, itupun ngga akan pernah merubah kehidupan saya.
BU SARAS
Baik, bu Saras memahaminya. Memang, tidak banyak yang bu Saras lakukan untuk membantu Meysha. Tapi kalo Meysha perlu bu Saras menjadi teman cerita Meysha, bu Saras akan menjadi pendengar yang baik untuk Meysha.
Bu, Sukma berjalan menuju mejanya sembari membawa berbagai macam makanan. Meysha yang melihatnya langsung membuka suara ke bu Saras.
MEYSHA
Bu, saya tidak mengharapkan hal baik datang dalam hidup saya. Tapi saya berharap ibu mengatakan hal baik tentang saya ke mama saya, karena ia mengharapkan yang terbaik untuk saya.
Bu Saras tersenyum smebari mengangguk mengiyakan permintaan Meysha.