Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Berjuta Luka
Suka
Favorit
Bagikan
6. Scene #26 - 29

SCENE 26

EXT – JALAN RAYA – MALAM HARI

CAST : ATHAR, NADA

Disepanjang perjalanan Athar hanya diam, sedangkan Nada terus saja mencari topik pembicaraan.

NADA

Emm, Athar(beat) Makasih ya..

ATHAR

Untuk?

NADA

Untuk waktunya hari ini

ATHAR

Gue luangin waktu gue buat bisa kumpul sama teman – teman yang lain. Bukan buat lo

Nada terdiam.

NADA

Mau sampai kapan si Thar lo tutup hati lo buat gue? Bahkan lihat sedikit perasaan gue aja lo ngga pernah.

Tiba – tiba motor Athar terhenti di pinggir jalan. 

NADA

Kita mau kemana?

ATHAR

Kita perlu bicara.

Athar dan Nada duduk di pinggir trotoar. Dengan posisi mereka saling berhadapan.

NADA

Lo, mau bicara soal apa Thar?

Athar menghembuskan nafas sebelum ia memulai berbicara.

ATHAR

Nad, gue hargai perasaan lo terhadap gue. Tapi kalo lo berharap gue cinta sama lo balik, gue ngga bisa Nad. 

NADA

(Menatap Athar) Apa yang ngga bisa buat lo cinta balik ke gue Thar? Lo cinta sama Meysha? Lo suka?

ATHAR

Kenapa Meysha? Bahkan sebelum gue kenal Meysha pun gue ngga pernah ada rasa ke lo.

NADA

Terus karena apa Thar? Apa karena Rassya? Lo merasa ngga enak sama Rassya? Kan gue ngga suka sama Rassya Thar, lo tahu sendiri kan. Semua juga tahu.

ATHAR

(Tersenyum) Lo sama gue ada diposisi yang sama sebenarnya Nad. Gue ngga bisa buat cinta balik ke lo dan lo ngga bisa cinta balik ke Rassya. Dan bahkan lo tahu sendiri kalo rasa itu ngga bisa dipaksa. Kenapa lo terus – terusan berharap buat gue cinta balik ke lo?

NADA

(Menatap Athar dengan mata yang nanar) Segitunya lo ngga mau sama gue sampai – sampai lo bikin persamaan antara perasaan lo ke gue dengan perasaan gue ke Rassya. Itu jelas beda Thar, gue ngga bisa bersama dengan Rassya, teman dekat orang yang gue cinta. Sedangkan lo, lo ngga ada rasa untuk orang yang menurut lo istimewa. Kenapa lo ngga coba buat belajar mencintai gue?

ATHAR

Belajar mencintai itu bukanlah hal yang mudah, Nad. Gue ngga bisa mencintai lo semudah gue memutar balikkan telapak tangan. 

NADA

(Tersenyum menatap langit) Sekarang gue paham, Thar. Lo bisa cinta gue balik itu ibarat gue lagi survival di gurun tanpa bawa air. Gue ngga akan pernah bisa bertahan hidup, begitupula dengan lo. Lo ngga akan pernah bisa cinta balik ke gue.

ATHAR

Maafin gue, Nad.

NADA

(Menatap Athar tersenyum) Buat?

ATHAR

Gue ngga bisa jadi orang yang benar – benar nyata dalam hidup lo.

NADA

Gue juga minta maaf Thar, gue salah menempatkan rasa yang tak seharusnya. Dan maaf, gue ngga bisa untuk ngga ada rasa ke lo. Kalaupun bisa, itu mungkin sudah dari dulu gue lakukan.

Malam terlalu larut untuk mereka yang juga ikut larut dalam rasa. Hingga akhirnya, mereka memutuskan untuk pulang ke rumah.

SCENE 27

INT – KAMAR MEYSHA – MALAM HARI

CAST : MEYSHA

Seperti yang sering Meysha lakukan, duduk di sofa panjang dekat jendela dengan kedua kaki ditekuk ke atas sofa dan dipeluknya.

MEYSHA (V.O)

Apa yang terjadi ya sama perasaan gue. Kenapa perasaan gue berbeda terhadap Rassya? Gue juga jadi sering kepikiran Rassya, apa karena dia kasih perhatian gue lebih? Tapi Athar juga kasih gue perhatian lebih, tapi kenapa gue ngga ada perasaan sedikitpun ke Athar, kepikiran dia aja engga. Arghhhh

Meysha berdiri dari sofa sembari mondar – mondir dengan kedua tangan yang mengepal.

MEYSHA

Mey, lo harus tetap bantengin diri lo buat ngga jatuh cinta. Karena jatuh itu sakit dan cinta itu menyakitkan.

Meysha mulai melemparkan badannya di atas kasur dengan posisi tengkurap hingga akhirnya dia tertidur pulas.

SCENE 28

EXT – LAPANGAN – PAGI HARI

CAST : MEYSHA, ATHAR, RASSYA, ILHAM, NADA

Semua siswa – siswi berkumpul untuk melaksanakan kegiatan olahraga. Setelah mereka berlari, mereka mulai duduk dipinggir lapangan sembari meluruskan kaki.

Nada yang melihat Athar kecapean dengan mengibaskan kaos olahraganya sesegara ia menemui Athar membawakan minuman dari belakang Athar.

NADA

Ini buat lo(menyodorkan sebotol minuman)

Sontak Athar menoleh ke belakang yang diikuti Rassya dan juga Ilham. Ilham menelan ludah yang melihat ekspresi Rassya cemburu.

ATHAR

(Mengambil minuman tersebut) Makasih, tapi kayanya Rassya lebih butuh.

Setelah menerima minuman tersebut, Athar kasih minuman tersebut ke Rassya yang diterimanya dengan ekspresi melongo. Kemudian Athar berjalan meninggalkan Nada, Rassya dan Ilham.

Rassya berlari menemui Athar yang belum jauh. Dan ditaruhnya botol minuman tersebut.

RASSYA

(Berteriak) Kalo lo ngga bisa terima dia, seengganya lo bisa menghargai pemberian dari dia!

Athar yang mendengar terpaksa menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah belakang sembari tersenyum miring kemudian mendekati Rassya.

ATHAR

Gue, lakuin ini karena gue hargai pertemanan kita, Sya.

RASSYA

Begini, cara lo hargai pertemenan?(mendorong Athar dibahu dengan telunjuknya)

Athar melirik apa yang dilakukan Rassya.

ATHAR

Terus lo mau kita berbagi? Apa itu yang lo maksut menghargai pertemanan?

Rassya tersulut emosi kemudian ia menonjok pipi kanan Athar hingga tersungkur jatuh. Semua yang melihat terkejut dan Nada masih berada diposisi yang sama seperti tadi dengan menutup mulutnya satu tangan.

ILHAM

Gila emang(sembari menggelengkan kepalanya)

Meysha yang baru selesai dari kamar mandi melihat aksi mereka kemudian berlari menuju mereka untuk memisahkannya. Nada dan Ilham yang melihat Meysha mendekati mereka juga ikut berlari menuju mereka.

Meysha berdiri diantara mereka untuk memisah. Sedangkan Nada berada disamping Athar menariknya untuk berhenti, dan Ilham memeluk Rassya untuk menariknya ke belakang.

MEYSHA

(Berteriak) Udah!! Udah!!

Athar dan Rassya menyadari keberadaan Meysha diantara mereka, yang kemudian mereka berhenti berkelahi.

NADA

(Menunjuk Meysha) Ini semua karena lo, ya!! 

Setelah Nada menyalahkan Meysha, ia berlari menjauh dari mereka, sedangkan Meysha kebingungan menatap Nada dan perkataannya.

ILHAM

Hmmm orang yang ngga bersalah malah jadi salah(menatap Nada sembari menepuk jidatnya)

Rassya yang menyadarinya kemudian berlari mengejar Nada. Sedangkan Athar dibantu Meysha dan Ilham untuk ke bangku panjang pinggir lapangan.

ILHAM

Gue ambilkan kotak P3K dulu di UKS

Meysha mengangguk mengiyakan dengan raut wajah yang cemas.

MEYSHA

Kenapa berantem?(menatap Athar)

Athar yang tadinya memegangi pipi merintih kesakitan sontak menatap Meysha dengan sedikit tersenyum.

ATHAR

Ngga papa..

MEYSHA

(Mengrenyitkan dahi) Kalo ngga papa terus kenapa berantem?

Athar hanya menatap Meysha sembari tersenyum karena senang akan Meysha yang mencemaskan dirinya.

MEYSHA

Kenapa lo ngga kejar Nada? Kenapa justru Rassya yang kejar Nada?

ATHAR

(Mengrenyitkan dahi) Kenapa gue?

MEYSHA

Ihh lo jadi cowo gimana si, lo kan cowonya Nada

Athar sontak terkejut dengan pernyataan dari Meysha.

ATHAR

Sejak kapan lo punya pernyataan kalo gue cowo Nada?

MEYSHA

(Menghembuskan nafas pelan) Sejak kemarin(beat) Nada khawatirin lo kemarin karena lo belum juga dateng. Jadi, ya gue tahunya lo cowo Nada. Tapi pas lihat ini aneh sih

ATHAR

Aneh? 

MEYSHA

Iya aneh, kenapa lo ngga kejar Nada malah justru Rassya yang kejar dia

Athar tertawa kecil mendengar yang diucapkan oleh Meysha. Meysha mengrenyitkan dahi kebingungan.

MEYSHA

Kenapa tertawa?

ATHAR

Gue bukan cowo Nada

MEYSHA

(Melongo) Jadi, Rassya cowo Nada?

ATHAR

Hahahah, dia juga bukan cowo Nada. Mungkin otw

Meysha bertambah bingung dengan topik pembicaraannya.

MEYSHA

Apa si kok gue jadi bingung ya(menggaruk keningnya yang tak gatal)

Belum Athar menjawab, Ilham sudah datang kelelahan karena berlarian dengan membawa sekotak P3K ditangannya yang kemudian diraih oleh Meysha kotak tersebut.

MEYSHA

Ini mungkin sedikit terasa nyeri, tapi lo tahan ya biar engga infeksi nantinya(mengusapkannya alkohol ke wajah Athar)

Athar meringis menahan rasa sakitnya, tapi ia coba tahan karena disisi lain ia senang Meysha yang mengobatinya.

MEYSHA

Selesaii!! Kamu hebat!(mengacungkan kedua jempol)

Athar hanya tersenyum tipis melihat Meysha yang tertawa puas.

SCENE 29

INT – LORONG SEKOLAH – PAGI HARI

CAST : NADA, RASSYA

Rassya terus saja mengejar Nada dengan wajahnya yang penuh luka hingga akhirnya Rassya meraih tangan Nada yanag membuat Nada berhenti berlari.

RASSYA

Kenapa lo lari?

Nada memutar badannya yang membuatnya berhadapan dengan Rassya. Kemudian Rassya melepaskan tangan Rassya yang berada dipergelangan tangan Nada.

NADA

Terus, kenapa lo ngejar?

RASSYA

Gue ngga mau lo kenapa – napa

NADA

Gue ngga akan pernah kenapa – napa tanpa lo!(menunjuk dada Rassya dengan sedikit menekannya)

RASSYA

Apa si yang lo cari dari dalam diri Athar? Sedangkan menghargai lo aja dia ngga pernah bisa.

Nada menghembuskan nafas kasar sembari memutar bola matanya jengah.

NADA

Gue percaya, suatu hari nanti akan tiba dimana Athar mencintai gue balik. Bukan hal sulit bagi Tuhan ku membolak – balikan hati manusia.

RASSYA

Apa gue juga perlu percaya, akan ada dimana suatu hari nanti lo ngga anggap gue lagi seperti sampah?

Nada mengrenyitkan dahi menatap Rassya muak.

NADA

Kalo emang terasa sakit, kenapa lo tetap kekeh atas rasa gue?

RASSYA

Karena gue ngga pernah bisa menemukan wanita seperti lo ada dalam diri wanita lain, Nad.

Nada tertegun, kemudian ia tersenyum ke Rassya sembari memegang kedua pundak Rassya.

NADA

Sya, gue tahu lo orang baik. Dan lo pantas mendapatkan orang yang baik pula. Dan gue bukan orang baik yang pantas buat lo Sya. Gue ngga bisa jadi orang baik buat lo.

RASSYA

Nad, beri gue kesempatan untuk menjadi pantas buat lo. Dan gue ngga akan pernah sia – sia kan kesempatan itu, Nad.

NADA

Ini bukan masalah pantas atau engganya lo buat gue, Sya. Dan ini bukan karena ngga bisanya gue kasih kesempatan lo menjadi pantas buat gue. Tapi ini masalah hati, Sya. Hati gue ngga pernah bisa berpihak ke lo.

RASSYA

Gue ngga akan pernah berhenti sampai sini, Nad. Sampai lo orang baik yang pantas buat gue, seperti yang lo maksut. Sampai hati lo menemukan rumah yang sebenarnya.

Rassya melepaskan tangan Nada dari pundaknya kemudian pergi meninggalkan Nada sendirian di lorong. Sedangkan Nada menatap kosong punggung Rassya yang semakin jauh.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar