Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
80 INT. KAMAR HARIS - MALAM
Cast: Haris
Cincin di dalam kotak cincin yang terbuka.
Haris diam memandangi cincin tunangan yang diberikan bundanya. Jemarinya perlahan mengambil cincin itu, lalu mengenakannya.
Ponsel di meja menyala layarnya. Haris mengambilnya segera. Sebuah pesan datang dari Arjani.
INSERT:
Pesan: Ris, aku mau bicara.
CUT TO
Haris segera menelepon nomor kontak Arjani. Tidak berapa lama, Arjani menjawab panggilannya.
ARJANI (O.S)
Ris, aku mau nikah.
Haris terpegun sesaat. Ia merasa aneh di hatinya.
HARIS
Selamat! Semoga bahagia.
ARJANI (O.S)
Serius kamu bilang begitu?
HARIS
Eemmm ...
ARJANI (O.S)
Enggak mau perjuangin aku?
HARIS
Kamu enggak mau diperjuangin, Ar.
ARJANI (O.S)
Aku butuh diyakinin.
HARIS
Masalahnya kamu enggak yakin sama
aku. Aku ... juga udah punya
tunangan.
Arjani diam.
HARIS
Ar?
ARJANI (O.S)
Oke. Assalamualaikum.
HARIS
Waalaikumsalam.
Haris menurunkan ponselnya dari telinga.
HARIS (V.O)
Seperti inilah akhirnya jawaban
doa-doa yang selama ini
kupanjatkan. Kamu akan menjalani
kehidupan kamu sendiri, begitupun
denganku. Kita akan menikah dengan
orang lain. Ikhlas, Ris ... ikhlas.
CUT TO BLACK
81 INT. MASJID - PAGI
Cast: Arjani, Sasmaya, Raras, Seubekti, Trisa, Penghulu, Hakim, Pegawai Rumah Sakit
Arjani menunduk di depan penghulu, hakim, dan keluarganya. Hari ini akan diadakan akad nikah sederhana dan tertutup. Keluarganya tampak cemas karena keluarga mempelai pria belum juga datang.
SASMAYA
Kamu yakin, mereka ndak membatalkan
pernikahan ini?
RARAS
Ndak, Bu. Mereka keluarga
baik-baik.
SASMAYA
Kenapa belum datang?
Dari pintu masjid, rombongan kecil mempelai pria (3 orang laki-laki)datang. Arjani mendonggak dan terkejut saat melihat calon suaminya seorang pria kisaran usia 40-50 tahun.
CUT TO
82 INT. MASJID - PAGI
Cast: Arjani, Sasmaya, Raras, Seubekti, Trisa, Penghulu, Hakim, Pegawai Rumah Sakit
Haris tergesa memasuki masjid. Hari ini dia ada janji di kampus yang tidak bisa ditinggalkan. Sementara hari ini pula dia harus melangsungkan akad nikah. Sambil memasang dasi, Haris tergesa memasuki masjid dan dikejutkan dengan akad
yang lain. Ia melihat Subekti sedang berbincang dengan pria berjas rapidan berpeci. Sementara di depan meja, Arjani duduk dengan wajah sedih menatap ke arah dirinya.
Trisa muncul di belakang Haris dan memegang lengan putranya.
TRISA
Ris
HARIS (menoleh)
Bun?
Trisa tersenyum lebar.
TRISA
Ayo! Mempelaimu sudah menunggu.
Haris tampak linglung. Trisa membawanya mendekati meja akad. Raras berdiri dan menghampiri Trisa.
RARAS
Tri.
TRISA
Ini anakku. Maaf baru bisa
memperkenalkannya sekarang.
RARAS
(tersenyum)
Ndak apa-apa. Ganteng.
Arjani yang kebingungan segera berdiri.
ARJANI
Ini sebenernya Arjani mau nikah
sama siapa?
SUBEKTI
(merangkul putrinya)
Sama itu, Den bagus Haris.
HARIS
Bun, Haris dijodohin sama Arjani?
Trisa tersenyum dan mengangguk.
ARJANI
Buk, kata Ibuk aku enggak boleh
deket-deket sama keluarganya Haris?
RARAS (tersenyum sipu)
Itu dul, sebelum Ibu tahu rencana bapak kamu sama bundanya Haris buat menjodohkan kalian.
SUBEKTI
Sebenenrnya dari dulu Bapak mau
jodohin kamu sama Nak Haris, tapi
kamu bawa calon duluan. Ya, sudah.
Bapak mengalah.
ARJANI
(menunjuk pria yang dikira
mempelai prianya)
Terus Bapak ini siapa?
TRISA (tersenyum)
Itu sopir rumah sakit yang saya mintai tolong bilang ke kalian kalau mempelai prianya masih dalam perjalanan.
SUBEKTI
Atau kamu mau menikah dengan Bapak
ini?
(menunjuk orang rumah sakit)
Arjani menggeleng segera, membuat orang-orang tertawa. Begitu pun dengan Arjani dan Haris.
Prosesi akad pun dimulai dengan penyerahan hak wali kepada
Hakim.
ARJANI (O.S) Ada aku enggak?
HARIS (O.S)
Hmmm ...
ARJANI (O.S)
Ada aku enggak di doa kamu?
Akad dimulai, Haris berjabat tangan dengan penghulu yang sedang mengikrarkan akad.
HARIS (V.O)
Ingat saat kamu menanyakan itu,
Arjani? Dalam hatiku menjawab,
’Ada, selalu ada kamu dalam
doa-doaku.’
Haris melafalkad kalimat akad dengan yakin dan sungguh.
HARIS (V.O)
Belasan tahun setiap malam, aku
merayu Tuhan agar menjodohkanku
dengan kamu. Bahkan ketika kita
terpisah, doaku enggak pernah
berhenti untuk kamu.
Penghulu membacakan doa dan diamini dua keluarga kecil mempelai.
ARJANI (O.S) Boleh request doa, enggak?
(jeda)
Doain biar ... hubunganku langgeng
sama Yama sampai kami nikah.
Arjani salim dan mencium punggungtangan Haris.
HARIS (V.O)
Tetapi kamu malah meminta doa yang
lain.
(jeda)
Kamu tahu, setiap sepertiga malam
terakhir, aku melafalkan dua doa
untukmu yang bersilang selimpat.
Apa boleh buat? Aku harus berdoa
untuk diriku sendiri, juga menepati
janjiku kamu, Arjani.
Haris dan Arjani sungkem, memohon restu pada orang tua keduanya.
HARIS (V.O)
Aku percaya, keputusan Tuhan yang
terbaik dan ... sebagai hamba-Nya
yang kecil, aku cukup tahu diri.
Sejauh apa diriku berhak meminta
pada Tuhan. Benar, meminta dalam
doa, bukan mendikte ataupun
mengintimidasi Tuhan.
Haris dan Arjani berhadapan. Keduanya tersenyum dengan mata berkaca-kaca.
HARIS (V.O)
Dan di sinilah kita pada akhirnya, Arjani, istriku. Tuhan tetap mengabulkan doaku.
Establish: Beranda masjid, halaman masjid, bangunan masjid, dan menuju langit.
TEXT: ANAK IBU
"SELESAI"