Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
1 INT. RUANG TENGAH VILA - PUKUL 02.45 WIB
Cast: Para Dosen, Arjani, Haris
FADE IN
ESTABLISH: Bangunan Vila yang sepi dengan beberapa lampu taman menyala.
Peserta (PARA DOSEN) workshop kampus tidur lelap. Dosen perempuan di dalam kamar, dosen laki-laki di ruang tamu.
HARIS (O.S)
Tahu kenapa Tuhan menciptakan
batasan-batasan? Karena hasrat
manusia membutuhkan sebuah aturan
dan pengekangan. Seringkali, ia
jadi begitu kuat untuk bersikap
tidak sopan dan melewati batas.
Barang-barang sisa meeting berserakan. Seperti kertas-kertas, bolpoin, laptop, cangkir kopi, kue tidak utuh. TERDENGAR SUARA TV YANG MASIH MENYALA.
ARJANI (28)-seorang Dosen peserta workshop yang tidak bisa tidur duduk di ruang tv sambil melamun, sesekali menghela napas. HARIS (27) melintas dan Arjani membuntutinya.
ARJANI
Ris, mau salat malam?
Haris yang berdiri sambil menggulung lengan kemeja langsung menoleh
HARIS
Iya. Kenapa?
ARJANI
Aku ikut, ya?
Haris tersenyum dan mengangguk.
Keduanya berwudu dan bersiap salat di musala kecil di dalam vila. Haris salat di depan dan Arjani di belakang. Keduanya salat Tahajud sendiri-sendiri.
Arjani selesai salat. Ia Melipat mukena dan pergi setelah melihat Haris yang masih khusuk dengan zikir dan doa. Butiran tasbih di tangan Haris terus berputar. Bibir Haris berzikir dan wajahnya tampak teduh.
CUT TO
2 EXT. BERANDA VILA - MENJELANG SUBUH
Cast: Haris, Arjani
Beranda sepi. Haris datang. Arjani menoleh ke arah Haris dan tersenyum. Haris membalas dengan tersenyum, lalu duduk satu meter di samping Arjani.
HARIS
(heran)
Kenapa senyum?
RJANI
Enggak apa-apa. Seneng aja lihat
kamu pakai peci. Adem di mata.
Haris tersenyum.
ARJANI (CONT’D)
Kamu kalau salat malam doa apa aja, sih?
Kayakanya serius banget doanya.
Haris tersenyum sambil menatap lampu taman di depan vila.
HARIS
Banyak yang didoain. Keluarga,
temen, guru, saudara muslim ...
pokoknya doa buat semuanya, yang
baik-baik.
ARJANI
Ada aku enggak?
HARIS
Hmmm ...
ARJANI
Ada aku enggak di doa kamu?
HARIS
(melihat dengan wajah datar)
Ada.
ARJANI
(berbinar)
Oh, ya? Doa apa?
HARIS
(tersenyum)
Mau tahu banget?
Arjani mengangguk-angguk.
HARIS (CONT’D)
Rahasia!
ARJANI
Ih, curang. (mengerling)
Boleh request doa, enggak?
HARIS
Bilang langsung sama Tuhan. Biar
lebih afdal.
ARJANI
Udah, tapi bantuin doa kamu juga.
Biar lebih kuat doanya.
HARIS
(diam sebentar)
Minta doa apa?
ARJANI
Doain biar ... hubunganku langgeng
sama Yama sampai kami nikah.
Haris tersenyum lebar dan mengangguk.
ARJANI (CONT’D)
Yeee ... thank you! Kamu, tuh emang
sahabat aku yang paling the best!
HARIS
Udah ‘paling’ pakai ‘est’ lagi.
Enggak efektif kalimatnya.
ARJANI
(tergelak)
Astaghfirullah, gitu aja dikoreksi
kamu. Enggak sekalian disuruh
revisi, nih aku?
HARIS
Boleh. Mau revisi daring apa
luring?
Haris dan Arjani tergelak. Keduanya sudah berteman belasan tahun meskipun sempat terpisah tiga tahun.
Suasana pagi vila masih sepi. SAMAR-SAMAR TERDENGAR SUARA AZAN SUBUH.
MAIN TITLE: ANAK IBU
"Ibuk, Kami Akan Menikah."
FADE OUT
3 INT. RUANG DOSEN - SIANG
Cast: Dosen laki-laki, Mahasiswa, Arjani, Haris
Jemari kanan Arjani mengetuk meja. Mata Arjani bergerak ke sana kemari. Arjani terus menatap pintu utama ruang Dosen dengan wajah tidak sabar. Pintu dibuka, DOSEN LAKI-LAKI masuk. Pintu dibuka, MAHASISWA masuk.
Arjani mondar-mandir. Pintu dibuka. Haris muncul. Arjani tampak lega. Haris berjalan ke bilik ruang dosen tempatnya dan Arjani. Haris tersenyum pada Arjani sambil meletakkan laptopnya di meja.
ARJANI
Dari mana aja? Jam ngajar udah
selesai dari tadi, lho?
Haris tersenyum. Tangannya menarik kursi kemudian duduk.
HARIS
Tadi ada mahasiswa yang nanya-nanya
di selasar.
Arjani memicingkan kelopak mata.
ARJANI
Mahasiswa apa mahasiswi?
HARIS
(tersenyum lebar)
Enggak usah mulai usil, deh!
Haris mengambil buku dan membukanya.
ARJANI
(tertawa renyah)
Aku punya kabar bahagia.
Haris meranggulkan wajah dengan dahi berkerut
HARIS
Kabar bahagia?
Arjani mengangguk dengan antusias. lalu mengangkat tangan kirinya dengan lima jari merenggang.
ARJANI
Yama mau ngelamar aku.
Haris memperhatikan jari Arjani dan berhenti pada jari manis yang tersemat cincin. Wajah Arjani penuh senyuman. Melihat hal itu Haris tersenyum sempurna dengan mata berkaca-kaca, antara sedih dan bahagia
HARIS
Selamat! Semoga lancar sampai
pernikahan.
ARJANI
Amiin.
Arjani memperhatikan cincin di jemarinya dengan senyum bahagia.
Haris menatap cincin di jari Arjani. Beralih pada senyum bahagia Arjani.
HARIS (V.O)
Semoga bahagia!
CUT TO
4 INT. LOBI KAMPUS - SORE
Cast: Haris, Arjani, Yama
Lobi dipenuhi mahasiswa yang beraktivitas.
Haris melihat Arjani menuruni tangga menuju lobi jurusan dan mengikutinya hingga lobi. Arjani menoleh merasakan kehadiran seseorang dan berhenti. Begitu juga dengan Haris.
HARIS
Buru-buru?
ARJANI
Iya.
(tersenyum)
Haris diam menatap luar jendela kaca. Ia melihat YAMA (27) sedang bertelepon dengan seseorang.
HARIS
Itu Yama!
ARJANI
(celingukan)
Mau nyapa enggak?
HARIS
Jangan sekarang! Nanti kalau dia
cemburu lagi sama aku, acara kalian
jadi korban.
Arjani tersenyum setuju.
HARIS (CONT’D)
Sana temuin!
ARJANI
(mengangguk)
Aku duluan, assalamualaikum!
HARIS
Waalaikumsalam!
Arjani berlari kecil menemui Yama. Haris melihat punggung Arjani menjauh sambil tersenyum. Arjani dan Haris tampak berbicara sejenak sebelum meninggalkan teras gedung jurusan.
CUT TO
5 INT. KAMAR HARIS - SIANG
Cast: Arjani, Haris
Haris mengembalikan buku ke lemari. PONSEL DI ATAS MEJA BERDERING. Haris mengambil ponsel. Nama Arjani tampak di layar ponsel. Haris menerimanya dan meletakkan ponsel di telinganya
SPLIT SCREEN
ARJANI
(girang)
Hariiis!
Haris menjauhkan ponselnya sebentar dari telinga.
HARIS
Salam dulu, Ar! Yang ditelepon bisa
kaget kalau kamu kayak begitu.
ARJANI
(cekikikan)
Sori, lupa. Assalamualaikum!
HARIS
Waalaikumsalam! Ada apa? Semangat
banget?
ARJANI
Iya. Lagi bahagia.
Jemari Haris mengambil buku dari lemari.
HARIS
Kenapa? Allah ngasih kebahagiaan
apalagi ke kamu?
ARJANI
(tersenyum malu)
Yama mau ngajak aku ke rumah.
HARIS
Kan kemarin udah pernah ngajakin
kamu ke rumah.
ARJANI
Bukan ke rumah Yama, Ris, tapi ke
rumahku, rumah Ibuk di Solo. Yama
mau minta izin sama orang tuaku
buat ngelamar aku.
Haris terdiam dengan tatapan melamun. Buku di tangannya kembali ditutup.
ARJANI
Halo! Ris, kamu masih dengerin aku,
kan?
HARIS
(tergagap)
I-iya, Ar, aku denger. Selamat, ya!
ARJANI
(tersenyum)
Aku kayak lagi mimpi tahu enggak,
sih, Ris. Setelah tiga tahun
akhirnya Yama ngasih aku kepastian.
Aku bahagia banget.
Haris terdiam. TERDENGAR KLAKSON MOBIL YAMA DI HALAMAN KONTRAKAN ARJANI.
ARJANI (CONT’D)
Eh, Ris, udahan dulu. Ntar aku
kabarin lagi. Yama kayaknya udah
sampai di depan. Dia dateng buat
jemput aku.
HARIS
Kamu langsung ke Solo sekarang?
ARJANI
Iya. Doain, ya!
HARIS
Hati-hati. Semoga lancar! Jangan
lupa berdoa!
ARJANI
Siap! Assalamualaikum!
HARIS
Waalaikumsalam!
END SPLIT SCREEN
Haris menurunkan ponsel dari telinga. Kemudian menatap menerawang.
HARIS (V.O)
Salah satu doaku terkabul. Dia akan
segera dilamar
CUT TO BLACK
6 EXT. HALAMAN RUMAH ARJANI-SORE
Cast: Raras (Ibu Arjani), Sasmaya (Eyang Arjani), Arjani, Yama, Asisten Rumah Tangga.
Mobil Yama memasuki halaman rumah Arjani. Tampak rumah pendopo di daerah pedesaan.
RARAS (50) dan SASMAYA (67) menunggu di teras rumah. Arjani dan YAMA (27) keluar dari mobil. Raras dan Sasmaya menghampiri Arjani dengan senyum lebar.
ARJANI
Ibuk!
Arjani berlari kecil dan memeluk ibunya.
RARAS
Kamu pulang, Nduk?
Raras membelai kepala Arjani. Kemudian Ajani beralih pada
Sasmaya dan memeluk eyangnya.
ARJANI
Eyaaang!
SASMAYA
Kamu kok baru pulang? Eyang kangen,
lho sama kamu.
Arjani melepas pelukannya.
ARJANI
Belum ada liburan, Yang. Ini aja
disempetin sama Jani.
Arjani sibuk melepas rindu dengan keluarga. Yama sibuk menurunkan barang-barang bawaan dibantu ASISTEN RUMAH TANGGA keluarga Arjani. Setelah itu Yama mendekati Arjani dan tersenyum pada Raras.
RARAS
Ini siapa, Nduk?
Arjani menoleh dan tersenyum.
ARJANI
Ini Yama, Bu. Temen Arjani.
Yama salim pada Raras dan sasmaya.
SASMAYA
Guanteng temen kamu, lho, Nduk. Yo
wes, kalau begitu diajak masuk
dulu. Masa mau berdiri di luar
terus.
DISSOLVE TO
7 INT. RUMAH ARJANI - SORE
Cast: Asisten Rumah Tangga, Raras, Sasmaya, Arjani, Yama, Subekti (Bapak Arjani)
Yama dibantu Asisten rumah tangga memasukkan koper. Arjani memasuki ruang tamu diapit Sasmaya dan Raras. SUBEKTI (54) muncul dari ruang tengah.
ARJANI
Bapak!
Arjana mendekati Subekti lalu memeluknya erat. Subekti membalas sambil tertawa.
SUBEKTI
Anake perempuan Bapak. Kemana saja
baru pulang? Bapak kuangen, lho.
ARJANI
Arjani ya, ngajar, Pak.
SUBEKTI
(tertawa kecil)
Bisa mulang, toh?
Subekti mengintip keberadaan Yama di belakang Arjani.
SUBEKTI
Lha iku sapa? Ono tamu?
Arjani memberi isyarat pada Yama untuk mendekat.
YAMA
Perkenalkan, Pak,
(mengulurkan tangan)
Saya Yama Hadisanjaya, teman dekat
Arjani.
Subekti mengingat-ingat tapi tidak ingat. Merasa tidak asing dengan nama itu. Yama Hadisanjaya merupakan kandidat kuat calon wakil walikota yang diusung partainya untuk mengikuti pemilu tahun depan. Sementara papanya seorang pejabat di Senayan.
SUBEKTI
Namamu bagus!
RARAS
Pak, duduk dulu! Kasihan Arjani
sama Nak Yama, mereka pasti
kecapekan habis perjalanan jauh.
SUBEKTI
Oh iya, ayo duduk dulu!
FADE OUT
8 INT. KAMAR ARJANI - PAGI
Cast: Arjani
Arjani berdiri di dekat jendela menatap pemandangan pagi pedesaan yang berkabut. Melamun, teringat reaksi ibunya kemarin malam.
CUT TO FLASHBACK
9 INT. KAMAR RARAS - MALAM
Cast: Arjani, Raras
Arjani mengetuk pintu kamar ibunya yang terbuka. Raras sedang melipat baju. Ia meranggulkan wajahnya dan tersenyum pada Arjani yang berjalan mendekat. Arjani duduk di tepi ranjang menyerong ke arah Raras, kemudian meraih tangan Raras.
ARJANI
Ibuk, kami akan menikah.
Senyum Raras berangsur hilang. Berganti wajah terpegun.
ARJANI (CONT’D)
Keluarga Yama akan melamar Arjani.
Besok Yama akan memberi tahu
keluarga kita. Setelah itu kami
akan segera merencanakan
pernikahan.
RARAS
(tersenyum gamang)
Sudah malam. Kamu tidur dulu. Kita
bicarakan besok.
Raras berdiri sambil menepuk pelan pundak Arjani dan keluar kamar dengan wajah ganjil. Arjani menatap ibunya dengan bingung.
CUT BACK TO
10 INT. KAMAR ARJANI - PAGI
Cast: Arjani
Jemari Arjani merogoh ponsel di saku kardigan. Jarinya mencari kontak nama Haris. setelah menemukannya, Arjani merasa sungkan menghubungi. Gerakan jemarinya terhenti. Arjani mengurungkan keinginannya dan kembali menatap kabut dengan gamang.
CUT TO