Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
22 EXT. TAMAN - SORE
Cast: Arjani, Haris
Arjani menghela napas berat beberapa kali sambil memperhatikan sekeliling. Haris datang mengulurkan botol air mineral yang telah dibuka tutupnya. Arjani menerima dan meminumnya. Haris duduk di samping Arjani. Keduanya memperhatikan keramaian taman.
ARJANI
Enak kali, ya, jadi anak kecil?
(bergumam)
Haris menoleh. Melihat Arjani yang tampak lelah. Haris bingung bertanya apa.
HARIS
Solo apa kabar?
Arjani tersenyum lirih dengan wajah nelangsa
ARJANI
Selalu baik.
HARIS
Keluarga ... baik?
ARJANI
Baik.
Haris diam beberapa detik.
HARIS
Kamu?
Arjani menatap serius pada Haris.
ARJANI
Ada kabar buruk.
(berpaling)
Aku anak haram.
Haris terpegun sesaat
HARIS
Semua bayi terlahir suci, Ar.
Arjani menoleh seketika. Wajahnya kecewa dan terluka.
ARJANI
Tapi aku hasil hubungan
zina, Ris. Kamu ingat, kan? Kata
kamu Allah membenci pezina.
HARIS
Allah membenci pezina, bukan anak
pezina. Bayinya enggak salah, Ar.
Orang tuanya yang berbuat dosa.
Arjani menjauhkan wajahnya.
ARJANI
Tetep aja. Semua ini akan jadi
masalah.
(menunduk)
Aku bener-bener bingung sekarang.
Yama harus tahu tentang ini, tapi
Eyang bahkan enggak ngizinin Ibu
ngungkapin rahasia ini sama aku,
apalagi sama Yama. Eyang bakal
nentang, Ris.
(menoleh)
Bagi Eyang, kehormatan keluarga
adalah hal paling penting. Eyang
akan habis-habisan menentang apa
pun yang menurut beliau bisa
merusak harga diri dan kehormatan
keluarga kami.
CUT TO
23 EXT. HALAMAN KONTRAKAN ARJANI - MALAM
Cast: Arjani, Haris, Yama
Teras kontrakan Arjani sepi dan gelap. Mobil Haris memasuki halaman. Mobil berhenti. Haris turun dan membuka pintu untuk Arjani.
INSERT:
Yama yang memarkir mobilnya dikejauhan melihat Arjani turun dari mobil Haris.
CUT TO
Haris membukakan pintu mobil untuk Arjani. Arjani turun dari mobil Haris.
ARJANI
Makasih.
HARIS
Istirahat. Tenangin pikiran.
PONSEL ARJANI BERDERING. Arjani melihat layarnya. Terbaca nama Yama.
HARIS
Enggak diangkat?
ARJANI
Aku enggak ngerti mau ngomong apa
sama Yama, Ris. Setiap kali keinget
dia, aku juga keinget sama
statusku.
HARIS
Ar ...
ARJANI
Iya, aku tahu enggak boleh begini.
Tapi aku butuh waktu, Ris. Waktu
yang banyak buat mikirin ini semua.
Aku takut Yama akan ninggalin aku.
Gimana pun juga, keluarganya
mungkin enggak akan setuju Haris
nikah dengan perempuan yang
berstatus anak ibu.
HARIS
(menghela napas berat)
Semua yang ada di dunia ini berada
dalam ketetapan-Nya, Ar. Jadi, apa
yang kamu takutkan jika Tuhanmu
yang menginginkan jalan ini. Dia
Maha baik, tidak akan membuat kamu
tersesat jika kamu percaya penuh
pada-Nya. Tuhan kita bukan manusia,
yang terkadang memiliki keinginan
untuk menghancurkan sesamanya.
Allah akan merencanakan hal terbaik
untuk kamu.
ARJANI
Kamu enggak ngerti posisiku, Ris.
HARIS
Mungkin memang sulit. Akan tetapi,
cepat atau lambat, Yama harus tahu,
Ar. Bagaimanapun saat menikah, maaf
tapi ... seorang anak dengan status
anak ibu harus diwalikan hakim.
INTERCUT
24 INT. MOBIL YAMA - MALAM
Cast: Yama, Arjani, Haris
Hati Yama meradang. Arjani mengabaikan teleponnya, tetapi tampak berbincang serius dengan Haris. Yama berusaha menelepon Arjani kembali dan berbicara engan dirinya sendiri.
YAMA
Please, angkat, Ar! Jangan bikin
aku salah paham.
Pada percobaan telepon kelima, Arjani akhirnya menjawab.
ARJANI (O.S)
Halo, Yam?
YAMA
Kamu sibuk? Aku pengin main ke
kontrakan kamu. Ada yang harus aku
bicarain sama kamu.
ARJANI (O.S)
Malam ini enggak bisa, Yam, capek
banget. Besok aja gimana?
INSERT:
Yama meradang melihat Arjani dan Haris masih berbincang.
CUT TO
YAMA
Aku akan segera membawa keluargaku
ke Solo. Kamu siap-siap, ya!
CUT TO
25 EXT. HALAMAN KONTRAKAN ARJANI - MALAM
Cast: Haris, Arjani
Arjani menurunkan ponsel dari telinganya. Wajahnya tampak gelisah.
HARIS
Ada masalah?
ARJANI
Yama mau bawa keluarganya ke Solo
segera. Aku mesti gimana, Ris?
HARIS
Cepat atau lambat, kamu harus
membicarakan masalah ini sama
Haris.
ARJANI
Aku tahu, Ris. Tapi Eyang enggak
akan setuju.
HARIS
Coba bicarain baik-baik sama mereka
dulu. Siapa tahu berubah pikiran.
Arjani memikirkan usulan Haris.
HARIS (CONT'D)
Aku pulang, ya! Jangan lupa
istirahat. Banyakin zikir biar tenang.
ARJANI
Makasih, ya, Ris. Maaf selalu
ngerepotin.
HARIS
Kamu kalau bilang makasih terus,
ngebuat aku ngerasa kayak bukan
sahabat kamu.
Arjani tersenyum lebar dan membuat Haris merasa lega.
ARJANI
Pasti beruntung banget perempuan
yang dapatin kamu.
HARIS
Jangan muji! Bosen dengernya.
(tersenyum)
Pulang, ya! Assalamualaikum.
ARJANI
Waalaikumsalam
Haris masuk mobil. Mobil pun melaju meninggalkan halamn kontrakan Arjani.
CUT TO BLACK
26 INT. STASIUN - SORE
Cast: Haris, Arjani
Haris mengantar Arjani ke stasiun. Arjani harus ke Solo lebih dulu untuk berbicara dengan Raras dan Sasmiya tentang statusnya. Haris memberikan tas Arjani yang dibawanya.
HARIS
Maaf, enggak bisa nganter ke Solo.
ARJANI
(tersenyum)
Enggak apa-apa. Udah syukur kamu
mau nganter ke stasiun.
HARIS
(ragu)
Kamu beneran enggak pamit sama
Yama?
ARJANI
Ntar aja kalau nyampek Solo
aku bilang sama dia. Aku belum
siap ketemu dia, Ris.
HARIS
(mengangguk)
Semoga masalah kamu cepat selesai.
ARJANI
Amiin. Makasih, ya, Ris. Kamu
selalu jadi temen yang paling baik.
HARIS
(tersenyum)
Sana masuk! Nanti ketinggalan kereta.
ARJANI
(mengangguk)
Assalamualaikum.
HARIS
Waalaikumsalam.
Arjani berjalan menuju pintu chek-in. Namun, Haris memanggilnya kembali.
HARIS
Arjani!
Arjani berhenti dan berbalik.
HARIS (CONT’D)
Jangan lupa senyum!
(tersenyum lebar)
Arjani tertegun sesaat, kemudian ikut tersenyum lebar. Ia melambaikan tangan dan melewati pintu pemeriksaan KTP dan karcis.
Seperginya Arjani, wajah Haris berubah datar. Ia teringat sesuatu.
CUT TO FLASHBACK
27 EXT. HALAMAN KONTRAKAN ARJANI - SORE
Cast: Haris, Arjani, Yama
Mobil Haris tiba di halaman kontrakan Arjani. Haris turun dari mobil. Arjani yang sudah menunggu di teras langsung menghampiri Haris. Haris membantu memasukkan tas Arjani dan membukakan pintu mobil.
INSERT:
Saat membuka pintu dekat kemudi, Haris tidak sengaja melihat mobil Yama berhenti di kejauhan.
CUT TO
ARJANI
Ris, ayo! Nanti aku telat.
HARIS
(tersentak)
I-iya
BACK TO SCENE
28 INT. MOBIL HARIS - SORE
Cast: Haris, Arjani
Haris tampak berpikir sambil mengemudi. Arjani duduk bersandar di jok sebelah Haris dengan wajah lelah. Tatapannya mengarah ke depan.
HARIS
Ar, Yama ...
Arjani menoleh sambil memotong
ARJANI
Jangan bahas Yama dulu, ya, Ris.
HARIS
Tapi tadi ...
ARJANI
Ris, please!
HARIS
Oke.
Haris kembali mengemudi dengan diam. Arjani menyalakan tape.
TERDENGAR LAGU "...." milik "...".
CUT TO
29 INT. KAMAR YAMA - MALAM
Cast: Yama
Pintu kamar terbuka kasar. Yama muncul dengan wajah marah. Ia menarik kasar dasinya. Kemudian menuang air ke gelas hingga tumpah, lalu meneguknya.
YAMA
Haris lagi dan lagi. Kamu, tuh
kenapa, sih, Ar, enggak bisa
ngertiin aku? Aku enggak suka
ngelihat kamu sama Haris.
(mengeluh sendiri)
Kamu juga sering bohong sekarang.
Dulu kamu enggak pernah kayak gini,
Ar.
Yama memejamkan mata berusaha meredam marahnya.
CUT TO
30 INT. KAMAR SASMAYA - SIANG
Cast: Sasmaya, Arjani
Sasmaya sedang menjahit tangan saat Arjani mengetuk pintu. Sasmaya menoleh dan Arjani yang berdiri di pintu tersenyum.
SASMAYA
Nduk, sini, Cah ayu!
Sasmaya menepuk kasur di sebelahnya. Isyarat agar Arjani mendudukinya.
Arjani mendekat dan duduk di sisi Sasmaya.
ARJANI
Lagi jahit apa, Yang? Mau Arjani
bantu?
SASMAYA
(tersenyum)
Ini lagi jahit kutu baru. Enggak
usah dibantuin.
Arjani menatap Sasmaya ragu. Beberapa kali hampir bicara, tetapi ragu.
ARJANI
Yang, Jani boleh tanya sesuatu?
SASMAYA
Ya, boleh, Cah ayu. Mau tanya apa?
ARJANI
Ini soal ...
(serak dan lirih)
status Arjani, Yang.
Seketika jemari Sasmaya berhenti menjahit. Ia menoleh dengan wajah mengeras ke arah Arjani. Sementara Arjani membalas tatapan eyangnya sembari menyelidiki wajah eyangnya.
ARJANI (CONT'D)
Apa benar Arjani bukan putri Bapak?
SASMAYA
(kelopak mata membeliak)
Siapa yang berani bilang begitu?
Ibumu?
ARJANI
(menunduk sambil menggeleng)
Jani ndak sengaja mendengar
percakapan Ibuk sama Eyang.
Arjani mengangkat wajahnya yang basah.
ARJANI (CONT'D)
Arjani mau tahu yang terjadi
sebenarnya,Yang.
Sasmaya berdiri membelakangi Arjani.
SASMAYA
Tidak, Jani! Kamu putri Subekti.
Tidak ada yang boleh mengubahnya.
ARJANI (berdiri)
Yang ...
Sasmaya berbalik dengan wajah serius.
SASMAYA
Jangan ungkit masalah itu lagi
Arjani. Yang harus selalu kamu
ingat, bahwa kamu putri Subekti.
ARJANI
Arjani mau nikah, Yang. Arjani
harus berterus terang sama Yama.
SASMAYA
Tidak, Jani! Eyang tidak akan
mengizinkan kamu mencederai
kehormatan keluarga kita.
ARJANI
Yang ...
SASMAYA
Sudah cukup, Jani! Eyang tidak
ingin ada yang mendengar. Dan kamu,
anggap percakapan ini tidak pernah
ada. Kembalilah ke kamarmu!
Arjani menghela napas putus asa. Ia berdiri meninggalkan kamar Sasmaya.
CUT TO BLACK
31 INT. RUANG TAMU SUBEKTI - PAGI
Cast: Yama, Sasmaya, Arjani, Mama Yama, Bulek Arjani, Papa Yama, Subekti
Yama dan orang tuanya datang. Keluarga Arjani telah berkumpul. Mereka saling menyapa dan tertawa-tawa. Raras tampak menahan sedih. Sementara Arjani baru saja keluar dengan penampilan cantik dan anggun. Yama terkesima menatap Arjani, tetapi tidak meluputkan sisa sembab di wajah Arjani yang membuatnya berprasangka buruk.
SASMAYA
Kemari, Nduk! Cantik sekali kamu.
ARJANI
Maaf, Arjani lama.
Hampir semua orang tersenyum. Kecuali Yama. Ia merasa Arjani menyembunyikan sesuatu darinya.
MAMA YAMA
Tidak apa-apa, Arjani. Kamu lama,
kan biar cantik. Biar Yama senang
juga.
Arjani memaksa tersenyum.
BULEK
Duduk dulu, Nduk!
Arjani duduk di samping Raras. Yama terus melihatnya. Arjani berusaha menghindari tatapan Yama, membuat Yama tersenyum memicing.
PAPA YAMA
Kami mulai saja kalau begitu.
(menatap sekeliling)
Jadi, Bapak dan Ibu Subekti beserta
keluarga, kedatangan kami
sekeluarga kemari karena bermaksud
melamar putri Bapak dan Ibu untuk
putra kami Yama. Semoga, Bapak
Subekti sekeluarga berkenan
menerima lamaran kami.
SUBEKTI
(tersenyum)
Kami sepenuhnya menyerahkan
keputusan ini kepada putri kami.
Jadi ...
Subekti melihat Arjani yang menunduk.
SUBEKTI (CONT'D)
Nduk, bagaimana? Apa kamu bersedia
menerima lamaran Nak Yama?
Arjani mengangkat wajahnya dan melihat Yama dengan wajah murung. Yamakhawatir jika Arjani menolaknya.
ARJANI
Nggeh, Pak. Arjani bersedia.
Kelegaan tampak dari wajah dua keluarga besar. Kecuali
Raras, Arjani, dan Yama yang tampak gundah.
CUT TO
32 INT. KAMAR HARIS - MALAM
Cast: Haris
Haris diam menatap layar ponsel yang memperlihatkan pesan dari INSERT:
Hari ini, kami melangsungkan lamaran tanpa Yama tahu statusku.
CUT TO
Haris menghela napas dengan wajah resah. Sebuah pesan datang dari bundanya.
INSERT:
Ke kamar Bunda sekarang. Bunda ingin membicarakan perjodohan kamu dengan putri teman Bunda.
CUT TO
Pandangan Haris bertuju pada foto bersama rekan dosen yang terpajang di meja. Pandangannya fokus pada Arjani yang bersebelahan dengannya.
CUT TO
33 INT. KAMAR RARAS - SIANG
Cast: Arjani, Raras, Sasmaya
Arjani berjalan mendekati ibunya yang sedang melipat baju dan berhenti di belakang punggungnya.
ARJANI
(menunduk)
Arjani mau tanya sesuatu sama Ibuk.
RARAS
(menoleh)
Tanya apa?
Raras memperhatikan wajah murung Arjani dan meraih tanganya.
RARAS (CONT’D)
Kenapa wajahmu sedih begitu, Nduk?
ARJANI
(mengangkat wajahnya)
Buk, tolong cerita yang sebenarnya
sama Arjani. Apa bener Arjani bukan
putri Bapak?
Seketika Raras melepas tangan Arjani. Wajahnya gelisah.
RARAS
Kamu ini bicara apa, Nduk?
Raras menggeser duduknya menyampingi Arjani. Maka, Arjani meraih tangan ibunya.
ARJANI
Buk, tolong! Cerita yang sebenernya
sama Arjani. Arjani sudah dewasa,
Buk! Arjani berhak tahu ...
RARAS
Nduk ...
(memotong pembicaraan)
Kamu anak Bapak. Sampai kapan pun
akan begitu.
(tegas)
ARJANI
Buk!
(frustrasi)
Jangan bohong lagi sama Arjani!
Arjani bukan anak kecil lagi.
Arjani bisa melihat ada sesuatu
yang kalian sembunyikan dari ...
SASMAYA
Arjani!
(membentak)
Sasmaya berdiri di pintu dengan wajah marah.
Raras dan Arjani menoleh serempak ke arah pintu. Sasmaya berjalan mendekati keduanya. Maka Arjani pun berdiri.
ARJANI
Eyang?
SASMAYA
Kamu lupa perintah Eyang? Jangan
bahas masalah ini lagi. Untung
Bapakmu lagi ke Yogya. Kalau sampai
denger bagaimana? Kamu mau
menghancurkan pernikahan orang
tuamu?
Arjani terpegun menyadari sesuatu. Sementara Raras memilih berpaling membelakangi keduanya.
ARJANI
Maksud Eyang ... Bapak ndak tahu
soal ini?
Sasmaya membuang wajahnya ke samping.
Air mata Arjani mulai berderai
ARJANI (CONT’D)
Yang, kalian bohong sama Bapak?
SASMAYA
(marah)
Ndak sopan kamu Arjani! Kami
berbohong juga demi kebaikan kamu.
Kalau kami ndak melakukan itu, kamu
pasti ndak punya bapak dan jadi
bahan gunjingan.
ARJANI
(nelangsa)
Tetep aja ini ndak adil buat Bapak,
Yang.
SASMAYA
Tahu apa kamu soal adil? Pokoknya
Eyang ndak suka kamu bahas ini
lagi.
ARJANI
Tapi Arjani mau nikah, Yang. Siap
ataupun enggak, Arjani harus
menceritakan status Arjani pada
Yama.
SASMAYA
Tidak, Arjani! Eyang tidak akan
membiarkan kamu melakukan itu.
ARJANI
Maaf, Yang, Arjani harus tetap
jujur sama Yama.
SASMAYA
ARJANI!
(marah)
ARJANI
(menggeleng)
Arjani ndak bisa berbohong, Yang.
SASMAYA
Terus kamu mau menghancurkan
pernikahan orang tuamu? Pikirkan
itu baik-baik! Kamu mau kita diusir
dari rumah ini?
Arjani tertegun. Raras diam.
SASMAYA (CONT'D)
Jangan pernah ada yang berani
mengungkit masalah ini lagi!
Sasmaya meninggalkan keduanya.
ARJANI
(bicara sendiri)
Meminta Arjani merahasiakan ini,
sama artinya meminta Arjani
untuk enggak pernah nikah.
Raras memalingkan wajah sambil menahan tangis.
CUT TO