Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
53 INT. RUANG DOSEN - SORE
Cast: Haris
Haris mengemasi barangnya ke dalam ransel. Memasukkan laptop, charger, modul, dan tugas mahasiswanya. Jemari tangannya berhenti. Pandangannya mengarah pada meja Arjani yang kosong sejak pagi. Arjani tidak mengajar tanpa keterangan.
Haris duduk sebentar. Merogoh ponsel dan mencari nama kontak Arjani. Ia meletakkan ponselnya di telinga. Nomor arjani tidak aktif. Tiba-tiba pikiran buruk melintas. Haris bergegas mengenakan ransel dan keluar.
DISSOLVE TO
54 EXT. PARKIRAN - SORE
Cast: Haris,
Haris tergesa masuk mobil. Tampak mobil berjalan meninggalkan kampus.
DISSOLVE TO
55 INT. MOBIL HARIS - SORE
Cast: Haris
Haris kelimpunggan terjebak macet. Ia merogoh ponsel dan berusaha menghubungi Arjani, tetapi masih tidak aktif.
DISSOLVE TO
56 EXT. HALAMAN KONTRAKAN ARJANI - MENJELANG MAGHRIB
Cast: Haris
ESTABLISH: Kontrakan Arjani yang sepi. Mobil Haris memasuki halaman.
Haris turun dari mobil dan mengetuk pintu, tetapi tidak ada jawaban. Haris kembali menelepon nomor Arjani yang masih tidak aktif. Haris kembali berlari ke mobil dan menggendarainya meninggalkan kontrakan Arjani.
CUT TO
57 INT. RUMAH KELUARGA HARIS - MALAM
Cast: Trisa, Arjani, Haris
ESTABLISH: Halaman rumah keluarga Haris.
Haris memasuki rumah. Ruang tamu tampak sepi. Langkah Haris terhenti di ruang tengah. Trisa, bundanya sedang berbicara dengan seorang perempuan yang memunggunginya.
TRISA
Nah, itu Haris pulang!
Arjani menoleh. Ia bertatapan dengan Haris. Haris terpegun, lalu berjalan mendekat.
HARIS
Kamu di sini, Ar?
Haris salim pada mamanya.
TRISA
Katanya Nak Arjani ada perlu sama
kamu. Tadi, sih mau pulang, tapi
Bunda suruh nunggu.
TERDENGAR SUARA AZAN.
TRISA (COUNT’D)
Sudah azan, Nak Arjani salat di
sini sekalian, ya!
ARJANI
Iya, Tante.
RISA
Ris, kamu tunjukin kamar mandi sama
musalanya. Bunda lagi halangan.
Haris mengangguk pada bundanya, lalu beralih pada Arjani
HARIS
Ayo, Ar!
Arjani mengangguk pada Haris dan kembali melihat Trisa
ARJANI
Jani salat dulu, Tante!
TRISA
Iya.
Arjani mengikuti langkah Haris yang membawanya ke arah kamar mandi tamu, kemudian menunjukkan arah musala yang tak jauh dari kamar mandi.
ARJANI
Tinggalin aja! Ntar aku ke musaa
sendiri.
HARIS
Kalau ada apa-apa jangan sungkan
bilang aku.
Arjani mengangguk kemudian masuk kamar mandi.
DISSOLVE TO
58 INT. MUSALA RUMAH KELUARGA HARIS - MALAM
Csst: Haris, Arjani, Trisa
Haris tampak memasang peci saat Trisa datang mendekat. Bundanya membawa mukena dan mengulurkannya pada Haris. Haris langsung paham dan menerimanya.
TRISA
Dia, ya?
HARIS
Dia apa, Bun?
TRISA
Alasan kamu nolak Bunda jodohin.
HARIS
(tersenyum simpul)
Enggak, Bun. Dia udah punya
tunangan. mau nikah lagi.
TRISA
(menyipitkan kelopak matanya)
Antena kepekaan Bunda bereaksi,
nih. Ada yanglain dari cara kamu
ngelihat dia.
HARIS (tersenyum)
Udah, ah, Bunda.
Kedatangan Arjani membuat Haris memberi isyarat pada Trisa untuk berhenti membicarakan Arjani.
HARIS
Mukenanya.
Haris meletakkannya di atas meja. Arjani mengambilnya.
TRISA
Ya sudah, kalian salat dulu.
Haris mengangguk, lalu naik ke lantai musala. Arjani mengikutinya.
ARJANI
Imamin ya, Ris!
HARIS
(terkejut)
Oh, iya.
Keduanya pun menunaikan salat Magrib berjamaah
CUT TO
59 INT. BERANDA RUMAH KELUARGA HARIS - MALAM
Cast: Haris, Arjani
Masih dengan mengenakan pakaian yang digunakan salat, Haris mencari bundanya yang tiba-tiba menghilang. Hingga ia berinisiatif menelepon bundanya. Namun, urung karena bundanya terlebih dulu mengirim pesan.
Rupanya bundanya harus ke rumah sakit untuk menangani pasien kecelakaan yang secara khusus meminta dirinya yang merawat.
Arjani muncul di belakang Haris.
ARJANI
Ris, aku langsung pulang, ya?
HARIS
Makan dulu, ya! Udah siap makan
malamnya.
Arjani tampak enggan. Namun, tetap mengikuti Haris ke ruang makan.
DISSOLVE TO
60 INT. RUANG MAKAN KELUARGA HARIS - MALAM
Cast: Haris, Arjani
Haris menyantap makan malamnya. Sementara Arjani hanya memainkan makanan dipiringnya sambil melamun.
HARIS
Ar, dimakan.
ARJANI
Ris ...
HARIS
Hmmm ...
ARJANI
Yama ninggalin aku.
HARIS
(terdiam sejenak)
Kamu makan dulu, nanti kita obrolin.
ARJANI
Gimana aku bisa makan kalau aku
cuma jadi sumber masalah buat semua
orang.
HARIS
Bukan salah kamu.
ARJANI
Ini salah aku. Bapak sama Ibu
cekcok, ini salah aku. Kalau aku
enggak ada, mereka enggak akan
berselisih.
Haris meletakkan sendok dan meneguk air putih
HARIS
Ar, kamu lupa. Ada Tuhan yang Maha
berkehendak akan segalanya. Kita
ini pemeran dalam skenario Tuhan.
Untuk jadi pemeran yang baik, kita
tidak perlu menyalahkan diri. Tugas
kita, mematuhi skenario Tuhan.
Menjadi pemeran yang baik.
Arjani menatap kosong. Sesaat kemudian kembali melihat
Haris.
ARJANI
Ris, kalau seandainya kamu jadi
Yama, apa kamu akan ninggalin aku?
Wajah Haris berubah lebih serius
HARIS
Ar, aku Haris, bukan Yama. Tuhan
memintaku berperan sebagai Haris,
bukan sebagai Yama. Jadi kalau kamu
tanya, seandainya aku adalah Yama,
gimana aku akan bersikap?
kemungkinan besar, aku juga akan
mengambil keputisan seperti Yama.
ARJANI
Aku enggak ngerti arah pikiran
kamu, Ris.
HARIS
Pasrah, Ar. Terima dengan ikhlas
kehendak Tuhan.
ARJANI
Bahkan jika itu menyakitkan?
(air mata Arjani menetes)
Kenapa Tuhan enggak menuliskan
cerita yang indah-indah aja, Ris?
HARIS
Karena Tuhan bukan manusia, yang
maunya indah-indah aja. Yang akan
berpikiran kayak aku, kayak kamu.
Egois, pengen bahagia aja, pengen
diturutin maunya aja. Lupa, kalau
Tuhan udah banyak ngasih bahagia
buat kita.
Arjani meletakkan sendoknya dan menutupkan telapak tangananya ke wajah sejenak. Haris memperhatikannya yang tampak terpukul.
HARIS (CONT’D)
Tuhan sudah banyak melakukan hal
baik pada kita, Ar. Kenapa kita
enggak bisa patuh pada
kehendak-Nya? Dia yang memberikan
kita kehidupan dan penghidupan,
Kita cuma harus tunduk. Enggak
banyak, kan perintah Tuhan? Tunduk.
ARJANI
Aku bener-bener enggak tahu harus
gimana, Ris. Menikah sama Yama udah
jadi mimpi aku sejak lama. Sekarang
semuanya hancur begitu aja.
(menangis)
Haris terdiam. Merasa iba sekaligus sedikit lega.
HARIS (V.O)
Aku masih manusia biasa, yang
kadang jadi egois, bahagia di atas
derita orang lain.
CUT TO
61 INT. RUMAH SEBEKTI - PAGI
Cast: Raras, Sasmaya, Asisten Rumah Tangga
Raras terdiam di pintu rumahnya setelah membuka amplop cokelat yang diterimanya dari kurir. Ia membaca isinya dan terkejut.
SASMAYA
Siapa yang datang, Ras?
Raras tidak memberikan jawaban. Tangannya tampak gemetar, membuat Sasmaya mengambil surat di tangan Raras dan membacanya setelah membenahi letak kacamatanya.
SASMAYA (COUNT’D)
Cerai
Raras terdiam dan tampak terpukul.
SASMAYA (COUNT’D)
Ndak bisa begini. Dia pergi dari
kemarin dan tiba-tiba ngirim surat
cerai. Ibu harus telepon Subekti.
Sasmaya pergi ke kamar dengan terburu untuk mencari ponsel. Sementara Raras hanya bisa pasrah karena menyadari kesalahannya.
ASISTEN RUMAH TANGGA (O.S)
Bu Raras, Eyang, Bu!
Raras tergagap dan berlari ke ruang tengah. Ia melihat asisten rumah tangga keluarganya sedang memangku kepala Sasmaya yang terbaring di lantai.
RARAS
Ibu!
CUT TO BLACK
62 INT. LOBI KAMPUS - PAGI
Cast: Haris, Arjani
Haris yang berdiri di lobi jurusan melihat Arjani yang baru turun dari taksi. Perempuan itu juga melihatnya dan berjalan pelan ke arahnya.
ARJANI
Pagi, Ris!
HARIS (tersenyum)
Pagi!
Keduanya berjalan beriringan menaiki tangga.
ARJANI
Yama bilang mau ke Solo buat
batalin pertunangan kami.
Langkah Haris terhenti. Melihat itu, Arjani ikut berhenti dan menghadap Haris.
ARJANI (CONT’D)
Semuanya berakhir dan enggak bisa
aku perbaiki lagi, Ris.
(menahan tangis)
HARIS
Ar ...
ARJANI
Enggak apa-apa.
(serak)
Haris kembali menatapnya iba. Arjani yang dikenalnya adalah perempuan ceria. Sekarang senyumnya tidak pernah tampak.
PONSEL ARJANI BERDERING. Arjani mengusap hidungnya yang berair dan memeriksa ponselnya. Muncul nama Raras di layarnya.
ARJANI
Assalamualaikum, Bu!
Arjani mendengarkan jawaban ibunya dan tampak terkejut.
ARJANI (CONT’D)
Iya, Bu, iya. Arjani ke sana sekarang!
(gugup)
Arjani tampak gelisah dan hampir saja pergi kalau Haris tidak menghadangnya.
HARIS
Ar, mau ke mana? Ada apa?
ARJANI
Aku ... harus ke rumah sakit.
Arjani kembali menuruni tangga.
Haris segera mengejarnya menuruni tangga.
HARIS
Ar, tunggu, Ar!
Haris berhasil menghadang Arjani dan membuatnya berhenti di lobi jurusan.
HARIS (CONT’D)
Siapa yang sakit?
ARJANI
Eyang, Ris.
(menangis tanpa suara)
Haris terdiam.
CUT TO
63 INT. RUMAH SAKIT - MENJELANG SIANG
Cast: Arjani, Raras
ESTABLISH: Rumah Sakit Jakarta.
Arjani terdiam di kursi tunggu. Sementara Raras masih berusaha menghubungi Subekti yang tidak ada kabar sejak kemarin pagi. Ia hanya tahu jika suaminya sedang ke Jakarta.
INSERT:
Pesan: Mas, Ibu dirawat di rumah sakit Jakarta.
CUT TO
Haris datang membawa tas kain berisi makanan. Kemudian duduk di dekat Arjani. Arjani mengabaikan Haris dan memperhatikan Raras yang sedang berusaha menelepon seseorang.
ARJANI
Semuanya berantakan gara-gara aku.
Bapak kirim surat cerai buat Ibuk.
Eyang masuk rumah sakit. Semua
salahku, Ris.
(Arjani melihat Haris dengan Air mata di pipi)
Aku yang salah.
HARIS
Ar, kamu enggak salah. Allah sayang
dan percaya sama kamu, makanya kamu
dipilih untuk jadi perempuan tegar
yang harus menghadapi ujian ini.
Arjani kembali tertunduk dan terisak kecil. Haris mengangkat tangannya untuk menenangkan Arjani, tetapi diturunkan kembali.
CUT TO
64 EXT. TAMAN RUMAH SAKIT - MENJELANG ASAR
Cast: Haris, Trisa
Haris berdiri menunggu seseorang. Trisa datang dengan seragam dokternya. Perempuan itu tersenyum dan Haris membalas dengan senyuman.
TRISA
Tumben kamu ke rumah sakit? Enggak
enak badan?
HARIS
Kangen sama Bunda.
TRISA
Halah, bohong kamu. Biasanya juga
ditinggal Bunda berhari-hari di
rumah sakit enggak kangen.
HARIS
(tersenyum lebar)
Nganterin Arjani, Bun.
TRISA
Arjani sakit?
HARIS
Bukan Arjani. Eyangnya.
TRISA
Bukannya keluarga Arjani di Solo?
HARIS
Iya, tapi dirujuk ke sini.
Trisa tiba-tiba melamun, memikirkan sesuatu. Haris memperhatikat gelagat bundanya.
HARIS
Bun, mikirin sesuatu?
TRISA
Bunda punya pasien. Kecelakaan
kemarin. Dia enggak mau menghubungi
keluarganya.
HARIS
Kenapa begitu?
TRISA
Ada masalah.
HARIS
Ooo ...
TELEPON TRISA BERDERING. Trisa memeriksanya dan menghadapkan layar ponsel pada Haris.
TRISA
Ada panggilan.
HARIS
Ya udah, Bunda penuhin dulu
kewajibannya.
Trisa tersenyum sambil menepuk pelan lengan Haris.
TRISA
Salam buat Arjani.
Trisa pergi dengan agak berlari. Haris tersenyum melihat punggung bundanya yang menjauh.
CUT TO BLACK
TEXT: TIGA HARI KEMUDIAN
65 INT. RUANG INAP - PAGI
Cast: Sasmaya, Raras, Arjani
ESTABLISH: Lorong rumah sakit berujung pada pintu ruang inap
TERDENGAR KERIBUTAN KECIL DI KAMAR INAP SASMAYA.
SASMAYA
Semuanya gara-gara kamu, Nduk.
Semuanya gara-gara kamu. Kalau
bapakmu menceraikan ibumu, kita
akan jadi miskin.Ibumu ndak akan
dapat apa-apa.
RARAS
Bu, sudah, Bu ... jangan salahkan
Jani! Raras yang salah.
SASMAYA
Kalau jani ndak ngeyel, semuanya
akan baik-baik aja, Ras!
ARJANI
(menyesal)
Maafin Jani, Yang!
SASMAYA
Percuma kamu minta maaf setelah
semuanya hancur begini, Nduk.
RARAS
Bu, sudah, Bu. Ibu belum pulih.
Lagipula kasihan Jani, Bu. Jani
ndak salah.
SASMAYA
Pergi kamu! Eyang ndak mau ngelihat
kamu lagi.
ARJANI
(terisak kecil)
Maafin Jani, Yang!
Maafin Jani, Buk!
Arjani berlari keluar dari ruangan dan terus berlari menjauh.
DISSOLVE TO
66 EXT. TAMAN RUMAH SAKIT - PAGI
Cast: Subekti, Trisa, Raras, Arjani
Di antara lalu lalang pasien dan petugas rumah sakit, Jani terus berjalan cepat sambil menahan tangis. Langkahnya
tiba-tiba terhenti saat melihat Subekti memegang tangan Trisa (mengucapkan terima kasih). Arjani mematung dengan wajah mengeras karena salah paham. Sampai akhirnya Subekti dan Trisa melepas tangan mereka dan kembali berjalan. Langkah Subekti terhenti melihat keberadaan Arjani. Melihat Subekti berhenti, Trisa ikut berhenti.
Arjani terkejut saat Raras tiba-tiba muncul di sampingnya menatap ke arah Subekti dan Trisa. Ia pun menoleh dengan khawatir.
ARJANI
Ibu ...
(lirih)
RARAS
Jadi ini alasan kamu ninggalin
rumah, Mas?
SUBEKTI
Ras, ini ...
Raras yang terguncang langsung berbalik pergi.
ARJANI
Ibuk!
Arjani khawatir dan mengejar Raras.
SUBEKTI
Ras ...
(mengesah lelah)
Seorang suster datang membawa keruk dan menyerahkannya pada
Trisa.
TRISA
Ini ...
Trisa menyerahkan keruk pada Subekti.
TRISA (CONT'D)
Kamu harus bicara sama keluargamu.
Subekti mengangguk. Ia pergi mencari Raras dan Arjani.
DISSOLVE TO