Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
34 INT. KAMAR HARIS - PUKUL 02.00 WIB
Cast: Arjani, Haris
Haris melipat sajadah dan melepaskan peci. Kemudian meletakkan keduanya di tempat masing-masing. Tangannya meraih ponsel. Membuka kotak dialog pesan dengan arjani. Haris tersenyum sendiri. Lalu eraba dadanya yang sesak. Tiba-tiba layar ponsel menunjukkan Arjani menghubunginya. Haris segera menjawabnya.
ARJANI (O.S)
Ris ...
(menangis)
HARIS
(tegang)
Arjani?
ARJANI (O.S)
Ris, aku di stasiun.
Haris menoleh ke arah jam dinding.
HARIS
Kamu sama siapa?
ARJANI (O.S)
Sendiri.
HARIS
Kamu tunggu! Jangan ke mana-mana. Aku ke sana!
Haris langsung mengambil kunci mobil dan meraih jaket. Ia keluar kamar dan menutup pintu dari luar.
DISSOLVE TO
35 INT. STASIUN - PUKUL 03.00
Cast: Haris, Arjani, Petugas Stasiun
Setelah memarkir mobil, Haris berlari memasuki stasiun. Ia berputar-putar mencari Arjani dengan perasaan khawatir. Haris merogoh ponsel di saku, berusaha menghubungi nomor Arjani tetapi tidak aktif. Ia pun menuju bagian informasi untuk memanggil nama Arjani.
HARIS
Ibu, bisa tolong panggilkan saudari
Arjani untuk saya?
PETUGAS
Oh, baik, Bapak.
(mengulurkan kertas)
Silakan tulis namanya dan nama
Bapak.
Haris menuliskan nama panjang Arjani segera. Entah mengapa dia benar-benar takut terjadi sesuatu pada Arjani. Ia pun menyerahkan kembali kertasnya pada petugas bagian informasi.
HARIS
Ini, Bu!
Haris menunggu dengan cemas. Matanya kembali mencari ke sekitar. Sementara beberapa meter darinya, Arjani berdiri melihat wajah gelisah Haris. Ia berjalan mendekat dan berhenti saat petugas melakukan panggilan.
PETUGAS
Panggilan ditujukan kepada saudari
Arjani Danuardara Lituhayu,
ditunggu saudara Haris di bagian
informasi. Terima kasih.
ARJANI
(tersenyum simpul)
Haris!
Serta merta Haris berbalik. Wajahnya terpegun menatap Arjani. Sesaat kemudian berjalan tergesa mendekatinya. Hampir saja Haris lupa dan ingin memeluk Arjani, tetapi masih ingat Tuhannya. Keduanya berhadapan saling melihat.
HARIS (V.O)
Tahu kenapa Tuhan menciptakan
batasan-batasan. Karena hasrat
manusia membutuhkan sebuah aturan
dan pengekangan. Seringkali, ia
jadi begitu kuat untuk bersikap
tidak sopan dan melewati batas.
Memeluk lawan jenis tanpa
ikatan halal misalnya.
CUT TO
36 INT. MOBIL - PAGI
Cast: Yama, Arjani, Haris
Yama berkendara dengan rambut kusut dan wajah penuh emosi sekaligus kecewa.
CUT TO FLASHBACK
a. Kamar Yama - Yama sedang tidur. PONSELNYA BERDERING. Yama melihat jam, masih pukul 02.00. Ia menerima telepon dari nomor tidak dikenal.
YAMA
Halo!
RARAS (O.S)
Nak Yama, ya?
(jeda)
Ini ibunya Arjani. Maaf pagi buta
mengganggu. Ibu mau minta tolong
...
DISSOLVE TO
b. Halaman Rumah Yama - Yama tergesa menuju mobil, masuk, dan mengendarainya menuju stasiun.
RARAS (CONT’D O.S)
Arjani ada sedikit cek-cok sama Ibu,
jadi dia pulang ke Jakarta naik
kereta. Kamu bisa tolong jemput
dia?
DISSOLVE TO
c. Stasiun - Yama memarkir mobil dan bergegas turun. Kemudian masuk stasiun. Sayangnya, di ruang tunggu penumpang, Yama melihat Arjani bersama Haris. Tunangannya menangis di depan laki-laki lain dan membuat Yama mengepalkan tangan. Ia ingin menghampiri keduanya dan memukul Haris, tetapi akhirnya dia memilih pergi.
BACK TO SCENE
Yama membanting setir ke bahu jalan dan menghentikan mobilnya. Tangannya memukul kemudi, kemudian mengacak rambutnya dan bersandar di jok sambil memejamkan mata. Ia sangat marah dan cemburu. Dari banyak teman Arjani, Yama paling terancam dengan keberadaan Haris.
CUT TO
37 INT. KAMPUS - SIANG
Cast:
Haris menenteng laptop keluar dari ruang kelas. Beberapa mahasiswa menyapa, Haris membalas dengan senyuman dan anggukan. Tampak beberapa mahasiswa perempuan
berbisik-bisik. PONSEL DI SAKU CELANA KEMEJA HARIS BERGETAR. Haris memeriksanya segera. Rupanya pesan dari Yama yang meminta bertemu pada jam makan siang.
DISSOLVE TO
38 EXT. KAFE - SIANG
Halaman depan kafe dengan lalu lalang pengunjung.
DISSOLVE TO
39 INT. KAFE - SIANG
Cast: Haris, Pelayan, Yama
Yama dan Haris berhadapan dalam satu meja. PELAYAN datang mengantar satu gelas minuman karena Haris sedang puasa.
HARIS
Apa ada hal penting sampai kamu
meminta bertemu?
YAMA
Aku enggak akan berbasa-basi. Ini
soal Arjani.
Keduanya saling tatap dengan serius.
YAMA (CONT’D)
Tadi pagi ibu Arjani memintaku
menjemput di stasiun. Tapi saat
sampai di stasiun, aku justru
melihat Arjani sama kamu.
Haris sedikit tegang meskipun berusaha tenang.
YAMA (CONT’D)
Kenapa Arjani menangis di depan
kamu?
HARIS
(menghela napas)
Hanya cek-cok kecil dengan keluarganya.
YAMA
Kalau hanya cek-cok kecil, Arjani
tidak akan menangis seperti itu.
HARIS
Kamu pasti tahu Arjani tipe
perempuan ekspresif. Dia bisa
menangis kapan saja saat dia ingin
menangis.
YAMA
(menggeleng)
Kamu salah, aku tidak tahu banyak
tentang Arjani. Justru, aku iri
karena kamu lebih tahu banyak
tentang Arjani. Aku cemburu karena
dia lebih memilih terbuka sama
kamu.
CUT TO
40 INT. KAMPUS - SIANG
Cast: Yama, Arjani, Mahasiswa
Haris baru kembali dari pertemuan dengan Yama. Saat masuk lobi jurusan, Arjani sudah menunggunya dan membuat Haris berhenti melangkah.
YAMA (O.S)
Kami akan menikah. Tidak bisakah
kamu menjauhi Arjani? Karena Arjani
tidak mungkin mau memutuskan
hubungan pertemanan kalian.
Haris kembali berjalan.
ARJANI
Dari makan siang di luar?
Arjani berjalan di samping Haris.
HARIS
Hmmm ... kamu sudah makan siang?
ARJANI
Aku puasa. Kamu tumben enggak
puasa?
HARIS
Aku ...
MAHASISWA
Pak Haris, maaf mengganggu. Bisa
minta waktunya sebentar?
(membawa proposal)
Haris menoleh pada Arjani
HARIS (CONT’D)
Kamu bisa balik duluan!
ARJANI
Aku tungguin.
HARIS
Enggak usah. Kamu balik aja.
Arjani terpegun. Merasa sikap Haris agak berubah.
ARJANI
Oh ... oke.
Arjani berjalan ragu meninggalkan Haris yang tampak serius berbicara dengan mahasiswa perempuan. Ia merasa ada yang aneh dari sikap Haris yang berkesan dingin padanya.
Seperginya Arjani, Haris melihat punggung perempuan itu dan menghela napas berat sekali.
MAHASISWA
Tanda tangannya di sini, Pak!
HARIS
Oh ... iya.
Haris membubuhkan tanda tangan pada selembar kertas.
MAHASISWA
Terima kasih, Pak. Permisi!
Haris kembali melamun.
CUT TO
41 INT. KONTRAKAN - PAGI
Cast: Arjani, Raras, Sasmaya, Yama
Hari Sabtu kuliah libur. Arjani sedang merapikan ruang tamu ketika PONSELNYA BERDERING. Arjani memeriksanya. Rupanya telepon dari ibunya.
ARJANI
Assalamualaikum, Buk!
RARAS
Waalaikumsalam. Gimana kabarmu,
Nduk?
ARJANI
Baik, Buk!
Sesaat keduanya hening.
RARAS
Nduk, maafin Ibu atas kejadian
kemarin, ya. Sungguh, Ibu ndak
pernah berniat membohongi Bapak
ataupun kamu.
ARJANI
(menangis tanpa suara)
Jadi bener, Arjani bukan putri
Bapak?
RARAS
Maafkan Ibu, Nduk. Karena Ibu
salah bersikap, kamu yang harus
menanggungnya sekarang.
ARJANI
(terisak)
Kenapa baru bilang sekarang, Buk?
Kalau saja Arjani tidak
mendengarnya sendiri, apa kalian
berencana merahasiakan masalah ini
sampai akhir?
RARAS
Maafin Ibu, Nduk. Maafin Ibu. Ibu
cuma ndak mau nyakitin kalian
ARJANI
(menghentikan tangisnya)
Jani harus ngomongin ini ke Yama,
Buk!
RARAS
Kamu yakin? Dipikirin dulu, Nduk.
Gimana kalau Nak Yama ndak bisa
terima status kamu?
Arjani terdiam. Ia juga takut kehilangan Yama.
SASMAYA (O.S)
Siapa, Ras? Arjani? Pokoknya Ibu
ndak mau Arjani ngomongin masalah
kemarin sama Nak Yama atau siapa pun!
RARAS (O.S)
Buk, mereka mau menikah.
SASMAYA (O.S)
Terus kenapa? Mau menikah ya,
menikah saja. Tidak perlu mengumbar
aib keluarga.
ARJANI
Tapi Yama harus tahu status Arjani,
Yang.
Tanpa sepengetahuan Arjani, Yama berdiri di belakangnya.
SASMAYA
Tidak, Arjani! Tidak ada yang boleh
mempermalukan keluarga kita!
ARJANI
Terus apa, Yang? Arjani harus
bohong sama Yam ...
Arjani berbalik dan terpegun. Perlahan menurunkan ponsel
dari telinga.
SASMAYA (O.S)
Berbohong lebih baik daripada kamu
mempermalukan keluarga. Apalagi
kalau sampai bapakmu tahu dan
pernikahan orang tuamu berantakan.
Eyang ndak akan membiarkan itu
terjadi.
Ponsel dimatikan Arjani. Yama berjalan mendekat tanpa mengalihkan pandangannya dari mata Arjani.
YAMA
Jelasin, Ar! Apa yang kamu
sembunyikan dari aku?
ARJANI
Yam ...
YAMA
Kenapa? Enggak bisa bilang?
(jeda)
Kamu ngebuat aku kayak orang bego
tahu enggak. Sebenernya kamu
nganggep aku ini siapa kamu? Kamu
selalu lari ke Haris kalau ada
masalah.
ARJANI
Yam, aku bisa jelasin ...
YAMA
Mau ngejelasin setelah aku denger.
Beda banget, ya, sama Haris. Dia
enggak perlu tanya apa-apa ke kamu
dan kamu langsung cerita ke dia.
ARJANI
Kenapa bawa-bawa Haris, sih, Yam?
YAMA
Kenapa bawa-bawa Haris? Karena aku
cemburu, Ar. Udah berapa kali aku
bilang. Aku enggak suka lihat kamu
sama Haris, tapi kamu malah selalu
lari ke dia. Kamu ngebikin aku
ngerasa enggak berguna buat kamu.
ARJANI
(menunduk dan menangis)
Please, jangan ngajakin ribut, Yam!
Aku lagi pusing.
YAMA
Aku juga enggak mau ribut, Ar. Tapi
kamu yang bikin kita ribut.
Keduanya diam. Yama sangat kecewa, sementara Arjani menangis sendiri.
CUT TO
42 EXT. PERSAWAHAN - PAGI
Cast: Raras, Bulek Arjani,
Pemandangan persawahan dengan orang-orang sedang bekerja. ada pula lalu lalang penduduk pergi ke sawah, menuntun sapi, atau bersepeda.
Bulek Arjani dan Raras berjalan beriringan. Keduanya membawa sayuran hasil kebun dalam bakul.
RARAS
Arjani sudah tahu kalau dia bukan
putri bapaknya.
Bulek Arjani menghentikan langkahnya diikuti Raras.
BULEK
Mbak Yu yang cerita?
Raras menggeleng dan melanjutkan langkahnya.
RARAS
Dia mendengar pembicaraanku sama
Ibu. Arjani sepertinya sangat
terluka.
BULEK
(berjalan beriring)
Terus?
RARAS
Dia mau cerita ke Nak Yama, tapi
Ibu menentang keras.
BULEK
Nak Yama memang harus tahu, Mbak
Yu.
RARAS
Bagaimana dengan Ibu?
BULEK
Bagaimana dengan Arjani?
(jeda)
Mbak Yu mau dia berzina seumur
hidup karena pernikahannya ndak
sah. Ini urusannya sama Tuhan, Mbak
Yu ... bukan lagi sesama manusia.
Zina itu berat.
RARAS
(menghela napas)
Ini salahku. Seharusnya sejak awal
aku ndak menyembunyikan ini dari
Mas Bekti. Kalau keluarganya tahu
bahwa ternyata Arjani bukan putri
Mas Bekti, mereka akan marah besar.
Terlebih, hubungan Mas Bekti dan
Arjani sangat dekat. Bagaimana jika
hubungan keduanya hancur?
BULEK
Kenapa semuanya jadi rumit begini,
Mbak Yu?
Bulek Arjani merangkul Raras
CUT TO
43 INT. KAMAR RARAS - SIANG
Cast: Sasmaya, Raras, Subekti
ESTABLISH: Ruang tengah kosong. Tampak ornamen-ornamen antik khas Jawa. Subekti sedang pergi ke Semarang. TERDENGAR SUARA RIBUT DI KAMAR RARAS.
SASMAYA
Kalau kamu mengungkapkan rahasia
besar itu, kita akan kehilangan
semuanya. Kamu lupa dengan
perjanjian pranikah kamu dengan
Subekti. Kamu enggak dapet apa-apa,
Ras.
ARJANI
Terus bagaimana dengan Arjani, Bu?
Dia harus menikah.
SASMAYA
Walikan saja pada Sebekti.
ARJANI
Dia bukan putri Mas Bekti, Bu.
Status Arjani anak ibu.
Pernikahannya ndak sah kalau
diwalikan Mas Bekti.
SASMAYA
Tahu apa kamu tentang sah dan tidak
sahnya pernikahan!
Wajah Sasmaya mengeras seketika dengan kelopak mata membuka lebar. Saat berbalik, ia melihat Subekti berdiri di belakang Raras. Melihat reaksi Sasmaya, Raras ikut berbalik dan sama terkejutnya.
CUT TO