51. EXT. MALL – TOKO BONEKA – SORE

CAST : KELVIN, TASYA

Terlihat Tasya menyusuri satu per satu rak boneka untuk mencari boneka kesukaannya..

Kelvin tak membalas lagi, melainkan dirinya ikutan mencari ke tempat lain.

Tasya mengerucutkan bibirnya dan berlari kecil menghampiri Kelvin.

Tasya melihat sekeliling lagi untuk memastikan.

Terlihat raut wajah Tasya lesu, Kelvin pun memutar otak untuk mencari akal.

Sasha mengangguk malas seraya berdiri di samping kakak kelasnya itu. Kelvin menunjuk satu bangku kosong

Tasya mencekal pergelangan tangan Kelvin.

Dengan cepat, Kelvin menurunkan tangan mulus nan mungil itu dan berjongkok di depannya.

Jantung Tasya berdetak dua kali lebih cepat dari seelumnya.

Perlakuan manis itu benar - benar berhasil membuat hati Tasya luluh tak karuan.

Selang 15 menit, terlihat Kelvin berjalan dengan kedua tangaan di belakang. Tasya menyadari kehadiran Kelvin.

Selama menghitung, Kelvin mengedepankan tangannya.

Tasya sudah tidak bisa menyembunyikan rasa bahagianya yang begitu luar biasa. Dirinya mengambil boneka berwarna hijau dengan pola gambar bintang jatuh di tengah itu dengan mata berbinar.

Ekspresi polos Tasya membuat Kelvin sedikit menahan tawanya.

Tasya menggembungkan pipinya sebal.

Terlalu gemas bagi Kelvin, hingga kini tangannya terulur menepuk pucuk kepala gadisnya pelan.

Lagi - lagi, Tasya tidak mengerti.

Terdengar suara aneh yang ia curigai, merupakan sumber dari aplikasi kamera

FX : Tring!

Buru - buru, Tasya mengambil ponsel dan membuka notification.

Setelah membuka, mata Tasya membulat sempurna.

Tasya mencabikkan mulutnya sebal.

Tasya melengos duluan.

Akhirnya Tasya sampai duluan di kasir.

Dengan sengaja, Kelvin menarik pinggang Tasya untuk mendekat ke arahnya.

Bukan berakibat pada jantungnya lagi, kini tubuh Tasya meremang merasakan tangan kokoh dengan urat yang tercetak jelas itu ada di pinggangnya. Seketika dirinya berhasil dibuat membeku.

Kelvin mengeratkan pelukannya. Hal itu membuat Tasya meneguk salivanya.

Sudah cukup. Tubuh Tasya benar - benar merinding dan pikirannya sudah tidak bisa diselamatkan.

Kelvin mengeluarkan kartu debit dan menulis pin di atas mesin itu.

Kelvin tertawa dan mencubit pipi Tasya gemas.

Dengan cepat, Tasya menyingkirkan tangan Kelvin dari pipinya.

Sedetik kemudian, Tasya menutup mulut embernya rapat - rapat.

Tasya berlari menjauh. Kelvin mengejar gadis itu hingga kini berada di sampingnya.

Bukan ketos edan julukannya kalau tidak mengejar, hingga kini berada di sampingnya.

Keluh Tasya yang hanya mendapat senyuman tak berdosa dari Kelvin.

52. EXT. TAMAN FLAVIA - LAPANGAN BERUMPUT - SORE

Tasya tidak mendengar perkataan Kelvin, lantaran sudah berlari jauh.

Kelvin yang was - was pun mulai mengejar, dan alhasil mereka kejar - kejaran hingga menjadi pusat perhatian.

Kebetulan ada bangku panjang di dekat mereka. Kelvin merangkul pundaknya seraya menuntun.

Kelvin buru - buru duduk di sampingnya.

Deru napas Tasya tak beraturan.

Tasya menggeleng lemah.

Tasya tersentak mendengar perkataan keras dari Kelvin.

Kelvin yang tersadar pun langsung terdiam.

Tasya mengalihkan pandangannya kearah lain seraya mengatur napasnya.

Tes.

Air mata Tasya mengalir begitu saja.

Sasha menutup mulut dengan tangan untuk menahan tangisannya.

Sasha menggeleng.

Nada Tasya terdengar gemetar.

Tidak ada jawaban. Tasya tidak bergeming sedikit pun.

Kelvin meraih tangan mungil Tasya dan menggengamnya erat.

Tasya mengatur napas dan mengelap air mata yang membasahi pipinya.

Kelvin menarik napas sebentar.

Kelvin menariknya kedalam pelukan.

Pundak Kelvin basah.

Kelvin mengeratkan pelukannya.

Tasya mengendurkan pelukan itu. Dengan cekatan, Kelvin menghapus jejak air mata yang masih ada.

Tasya menguatkan dirinya sendiri, lantaran melihat kepala yang selalu berdiri tegap, sekarang harus tertunduk karenanya.

Tes.

Sudah. Tasya tidak sanggup meneruskan.

Tasya menggeleng cepat.

Tangis Tasya pecah. Ia tidak bisa berkata apa - apa lagi. Laki - laki yang memeluknya sekarang benar - benar tulus padanya.

Kelvin mengelus punggung cantik itu seraya mengusap air mata yang hampir turun dari pelupuk matanya.

Terasa anggukan di pundaknya.

Mereka berdua masih setia dengan posisi saling memeluk, menyalurkan kenyamanan dan ketenangan.

Tangan kekar Kelvin itu mengusap lembut pipi Tasya

 END.