Cuplikan Chapter ini
Pagi itu matahari malu-malu muncul dari balik tirai jendela Rumah kecil mereka di pinggiran Sleman terasa hangat Ada aroma roti bakar dan suara pelan air menetes dari wastafel dapurGio menuangkan teh ke dalam dua cangkir lalu membawanya ke ruang tamu di mana Andre duduk berselimut dengan kaus kaki wol matanya memandang ke luar jendelaMasih dingin tanya Gio sambil menyodorkan cangkirAndre mengangguk Ia terlihat pucat Wajahnya masih rupawan tapi sorot matanya tak secerah biasany