Cuplikan Chapter ini
Kami duduk di bawah bayang jembatan yang bau kencing dan harapan busukSiang masih muda tapi kelelahan sudah tua di wajah kamiPerut kosong tak lagi mengeluhia sudah pasrah seperti kami yang belajar menelan lapar seperti menelan ludah sendiriUmar belum datang Katanya ada rute baru Katanya hari ini bakal lebih amanKatanya kita bisa dapat lebih banyak sebelum senja menjemput kita pulang ke emperan yang kami sebut rumahTapi yang datang bukan Umar Yang datang adalah suaraLARIAD