Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
What's Next, Soraya?
Suka
Favorit
Bagikan
11. Scene 101-112 (selesai)

101. EXT. DONAT BIBIK MIA – DAY

BIBIK MIA sedang memotong keju, dan disebelahnya ada LAKSA yang sedang melipat kardus.

BIBIK MIA melihat kinerja LAKSA melipat kardus, ia tertawa meremehkan LAKSA.

BIBIK MIA

Jangan keseringan bantuin mamah. Urusi bisnismu.

LAKSA

Mana bisa? Ibuku jualan donat selama 3 tahun, berangkat pagi, pulang sore? Sedangkan aku leha-leha selama ini? (menggeleng) setidaknya aku harus mulai belajar hidup susah..

BIBIK MIA berhenti memotong kejunya.

BIBIK MIA

Dulu, aku belajar hidup susah dari Sora. Oh iya, belakangan ini, aku tak melihat Sora, kamu?

LAKSA

Aku menghindarinya, mungkin ketika di persidangan ayah, kami bertemu.

BIBIK MIA

Maksudmu? Sora, akhirnya…

LAKSA

Ya, Sora melawan suamimu.

BIBIK MIA

Bagus! Aku sudah lama ingin mengugatnya.

LAKSA

(Melongo) Mama serius?

BIBIK MIA

Lihat Laksa, kehidupan mamah yang sekarang jauh lebih bahagia, yang penting aku masih memilikimu.

LAKSA

Baiklah, kalau itu keputusan mamah, Laksa akan ikuti. Tapi Laksa pesen satu ke mamah, jangan membenci papah. Jika mengawali hubungan dengan baik, maka akhiri dengan baik pula.

BIBIK MIA

wahh, lihat? Anakku sudah bisa menasehatiku?

LAKSA menyombongkan dirinya. Lalu tertawa bersama dengan BIBIK MIA.

CUT TO:

102. INT. KANTOR – RUANG MEETING – DAY

Kita bisa melihat banyak orang lagi rapat, semua lihat layar proyektor didepan yang nunjukin Artikel Sora dan disampingnya Herman dan Soni. ‘Terkuak, Bungkam selama 4 tahun, Anak Korban Penyerangan Akhirnya Menggugat HERMAN Si Pelaku’

Kita bisa melihat, semuanya mmenggelengkan kepalanya, kecewa.

CUT TO :

103. INT. KANTOR HMN – DAY

ESTABLISHING SHOT : depan kantor HMN, wartawan berdatangan.

Kita bisa melihat HERMAN keluar dari lift. Ketika ia ingin melangkah keluar kantornya, sudah ada banyak wartawan didepan gedungnya. HERMAN tak bisa kemana-mana.

SEKERTARIS HERMAN

Sepertinya kita lewat pintu sisi timur pak.

HERMAN

Bagaimana perkembangan HMN?

SEKERTARIS HERMAN

Untuk perkembangannya, kita kehilangan separuh investor pak. (merasa tidak enak). Dan pembatalan kontrak kerjasama sebanyak...

HERMAN

Jangan diteruskan. Bilang saja, tidak ada perkembangan. (Sedikit marah)

CUT TO :

104. INT. SUNDAY CORNER CAFÉ – DAY

Kita bisa melihat jika SORA sedang membuat kopi seperti biasa dan dilihati orang yang sedang baca artikel, mereka bebisik- bisik sambil melihati SORA.

RENO

Pelanggan penuh, tapi hanya ingin melihatimu.

SORA

Biarkan saja.

RENO

Hei.. kamu masih nggak mau nerima aku? Setelah ayahku setuju membelamu?

SORA

Kamu tetep temenku yang paling berharga.

RENO

Tapi perasaanku..

SORA memberikan kopi milik RENO tepat didepannya dengan gebrakan. RENO kaget, dan dihadiahi oleh SORA tatapan taja,

RENO (CONT’D)

Baiklah-baiklah aku menyerah.

RENO menyeruput kopinya.

CUT TO :

105. INT. RUMAH HERMAN – DAY

HERMAN melihat tayangan TV

PEMBACA BERITA

(Sebagian besar OS)

Berita selanjutnya, Pemilik HL Company, Herman Laksana terseret kasus aksi penyerangan dan pembunuhan sekitar 4 tahun yang lalu. Menurut anak korban, Herman datang ke rumahnya sekitar 4 tahun lalu dan menyerang rumahnya dan membunuh kedua orang tuanya. Kasus ini pernah diangkat sebelumnya, tapi dihadangi oleh pihak Herman dengan pengancaman.

Munculnya laporan ini, memunculkan kasus-kasus criminal baru lainnya yang disembunyikan Herman Laksana. Bahkan, Herman mengeruk seluruh harta peninggalan mertuanya. Sang istri juga menggugat cerai setelah selama 3 tahun kabur dari rumah Herman

BIBIK MIA datang ke rumah HERMAN tiba-tiba.

BIBIK MIA

Cepat sekali beritanya.. Bagaimana keadaanmu?

HERMAN

Ngapain kamu kesini? (sinis)

BIBIK MIA

(tersenyum) aku ingin melihat rumah ini untuk terakhir kali. dan ..

BIBIK MIA menaruh map kertas meja yang berada didepan HERMAN berada.

BIBIK MIA

Aku ingin memberikan surat ini.

 CUT TO :

106. INT. MINIMARKET – DAY

LAKSA berkunjung ke minimarket, ketemu Jamal

JAMAL

Nyariin Sora ya?

LAKSA

Bu.. bukan.

JAMAL

Sora nggak ngambil kerja lagi di minimarket, semenjak dia didatengi sama Herman-herman itu yang viral beritanya.

LAKSA

Herman dateng ke sini?

JAMAL

Hooh, dia juga ngerusak toko.

 CUT TO :

107. INT. KANTOR HERMAN – DAY

LAKSA

Papah ngancem Sora lagi?

HERMAN

Sadar nak, papahmu sudah terkepung, kau juga mengepungku?

Ya. Terakhir kali, di minimarket.

LAKSA

Pah… apa salah ayahnya? Kenapa papah membenci mereka? Kenapa?

HERMAN diam

LAKSA (CONT'D)

Papah tau? Laksa kecewa sama papah, jadi selama ini, Laksa hidup baik – baik saja, punya segalanya, tapi dibalik itu semua hasil kerja keras kotor papah? Laksa kecewa. Selama ini ada kebahagiaan yang direngut demi kebahagianku, setelah mengetahuinya, kadar kebahagianku tidak bertambah, melainkan berkurang.

HERMAN

Maafkan papah, Laksa.

LAKSA

Bukan hanya denganku, mamah, Sora, dan orang-orang yang telah kau rugikan.

LAKSA pergi

HERMAN

Laksa…

CUT TO:

108. INT. RUANG PERSIDANGAN – DAY

Kita bisa melihat, Herman sedang diadili. Jaksa beberapa kali menanyakan, Ayah Reno berbicara. Kita bisa lihat, Herman akhirnya ngomong.

Herman menghembuskan nafas berat.

HERMAN

Ya, saya membunuh Soni. Saya juga menyiksa dan mengancam anak-anaknya agar kejahatan saya tak terungkap.

SORA nangis, menyender ke DIMAS. DIMAS nenangin SORA.

LAKSA melihat SORA, melihat ayahnya, nahan air matanya. BIBIK MIA natap lurus ke depan. Mencoba tegar.

Kita bisa melihat, persidangan berlanjut, Herman mengangguk-angguk, mengiyakan pernyataan Jaksa.

Persidangan telah selesai, HERMAN menemui SORA .

HERMAN

Semuanya telah berakhir, kau boleh membenciku, aku sudah menerima hukumanku. Tapi, kumohon, jangan sekalipun membenci anakku, dia sungguh menyukaimu.

SORA

Maafkan aku,

HERMAN

Jangan, aku bersalah, maafkan semua kesalahanku, Sora, Dimas.

SORAN menangis sambil mengangguk. DIMAS mengelus pundak adiknya.

Herman pergi ninggalin SORA dan DIMAS .

CUT TO :

109. INT. LORONG – DAY

Kita bis amelihat Sora berlari mencari seseorang.

 CUT TO :

110.EXT. PENGADILAN – DAY

Kita bisa melihat Sora juga mencari seseorang.

Kita bisa melihat LAKSA jalan ke mobil , SORA berlari mengejar LAKSA.

SORA

Laksa.

SORA mengatur nafasnya, berdiri dihadapan LAKSA

LAKSA

Aishhh,, sudah diam-diam pergi, masih ketemu pula.

SORA

Kau menghindariku?

LAKSA

Ya, aku tak mau kau melihatku ketika aku sudah jatuh miskin karena ayahku tersangkut kasusnya yang lain.

SORA

Maafkan aku, karenaku…

LAKSA

Kau hebat, Sora. (senyum)

SORA

Laksa…

LAKSA

Sora, aku bukan lagi menyukaimu, aku mencintaimu…

SORA masih diam.

LAKSA

Tunggu, tunggulah aku menagih jawabanmu Sora, tungguh aku, aku akan mendatangimu… aku harap hari-harimu dipenuhi dengan kebahagiaan. Kau tahu? Kau cantik ketika tersenyum, ketika aku menemuimu, senyumlah seperti ketika kamu memeluk Dimas waktu pagi-pagi itu. Sora..(senyum)

SORA berkaca-kaca,ia merasa bersalah dengan LAKSA tapi dia juga senang karena LAKSA mengungkapkan perasaannya.

LAKSA melihat SORA akan menangis langsung membawa ke pelukannya.

LAKSA

Huustt.. Aku akan pergi, tapi aku juga akan kembali. Ketika aku kembali, kau masih menyukaiku kan, Sora?

SORA

Entahlah, aku akan memikirkannya sekali lagi.

LAKSA

Aishh.. (memeluk SORA erat) Aku akan merindukanmu..

SORA

Aku akan menunggumu.

shot mengarah dua orang berpelukan di tengah parkiran.

 CUT TO :

111.INT. TOKO PERABOTAN – DAY

Enam bulan kemudian. SORA menjalani kehidupan normalnya kembali. Ia tinggal bersama DIMAS. SORA sedang menyiapkan pembukaan cafenya.

NINDYA

Gelas seperti ini, bisa kan buat kafe ?

SORA

Bisa, tapi terlalu ramai sekali desainnya.

NINDYA

Ohh… Kamu suka yang seperti apa, Sora?

SORA

Simple, klasik, dan tentu saja menampilkan kebahagiaan.

NINDYA

Kamu punya sisi feminim. (geleng-geleng, tidak percaya)

RENO mendorong troli dibelakang NINDYA.

RENO

Dulu, Sora cantik banget.. lu aja yang nggak tau!

NINDYA merasa terganggu, ingin melempar RENO dengan gelas, namun ia urungkan, sedangkan RENO sudah menghadangi kepalanya dengan nampan.

Sora tertawa melihat kejadian didepannya.

SORA

Jam dinding, Kita beli jam dinding.,

RENO

Hah? Kok jam dinding?

SORA

Supaya tau waktu, tidak sepertimu yang seharian nongkrong dikafe tapi hanya beli satu minuman saja.

RENO

Aishh….

NINDYA juga masukin beberapa gelas bermodel klasik.

RENO

ehh… jangan kebanyakan.. uangnya…

NINDYA

Tenang. (NINDYA mengeluarkan black card)

Kamu lupa? keluargaku yang mendukung bisnis Sora, kami mendukung segala kebutuhan kafe.

SORA tersenyum.

SORA

Nin, terima kasih.

NINDYA

Nope, jangan sungkan Sora.

CUT TO :

112.INT. DIMORA CAFÉ – DAY

Hari permbukaan DIMORA CAFÉ. Kita bisa melihat seluruh sudut kafe, dipenuhi nuansa launching, ada karangan bunga dari KARNA GROUP.

Semua orang duduk dibangkunya masing-masing (KARNA, NINDYA, AYAH RENO, BIBIK MIA) dan beberapa pengunjung lainnya,

DIMAS dan SORA memotong pita kafe 

Kita bisa melihat Semua orang saling bercanda tawa, saling berbicara satu sama lain. Sora sedang melayani beberapa pelanggan yang mengantri kopi gratis.

SORA

Baik, pesanannya ditunggu sebentar ya mbak, silakhan geser untuk menanti pesanannya.

PEMBELI 1

Beneran gratis kan ini?

SORA mengangguk.

SORA

Selanjutnya, pesanan atas nama siapa?

SORA menyiapkan Cup gratis, membuka spidol dan menanyakan nama

LAKSA

Satu kopi paling rekomendasi dengan ekstrak rasa cinta.

SORA

(tertawa) Ekstrak rasa… (tercengang)

LAKSA

Hai..

SORA

Emmm.. Hai

LAKSA

What’s next, Sora?

SORA

Coffe, (nganggkat gelas) and than… Love ?

Laksa tertawa,tersenyum..

Sora tersipu malu.

shot melihatkan suasan Kafe yang ramai dan difokuskan oleh SORA dan LAKSA saling berpandangan.

Shot dilanjutkan ke mata LAKSA yang tersenyum, dan berbalik ke mata SORA yang bekedip.

FADE OUT

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar