Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
What's Next, Soraya?
Suka
Favorit
Bagikan
3. Scene 21-30

21.EXT. JALAN – FLASH BACK - DAY

Kita bisa lihat SORA dihadang PREMAN HUTANG 1, nagih hutang SORA. SORA terpaksa memberikan uangnya.

CUT BACK TO :

Masa kini

22.EXT. JALAN – NIGHT.

Kita bisa lihat SORA pulang kerja, dia murung, menunduk, sesekali memukul pundaknya ,dia kelihatan lelah.

CUT TO :

23. EXT. RUMAH SORA – NIGHT

SORA buka pager rumahnya.

LAKSA turun dari mobil menghampiri SORA.

LAKSA

Sepertinya, Anda termasuk orang yang pulang kerja cukup larut ya?

SORA terjingkat, ia kaget.

SORA

Siapa kamu?

LAKSA mengulurkan tangan kanannya.

LAKSA

Perkenalkan,saya Angkasa Laksana. Anda bisa panggil saya Laksa. Mungkin karena sudah malam, jadi ..(menyombongkan diri) Langsung saja, saya ingin membeli rumah ini. (menunjuk rumah SORA)

SORA diam ketakutan.

LAKSA (CONT’D)

Anda pemilik rumah ini kan?

SORA menunduk, ketakutan. Ia bersikap dingin, menghindari LAKSA

SORA

Maaf, rumah ini tidak dijual. Saya mohon, anda segera pulang. (Tegas)

SORA masuk kedalam pagar rumahnya.

LAKSA nggak percaya dia diusir. Padahal dia nunggu SORA pulang sangat lama.

SORA menutup pintu pagarnya.

LAKSA

Pagarnya sudah rusak, belnya pun sudah tidak berfungsi lagi, cat rumah juga sudah pudar. Anda yakin tidak mau menjualnya pada saya?

SORA

Sangat yakin.

SORA meninggalkan LAKSA sendirian.

LAKSA masih tidak percaya. Ia tak kuasa terhadap perilaku SORA yang dingin kepadanya.

CUT TO :

24.INT. SUNDAY CORNER CAFÉ – DAY

SORA sedang membuat kopi. RENO (22) sepulang kuliah, naruh tas dan gangguin SORA.

RENO

Hai…

SORA berdehem. Ia sedang menghaluskan biji kopi.

RENO

Sora, gimana kabarmu?

SORA

Mau pesan apa? Nanti ku antar ke mejamu, tapi jangan lupa buat tagihan di kasir dulu.

RENO bengong,dongkol melihat tingkah SORA yang dingin padanya.

RENO

Emm… pengunjungnya sepi kok, kita ngobrol dulu yukk..

SORA

Walaupun pengunjungnya sedikit, tapi banyak yang harus kukerjakan.

SORA menutup toples biji kopi. Menaruh ke tempatnya lagi.

RENO

Sora, jangan gitu dong… (merajuk) kita ngobrolin tentang 'kita' gimana?

SORA

Ren,, jangan kayak gini bisa nggak? Aku cukup baik hati buat ngijinin kamu kesini terus. Tapi…

RENO

Aku tau, aku tau.. buatin satu, kayak biasanya. Aku duduk disana (nunjuk tas ranselnya)

RENO melambaikan tangan sembari pergi ninggalin SORA.

RENO duduk dibangkunya, membuka laptop.

SORA menghela nafasnya

 CUT TO :

25.INT. SUNDAY CORNER CAFÉ – DAY

SORA jalan bawa pesanan RENO, naruh ke meja.

RENO

Makasih ya So,

SORA

Ngerjain tugas lagi?

RENO

Iya.. bikin laporan, tadi praktikum otopsi mayat… Eighhh (merinding)

SORA hanya diam mendengarkan RENO

RENO (CONT’D)

Sora… kamu beneran nggak mau kul…

SORA

(senyum) Cukup Ren, aku udah nggak punya harapan buat kuliah. Emm..aku sudah memilih jalanku untuk hidup seperti ini. jika aku kuliah, siapa yang akan membayar hutang kakakku? Siapa yang mencarikan uang untuk kebutuhanku? Membayar tagihan listrik, air dan pajak untuk rumahku? Untuk kakakku dipenjara? (beat) Semua harapan itu, pernah bersinar pada waktunya...namun, sekarang aku sudah meredupkan harapanku.

RENO

Tapi, aku bisa membant…

SORA

Terima kasih Ren, tapi aku selalu bilang tidak, tolong hargai pilihanku, selamat mengerjakan tugas.

SORA kembali bekerja, sedangkan RENO mengamati SORA yang berjalan membelakanginya.

RENO

Aishh (frustasi, menepuk mulut) Salah ngomong lagi kann.. (Menarik nafas lelah, iba)

CUT TO : 

26.INT. MOBIL – DAY

LAKSA melihat jam tangan, nunjukin Pukul 16.15 WIB, cemas, Mau pergi, tapi nggak jadi karena lihat SORA

LAKSA

Dahlah pasti pulangnya malem juga… 

LAKSA menghidupkan mesin mobil, tidak sengaja melihat SORA, matiin lagi mesin mobil.

CUT TO :

27.EXT. RUMAH SORA – DAY

SORA pulang kerja, ketemu LAKSA turun dari mobil di depan rumahnya.

LAKSA

Selamat sore, dengan Mbak Soraya Widyanto?

SORA berjalan cepat membuka pagar rumah.

SORA

Maaf, rumah ini tidak dijual

LAKSA

750 juta?

SORA diam, menutup pintu pagar, LAKSA malah nahan tangan SORA.

LAKSA

Kurang? 1 M?

SORA memalingkan muka, tidak menatap mata LAKSA.

LAKSA (CONT’D)

1,5M? 2M? 3M?

SORA

Mau ditawar sampai puluhan pun, saya tidak akan jual rumah ini. (penuh penekanan)

SORA memberontak, mencoba melepaskan tangan LAKSA

LAKSA

Sebenernya apa spesialnya rumah ini sih? Hanya rumah kumuh kan?

SORA

Ya, dan rumah kumuh ini kamu beli juga kan?

LAKSA tertawa, melepaskan tangan SORA. menaruh tangan ke pinggang, menyombongkan diri.

LAKSA

Justru kumuh seperti ini, kamu jual ke saya, lalu kamu nggak capek-capek buat ngeruntuhin rumah kumuh ini.

SORA

Ngeruntuhin? Maksud kamu?

LAKSA

Diratakan. Jalan ini akan saya buat lahan parkir untuk Mall baru.

SORA mundur menjauhi gerbang rumah.

SORA

Nggak boleh, rumah ini nggak boleh diruntuhin, dihancurkan atau apalah itu! (Emosi)

SORA masuk kerumahnya.

LAKSA

Aneh banget, orang rumah jelek juga dipertahanin.

LAKSA mengeluarkan HP. Telpon seseorang.

LAKSA (CONT'D)

Stevan, cari informasi Soraya kerja sebagai apa? Dan dimana?

LAKSA menunggu jawaban Stevan.

LAKSA (CONT’D)

Selain informasi namanya Soraya, dia hidup sendiri. Kamu tanya yang banyak dong ke tetangganya. (beat) Ya.

CUT TO :

28. INT. KANTOR WIRA – DAY

LAKSA bertemu WIRA, WIRA sedang mendesain sesuatu di meja kerjanya. LAKSA berdiri disampingnya.

WIRA

Jadi, gimana lahan parkirnya?

LAKSA

4 rumah.

WIRA

4 rumah ? Bukankah ada 5 rumah?

LAKSA

Yang ke 5 susah. Rumah paling ujung dekat tembok, ditinggali seorang perempuan, dan dia bersikeras nggak mau Om.

WIRA

Bujuk sampai dapat.

LAKSA

Ubah desainnya aja Om. Buat lahan parkir bertingkat atau..

WIRA menghentikan desainnya.

WIRA

Nggak segampang itu, kemarin keputusan finalnya pake ini kan? Tapi banyak yang menyarankan untuk rumah untuk tambahan lahan parkir.

LAKSA mencoba memikirkannya, sedangkan WIRA menanti jawaban LAKSA

LAKSA

Laksa coba dulu Om. Laksa pergi dulu.

WIRA

Ya.. Hei..

Ingat, peletakan batu pertama…

LAKSA menunjukkan jempol tangan kanannya. Ia tersenyum.

CUT TO :

29. INT. SUNDAY CORNER CAFÉ – DAY

LAKSA duduk disalah satu bangku, melihat-lihat sekeliling kafe, dan lihat SORA dari kejauhan.

PELAYAN

Permisi kak, ini minumannya.

LAKSA

Ya, (menggeser minumannya, masih melihati SORA)

Eh Mbak,

PELAYAN

Iya kak, ada pesanan lain?

LAKSA

(menggeleng) Yang buat ini(menunjuk minumannya), perempuan itu?

PELAYAN

Iya kak, Kak Sora yang membuatnya.

LAKSA mengangguk-angguk, sedangkan pelayan pergi.

RENO duduk disebelah LAKSA sedang mengerjakan tugas seperti biasanya tak sengaja mendengar percakapan LAKSA dan pelayan. RENO melirik LAKSA, mengamati intens.

CUT TO :

30.INT. MINIMARKET – NIGHT

LAKSA masuk kedalam minimarket, bingung milih barang yang akan dia beli. 

JAMAL melihat LAKSA bingung pun menghampiri LAKSA.

JAMAL

Oh, om ini nyari apa ya? Pembalut buat pacarnya?

LAKSA bingung. JAMAL menunjuk rak didepannya. Meringis.

LAKSA menunjuk JAMAL penuh menahan amarah.

LAKSA

Minum,, Haus..

JAMAL

Oh.. disana kulkasnya Om.

LAKSA

Makasih (jalan, berhenti, balik lagi) Om? Saya belum setua itu.

JAMAL meringis mengangkat jari kanannya membentuk huruf V.

CUT TO :

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar