Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
91. INT. KANTOR – FLASHBACK – DAY
Hari itu, HERMAN dan SONI sedang briefing seperti biasa, mereka yang sudah berteman lama, ingin mendirikan anak perusahaan di daerah lainnya. Tak disangka oleh SONI, HERMAN ternyata berbuat curang dalam pembuatan ijin mendirikan perusahaan mereka. SONI yang notabenya ingin menjadi pebisnis yang jujur, tidak terima dengan HERMAN.
HERMAN sedang menerima telepon, sesekali ia mengawasi gerak-gerik SONI yang sedang keluar ruangan
HERMAN
Ya, urus saja dana yang dia minta, kalau perlu paksa agar dia mau mengijinkan mendirikan anak perusahaan di daerahnya. Suap aja yang banyak. Jangan sampai ketahuan Soni.
HERMAN diam sesaat, si penelepon menjawab. Ia beranjak dan melihat pemandangan dari luar gedung.
HERMAN (CONT’D)
Ya.. Ya.. jangan sampai terjadi kesalahan.
SONI
Man, apa tadi? Aku sudah beberapa menit dibelakang pintu masuk, dan mendengarmu...? (kecewa)
HERMAN
(Terkejut,ketakutan) Son? Ahh.. jadi kamu sudah dengar? (Tertawa remeh) Suap, biasalah pejabat yang sulit ngasih ijin buat proyek kita.
SONI
Tapi, kita kerjasama tidak untuk hal curang seperti ini.
HERMAN
Halah, jangan sok suci Son, banyak juga kok yang curang. Nggak cuman aku.
SONI
Memang banyak, tapi setidaknya aku tidak pernah melakukannya, karena prinsipku sedari awal, aku tak ingin melakukan kecurangan... Man, kita sudah berteman sangat lama, bahkan aku membantu perusahaanmu. Aku nggak bisa kerjasama bareng kamu lagi, aku nggak mau investasi lagi ke perusahaan kamu. Pasti ada kecurangan lainnya, bukan?
HERMAN
Kamu mau menjatuhkan aku? Kamu tahu kalau perusahaanku baru saja dirintis pasca bangkrut kan? Jadi..
SONI
Itu jika kamu patuh pada aturannya, masalahnya rute perjalannmu sudah melenceng dari rel.
SONI (CONT’D)
Pemisi, kerja sama kita sudah berakhir, jadi, lebih pantasnya jika anda pergi dari sini.
HERMAN
Tunggu-tunggu, kamu nggak bercanda kan Son? Kamu mengusirku? Huh.. (tertawa)
SONI
Ya, kenapa?
HERMAN
Hanya karena suap kecil ini?
SONI
Ya, sekecil ini? Gampang sekali kamu ngomong, pasti ada banyak kan? Pokoknya, aku tidak akan meneruskan kerjasama kita lagi. Aku tidak tinggal diam, ternyata uang yang selama ini aku investasikan ke kamu, tidak kamu gunakan dengan baik.
HERMAN
Ohh.. Oke (menantang SONI)Selidiki, laporin aja ‘HERMAN si penyuap ulung’. (ketawa remeh)(beat) Tapi jangan ngimpi kamu bisa melakukannya!
HERMAN mengancam SONI. HERMAN meninggalkan ruangan SONI.
SONI menelpon seseorang.
SONI
Buatkan aku janji dengan pak gubernur pada malam minggu. (beat) Jangan sore, anakku pulang ke rumah.
HERMAN menguping pembicaraan SONI.
HERMAN (V.O)
Nikmati hadiahmu sabtu sore, SONI.
HERMAN melangkah misterius.
92. INT. MOBIL – FLASH BACK - DAY
Kita bisa lihat, mobil preman terparkir didepan rumah SORA.
PREMAN 1
Bos, Soni sedang ada dirumah.
HERMAN
Kerahkan semua tim ke rumah Soni. Kita habisi dia, rampas semuanya.
PREMAN 1
Baik Bos,
HERMAN
Kau berbahaya untuk kelangsungan karirku, Soni.
HERMA melihatkan senyum smirk.
CUT BACK TO :
93. INT. KANTOR – NIGHT
HERMAN tertawa keras.
HERMAN
Rupanya sudah lama ya Son?
HERMAN menunjuk ke atas.
HERMAN (CONT’D)
Asalkan kamu tau, Aku tidak membunuhmu! Aku menyingkirkanmu dasar penghalang.
CUT TO :
94. EXT. RUMAH – NIGHT
DIMAS menunggu SORA pulang ke rumah.
SORA
Kak Dimas? Kok duduk didepan?
DIMAS menghampiri SORA. menuntun adiknya.
DIMAS
Nungguin adik kesayangan pulang, Sudah makan? Kakak bawa sisa mie dari tempat kerja kakak.
Sambut DIMAS sumringah, tetapi SORA murung.
DIMAS (CONT’D)
Sora? Kenapa?
SORA menggeleng cepat. Meluk kakaknya.
SORA
Kak, Selama ini sora takut, sedih, marah. Tapi sora nggak bisa membagi itu dengan siapapun.
DIMAS
Kamu ngomongin apa sih? Kakak kan disini..
SORA mengendurkan pelukkannya.
SORA
Kak.. sebenernya, Herman datang lagi ke minimarket tempat Sora kerja.
DIMAS
Dia ngapain kamu? (panik)
SORA
Hanya mengancam serta mengobrak-abrik depan minimarket. Tapi.. Sora penasaran. Kenapa Herman sampai seperti itu? Kenapa dia tidak pernah melepaskan kita kak? Apa kesalahan papah yang tidak bisa Herman maafkan sampai detik ini? Sampai-sampai ia juga menyiksa anaknya?
DIMAS
Kamu ngomongin apa sih.. Pasti udah laper yaa?
SORA
Kakak.. (beat) Ini aneh..
DIMAS diam tak berkutik.
SORA (CONT’D)
Semuanya aneh. Mungkinkah Herman menyembunyikan sesuatu? Seperti ada kesalahan Herman yang ditutupi dengan berkedok itu kesalahan kedua orang tua kita?
DIMAS masih diam. Menyimak SORA.
SORA (CONT’D)
Kok kakak diam? (cemberut)
DIMAS
Kenapa tiba-tiba kamu membicarakan ini semua Sora?
SORA
Karena Sora penasaran. Sora capek. Kalau papah selalu mengajari kita untuk tidak berbohong, selalu melakukan kebaikan. Tapi kenapa Herman menyebut jika ayah kita seorang yang serakah, bahkan sampai jadi seorang pembohong? Atas dasar apa kak?? (SORA meluapkan emosinya)
Saat kubilang pasti ada yang dia sembunyikan? Dia terlihat seperti ketakutan.
Ketika Jamal, membantuku mengusir Herman dan premannya, ia mengancam untuk menelpon ke polisi. Seketika Herman pergi..
SORA
Kak.. ini nggak wajar (geleng), aneh.
SORA meyakinkan kakaknya.
DIMAS
Sadarlah Sora.. kamu mau kan kehidupan kita baik-baik aja? Kakak sudah pulang, ayok kita jalani hidup dengan tenang.. (Senyum)
DIMAS meyakinkan SORA untuk tidak berbuat hal aneh.
SORA
Nggak kak (menggeleng) Sora pernah berpikiran seperti itu, tapi sekarang, mungkin kedua orang tua kita yang tidak tenang kak.
DIMAS
Sora, sudahlah..
SORA
Ayok kita lawan (mengangguk antusias) Demi orang tua kita, kita cari keadilan untuk hari itu. aku mohon, aku sudah lelah diam saja. Sora nggak mau di kejar-kejar seperti ini terus menerus. Sora nggak mau setiap hari kejadian itu terus datang ke mimpi sora setiap malam. (Merengek, menuntut)
DIMAS berpikir sejenak, melihat manik mata SORA memohon padanya.
DIMAS
Kamu yakin?
SORA mengusap air matanya. mengangguk.
DIMAS berlari memasuki rumahnya. Sora mengikuti DIMAS.
CUT TO :
95. INT. RUMAH SORA – RUANG BELAJAR – NIGHT.
DIMAS melihat sekeliling ruang belajar. Mencari mobil mainan miliknya. Pandangannya jatuh ke mobil remot kontrol berwarna kuning.
DIMAS meraih mobil itu, dan membuka pintu mobil mainannya.
DIMAS
Harapan terakhir.
DIMAS mengambil flashdisknya, mengenggam penuh harapan.
SORA melihat dari ujung pintu kamar belajar. SORA memandang kakaknya penuh harapan.
CUT TO :
96. INT. MOBIL LAKSA – DAY
LAKSA dan DIMAS duduk didalam mobil.
LAKSA
Jadi apa? Kamu tidak membenciku?
DIMAS
Karena apa? Karena kamu suka sama Sora dan ternyata kamu anak dari pembunuh kedua orang tua kami?
LAKSA diam tidak berkutik.
DIMAS (CONT'D)
Jangan konyol, Laksa. kamu tidak salah.
LAKSA
Dim..
DIMAS
Sudahlah.., aku hanya bilang, kami akan melawan ayahmu. Sebelumnya, maafkan aku. Maafkan Sora juga.
LAKSA
Akhirnya..
DIMAS
Kamu nggak papa?
LAKSA
(menggeleng) Masih Tanya? Aku sedih, tapi bagaimana lagi? Aku juga ingin semuanya berakhir. Aku berharap setelah ini akan ada akhir yang baik.
CUT TO :
97.INT.KANTOR KRN ENTERTAINMENT – RUANG CEO – DAY
Kita bisa melihat, KARNA duduk masih berkutat dengan file dimeja kerjanya. Terlihat sekertaris KARNA masuk kedalam ruangan KARNA
SEKERTARIS
Maaf Pak, perempuan bernama Mbak Sora ingin menemui bapak.
KARNA menghentikan kegiatannya. Berfikir sejenak.
KARNA
Baik, suruh masuk.
SEKERTARIS undur diri.
Tak berapa lama, pintu terbuka, dan disana ada SORA dan juga DIMAS.
KARNA
Sora? Apa kabar? Tak biasanya? Sini-sini, masuklah.. Dan, itu?
SORA
Dimas, kakak Sora, Paman.
KARNA
Ah.. Dimas? Aku pangling denganmu..
DIMAS mengangguk sungkan.
KARNA
Duduklah, duduklah..
SORA dan DIMAS duduk,
SORA mengeluarkan flashdisknya.
SORA
Paman, apa bantuanmu masih berlaku?
KARNA mengingat perkataan LAKSA sebelumnya. KARNA melihati tangan SORA yang masih mengenggam flashdisknya.
KARNA
(mengangguk) Tentu, Sora. Apa yang bisa Paman Bantu?
SORA
Melawannya, Sora merindukan keadilan. Sora ingin apa yang jadi milik kami, kembali kepada kami. Sora ingin mengetahui kebenaran yang sesungguhnya.
DIMAS
Paman, saya mohon, bantulah kami. Sebelumnya, maafkan kami jika kami meminta bantuan kepada Paman dengan tiba-tiba, tapi..
KARNA
Sudahlah Dimas, tidak perlu seperti itu. Paman sudah anggap kalian seperti keluarga paman sendiri.
CUT TO :
98. INT. KANTOR PENGACARA – DAY
Kita bisa melihat jika PAMAN KARNA, DIMAS dab SORA lagi berdiskusi sama NANDA (54) pengacara keluarga KARNA.
KARNA
Jadi seperti itu Nan, apakah kamu bisa membantu Sora dan Dimas?
NANDA berpikir sejenak.
NANDA
Herman? (beat) Lawan yang sulit. Begini, Sora..
Entah datang dari mana, muncullah RENO masuk keruangan.
RENO
Apa aku tak salah dengar? Papah memanggil nama Sora?
NANDA kaget, kebiasaan anaknya jika masuk tinggal teriak-teriak. Ia malu kepada KARNA.
NANDA
Reno! Jaga sikapmu..
RENO mendapati SORA duduk bersama ayah, dan beberapa laki-laki yang tak dikenal RENO
RENO
Sora… beneran kan..
NANDA
Jadi, Herman lawan yang sulit. Dia selalu menang jika melawan teman-temanku yang lainnya. Aku belum pernah melawannya.
RENO
Siapa yang mau melawan? Kamu, Sora?
NANDA
Jangan ikut-ikutan Reno.
RENO
Papah… Sora itu temen yang selalu Reno ceritain Pah. Temen Reno yang kedua orang tuanya dibunuh, dan kakaknya dipenjara, dan.. Aishh.. kenapa papah nggak mau?
NANDA membenarkan kacamatanya, mencari alasan.
RENO
Demi anak semata wayangnya papah, bantuin temen Reno.. Pliss..
DIMAS merasa tak enak hati dengan RENO dan NANDA. Dimas menyenggol KARNA, ia mengkode dengan mengedipkan matanya lalu menggeleng, tanda tidak usah melanjutkan semua ini.
KARNA paham maksud DIMAS.
KARNA
(berdehem) Emm,, Nanda, kalau begitu, saya, Dimas dan Sora, kami pulang dahulu, sebaiknya...
RENO
Om nggak usah pergi. Papah mau kok. Yak an Pah? (melihat ke NANDA)
NANDA
Baiklah. Aku ambil kasus ini, tapi.. sudah ku peringatkan diawal jika Herman bukanlah lawan yang mudah.
DIMAS
Terima kasih.
SORA, DIMAS, KARNA tersenyum lega
CUT TO :
99. INT. KANTOR POLISI – DAY
KITA bisa melihat, SORA, DIMAS, dan NANDA membuat laporan.
Kita bisa melihat, sora menyerahkan flashdisk, kejadian 4 tahun yang lalu.
100. INT. MINIMARKET – RUANG CONTROL – DAY
Kita bisa melihat polisi melihat video CCTV.
CUT TO :