Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
11.INT. RUMAH SORA – RUTAN – DAY
DIMAS (26) makan nasi goreng, SORA melihat DIMAS makan didepannya.
DIMAS
Kenapa? Kok tumben diem-diem? Nggak mau cerita-cerita kayak biasanya?
SORA malah murung.
DIMAS (CONT’D)
Sora…
SORA
Kakak (beat) mimpi itu datang lagi.. (beat) kenapa Sora nggak bisa lupain kejadian itu? (murung)
DIMAS berhenti makan, dia menghampiri adiknya
DIMAS
Sora... maafin kakak… Kakak…
SORA
Kakak, setelah kakak bebas, Sora hanya ingin hidup tenang, damai sama Kakak. Sora bahkan mau kok kerja 24 jam sekaligus agar sertifikat rumah kita balik lagi. Selama ini… selama ini Sora takut..(merengek)
DIMAS masih diam, ia menahan air matanya. Mencoba tegar.
SORA
Sora takut kalok ada preman penagih hutang (beat) Sora kangen sama Papah, Mamah, Sora juga kangen sama kakak. (sesengukkan)
DIMAS memeluk SORA.
DIMAS
Kakak janji, kalok kakak bebas, kakak bakal jagain Sora, kakak nggak bakal ninggalin Sora lagi.. kakak janji, udah jangan nangis.. Sora kuat kok..
DIMAS melonggarkan pelukan, pegang kedua pundak SORA.
DIMAS (CONT’D)
Sora kuat… Adik kakak ini, perempuan hebat yang pernah kakak kenal, (senyum)
Menghapus air mata SORA
DIMAS
Senyum Sora.
SORA senyum penuh harapan.
CUT TO :
12.INT. SUNDAY CORNER CAFÉ – DAY
Kita bisa melihat SORA bekerja jadi barista. Ia membersihkan mesin kopi. Membuatkan kopi di gelas warna pink. Dan ngasih ke HERU (30) manager kafe.
Sebelum SORA meletakkan kopinya, HERU sudah membawa gelas pink dan menunjukkan ke SORA.
SORA
Maaf mas Heru, saya…
HERU
Yaaa... udah tau, kamu bakalan telat, jadi aku buat sendiri. Gimana kabar kakakmu?
SORA
Baik, seperti biasanya.
HERU
Sudah, kerja kembali. minum saja kopinya.
SORA
Makasih mas Heru, makasih.
SORA kembali sembari meminum kopinya.
CUT TO :
13.INT. KANTOR HMN GROUP – RUANG CEO – DAY
LAKSA (27) dengan HERMAN (53) duduk bersama.
HERMAN
Jadi, kamu kesini mau kasih tahu papahmu kalok kamu mau bangun LaksSky Mall itu?
LAKSA
Iya, Pah.. kata papah Laksa harus buat suatu proyek dulu baru bisa papah terima jadi pegawai papah.
HERMAN
(tertawa) Biar nggak sia-sia nyekolahin kamu, taun-taunan dan jauh-jauh ke Belanda. Buktikan dulu ke Papah…
HERMAN berdiri, dan memandang pemandangan jendela kaca besar depannya.
HERMAN (CONT’D)
Sejauh mana?
LAKSA
Sejauh, peletakan batu pertama? (Tak yakin)
HERMAN mengangguk paham.
HERMAN
Baik. papah akan datang ketika peletakan batu pertama.
LAKSA menarik tangan kanannya seolah ia berhasil memenangkan hati ayahnya.
CUT TO :
14.EXT. PROYEK LAKSSKY MALL – DAY
Kita bisa melihat LAKSA bersama WIRA (45) lagi lihat sekeliling proyek pembangunan. Sesekali seperti diskusi.
WIRA
Kurang (menggeleng) ternyata tim saya salah perhitungan.
LAKSA
Kok bisa gitu?
WIRA
Maaf, itu kelalaianku. Jadi kita butuh untuk lahan parkir.
LAKSA
Ya, lahan parkir. langsung saja. Jadi, apa solusinya? Jelaskan padaku, apa yang harus kulakukan? (Antusias)
WIRA
Terpaksa, karena dibelakang sudah mentok sama rumah warga dan kita sudah membuat tembok beton, akan sulit jika menggusurnya kembali, sia-sia pekerjaan kita. Apalagi, warga juga tidak mau untuk diambil lagi tanah mereka. Untuk sebelah kanan, juga sudah tidak bisa, karena masuk kedalam kawasan pabrik, pasti akan sulit untuk negosiasi. Kalau sebelah kirinya… Kawasan perumahan lama, Untungnya, kita hanya cukup ambil 5 deret rumah berukuran besar. Kemarin, saya sudah survey. Cobalah untuk negosiasi dengan kelima pemilik rumah itu.
LAKSA
Berarti membeli rumah mereka?
WIRA
Ya. Nanti akan dihancurkan, dan dibuat lahan parkir.
LAKSA mengangguk paham.
WIRA (CONT’D)
Jangan lupa untuk tawarkan dengan harga rendah dulu, jangan langsung kau tawarkan harga mahal.
LAKSA
Stevan, sudah dengar apa yang dikatakan Pak Wira kan? Siapkan semuanya, kita berangkat 1 jam lagi.
STEVAN (29) mengangguk
CUT TO :
15.INT. RUMAH 1 – DAY
Note : tanpa dialog
Kita bisa melihat, LAKSA dan Sekertarisnya negosiasi. Si pemilik rumah 1 ngangguk paham
16.INT. RUMAH 2 – DAY
Kita bisa melihat LAKSA dan sekeretasisnta negosiasi dan si pemilik rumah ngangguk paham juga.
17.EXT. RUMAH 3 – DAY
Kita bisa melihat LAKSA dan sekertarisnya keluar, Si pemilik rumah ke 3 sumringah berjabat tangan.
18.INT. RUMAH 4 – DAY
NOTE : Rumah bergaya ukiran jawa.
Kita bis amelihat LAKSA dan sekertarisnya duduk bersama melihat si pemilik rumah ke 4 tanda tangan diatas materai. LAKSA melirik STEVAN, senyum penuh kemenangan.
19.EXT. RUMAH SORA – DAY
LAKSA keluar mobil. LAKSA melihat sekeliling rumah SORA dari balik pagar.
LAKSA
Ini ditinggali orang?
STEVAN mengangguk cepat.
LAKSA
Bell.. pencet belnya. (nyuruh Stevan)
STEVAN memencet bel. Bel malah rusak.
STEVAN
Bu-bukan salah saya pak.. (terbata-bata)
LAKSA
Yudah, ini rumah terakhir kan? Kita balik lagi nanti sehabis pulang kantor saja.
STEVAN mengangguk, segera membukakan pintu mobil untuk LAKSA.
CUT TO :
20.INT. MINIMARKET – NIGHT
Kita bisa melihat SORA kerja di minimarket. Ia pakai rompi minimarket. Kita bisa melihat SORA duduk di balik meja mesin kasir.
SORA mengeluarkan tas slempangnya, diambil amplop cokelat. Menghitung uang tabungannya, menghela nafasnya, capek, sedih.
CUT TO :