Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
LILIAN
Kakak! Kok diem aja?
Terlihat Roy yang sedang melepaskan tali sepatu, dia pun ikut kaget melihat Lilian berdiri di depannya.
ROY
Hahaha maaf.. aku mau bangunin kamu kok, Elena.
LILIAN
Cih aku gak suka nama itu.
ROY
Kenapa? Cantik juga kok.
LILIAN
Tapi aku gak suka.
ROY
Tapi biarin aku satu – satunya orang yang manggil nama aslimu, ya?
LILIAN
Ah daripada itu, buatkan aku makanan, aku laper sekali..
ROY
Tenang aja.. aku udah beliin makanan kesukaanmu.
LILIAN
Ah! Sushi? Timunnya udah disingkirin kan? Aku kan gak suka.
ROY
A-aa sudah kok.
LILIAN
Hihi.. ayok kita makan bareng.
Roy menyiapkan berbagai macam sushi untuk Lilian di meja makan. Lilian pun melahapnya tanpa ragu. Dia tampak senang dengan rasa gurih di dalam mulutnya. Roy merasa kondisi Lilian kembali seperti semula karena dia bisa makan dengan lahapnya. Melihat Lilian yang kembali tersenyum membuat Roy ikut lega.
ROY
Ini tuna kesukaanmu.
LILIAN
Hm? Gak kok.. itu kan kesukaan kakak.
ROY
Ha? Oh iya ya.. hahaha.
Roy merasa ganjal mendengar kata – kata yang keluar dari mulut Lilian. Tapi dia mencoba lagi untuk membuang pikiran itu.
ROY
Kamu udah baikan?
ELENA
Hm? Udah kok. Obatnya ampuh banget.
ROY
Baguslah. Besok kamu gak apa - apa kalo mulai kerja lagi?
ELENA
Bisa lah. Aku malah bosan di sini.
ROY
Kalo gitu ini ada naskah baru buatmu. Kalo kamu keberatan bilang aja.
Raut wajah Elena tampak masam. Dia membaca sekilas sinopsisnya.
ROY
Cerita tentang survive gitu. Lokasinya di gunung. Kamu gak apa – apa?
ELENA
Haha kenapa? Kayaknya seru.
Elena mengatakannya dengan mulut bergetar.
27. Scene 27. Ext. Sepanjang jalan - pagi
INSERT - MOBIL
Roy dan Lilian sedang perjalanan ke tempat untuk pembacaan naskah dengan menggunakan mobil. Seperti biasa untuk menghilangkan kesunyian, Roy menyalakan radio.
HOST-O.C
Sekarang kita bacakan surat yang dikirim oleh penggemar radio kita ni.. Dari anonim.. “kak mau titip salam dong.”
Lilian yang sedang memejamkan mata terbangun.
HOST-O.C
Mau titip salam buat temanku yang sudah jauh di langit sana. Walaupun kita berpisah tapi aku akan selalu mengingatmu. Lagu ini kita nyanyikan bersama..
MONTAGE-MASA SEKOLAH
September, 2015
Elena telah selesai melantunkan sebuah nada dengan petikan gitar di klub musik. Elena tidak sadar bahwa daritadi dia diamati oleh seseorang.
ANNA
Elena! bagaimana kalo kita buat lagu untuk debut kita. Kita harus bagikan persahabatan kita lewat lagu.
ELENA
Aku gak bisa.
ANNA
Dicoba dulu aja.. aku buat liriknya deh.
MONTAGE-MASA SEKARANG
HOST
Kalau gitu mari kita dengarkan lagu dari..
Lilian
KAK CEPAT MATIKAN RADIONYA!
Roy kaget mendengarnya sehingga dia tanpa bertanya lagi mematikan radio tersebut.
ROY
Ada apa?
Roy yang daritadi memperhatikan jalanan, mulai melirik ke arah Lilian karena tidak membalas Roy. Ternyata tubuh Lilian sedang menggigil.
ROY
Elena! kamu gak pa pa?
Pikiran Lilian seakan – akan tidak berada di situ. Dia tidak mendengar suara Roy. Lilian pun terlihat tidak sehat. Tubuh yang bergetar, kedua tangan menutup kedua telinganya erat – erat. Lilian bergumam sesuatu.
LILIAN
Dia hampir membunuhku.. dia hampir membunuhku.. dia hampir membunuhku..
Roy yang melihat Lilian seperti sudah kehilangan akal itu menghentikan mobilnya ke tepi yang sepi tidak dilalui kendaraan.
ROY
Elena! Elena! Sadarlah!
Roy meneriakinya dan sedikit mengguncangkan tubuhnya. Kemudian Lilian kembali sadar.
LILIAN
Eh.. a-ada apa kak?
ROY
Kamu kenapa?
LILIAN
Em um.. iya.
Lilian seperti kerasukan sesuatu. Dia juga tidak menjawab pertanyaan Roy dengan benar.
ROY
Kamu sakit?
LILIAN
Gak. Jalan aja kak udah telat.
Roy hanya bisa menyanggupinya. Roy berpikir kesehatan mentalnya masih terganggu karena teror waktu itu. Roy tidak ingin menanyakan lebih lanjut karena itu akan mempengaruhi mentalnya lagi. Dia sekarang agak sensitif setelah kejadian itu.
CUT TO – LORONG APARTEMEN
Teror itu tidak berlangsung lama, setelah pembacaan naskah sudah ada kado yang menanti di depan kamar apartemennya. Roy yang seperti biasa datang ke apartemen Lilian untuk membawa makanan.
SFX. TEMPAT MAKAN JATUH
ROY
ELENA!
Lilian jatuh tersungkur. Tubuhnya yang menggigil meringkuk ke tembok. Roknya bersimbah darah.
ROY
Elena kamu gak pa pa?!
Roy segera menghampir Lilian. Roy melihat secara seksama keadaan Lilian. Darah yang berada di roknya tidak berbau anyir artinya cairan berwarna merah itu bukanlah darah.
LILIAN
Ka-kak singkirkan itu!!
Ternyata cairan berwarna merah itu berasal dari sebuah kotak yang berada di depan pintu apartemennya. Saat Roy melihat ke dalam isinya ternyata berisi tengkorak menyerupai manusia. Ada secarik kertas berlumuran cairan merah menyerupai darah itu. Roy mengambil itu dan bertuliskan : “BaGaIMaNA kAu MaSIh bISa BerSEnaNG – bERseNaNg MeNjAdi aKtRis.” Roy masih tercengang melihatnya tapi dia kembali sadar dan lebih memilih mengurus Lilian yang utama.
ROY
Gak apa – apa. Masuklah. Biar aku bersihkan ini.
Roy membantu Lilian masuk ke dalam apartemen. Dia juga mengambil lap yang ada di dalam dan segera membersihkan itu sebagai barang bukti.