Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
16. Scene 16. Int. Ruang tunggu – siang jelang sore
STAF
Aaaaaaaaa!!
Pikiran Roy kosong melihat apa yang terbungkus kado itu.
ROY
I-itu tulang apa..
Para staf yang mengikuti dari belakang ikut berteriak melihat apa yang terjadi. Lilian kehabisan energinya, kemudian dia jatuh pingsan.
Roy kembali sadar, dia cepat – cepat melindungi aset perusahaan, Lilian
ROY
Lilian! (melihat sekitar untuk minta pertolongan) Tolong siapapun panggil ambulan!
Roy segera membawa Lilian keluar agar dapat menghirup udara segar di luar. Tulang – tulang itu dibiarkan berserakan. Saat Roy keluar dari tempat itu, dia menoleh ke belakang.
ROY
Tolong semuanya jangan sampai kabar ini tersebar luas!
SFX. SUARA PINTU MENUTUP KERAS
17. Scene 17. Ext. Studio pemotretan – siang jelang sore
STAF
Pak, ambulan sudah datang
ROY
Iya terimakasih
Roy sedari tadi masih menggendong Lilian. Dia tidak menyadari pegalnya tangan itu. Dia berlari keluar melewati pintu belakang. Sudah ada mobil ambulan yang sudah siap dengan ranjang transfer. Roy membaringkan Lilian dan petugas medis segera membawanya ke mobil ambulan. Kemudian Roy segera naik menemani Lilian. Roy masih menatap ke dalam studio itu. dia masih bertanya – tanya dalam hati, siapa yang memberikan kado itu. Tapi dia lebih memilih untuk fokus pada kesehatan Lilian.
18. Scene 18. Int. Ruang inap VIP – sore menjelang malam
DOKTER
Tidak perlu khawatir, dia baik – baik saja kok. Sebentar lagi dia pasti akan siuman.
Beliau menepuk hangat pundak Roy. Dia sadar bahwa Roy terlalu mencemaskannya berlebihan.
ROY
Terimakasih dok.
Dokter pun pergi meninggalkan Roy dan Lilian berdua. Roy berbalik dan menatap Lilian. Roy menyeka keringat dingin yang keluar dari dahi Lilian. Roy tahu pasti bahwa Lilian sedang bermimpi buruk lagi. Roy menenangkan Lilian dengan cara menggenggam tangannya dan berbisik ke telinganya.
ROY
Bangunlah. Tidak apa – apa itu hanya mimpi buruk.
Pelan – pelan kerutan di dahi Lilian hilang.
Ada sesuatu bergetar di saku celana Roy yang mengganggu momen ini. Roy kemudian berdiri dan membiarkan Lilian tidur terlelap karena jadwal yang sangat padat membuat dia kurang waktu untuk tidur.
19. Scene 19. Int. Lorong rumah sakit – sore menjelang malam
Roy keluar dari kamar VIP dan mengeluarkan ponsel dari sakunya. Telepon yang masuk sudah pasti dari CEO karena dari tadi Roy belum melaporkan apapun tugasnya sebagai manajer.
DIREKTUR-O.C
Apa yang terjadi pada Lilian?
ROY
Sekarang dia baik – baik saja bu.
DIREKTUR-O.C
Saya dengar dari produser, ada masalah sedikit sehingga pemotretan diundur..
ROY
Iya bu.
DIREKTUR-O.C
Kamu sudah cari tau penyebabnya?
ROY
Segera bu.
DIREKTUR-O.C
Hahh.. baiklah. Segera laporkan apapun ke tempat saya.
SFX. MENEKAN TOMBOL DI PONSEL
Telepon dimatikan.
Roy kembali ke tempat Lilian.
20. Scene 20. Int. Ruang inap VIP – sore menjelang malam
SFX. SUARA MENUTUP PINTU KAMAR
Roy menutup pintu dengan perasaan yang campur aduk. Dia kesal ada yang mengganggu Lilian dengan teror tadi dan juga bersedih karena Lilian sampai jatuh pingsan.
LILIAN-O.C
Kak..
Mendengar suara parau perempuan yang familiar di telinga Roy itu, matanya terbelalak melihat Lilian yang sudah siuman. Tanpa sadar Roy memeluknya.
Namun berbeda dari biasanya. Wajah Lilian masih pucat, tatapan mata yang kosong.
LILIAN
Kak.. aku..
ROY
Udahhh gak usah diceritain, lupain aja.
Lilian melepaskan pelukan Roy. Pupil mata Lilian bergetar. Keadaannya sedang terguncang.
LILIAN
Dengar kak.. mimpi itu muncul lagi.. sepertinya itu..
Roy memegang pundak Lilian agar dia benar – benar sadar.
ROY
Aku harus bilang padamu berapa kali. Itu cuma mimpi buruk. Sudah tenanglah. Aku akan minta resep dokter buat obat penenangnya.
Lilian melemaskan tubuhnya dan bersandar ke pelukan Roy. Dia benar – benar takut akan kejadian tadi. Roy hanya tersenyum sambil menepuk punggung Lilian pelan.
21. Scene 21. Int. Mobil - pagi
Roy berinisiatif untuk men-cancel semua jadwal dan membiarkan Lilian istirahat seharian. Dia menghubungi beberapa orang untuk meminta reschedule. Setelah mendapatkan ijin. Roy menancap gas menuju ke studio pemotretan kemarin untuk mencari tahu tentang kado itu.
ESTABLISH – STUDIO PEMOTRETAN
22. Scene 22. Int. Studio pemotretan – pagi menjelang siang
Roy mulai berlari dan mencari staf kemarin. Dia lupa menanyakan namanya sehingga dia berlari mencari wajah yang familiar seperti kemarin. Untungnya Roy peka dan yakin dengan feeling-nya.
ROY
Permisi, kamu yang menerima kado itu kan?
STAF
i-iya pak.
ROY
Saya langsung ke intinya saja, siapa yang mengirim kado itu?
STAF
A-aa maafkan saya Pak, saya benar – benar tidak tau. Saat itu saya ditubruk oleh seseorang dan dia memberikan kado itu dengan note di atasnya bertuliskan Lilian. Jadi saya pikir itu dari fansnya.
ROY
Hahh! Kok bisa.. jelas – jelas mencurigakan seperti itu..
STAF
Ma-maafkan saya pak!
ROY
Haahh.. Jadi dimana kado itu sekarang?
Staf tersebut diikuti oleh Roy menuju ke ruang ganti staf. Roy menunggu di luar sedangkan staf mengambil kado tersebut di dalam kamar ganti miliknya. Staf tersebut menyerahkan kado itu. Roy memandang kado itu dengan penuh tanya. Bagian luarnya benar – benar bersih tidak ada nama pengirimnya.
STAF
P-pak produser menyuruh saya membereskannya, tapi saya benar – benar takut jika dibuang sembarangan, bisa – bisa saya yang dicurigai..
ROY
Jika sikapmu tidak kooperatif, mungkin Saya akan melaporkan Anda.
STAF
HA-HAHH! Tolong pak! Saya benar – benar tidak tahu apa - apa.
Roy kembali fokus kepada kado itu. Dia mulai ragu – ragu untuk membuka isinya. Tapi dia tidak memiliki pilihan lain selain membuka kado itu untuk mencari petunjuk. Tengkorak manusia yang masih utuh belum digerogoti oleh belatung. Bau busuk pun tidak ada. Tulang yang sudah diformalin layaknya ini sudah direncanakan oleh seseorang.
ROY
Tidak berbau..
Staf tersebut bergidik ketakutan. Sekujur tubuhnya gemetaran. Roy orang yang hanya percaya apa yang dia lihat sehingga dia masih menaruh curiga pada staf tersebut.
ROY
Jika benar ini bukan ulahmu. Coba tunjukan CCTV-nya.
STAF
Ba-baik pak.
23. Scene 23. Int. Ruang operator CCTV - Siang
Roy yang merupakan orang luar kembali lagi menunggu di luar ruangan. Staf bersama operator CCTV sedang beradu mulut agar Roy diijinkan masuk dan melihat sendiri CCTV tersebut.
STAF – O.C
Tolong sekali ini saja pak.
OPERATOR CCTV – O.C
Maaf mbak. Tapi ini rahasia perusahaan jadi kita gak bisa asal memperlihatkan ke orang lain apalagi dia hanya orang biasa.
STAF – O.C
Saya jamin dia tidak akan membocorkan ke tempat lain.
Roy yang tidak sabaran, dia masuk ke ruangan begitu saja.
ROY
Ini HP saya, saya letakkan di sini. Jadi saya gak akan bisa memvideonya kan?
OPERATOR CCTV
Ta-tapi pak.
ROY
Atau anda mau saya laporkan karena sudah memasukkan orang yang mencurigakan untuk melukai seorang aktris? Kenapa anda begitu menutupi seperti itu?
OPERATOR CCTV
Ba-baik pak. Akan saya cari rekamannya.
Akhirnya operator CCTV mau kooperatif dan mencari rekaman CCTV pada waktu teror tersebut.
OPERATOR CCTV
Kira – kira kapan waktu kejadiannya ya pak?
STAF
A-aa senin kemarin. Saat setelah jam makan siang. Saat itu saya habis beli minum antara jam 1 atau 2 an
OPERATOR CCTV
Kita coba lihat waktu lebih awal..
SFX. SUARA KETIKAN KEYBOARD
Staf tersebut terlihat bersungguh – sungguh membantu Roy. Dia mengamati layar komputer tersebut tanpa kedip agar tidak ada yang terlewatkan. Hal ini membuat ROY menjadi percaya padanya bahwa dia bukan orang yang merencanakan ini.
STAF
Ah! Itu saya!
Teriakan staf tersebut mengagetkan satu ruangan. Dengan reflek operator pun menghentikan rekaman tersebut dan dibuat slow motion.
OPERATOR CCTV
Apa benar ini, mbak?
STAF
Iya saya yakin!
Dari rekaman tersebut terlihat staf sedang berjalan ke arah pintu masuk studio pemotretan dengan membawa segelas minuman. Dari belakang ada seorang anak yang lebih pendek dari staf tersebut dengan menggunakan hoodie dan menubruknya. Hal itu membuat staf tersebut tersentak. Dengan cepatnya anak itu memberikan kado tersebut. Hampir dilempar, tapi dengan sigap staf tersebut mengambil kado tersebut kembali.
STAF
Ah! Lihat itu kadonya kan? Ingatan saya samar – samar tapi memang anak kecil yang kasi kado itu kemarin.
ROY
Apa kamu masih ingat wajahnya?
STAF
Tidak pak.. maaf. Kejadian itu sangat cepat jadi saya hanya fokus pada kadonya.
ROY
Pak, apa anda bisa melihat wajah pelakunya?
OPERATOR CCTV
Sepertinya agak sulit. Dia benar – benar menutupi wajahnya dengan sempurna. Sama sekali tidak terlihat di CCTV.
ROY – V.O
Hmmm.. pasti ini sudah disuruh seseorang.
OPERATOR CCTV
Maaf jika saya ikut campur, bagaimana kalau anda melaporkan ke kantor polisi?
Roy juga berpikir untuk melakukan itu. Tapi kejadian ini hanya sekali muncul. Sepertinya memanggil polisi terlalu berlebihan karena belum ada bukti cukup bahwa tujuan pengirim tersebut ingin melukai Lilian.
ROY
Tidak apa – apa. Pasti hanya orang iseng. Terimakasih sudah membantu Saya. Tolong bantu saya sekali lagi. Anggap masalah ini tidak pernah terjadi.. ya?
STAF
Ba-baik pak.
OPERATOR CCTV
Iya pak.
24. Scene 24. Int. Tempat parkir - siang
Roy keluar dari studio tersebut dan kembali ke parkiran tempat mobilnya berada. Dia membuka bagasi mobil dan meletakkan kado tersebut. Roy berniat tidak akan membuang kado ini. Roy akan menyimpannya tanpa sepengetahuan Lilian agar Lilian tidak stres jika mengingat isi kado tersebut. Saat Roy mau masuk ke mobil ada telepon masuk. Telepon tersebut dari direktur. Roy tahu bahwa keingintahuan ibu direktur lebih besar dibandingkan Roy. Roy segera masuk ke mobil dan menancap gas meninggalkan studio pemotretan.
25. Scene 25. Int. Ruangan CEO - siang
Roy sudah berada di depan ibu direktur yang sedang memijat keningnya pelan. Roy juga membawa kado tersebut.
DIREKTUR
Kamu harus beri alasan kenapa tiba – tiba men-cancel semua jadwalnya
ROY
Dia sedang syok karena kejadian kemarin. Sepertinya dia takut jika diteror oleh seseorang. Lebih baik dia istirahat untuk menenangkan pikirannya.
DIREKTUR
Kamu bawa kadonya kan?
ROY
Iya bu.
DIREKTUR
Biar Saya lihat isinya.
Roy ragu – ragu menyerahkan kado itu. Roy kemudian membukakan kado itu menghadap ke direktur. Ibu direktur sedikit kaget dan mencoba mengatur wajahnya agar kembali datar. Dia berdeham sejenak.
DIREKTUR
Jadi.. ada yang haters yang sebegitu benci padanya sehingga memberikan itu?
ROY
Saat ini iya. Saya belum memastikan lebih lanjut. Sekarang saya akan berhati – hati jika Lilian menerima kado.
DIREKTUR
Hmmm.. aneh sekali ada haters yang sampai melakukan itu..
Otak ibu direktur tersebut benar – benar digunakan dengan baik. Dia merasa aneh apakah teror masih jaman apalagi teror itu seperti gurauan anak kecil. Terlebih lagi karir menjulang Lilian pun baru – baru ini memuncak. Jumlah haters pun masih sedikit. Kecuali jika ada yang punya dendam padanya. Ibu direktur berpikir sejenak dan mencoba melupakan hal ini dan lanjut membahas persoalan lain.
DIREKTUR
Ya sudah.. ah iya, ada seorang produser menghubungiku untuk meminta Lilian masuk ke industri layar lebar. Berikan skrip ini. Jangan kamu menolaknya lagi! Ini demi Lilian dan juga dirimu sendiri. Mengerti?
ROY
Baik bu.
DIREKTUR
Ya sudah kamu boleh kembali.
26. Scene 26. Int. Apartemen – sore jelang malam
SFX. SUARA PINTU APARTEMEN TERBUKA
Lilian yang sedang tertidur lelap terbangun karena merasa ada orang yang masuk ke apartemennya. Badan Lilian sangat capek sehingga dia tidak membuka matanya dan dia tahu bahwa Roy lah yang masuk karena dia juga tahu kode pin pintu kamar Lilian.
LILIAN
Kak? Kamu ke sini?
Tidak ada balasan dari Roy, hanya suara berisik kaki yang berusaha melepaskan sepatu.
LILIAN
Kak.. buatin makanan yaa.. aku laper
Masih tidak ada tanggapan darinya. Lilian mulai merasa aneh dan langsung membuka matanya kemudian bangun dari tempat tidurnya.
LILIAN
Kak?
Lilian kembali memastikan kemudian dia turun dari kasur pelan - pelan. Saat itu ruangan gelap. Dia meraba – raba tembok dan mencari barang apapun. Dia sampai ke ruang tamu kemudian dia mencari saklar lampu.
SFX. SUARA SAKLAR LAMPU