EXT. HALAMAN RUMAH MUNCO - AFTERNOON
NAWANGSIH sudah terlihat didepan rumah, duduk di lincak, di sebelahnya ada barang dagangannya yang masih penuh. Ia gelisah seperti mendapat firasat suatu apa tentang anaknya yang tidak baik.
AMAH (O.S.)
(Berbisik)
Ngene iki sing jenenge anak polah bapak kepradah
Begini ini yang namanya anak berulah bapak terkena batunya
LAWA (O.S.)
(berbisik)
Lha iya ngene iki dadine tenyom diculna ngono ae
Lha iya begini ini jadinya monyet dilepaskan begitu saja
SUPIAH (O.S.)
(berbisik)
Eeeee deloken bapak e melok nanggung penyakit e Tenyom gudhigen
Eeee lihat itu bapak ikut menanggung penyakitnya monyet kudisan
INAH
(berbisik)
Sampeyan kabeh iku Bu kok ganok mandhege ngilokna THOLE!
Kalian semua itu Bu kok tidak ada habisnya mengejek Thole!
MUNCO datang dengan menggendong THOLE, ketika melihat Emaknya ia dilepaskan dari gendongan Munco dan berlari ke Emaknya. IBU-IBU mengikuti THOLE.
THOLE
Emaaaaaaaaaaaak!!!!!
NAWANGSIH menyambut THOLE dengan tangan terbuka, namun THOLE merubuhkan dirinya dan memeluk kaki NAWANGSIH. NAWANGSIH berlutut dan memeluk THOLE. IBU-IBU berdiri di belakang THOLE dan NAWANGSIH.
NAWANGSIH
Le... Kenapa le?
THOLE menangis semakin kencang
THOLE
Lara Mak, atiku… Mak… Tulung
Sakit buk, hatiku.. buk.. tolong
MUNCO berjalan hendak masuk rumah, ditengah langkahnya ia berhenti dan menatap istrinya, NAWANGSIH mengangguk pada MUNCO yang dibalas anggukan juga dan melanjutkan langkahnya. NAWANGSIH lalu hanya memeluk THOLE dan mengelus-ngelus punggungnya.
LAWA
(Berjalan menjauhi kerumunan ibu-ibu)
Lha iya ngene iki akibat e gak kenek ditata
Lha iya begini ini akibatnya tidak bisa diatur
AMAH
(Berjalan menjauhi kerumunan ibu-ibu)
Ancen! Iki yokpa-yokpa salah e THOLE!
Memang! Bagaimanapun ini salahnya Thole!
INAH
(Berjalan mendekati THOLE dan NAWANGSIH)
Bu uwis bu!
Bu sudah bu!
SUPIAH
(Berjalan menjauhi kerumunan ibu-ibu)
Eeeeee lek ngajari anak iku ancen kudu tlaten!
Eeeee kalau mendidik anak itu harus tekun!
INAH
Bu!
AMAH
(Berjalan menjauhi kerumunan ibu-ibu)
Wis pondhokna ae arek iki!
Udah deh masukkan pondok pesantren saja anak ini!
INAH
Ya Allah
Posisi IBU-IBU berpencar di Belakang THOLE dan NAWANGSIH
NAWANGSIH
Lee..
(Nembang)
Bener luput, ala becik, klawan begja..
Salah benar, buruk bagus, dan keberuntungan..
Kemudian IBU-IBU mematung kecuali BU INAH, ia kemudian ikut berlutut namun berjarak dengan THOLE dan Nawangsih.
THOLE
Thole mek oleh lupute thok Mak
Thole hanya dapat salahnya saja Buk
NAWANGSIH
Ya engkuk ketemu benere Le
Ya nanti ketemu benarnya Le
(Nembang)
Cilaka mapan saking...
Juga kesialan bertempat pada...
THOLE
Cilaka Mak, Thole gak nemu, Thole GAK NEMU!
Celaka Buk, Thole tidak menemukan, Thole tidak menemukan!
NAWANGSIH
Gak papa le, ancen gak perlu digoleki soale wis onok
Tidak apa-apa Le, memang tidak perlu dicari karena memang sudah ada
(Nembang lagi)
Ing badan priyangga..
Dudu saking wong liya
Di dalam diri masing-masing orang
Bukan dari orang lain
THOLE
Thole gak ngerti apa-apa…
Thole tidak mengerti apa-apa...
NAWANGSIH
Iyo Le, rumangsa koyok ngono bakal ketemu pinter
Iya Le, merasa seperti itu akan bertemu kepintaran
(Lanjut nembang)
Pramila den ati-ati
Maka dari itu berhati-hatilah
THOLE
Aku diilok-ilokna thok Mak…
Aku dijek terus Buk...
NAWANGSIH
(mencium kening THOLE)
Ancen kudu ati-ati Le…
Memang harus berhati-hati Le...
(nembang)
Sakeh durgama..
Dari segala marabahaya fitnah
Singgahana den... eling..
Hindarilah dan ingat selalu
(Jeda)
Eling ya Le, Thole iki Arya Brata, kesayangane emak
Ingat ya Le, Thole ini Arya Brata, kesayangannya ibuk
Lalu THOLE dan Nawangsih berpelukan dalam keheningan.
THOLE
Emak kok wis mulih?
Ibuk kok sudah pulang?
NAWANGSIH
Tak rasak-rasakna angin gak onok silire, srengenge gak krasa angete, onok pitik alas menclok nang uwit sana kembang, terus onok ula weling nyebrang dalan ndhik ngarepe emak. Tibak e anakku, Thole, lagi sedhih… wis wayahe mulih…
(Mencium kening THOLE)
Ibuk rasa-rasakan angin tidak terasa hembusannya, cahaya matahari tidak terasa hangatnya, ada ayam hutan hinggap ke pohon angsana, lalu ada ular sawah menyebrang jalan di hadapan emak. Ternyata anakku, Thole, sedang bersedih, sudah saatnya pulang...
THOLE
(jeda)
Iya Mak, iki aku, Thole, anak e Emak wis mulih, nggoleki susuh angin gak ketemu-ketemu
Iya buk, ini aku, Thole, anaknya Emak sudah pulang, mencari sarang angin tidak ketemu-ketemu
NAWANGSIH
(Jeda)
Susuh angin ya Le?
Sarang angin ya Le?
THOLE
Iya mak, ndhik endi susuh angin iku?
Iya buk, di mana itu sarang angin?
Kemudian NAWANGSIH memandang BU INAH, mereka saling menatap. Lalu BU INAH mantuk begitupun NAWANGSIH. Lalu BU INAH berjalan dan mencarai posisi di belakang THOLE.
NAWANGSIH
Ngene Le.. Sik ya..
Begini Le... sebentar...
THOLE
Ate nang endi Mak?
Mau kemana buk?
Tiba-tiba NAWANGSIH pergi ke dalam rumah dan keluar membawa sapu korek yang dibuatnya untuk menakut-nakuti THOLE..
NAWANGSIH
Hwahahahahaha! Hwahahahahaha!
(Tertawa bagaikan monster)
(Sambil memainkan sapu korek)
BU INAH waspada menjaga THOLE. Seperti ada sesuatu yang genting bakal terjadi.
THOLE
Lapa se Mak! Mesti aneh-aneh!
Ngapain sih mak! Selalu saja aneh-aneh!
NAWANGSIH
(Menjadi monster)
Aku monster sing bakal nguntal pengarepanmu, kabegjan, gegayuhan bocah mokong sing koyok tenyom!
Aku monster yang akan menelan harapan, kebahagiaan, cita-cita anak nakal seperti monyet!
(Memainkan sapu korek di sekeliling THOLE THOLE)
Hwaaa!! Hwaaa!!
THOLE sambil menghindar dari sapuan NAWANGSIH yang berlagak jadi monster bertanya
THOLE
Mosok onok monster sing mangan harapan? Kebahgiaan? Cita-cita? Monster ya mangan uwong!
Masak ada monster yang memakan harapan? Kebahagiaan? Cita-cita? Monster ya memakan orang!
NAWANGSIH
Loh iki monster iki sakti le, ngerti awakmu yokpo carane monster e mangan kebahagiaanmu?
Loh ini monster sakti nak, tahu kamu bagaimana caranya monster memakan kebagaiaan?
THOLE
Yokpa Mak?
Bagaimana buk?
BU INAH bersiap-siap di belakang THOLE. NAWANGSIH menghampiri THOLE dan BU INAH.
NAWANGSIH
Ngene Le
Begini Le
(jeda)
(Merentangkan tangan THOLE)
Tenang yo LE
Tenang ya Le
(Mantuk ke BU INAH)
BU INAH memegang tangan THOLE bersiap membimbingnya menari. THOLE terkejut.
THOLE
Sopo iki Mak?
Siapa ini Mak?
INAH
Aja wedi Le, aku sing momong jiwa ragamu. Iling ya le, aku bakal ngancani Thole saklawase...
Jangan takut Le, aku yang memelihara jiwa ragamu. Ingat ya Le, aku akan menemani Thole selama-lamanya...
(Membimbing nafas)
Tenang Le, ambegan sing dowo..
Tenang Le, nafas yang panjang
(Lalu ditahan)
Tahan....
(Dikeluarkan)
Tokno... HOOONG!!
Keluarkan... Hooong!!
THOLE mengikuti instruksi BU INAH
THOLE
HOOONG!!
NAWNAGSIH
Hwaaaaa!!! Hwaaaaaaa!!
(Sambil berlari-lari mengitari THOLE )
Auuuuuuuuuu!!!
Lalu NAWANGSIH menari-nari di sekitar IBU-IBU yang mematung. Satu-persatu IBU-IBU terbangun...
LAWA
AUUUU!!
AMAH
AUUU!!
SUPIAH
AUUU!!
LAWA
Kon lek gak manut aku tak untal ajine uripmu! Hwaaaaaaa!! HWAAAAA!!
(Mau menerkam THOLE)
Kamu jika tidak menurut akan aku untal kemuliaan hidupmu!
AMAH
HWAAAAAAA!!!! Tak gae terus kuwatir kon lek gak manut aku! TENYOM!!!!
Aku buat kamu terus khawatir jika tidak menurut! Monyet!
SUPIAH
AKU MONSTER SING NGUNTAL PENGAREPANMU!!!
Aku monster yang menelan harapanmu!!
Lalu BU LAWA terbangun dari mematung dan menyahut sapu korek dari NAWANGSIH.
INAH
Aja wedi karo ayang-ayange buta Le!
Jangan takut dengan bayang-bayang monster Le!
BU AMAH, LAWA DAN SUPIAH mau menerkam THOLE dan INAH dengan tarian. BU INAH DAN THOLE menghindari mereka. Terkam menerkam ini berlangsung lama hingga menjadi tarian yang mesra. THOLE sempat menari satu persatu dengan mereka. NAWANGSIH juga sesekali ikut. Mereka semua menari. Hingga NAWANGSIH duduk bersila, THOLE sujud mengangkat kakinya hingga kepala di bawah dan kaki diatas membentuk pose janin. Lalu ibu-ibu sirna.
NAWNANGSIH
Akhire anakku mulih
Akhirnya anakku pulang
THOLE
Iya mak, Thole mulih
iya mak, Thole pulang
NAWANGSIH
Ibu-ibu iku lapo kok meloki THOLE?
Ibu-ibu itu ngaoain kok mengikuti Thole?
THOLE
(sambil berpose sebagai janin yang siap dilahirkan)
Bu Inah momong Thole cek tetep tenang, Bu Supiah ngajari Thole pasrah cek urip seneng, Bu Amah nuntun Thole lelaku sing becik, Bu Lawa njaga Thole cek iso welas asih marang pribadi lan liyane Mak.
Bu Inah memelihara Thole agar tetap tenang, Bu Supiah mengajarkan Thole pasrah agar hidup senang, Bu Amah menuntun Thole bersikap yang baik, Bu Lawa menjaga Thole agar bisa berbelas kasih kepada diri sendiri dan orang lain Mak.
NAWANGSIH
(Berdiri)
Ancene gondhelane atine emak iki puwinter!
Memang pegangan hati ibuk ini sangat pintar!
NAWANGSIH membimbing THOLE untuk berdiri.
THOLE
Ya anake sapa Mak!
Ya memang anaknya siapa buk!
NAWANGSIH
Eblase! Wis ayo adus!
Endelnya! Udah ayo mandi!
THOLE dan NAWANGSIH hendak masuk rumah namun mendapati MUNCO berdiri bersandar di gawang pintu.
MUNCO
Yokpa Le? Wis nemu susuh angin?
Bagaimana Le? Sudah menemukan sarang angin?
THOLE
Nggak ngerti Pak
(Lalu ia memeluk MUNCO)
Belum tahu Pak
MUNCO
Ya ngono Le laku sing bener
(Membelai kepala THOLE)
Ya seperti itu memang laku yang benar
NAWANGSIH
(menyandarkan kepala ke dada Munco dan mengelus punggungnya)
Ancen THOLE iki gak onok tunggale
memang Thole ini tidak ada pembandingnya
NAWANGSIH, MUNCO, dan THOLE hening dalam pelukan di mana MUNCO membelai kepala THOLE dan NAWANGSIH mengelus punggung THOLE. Lalu AYA, BOMBOM, TRIYO, AGUS datang.
ANAK-ANAK
Leee Tolee, ayo dulin…
Lee Tholee, ayo main
THOLE
Gak sidha adus wis mak, Thole ate dulin!
Tidak jadi main deh buk, Thole mau main!
NAWANGSIH
Ngono a Le, iyowes dulina
Oh git, iya sana silahkan main
MUNCO
Ati-ati Le!
Hati-hati Le!
Kemudian THOLE berlari dengan bahagia menuju ke teman-temannya.
-TAMAT-