Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
21. INT. KOSAN – MALAM HARI
Cast : Salma, Arya, Anes
Anes tengah menonton film horror di kamar kosnya bareng Mba Salma ditemani beberapa cemilan milik Lidya. Hasil nyomot. Keadaan kamar begitu tenang, bahkan lampu dimatikan dengan sengaja. Baik Anes maupun Mba Salma sama-sama duduk di atas kasur mendekap bantal. Wajah mereka fokus menatap layar laptop di hadapannya.
Lagu BTS-FIRE bagian reff tiba-tiba diputar. Anes yang hendak marah akhirnya hanya berdecak kesal karena ternyata ringtone ponselnya yang berbunyi. Ia pun bangkit dan menyambar ponselnya di atas meja lalu keluar dari dalam kamar.
ANES
Halo?
ARYA (VO)
Halo juga. Anes, ya?
ANES
Iya. Siapa, ya? Dapet nomor gue dari siapa?
ARYA (VO)
Gue Arya, temennya Lidya. Gue dapet nomor lo dari mamanya Lidya.
Seketika, mata Anes terbelalak. Ia meloncat kegirangan di tempat dan segera masuk ke kamar. Tak lupa ia mematikan suara teleponnya dengan Arya sebentar.
ANES
Mba, gebetan gue nelpon masa. Aaa!! Seneng banget gue.
Mendengar ucapan Anes yang membahana, Mba Salma terpaksa mem-pause film mereka. Menoleh dengan wajah datar ke arah Anes.
SALMA
Gebetan lo yang mana, sih, Nes? Gebetan lo ‘kan banyak.
ANES
Yang baru gue ceritain tadi, Mba. Yang temennya Lidya itu. Si pak polisi.
Mba Salma mengangguk tanpa minat.
SALMA
Enak dong doi peka.
ANES
Gue kaget tau, Mba dia tiba-tiba nelpon. Dapet nomor gue dari mamanya Lidya. Aa!! Kapan-kapan gue harus sungkem ke mamanya Lidya sambil bawa jajan.
SALMA
Terserah lo. Btw, udah selesai nelponnya?
ANES
Ya allah … lupa, Mba gue mute suaranya.
Anes segera keluar dari kamar dan menutup pintunya. Mba Salma yang melihat itu hanya geleng-geleng kepala dan kembali menonton film.
Anes berusaha tenang dan tidak berteriak. Tarik napas panjang lalu buang perlahan. Lantas, Anes menekan tombol mute teleponnya agar Arya dapat mendengar suaranya lagi.
ARYA (VO)
Halo? Lo gak apa-apa, kan?
ANES
Eh, maaf, Ar. Tadi ada tamu jadi gue taruh hpnya di meja.
ARYA (VO)
Oalah, gue kira jaringan gue jelek. Mau tanya sesuatu boleh?
ANES
Boleh-boleh. Tanya apa, Ar?
ARYA (VO)
Seminggu ini Lidya nginep bareng lo, ya di kosan?
ANES
Iya. Kenapa?
ARYA (VO)
Ada yang mencurigakan gak dari gerak-gerik Lidya?
ANES
Gak ada. Dia fine-fine aja kayak biasa. Kenapa emang? Dia lagi bareng lo, kan? Sepulang kerja tadi dia buru-buru ke kantor lo soalnya. Habis itu gue gak kontakkan lagi sama dia sampai sekarang.
ARYA (VO)
Ah, itu—iya. Lidya bareng gue kok.
ANES
Gak usah bohong, Ar. Lidya lagi gak sama lo, kan? Buktinya lo nanya gini ke gue. Lidya mana, Ar? Jangan bilang Lidya ngilang.
ARYA (VO)
Engga, Nes. Tenang dulu! Nanti gue ceritaiin detailnya. Sekarang gue tutup dulu, ya.
ANES
Tapi—
Sambungan terputus.
Anes mendesah panjang lalu mengacak rambutnya frustrasi. Netranya menatap layar ponselnya yang menghitam.
ANES (VO)
Lo di mana, Lid? Semoga lo baik-baik aja.
CUT TO
22. INT. DALAM MOBIL – MALAM HARI
Cast : Arya, Dika, Rona, Wahib, extras
RONA
Gimana, Ar?
Arya menggeleng lemah lalu menghela napas panjang. Yang lain terdiam.
Netra Arya memandang sekitar yang mulai gelap. Mobil mereka terhenti di pekarangan rumah salah satu warga di dekat Curug Gemawang. Sang pemilik rumah berada di luar bersama anaknya yang masih dalam gendongan. Membawakan beberapa cangkir minuman hangat untuk Arya dan teman-temannya.
IBU BAGAS
Mas, Mba nginep sini aja dulu gak apa-apa. Kami masih punya kamar kosong.
CUT TO
23. EXT. TERAS RUMAH BAGAS – MALAM HARI (Cont.)
Cast : Arya, Wahib, Rona, Dika, extras
Rona membuka pintu mobil lalu turun dari dalam sana disusul Wahib. Keduanya mendekat ke arah ibu dan anak laki-laki yang berdiri di teras rumah. Arya dan Dika keluar terakhir karena memikirkan sesuatu.
RONA
Makasih tawarannya, Bu.
IBU BAGAS
Sini, Mba, Mas! Diminum dulu tehnya.
Wanita paruh baya itu melambai ke arah segerombolan pria yang berdiri di samping mobil. Rona turut melambai menyuruh teman-temannya mendekat. Lantas, ketiga pria itu menghampiri Rona yang sudah duduk di kursi kayu sembari menyesap teh hangat.
Wahib duduk di sebelah Rona. Dika dan Arya duduk lesehan di ubin lantai ditemani bocah laki-laki yang merupakan anak dari sang pemilik rumah.
IBU BAGAS
Kalian teh rumahnya mana?
RONA
Saya sama Wahib dari Purwokerto, Bu. Dika di Banyumas deket alun-alun. Arya di Cilacap tapi bukan di kotanya bareng temen kami yang satunya.
Wanita itu mengangguk paham.
IBU BAGAS
Nginep di sini aja dulu malam ini. Besok lanjut cari temen kalian. Sementara udah saya laporin ke RT biar dibantu warga sekitar.
ARYA
Makasih banyak ya, Bu. Jadi ngrepotin.
IBU BAGAS
Gak sama sekali, Mas. Kita malah seneng rumah jadi rame berkat kedatangan kalian. Suami saya masih kerja. Gak tau pulang nanti malam apa besok pagi.
Mereka mengangguk-anggukan kepalanya sembari tersenyum.
IBU BAGAS
Barang-barangnya dimasukkin kamar dulu, Mas biar langsung istirahat nanti. Gas, dibantu Masnya sana!
BAGAS
Iya, Bu.
WAHIB
Eh, gak usah. Adek duduk aja biar saya sama Dika yang bawa. Ayo, Dik!
Wahib menarik paksa kerah baju Dika, membuat pria itu mau tak mau bangkit. Keduanya berjalan ke bagasi mobil, mengeluarkan tas mereka yang jumlahnya 4 lalu membawanya masuk ke dalam rumah. Bagas selaku anak sang pemilik rumah menunjukkan jalan untuk Wahib dan Dika.
ARYA
Besok kalau dapet kabar dari RT bilang ke saya atau temen saya ya, Bu. Syukur kalau temen saya langsung ketemu. Kalau tidak, saya langsung buat laporan ke kantor polisi. Kebetulan saya polisi.
IBU BAGAS
Wah, suatu keberuntungan kita kedatangan tamu seorang polisi. Iya, secepatnya saya kasih kabar ke kalian besok.
Lantas, wanita itu bangkit.
IBU BAGAS
Saya masuk dulu mau boboin anak saya. Cangkirnya ditinggal situ aja. Kalian bisa istirahat di kamar yang ditunjuk Bagas tadi.
WAHIB
Iya, Bu. Terima kasih banyak.
Wanita itu masuk ke dalam rumah diikuti Bagas. Kini, tinggallah keempat remaja itu yang sama-sama diam di tempat. Tiba-tiba Arya bangkit.
ARYA
Ayo, masuk! Kita istirahat dulu. Besok lanjut cari Lidya.
CUT TO