Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
13. EXT. CURUG GEMAWANG – SORE HARI
Cast : Arya, Wahib, Dika, Rona, Lidya, extras
Tempat pertama yang mereka kunjungi adalah Curug Gemawang. Mereka berlima pergi menggunakan mobil milik ayahnya Dika. Sementara motor Arya dititipkan kepada pemilik warung makan Sukahati. Tujuannya agar mereka menghabiskan waktu bersama lebih lama.
Rona turun dari mobil penumpang disusul Lidya dan terakhir Arya. Wahib duduk di depan berdampingan dengan Dika yang jadi supir. Dika turun terakhir karena harus memarkirkan mobil terlebih dahulu.
Rona merentangkan kedua tangannya sembari menghirup oksigen banyak-banyak. Diikuti oleh Lidya yang berdiri di sampingnya. Mereka tertawa kemudian.
WAHIB
Mau jalan-jalan ke atas dulu?
Arya menoleh ke arah Wahib.
ARYA
Boleh. Ntar tinggal main air di bawah. Gimana?
RONA DAN LIDYA
Setuju!
Dika yang baru saja datang sembari menyelipkan dompet ke dalam saku celana bagian belakang meresponnya dengan gelengan kecil. Ia menyerahkan 5 lembar tiket kepada penjaga. Begitu diterima, mereka langsung masuk ke lokasi wisata.
Arya menggandeng tangan Lidya karena gadis itu tertinggal di belakang. Wahib berjalan terlebih dahulu diikuti oleh Rona yang aktif berloncat ria di tempat. Sementara Dika berjalan di belakang Arya dan Lidya dengan tangan dijejalkan ke dalam saku celana. Mereka berjalan menaiki anak tangga, menuju pendopo kayu yang tersedia di atas sana.
LIDYA
Bawa kamera gak, Ar?
Arya menoleh ke arah Lidya.
ARYA
Yah … lupa.
LIDYA
Gimana, sih lo! Kan udah gue ingetin tadi.
ARYA
Ya maap ‘kan buru-buru. Pakai ponsel gue aja deh. Kameranya gak kalah bagus. Lo mau foto di mana emang?
LIDYA
Ntar. Gue belum nemu spot foto yang bagus.
DIKA
Kalian pacaran?
Mendengar ucapan dari belakang mereka, sontak Arya dan Lidya langsung melihat ke belakang. Mendapati Dika yang memasang wajah datar tanpa ekspresi. Lidya tersenyum lalu menggeleng.
LIDYA
Kita temenan. Belum lama juga ya, Ar. Belum ada setahun.
Arya mengangguk menimpali. Dika ber-oh-ria sembari mengangguk-anggukan kepalanya.
LIDYA
Oh ya, boleh kenalan? Lo daritadi diem terus.
DIKA
Biasa. Nama gue Dika.
LIDYA
Gue Lidya. Makasih ya udah ngajakin gue plus bayarin gue sekalian.
Lidya berinisiatif mengulurkan tangannya ke arah Dika. Pria itu segera menjabatnya lalu tersenyum tipis. Lidya yang melihat senyum itu mendadak salah tingkah.
DIKA
No problem.
Lantas, jabat tangan mereka pun terlepas.
Lidya kembali melihat depan. Mendadak ia berteriak heboh ketika mendapati air terjun usai menaiki anak tangga. Berulang kali ia menunjuk air terjun yang dipadati beberapa pengunjung tengah berfoto. Arya yang paham situasi langsung mengeluarkan ponselnya dari saku celana.
ARYA
Gantian, Lid. Antre!
LIDYA
Nerobos ini aja udah. Lo diem aja, nurut sama gue!
Arya hanya berdecak kesal melihat sifat kerat kepala Lidya. Ia tetap menuruti keinginan gadis itu untuk jadi fotografer dadakan. Setelah puas berfoto ria, Lidya pergi ke pendopo untuk beristirahat diikuti Arya.
LIDYA
Bagus gak? Gue gak mau pose lagi.
Arya tertawa lalu menyodorkan kameranya ke arah Lidya. Gadis itu melihat hasil jepretan Arya.
LIDYA
Ya … mayanlah buat harga gratisan.
Arya memukul lengan Lidya.
ARYA
Hina terus! Masih untung gue fotoin. Bersyukur lo!
LIDYA
Iye-iye, kok malah sewot? Gak jadi bilang makasih deh.
Arya memilih diam sembari mengedit foto Lidya sementara gadis itu asik tertawa melihat Rona berusaha menjahili Dika yang sedari tadi diam. Wahib turut membantu usaha Rona dengan menggelitiki tubuh Dika di atas bebatuan besar. Mereka bertiga tertawa bersama.
LIDYA
Eh, gue ke kamar mandi dulu, ya. Kebelet.
ARYA
Sono! Apa lo minta gue temenin?
LIDYA
Enak aja! Yang ada lo bintitan ntar karena ngintipin gue!
Arya tertawa mendengar celutukan Lidya. Lantas, gadis itu segera pergi dari pendopo. Menuruni anak tangga untuk sampai di kamar mandi umum.
Sesampainya di bawah, ternyata kamar mandi dekat pos penuh dan panjang antreannya. Ia pun berjalan mengitari tempat itu dan berakhir bertanya ke penjaga.
LIDYA
Pak, ada kamar mandi lain selain ini?
Penjaga yang tengah berjongkok langsung berdiri mendengar perkataan Lidya. Gadis itu tersenyum sembari menunjuk toilet yang sudah dipenuhi wisatawan tengah mengantre.
PENJAGA
Ada, Mba tapi jauh. Mba lurus aja nanti ada belokan ke kiri Mba belok deh. Nanti di sana ada rumah warga. Nah, Mba bisa tanya-tanya ke warga sana. Ada kok kamar mandi umum alternatif di sana.
Lidya mengangguk-anggukan kepalanya berusaha paham. Ia tersenyum lagi.
LIDYA
Makasih ya, Pak.
PENJAGA
Sama-sama, Mba.
CUT TO
14. EXT. HALAMAN KOS – SORE HARI
Cast : Sino, Anes, Moka, extras
Anes baru saja menginjakkan kaki di pekarangan kosannya setelah memarkirkan motornya di bawah pohon jambu. Melangkah mendekati kosan dengan kaki terseok-seok dan muka lemas. Moka yang saat itu sedang memanasi mobil pun mendongak ke arah Anes.
MOKA
Lemes amat, Nes. Baru pulang kerja lo?
ANES
Hooh. Capek banget sumpah.
MOKA
Mau es teh gak? Itu masih ada sisa di ceret teras rumah gue. Ambil, gih!
ANES
Mager, Ka. Ambilin, ya! Lo kayak gak lihat kondisi gue sekarang yang lagi sekarat.
Moka tertawa. Ia menutup pintu mobil bagian kemudi lalu pergi ke teras rumahnya guna mengambil ceret berisi es teh. Kasihan juga lihat Anes berjalan seperti mayat hidup. Ia pun menghampiri gadis itu dan menaruh ceret miliknya di atas meja teras.
Anes duduk di kursi kayu milik ibu kos. Ceret berisi es teh buatan Moka segera ia minum tanpa menggunakan gelas. Sendawa kecil disusul ucapan syukur terlontar dari mulut Anes. Moka terkekeh melihat itu.
MOKA
Temen lo mana? Bukannya berangkat bareng lo tadi?
ANES
Oh, liburan dia bareng temen polisinya.
MOKA
Wih, keren punya temen polisi.
ANES
Calon gebetan gue tuh.
Keduanya tertawa sejenak.
MOKA
Halu mulu lo! Move on dari mantan aja masih susah gayaan mau nyari gebetan.
ANES
Ye! Biarin, sih suka-suka gue.
MOKA
Iyain deh. Gue pergi dulu, ya. Itu ceret lo cuci sampai bersih terus kembaliin ke rak piring rumah gue.
ANES
Emak lo di rumah kagak?
MOKA
Kagak. Masuk aja kayak sama siapa.
ANES
Ya ntar kalau gak lupa. Lo mau ke mana emangnya?
MOKA
Piknik. Bosen gue di rumah terus.
ANES
Ada duit lo?
MOKA
Dibayarin Sinolah!
ANES
Idih, gak modal banget morotin duit temen.
MOKA
Sok iye lo! Udahlah gue sibuk. Bye!
Moka berjalan menuju mobil miliknya dan masuk ke bagian kemudi. Sino sudah stand by di dalam mobil sedari tadi. Perlahan, mobil melaju membelah jalan.
Anes yang berhasil meneguk habis es teh buatan Moka pun masuk ke dalam kosan sembari membawa ceret tersebut.
CUT TO