Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
The Insurance
Suka
Favorit
Bagikan
4. 04

10. EXT. KANTOR ASURANSI AI FREELANCE – SIANG HARI

Cast : Lidya, Anes, extras

Lidya baru saja keluar dari ruang atasan setelah menyerahkan berkas yang berhasil ia garap di kosan Anes. Berkat temannya itu, ia bisa menyelesaikan pekerjaannya tepat waktu. Tinggal ambil cuti untuk beristirahat.

ANES

Cie, yang mau ambil cuti.

Datang-datang, Anes langsung menggoda Lidya sembari terus mencolek lengan temannya itu. Lidya hanya bisa terkekeh seraya mengelak. Padahal Anes bisa saja ambil cuti sama seperti dirinya namun ia menolak.

ANES

Sayang banget gue masih harus kerja. Lo kalau udah gajian jangan lupa traktir gue!

LIDYA

Masih lama, cuy. Keburu bokek gue. Mau nyari kerjaan lain takut gak ke garap.

ANES

Nyari yang ringan aja, bre. Jualan online misalnya.

LIDYA

Yang mau dijual apa? Organ tubuh lo?

Anes melotot horror sembari menyilangkan tangan di depan dada.

ANES

Enak aja! Lo pengin gue mati apa?

Lidya terkekeh.

LIDYA

Canda, Mba. Serius amat mukanya. Udah ah gue mau nyamperin Arya.

Mendengar nama gebetannya disebut, raut wajah Anes langsung berseri-seri.

ANES

Pengin ikut juga.

LIDYA

Ngapain? Kerjaan lo kelarin dulu.

ANES

Bolos sekali bolehlah, ya.

LIDYA

Siap-siap gue aduin.

Anes mencebik kesal. Kenapa temannya itu tak mendukung kisah asmaranya yang bahkan belum sempat ia mulai?

ANES

Jahat lo. Ntaran aja kenapa ketemunya. Nungguin gue selesai kerja.

LIDYA

Gue harus ngapain sambil nungguin lo kerja? Nungging? Yang bener aja deh!

ANES

Aelah ngebet banget pengin ketemu Arya. Jangan-jangan lo PDKT juga ke dia.

LIDYA

Sembarangan lo! Orang temen kok. Waktu itu dia ngajakin gue hangout.

ANES

Terus gue gak diajak? Sumpah deh lo beneran jahat ke gue. Tega lo!

Anes mencak-mencak tak jelas di tempatnya sampai-sampai Lidya ingin menendang pantatnya itu. Anes yang berulah, Lidya yang nanggung malu. Mana mereka masih berada di kantor lagi.

LIDYA

Gue juga diajakin, bre. Sisa 1 slot doang ya mohon maap. Next time deh gue kenalin lo ke dia.

ANES

Kapan?

LIDYA

Nunggu dia free-lah. Kalau ngebet, lo aja yang nyusulin dia ke kantor polisi.

ANES

Lho, kok kantor polisi? Dia tahanan? Ah, gak jadi gebet gue.

LIDYA

Punya mulut dijaga, Mba. Jadi pengin gue sentil. Dia kerja jadi polisi, bege! Jangan asal nyimpulin makanya.

Anes hanya nyengir mendengar penjelasan dari Lidya.

ANES

Hehe … gue kira. Ya udah lo yang atur jadwal ketemunya. Awas kalau lo ngejelek-jelekin gue sebelum gue PDKT! Gue santet lo!

LIDYA

Iya-iya. Gak ada yang bisa dibanggain dari lo. Sebagai temen yang baik, gue bakal simpan semua keburukan lo.

Reflek, Anes memukul lengan Lidya.

ANES

Kalau ngomong suka bener, Haha ....

LIDYA

Gue cabut, ya. Kerja yang bener!

ANES

Iya dong. Demi gak minder bersanding sama doi, ahay.

Lidya hanya bisa geleng-geleng kepala. Ia berjalan menuju tempat istirahat guna mengambil tas miliknya. Sementara Anes kembali bekerja karena waktu istirahat telah habis.

Usai mengambil tas, Lidya lekas keluar dari kantornya.

CUT TO

11. INT. KANTOR POLISI – SIANG HARI

Cast : Lidya, Arya, extras

Lidya berjalan seorang diri memasuki kantor polisi di wilayah Cilacap. Bertepatan dengan itu, beberapa petugas kepolisian berjalan berlawanan arah dengannya. Gadis itu mengeratkan tas punggungnya lalu menghampiri salah satu petugas di sana.

LIDYA

Permisi! Pak Arya Wicaksono-nya ada, Pak?

Pria itu mendongak, menatap Lidya sebentar.

POLISI

Dengan siapa, ya?

LIDYA

Maulidya Ghista, temennya pak Arya.

POLISI

Ada perlu apa ya, Mba? Kebetulan pak Arya lagi menghadap atasan sekarang.

LIDYA

Cuma mau tanya sesuatu. Ya sudah kalau gitu saya tunggu aja.

POLISI

Baik, Mba. Mejanya pak Arya di sebelah sana, ya. Mba bisa tunggu di sana.

Dia menunjuk meja seberang yang dekat dengan sel tahanan. Lidya mengikuti arah tunjuk si petugas lalu mengangguk cepat.

LIDYA

Makasih, Pak.

Tanpa perlu mendengar jawaban dari sang empu, Lidya langsung menghampiri meja Arya dan duduk di kursi yang tersedia. Sembari menunggu, ia mengedarkan pandangannya ke arah sekeliling. Jujur, ini pertama kalinya Lidya pergi ke kantor polisi.

Keadaan begitu ramai karena beberapa orang berbuat ulah. Kadang ia mendengar gebrakan, teriakan, tamparan, dan lainnya. Lidya berusaha maklum dan tetap diam di tempatnya.

POLISI 1

Kirim beberapa orang ke wilayah Jeruklegi! Ada korban lagi.

Samar-samar, Lidya menangkap pembicaraan petugas satu dengan yang lain.

POLISI 2

Lagi? Ini udah yang ke-berapa?

POLISI 1

3 kali di tempat yang berbeda.

POLISI 3

Gak ada jejaknya lagi? Kasus sebelumnya juga masih abu-abu sekarang nambah lagi.

POLISI 1

Jangan ngeluh! Kalian turun tangan sekarang!

POLISI 2

Apa pelakunya sama?

POLISI 1

Iya. Sampai sekarang kita masih belum nemu keberadaan dia. Tapi kayaknya gak jauh dari lokasi kejadian. Saya akan kirim beberapa orang lagi untuk melacak.

POLISI 2

Motifnya karena uang? Heran saya sama pemikiran orang jaman sekarang

POLISI 1

Sudah-sudah. Segera kerjakan perintah dari saya!

POLISI 3

Baik, Pak. Tugas segera dilaksanakan.

Bertepatan dengan itu, Arya keluar dari ruang atasan sembari berbincang dengan atasannya. Begitu melihat keberadaan Lidya di mejanya, Arya langsung pamit undur diri. Pria itu lekas menghampiri Lidya dan duduk di hadapannya.

ARYA

Lid? Ada apa ke mari?

Lidya menoleh lalu tersenyum lebar.

LIDYA

Jadi hangout, kan?

Arya sukses tertawa dibuatnya.

ARYA

Lo ke sini cuma mau nanyain itu?

LIDYA

Cuma? Itu berarti buat gue kali, Ar. Jarang-jarang ada yang traktir gue hangout.

Lidya mencebik kesal dengan tangan bersedekap. Gadis itu membuang muka. Hal itu membuat Arya terkekeh.

ARYA

Haha. Iya-iya, maap. Jadi kok. Ya udah gue beres-beres dulu bentar. Lo bawa kendaraan gak?

LIDYA

Jangan bilang lo gak bawa.

Arya tergelak usai bangkit dari tempat duduknya. Niatnya terurung saat hendak memasukkan barang-barangnya ke dalam tas.

ARYA

Gue tanya, ngab! Barangkali lo bawa jadi ke rumah guenya pakai kendaraan sendiri-sendiri gitu.

LIDYA

Gue kira. Ke sini nebeng Anes tadi. Kan gue tidur di kosan dia.

ARYA

Berarti mau langsung ke rumah gue, nih?

LIDYA

Lah lo kumpulnya di mana? Gue ngikutlah, orang diajak.

ARYA

Ke rumah gue dulu mau ganti baju. Lo juga ganti bajunya. Ya kali hangout pakai pakaian formal.

Lidya melihat penampilannya kini. Celana hitam panjang dengan kemeja putih polos tak terlihat begitu formal. Aryanya saja yang cari alasan.

LIDYA

Gue ikut ganti baju di rumah lo.

CUT TO

12. EXT. WARUNG MAKAN – SIANG HARI

Cast : Arya, Lidya, Rona, Wahib, extras

Setelah berganti pakaian di rumah Arya, ia dan Lidya pergi ke warung makan Sukahati menggunakan motor. Rumah makan itu terletak di pinggir jalan raya dekat alun-alun Banyumas.

Begitu sampai di sana, sudah ada 3 teman Arya. Dua orang berjenis kelamin laki-laki dan seorang perempuan sebaya mereka. Arya mengajak Lidya untuk bergabung dengan mereka. Keduanya duduk lesehan bersebrangan.

Perempuan yang duduk di sebelah Lidya langsung mengulurkan tangan ke arah gadis itu seraya tersenyum manis. Pashmina cream yang membalut kepalanya berkibar terempas angin. Rok cream panjang dipadu dengan singlet hitam ketat yang tertutup oleh cardigan warna kunyit terlihat pas di tubuh Rona.

RONA

Nama lo siapa? Gue Rona.

Lidya menatap uluran tangan Rona sebentar. Lalu, ia menjabatnya sembari tersenyum juga.

LIDYA

Lidya. Kayaknya kita seumuran. Panggil nama aja gak apa-apa?

Uluran tangan mereka terlepas. Bertepatan dengan itu, pelayan datang membawa makanan pesanan mereka.

Begitu pelayan pergi, Rona kembali menghadap Lidya lalu terkekeh.

RONA

Iya, gak apa-apa. Santai aja. Btw, salam kenal, ya.

LIDYA

Juga.

WAHIB

Ar, ini temen lo yang katanya mau ikut itu?

Lidya dan Arya menoleh bersamaan ke arah Wahib—pria berkacamata bulat dengan hidung pesek berkulit sawo matang. Ia sedang mencuci tangannya di mangkuk sebelum menyantap hidangan. Mengenakan kaos hitam yang dibalut hem kotak-kotak dipadu dengan celana hitam pendek selutut.

Arya mengangguk lalu meminum minumannya.

ARYA

Iya. Btw, kita udah dipesenin makanan, kan?

RONA

Kita menunya samaan kek Wahib. Gak ada yang alergi ikan, kan?

Semua orang menggeleng, menjawab pertanyaan dari Rona. Lantas, acara makan-makan pun berlangsung.

CUT TO

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar