Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Sketch Within Words
Suka
Favorit
Bagikan
4. ACT 4
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

INT.KAMAR ELAINA — MALAM

ELAINA berbaring di atas kasur dengan menatap pentab dan laptop di atas meja belajar.

ELAINA
Mencari yang baru ya? (dengan nada pelan)

ELAINA mengubah posisi menjadi tengkurap di atas kasur. Menutup wajah dengan bantal. Ia mulai meremas bantal dengan amat keras.

ELAINA
Padahal aku sendiri enggak yakin apakah bisa menemukan hobi baru. (nada pelan)

ELAINA mengubah posisinya menjadi duduk dengan memeluk bantal.

ELAINA KECIL (O.S.)
Ayah, Ibu, Elaina dapat nilai seratus di pelajaran menggambar.


FLASHBACK TO:

INT.RUANG KELUARGA RUMAH ELAINA — SIANG

ELAINA KECIL menunjukkan gambar kepada kedua orang tuanya.

AYAH
Wah, Elaina kini semakin hebat ya.

IBU membelai rambut ELAINA.

IBU
Anak ibu semakin keren ya. Enggak disangka kamu benar-benar mewarisi bakat dari ayah.

ELAINA KECIL
Eh, ayah juga bisa menggambar?

IBU
Tentu saja, apa lagi Ayah kuliah mengambil jurusan seni rupa.

IBU menoleh ke arah AYAH.

IBU (CONT'D)
(Wajah tersenyum) Benarkan Yah?


CUT TO MASA KINI:

INT.KAMAR ELAINA — MALAM

ELAINA masih memeluk bantal dengan erat. Pandangannya masih tertuju pada pentab yang tergeletak di atas meja. Raut wajah tersenyum.


FLASHBACK TO ELAINA SMP:

INT.RUANG KELUARGA RUMAH ELAINA — MALAM

ELAINA SMP membuka kado. AYAH dan IBU berada di sisi kiri dan kanan ELAINA SMP. Terdapat kue tart di atas meja dengan lilin angka 14.

Saat dibuka, isi dari kado itu adalah pentab baru. ELAINA kegirangan.

ELAINA SMP
Makasih Yah, Bu. (tersenyum)


CUT TO MASA KINI:

INT.KAMAR ELAINA — MALAM

ELAINA memeluk bantal. Kini pandangannya tertuju ke bantal itu.

ELAINA
Andai saja kalau dulu aku tidak punya minat ke sana mungkin aku enggak bakal menderita.


CUT TO:

EXT.DEPAN KELAS X-8 — SORE

KAMERA MENYOROT KELAS X-8 DARI DEPAN.

METHA (O.S.)
Aku enggak tahu, kenapa kamu tiba-tiba menyuruh kami kemari?

INT.KELAS X-8 — SORE

ELAINA dan METHA mengambil duduk di dekat ALI dan RIZAL.

ALI
(Menopang dagu dengan ekspresi malas) Jujur saja itu bukan aku. Rizal tiba-tiba mengambil ponselku dan mengirimi pesan kepada Elaina.

ALI kini menoleh ke arah RIZAL yang baru saja meletakkan ponsel.

RIZAL
Jadi aku baru saja mendapatkan rumor tentang lokasi mistis di sini.

Raut wajah ELAINA berubah menjadi sedikit ketakutan.

METHA
Lokasi mistis? Maksudmu ruang biologi yang berada di dekat kantin itu?

RIZAL
Benar, ruangan itu. Konon katanya beberapa tahun lalu ada yang pernah bunuh diri di sana.

ALI menghembuskan napas panjang.

ALI
Astaga, aku sedikit benci dengan yang satu ini. (nada pelan)

RIZAL
Tadi kamu bilang apa?

ALI
Enggak, lanjutin dulu.

METHA
Jadi bagaimana kelanjutannya?

RIZAL memandang teman-temannya yang sedang duduk mengelilinginya.

RIZAL
Suatu ketika ada seorang gadis yang selalu dibully. Setiap hari selalu dapat cemooh dari teman-temannya. Karena tidak kuat dengan perundungan. Ia pun memutuskan untuk mengakhiri kehidupannya di ruang biologi itu. Salah seorang siswa berhasil menemukannya saat menjelang senja. Siswa yang mengalami perundungan itu gantung diri. Enggak sampai di sana, arwah dari siswa itu melakukan balas dendam. Konon yang selalu menjadi korban adalah yang melakukan perundungan.

ELAINA menelan ludah, keringat sedikit bercucuran. Ruangan pun hening seketika seusai RIZAL bercerita.

ALI
Jujur saja, cerita semacam itu sangat klise. Membangun atmosfir kengerian dari narasi palsu. Lagi pula info dari mana ini?

RIZAL
Aku mendapat info dari anak-anak yang bergosip di kantin tadi.

ALI memijat kening yang mengernyit itu.

EXT.GERBANG SEKOLAH — SORE

KAMERA MENYOROT LANGIT SENJA BERWARNA JINGGA.

ALI dan ELAINA berjalan berdampingan.

ELAINA
Ali, aku ingin bertanya satu hal. Memangnya kisah yang diceritakan Rizal barusan itu sungguhan?

ALI
Kamu percaya sama hal yang diucapkan oleh anak itu?

ELAINA
Enggak sih, cuma sedikit penasaran saja sih. Walau agak menyeramkan.

ALI
Jadi, kamu takut sama hantu?

Wajah ELAINA memerah.

ELAINA
(Sedikit malu) Bagaimana cara memberitahukannya ya? B-bukan begitu kok. Aku hanya penasaran saja.

Wajah ALI berubah menjadi datar seolah tahu kalau ELAINA ketakutan. Ia menghela napas panjang dengan memasukkan kedua tangan di dalam saku.

ALI
Bagaimana ya kasih tahunya? Sebenarnya itu hanya karangan belaka yang digunakan untuk menakut-nakuti saja.

Pandangan ELAINA kini tertuju pada ALI yang berada di samping kiri.

ELAINA
Eh, jadi semua itu enggak nyata?

ALI mengangguk.

ALI
Benar sekali, itu semua enggak nyata. Para siswa-siswa membangun atmosfir kengerian sebagai bahan perbincangan saja. Bukannya tidak percaya dengan makhluk halus, tetapi kadang ada batasannya juga. Beberapa memang menceritakan itu agar di kemudian hari yang namanya perundungan tidak dilakukan di sekolah ini.

ELAINA menganggukkan kepala berulang kali. Lalu ia bernapas dengan lega.

ELAINA
Tapi, bagaimana kalau itu nyata?

ALI hanya mengangkat kedua bahu.

ALI
Entahlah. Pokok hari ini kita tidak perlu tahu soal mereka. Biarin saja Metha dan Rizal menyelidikinya sendiri.


Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)