Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Sketch Within Words
Suka
Favorit
Bagikan
2. ACT 2
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

INT.KELAS X-2 — SORE

SEMINGGU KEMUDIAN....

ELAINA memasukkan beberapa buku ke dalam tas. Ia menghela napas, lalu menutup tas.

METHA datang menghampiri ELAINA.

METHA
Sudah siap untuk ikut klub?

ELAINA mengangguk.

ELAINA
Aku sudah siap kok.

EXT.LORONG KELAS — SORE

ELAINA dan METHA berjalan berdampingan. Beberapa siswa ada yang melewati mereka ada pula yang tengah bersandar di bilik pintu kelas.

METHA
Aku enggak nyangka pelajaran barusan benar-benar berat. Apa lagi guru sosiologinya jahat banget.

ELAINA
Ya mau bagaimana lagi. Memang sudah seperti itu sih.

METHA
Aku penasaran, apa guru yang killer bisa diganti?

ELAINA
Masih lebih baik gurunya peduli sama siswanya dari pada tidak sama sekali.

EXT.DEPAN KELAS X-8 — SORE

ELAINA dan METHA berdiri di depan kelas X-8.

ELAINA
Kamu yakin di sini tempatnya?

METHA
Katanya begitu sih. (Sembari menggulir pesan)

INT.KELAS X-8 — SORE

METHA melirik dari pintu.

METHA
Permisi.

ALI yang duduk di dekat pintu mengangkat wajahnya.

ALI
Oh, Metha, ada apa kemari?

METHA
Aku sedang mengikuti klub Bahasa Jepang sih. Tapi di pesan yang dikirim kak Vero kelasnya di sini.

ALI
(Berdiri dari tempat duduk) Eh kamu ikut klub Bahasa Jepang.

METHA
Benar sekali. Nih aku juga bawa gebetanmu.

METHA menghilang dari pintu.

Kemudian ELAINA didorong oleh METHA masuk ke dalam kelas.

ELAINA tertunduk dengan wajah memerah.

ELAINA
E-enggak begitu kok. Kamu jangan percaya sama kata-katanya METHA.

ALI sedikit mendingkluk agar bisa melihat wajah ELAINA.

ALI
Wajahmu memerah, kamu yakin enggak sakit?

ELAINA mengalihkan pandangan.

ELAINA
Aku baik-baik saja kok. (Segera berlari meninggalkan ALI)

ALI
Kalian ini kenapa sih?

Terdengar suara sorakan. ALI menoleh memandang RIZAL yang tengah bermain gim bersama teman-temannya.

RIZAL bersorak sembari mengepalkan tangan ke atas.

RIZAL
Aku menang lagi! (melempar ponsel di atas meja)

ALI datang menuju RIZAL.

ALI
Rizal, kamu sudah menyelesaikan tugasnya? Sebentar lagi aku mau mengumpulkannya.

RIZAL
Belum sih, aku boleh lihat punyamu? (Menggaruk kepala sembari tertawa kecil)

ALI menepuk jidat.

METHA pun kembali memasuki kelas.

METHA
Apa?! Rizal nyontek tugasmu? (Menujuk RIZAL)

ALI dan RIZAL menoleh ke arah METHA yang berdiri di bilik pintu.

ALI
Ya kurang lebih begitu, mungkin kamu saja yang menghajarnya.

ALI kini menoleh RIZAL kembali.

ALI (CONT'D)
Maaf kawan, aku tidak bisa menolongmu kali ini.


CUT TO SETELAH RIZAL DIHAJAR

METHA mengepakkan kedua tangannya. RIZAL duduk bersimpu.

METHA
ALI kamu lebih jangan terlalu baik juga sama dia.

ALI
Habis dia memaksa sih.

METHA
Memaksa? Kamu pikir aku akan berdama dengan orang pemalas sepertimu? (siap menghajar RIZAL)

RIZAL pun berteriak dengan amat keras.

CUT TO LORONG

EXT.LORONG KELAS — SORE

VERO baru saja meninggalkan ruang guru. Napasnya sedikit lesu dengan membawa beberapa buku di tangan. Ia berjalan seorang diri, lalu berhenti di depan kelas XI-6. VERO memasuki kelas itu.

INT.KELAS XI-6 — SORE

VERO yang berdiri di bilik pintu memandang RIDWAN yang tengah asyik membaca buku.

RIDWAN
Bagaimana kata Bu Lina?

VERO berjalan menuju RIDWAN. Meletakkan beberapa buku yang dibawa olehnya dari ruang guru.

VERO
Sepertinya Bu Lina masih sebal dengan kelakuan teman-teman tadi siang. Aku sudah meminta maaf pada beliau....

VERO terdiam sejenak. RIDWAN mengubah posisi menjadi menopang dagu.

VERO (CONT'D)
Dan beliau mungkin akan memaafkan anak-anak kelas.

RIDWAN mengangguk.

RIDWAN
Syukurlah kalau begitu, setelah dilihat-lihat tugasmu sebagai ketua kelas dan anggota OSIS benar-benar memberatkan. Aku jadi tidak yakin apa bisa mengurusk Klub Bahasa Jepang bersamaku.

VERO
Sepertinya aku bisa mengurus beberapa hal.

RIDWAN
Baiklah, tapi kalau lelah jangan memaksakan diri ya.

RIDWAN bangkit dari tempat duduk mengambil tasnya.

RIDWAN (CONT'D)
Pekerjaan kita akan sangat berat. Apa lagi dari angkatan kita hanya tersisa tiga.

Dari bilik pintu, BIMA memasuki kelas dengan melompat.

BIMA
Jadi apa kalian siap untuk ini? (nada semangat dan antusias)

RIDWAN
Tentu saja siap. Ini akan menjadi tahun terakhir kita sebagai anggota klub sebelum memasuki tahun ketiga.

Mereka bertiga pun menumpuk tangan di tengah kemudian bersorak.




Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)